(PSI207)
MODUL SESI 6
PENGARUH SOSIAL
DISUSUN OLEH
Regina Navira Pratiwi, S.Psi., MSc
Pengaruh Sosial adalah usaha yang dilakukan seseorang atau lebih untuk
mengubah sikap, belief, persepsi atau tingkah laku orang lain. Seperti namanya,
pengaruh social social amat kuat dan pervasive terhadap individu. Begitu kuatnya,
sehingga orang yang berusaha mempertahankan control atas dirinya, dapat
mengalami penderitaan yang luar biasa karena tidak dapat membebaskan dirinya
dari belenggu lingkungan. Sekuat apapun seorang individu, kadang tidak bisa
menolak pengaruh social dari lingkungannya. Sebaliknya, kadang seseorang
dipengaruhi oleh lingkungan dalam mengambil keputusan dalam kehidupannya.
Ada 3 aspek penting dalam pengaruh social, yaitu: konformitas (conformity),
kesepakatan (compliance), kepatuhan (obedience), dan indoktrinasi insentif
(intense indoctrination.
Konformitas (conformity)
Manusia cenderung mengikuti aturan-aturan yang ada dalam lingkungannya.
Salah satu contohnya adalah saat kuliah hendak dimulai, kebanyakan mahasiswa
akan mengeluarkan telepon selulernya kemudian mengaktifkan profil silent atau
mematikannya. Atau ketika hendak mengambil uang di ATM atau menaruh uang
di bank, kita menunggu giliran dengan mengantri , begitupun ketika ibu-ibu pergi
ke pengajian, mereka akan mengenakan kerudung atau jilbab gara serasi dengan
pakainnya.
Terkadang kita memilik untuk tidak ikut serta atau menolak konformitas.
Beberapa factor penting yang membuat seseorang menolak konformitas:
Taktik the foot in the door adalah dengan memulai suatu permintaan kecil,
kemudian setelah didapatkan, permintaan menjadi semakin besar dari sebelumnya.
Kepatuhan ( obedience)
Apek lain dari pengaruh social adalah kepatuhan (obedience)—keadaan di mana
seseorang pada posisi yang berkuasa cukup mengatakan atau memerintahkan orang
lain untuk melakukan sesuatu—dan mereka melakukannya! Kepatuhan lebih jarang
terjadi dari conformitas ataupun kesepakatan, karena bahkan orang-orang yang
memiliki kekuasaan dan dapat menggunakannya seringkali lebih memilih
menggunakan pengaruhnya melalui “velvet glove”—melalui permintaan dan
bukannya perintah langsung.
Berikut ini cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kepatuhan yang
merusak:
• Individu yang dihadapkan pada perintah dari figure otoritas dapat diingatkan
bahwa merekalah yang akan bertanggung jawab atas kerusakan apapun yang
dihasilkan—bukan pihak otoritas.
• Individu dapat disadarkan bahwa melebihi suatu titik tertentu, maka benar-
benar mematuhi perintah yang merusak adalah tidak layak.
• Individu dapat lebih mudah untuk melawan figure otoritas jika mereka
mempertanyakan keahlian dan motif dari figure-figur tersebut.
• Cukup dengan mengetahui kekuatan yang dimiliki figure otoritas untuk dapat
memerintahkan kepatuhan buta bisa membantu melawan pengaruh itu sendiri.
Perubahan budaya
Setiap individu atau masyarakat pasti mengalami perubahan, baik perubahan sosial
dan perubahan budaya. Perubahan sosial adalah perubahan dalam masyarakat yang
memengaruhi sistem sosial, nilai, ras, sikap, dan pola perilaku individu di antara
kelompoknya. Perubahan budaya adalah perubahan yang terjadi dalam sistem ide
yang dimiliki bersama pada berbagai bidang kehidupan di masyarakat. Sementara
perubahan sosial budaya merupakan perubahan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat. Di mana mencakup perubahan budaya yang di dalamnya terdapat
perubahan nilai-nilai dan tata kehidupan dari tradisional ke modern. Baca juga:
Teks Anekdot: Pengertian, Struktur, Ciri-ciri, dan Kaidahnya Bentuk Perubahan
sosial budaya Ada beberapa bentuk perubahan sosial budaya, yakni: Proses
perubahan Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud),
pada dasar awalnya dari suatu perubahan adalah komunikasi dari seseorang atau
kelompok lainnya. Pada proses komunikasi terjadi penyampaian informasi tentang
gagasan, ide, keyakinan dan hasil budaya yang berupa fisik. Proses perubahan
budaya dapat terjadi secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok
kehidupan masyarakat. Perubahan yang cepat itu disebut revolusi. Pada perubahan
tersebut dapat direncana atau tanpa direncanakan, dijalankan dengan kekerasan atau
tanpa kekerasan. Perubahan sosial budaya bisa berlangsung secara lambat dan
REACTANCE
Akankah orang-orang secara aktif menolak tekanan sosial? Ketika dipaksa
untuk melakukan A, apakah mereka akan melakukannya bukannya Z? Apa yang
akan memotivasi antikonformitas seperti itu? Bab ini menekankan kekuatan
kekuatan sosial. Oleh karena itu tepatlah itu kita menyimpulkan dengan kembali
mengingatkan diri kita sendiri tentang kekuatan orang tersebut. Kita tidak hanya
bola biliar yang bergerak ke mana saja didorong. Kami dapat bertindak sesuai
dengan nilai kami sendiri, terlepas dari kekuatan yang mendorong kita. Mengetahui
bahwa seseorang sedang mencoba memaksa kita bahkan mungkin mendorong kita
untuk bereaksi ke arah yang berlawanan.
Reaktansi Individu menghargai rasa kebebasan dan kemanjuran diri mereka.
Saat sosial yang mencolok tekanan mengancam kebebasan mereka, mereka sering
memberontak. Pikirkan Romeo dan Juliet, yang cintanya diperkuat oleh tentangan
keluarga mereka. Atau pikirkan anak-anak menegaskan kebebasan dan
kemerdekaan mereka dengan melakukan kebalikan dari apa ents bertanya. Karena
itu, orang tua yang cerdas menawarkan pilihan kepada anak-anak mereka alih-alih
perintah: Saatnya bersih-bersih: Mau mandi atau mandi?
C. Latihan
D. Kunci Jawaban
1. Pengaruh sosial adalah usaha untuk mengubah sikap, kepercayaan, persepsi atau
pun tingkah laku satu atau beberapa orang lainnya. Seperti namanya, pengaruh
social social amat kuat dan pervasive terhadap individu.
2. Conformity
Conformity (konformitas) adalah suatu bentuk pengaruh sosial dimana individu
mengubah sikap dan tingkah lakunya agar sesuai dengan norma sosial.
Compliance
Compliance (Pemenuhan Keinginan) adalah suatu perilaku yang dipengaruhi oleh
permintaan langsung dari orang lain.
Obedience
Obedience (kepatuhan) merupakan salah satu jenis dari pengaruh sosial, di mana
seseorang menaati dan mematuhi permintaan orang lain untuk melakukan tingkah
laku tertentu karena adanya unsur power.
3. Pengaruh Normatif
Menurut teori perbandingan sosial, untuk mempertegas keyakinan sosial kita, kita
merundingkannya dengan perilaku orang lain. Jika pengamatan kita memberi suatu
pedoman dalam berperilaku (norma) kita mungkin akan terpengaruh untuk
melakukan tindakan tersebut. Hal inilah yang mengarahkan kita kepada pengaruh
normatif.