Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH SOSIAL:

MENGUBAH TINGKAH
LAKU ORANG LAIN
Pengaruh Sosial
Pengaruh sosial (social influence) adalah
usaha yang dilakukan seseorang atau lebih
untuk mengubah sikap, belief, persepsi
atau tingkah laku orang lain.
3 Aspek Penting Pengaruh Sosial

konformitas Indoktrinasi intensif

kesepakatan
Konformitas
(conformity)
Konformitas (conformity) adalah suatu jenis
pengaruh sosial di mana individu mengubah sikap
dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan
norma sosial yang ada. Seseorang bertingkah laku
dengan cara-cara yang dipandang wajar atau
dapat diterima oleh kelompok atau masyarakat
kita.
Jenis konformitas
Konformitas ada 2 jenis yaitu; a) Konformitas
publik (public conformity) yaitu bila di depan
umum seseorang menampilkan perilaku yang
sama tapi belum tentu orang tersebut nyaman
dengan perilakunya tersebut atau dengan kata lain
,melakukan atau mengatakan apa yang orang lain
di sekitar kita katakan atau lakukan.
Penerimaan pribadi (private acceptance)
yaitu bila seseorang menampilkan perilaku
sesuai dengan penerimaan pribadinya sendiri
yang membuatnya nyaman dengan perilaku
tersebut dan benar-benar merasakan atau
berpikir seperti orang lain.
Faktor yang mempengaruhi
konformitas
Kohesivitas (cohesiveness) adalah derajat ketertarikan yang dirasa oleh
individu terhadap suatu kelompok. Ketika kohesivitas tinggi (ketika kita
suka/kagum terhadap suatu kelompok), tekanan untuk melakukan
konformitas bertambah besar, dan juga sebaliknya. Contoh: dalam 1
genk yang terdiri dari sahabat-sahabat yang sangat akrab yang
kompak, ketika yang satu melakukan rebonding rambut, yang lainnya
juga mengikuti.
Ukuran kelompok, semakin besar kelompok tersebut, semakin besar
pula kecenderungan kita untuk ikut serta, bahkan meskipun itu berarti
kita akan menerapkan tingkah laku yang berbeda dari yang
sebenarnya kita inginkan.
Teori fokus normatif (normative focus theory), yaitu teori yang mengajukan bahwa
norma akan mempengaruhi tingkah laku hanya bila norma tersebut menjadi
fokus dari orang yang terlibat pada saat tingkah laku tersebut muncul. Dengan
kata lain, orang akan mematuhi norma injungtif hanya jika mereka memikirkan
tentang norma tersebut dan melihatnya terkait dengan tindakan mereka. Norma
mempengaruhi tingkah laku hanya jika norma-norma tersebut penting bagi kita
ketika kita terfokus pada norma tersebut. Contoh: saya adalah mahasiswa di
Fakultas Ekologi Manusia, IPB. Norma-norma yang berhubungan dengan ekologi
menjadi fokus saya dibanding norma lainnya. Contohnya, saya menjadi lebih
terfokus pada norma membuang sampah pada tempatnya.
Kesepakatan
(compliance)
Kesepakatan (compliance) suatu bentuk
pengaruh sosial yang meliputi permintaan
langsung dari seseorang kepada orang lain yaitu
usaha-usaha untuk membuat orang lain berkata
ya terhadap berbagai macam permintaan. Ada 6
prinsip dasar compliance.
Prinsip dasar
compliance
Pertemanan/rasa suka: kita lebih bersedia untuk memenuhi
permintaan dari teman atau orang-orang yang kita sukai
daripada permintaan dari orang asing atau orang yang tidak
kita sukai. Contoh: sahabat kita sangat suka music country,
bisa jadi nantinya kita juga menyukai music country.
Komitmen/konsistensi: sekali kita berkomitmen pada suatu
tindakan, kita akan lebih bersedia untuk memenuhi
permintaan mengenai tingkah laku yang konsisten dengan
tindakan tersebut daripada permintaan yang tidak konsisten
dengan tindakan tersebut.
Kelangkaan: kita lebih mungkin untuk memenuhi permintaan yang
berpusat pada kelangkaan daripada terhadap permintaan yang sama
sekali tidak terkait dengan isu tersebut. Contoh: ketika bensin langka,
orang lebih cenderung menjadi tertarik membeli bensin.
Timbal balik/resiprositas: kita lebih bersedia untuk memenuhi
permintaan dari orang yang sebelumnya telah memberikan bantuan atau
kemudahan bagi kita. Contoh: Susi melakukan sesuatu untuk Rudi
karena Rudi pernah membantu Susi sebelumnya,
Validasi sosial: kita lebih bersedia memenuhi
permintaan untuk melakukan beberapa tindakan jika
tindakan tersebut konsisten dengan apa yang kita
percaya dilakukan oleh orang lain yang mirip dengan
kita.
Kekuasaan: kita lebih bersedia memenuhi permintaan
dari seseorang yang memiliki kekuasaan yang sah.
Kepatuhan (obedience)
Kepatuhan (obedience) yaitu keadaan di
mana seseorang pada posisi yang berkuasa
cukup mengatakan atau memerintahkan
orang lain untuk melakukan sesuatu dan
mereka melakukannya.
Indoktrinasi intensif
(intensive indoctrination)
Indoktrinasi intensif (intensive indoctrination)
adalah suatu proses yang dilalui individu untuk
menjadi anggota kelompok ekstrem dan
menerima belief serta aturan dari kelompok
tanpa bertanya-tanya dengan disertai komitmen
yang tinggi (Baron, 2000) merupakan suatu
bentuk pengaruh sosial yang dipaksakan.
Mayoritas vs Minoritas
Dalam kehidupan bermasyarakat, hampir dimana ada mayoritas, baik di
bidang agama, ekonomi, moral, politik, dsb, yang minoritas lebih mudah
ditindas dan lebih sering mengalami penderitaan karena tekanan oleh
pihak mayoritas. Hubungan antara kaum mayoritas-minoritas sering
menimbulkan konflik sosial yang ditandai oleh sikap subyektif berupa
prasangka dan tingkah laku yang tidak bersahabat.
Adapun istilah “dominasi mayoritas”, dimana pihak mayoritas
mendominasi sehingga pihak minoritas terkalahkan
kepentingannya. Contohnya yaitu pada suatu negara dimana
penduduk aslinya yang mayoritas mungkin saja mengabaikan
kepentingan penduduk pendatang yang jumlahnya jauh lebih
sedikit. Sedangkan di sisi sebaliknya, istilah yang benar adalah
“tirani minoritas”, di mana pihak yang sedikit jumlahnya, tapi
karena terlalu kuat menjadi sewenang-wenang dan menekan
pihak yang jumlahnya lebih banyak. Contohnya adalah
kediktatoran. Seorang diktator, meskipun suaranya tidak
mencerminkan mayoritas rakyat tapi karena kekuatannya, dia
menekan mayoritas rakyat
Salah satu faktor dari mayoritas adalah karena jumlah anggota grup
yang banyak. Seiring dengan bertambah banyaknya anggota, maka social
influence group tersebut semakin besar. Kebanyakan kaum minoritas
sering mengalami kesulitan atau hambatan saat berhadapan dengan
kaum mayoritas.
Namun, tidak selalu kaum mayoritas yang memegang pengaruh kuat,
kaum minoritas pun dapat berpengaruh meskipun dengan jumlah
anggota yang lebih sedikit dibandingkan dengan kaum mayoritas.
Mayoritas dan minoritas dapat berdampak negatif bagi masyarakat baik
bagi kaum minoritas maupun pada kaum mayoritas itu sendiri. Hal ini
disebabkan adanya perilaku diskriminatif yang muncul karena
menganggap kelompok lain sebagai out-group yang merupakan lawan
bagi mereka terutama bagi kaum minoritas yang dianggap asing oleh
kaum mayoritas. Adanya perilaku diskriminatif ini menimbulkan konflik
sosial dimana salah satu pihak kelompok merasa dirugikan dan ditindas.
Mayoritas bisa terjadi baik dalam minoritas maupun mayoritas.
Mayoritas dalam minoritas yaitu dimana kaum minoritas mempunyai
kekuasaan yang lebih besar dibandingkan dengan kaum mayoritas.
Digambarkan dalam tindakan penjajahan (expansion). Dimana kaum
minoritas yang lebih tangguh, lebih depresif, lebih expansif bisa untuk
menundukan kaum mayoritas yang masih terbelakang dalam hal ilmu,
pemikiran, dan tindakan.Sedangkan, mayoritas dalam mayoritas adalah
dimana kaum mayoritas mempunyai kekuasaan absolut dimana kaum
minoritas tidak diperbolehkan untuk memprotes, menjatuhkan,
menduduki jabatan dalam pemerintahan ataupun strata sosial. Kaum
mayoritas menjadi lebih depresif dan agresif dimana ada sedikit saja
kaum minoritas yang melakukan protes maka akan ditindak dengan
hukum maksimum.

Anda mungkin juga menyukai