Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENELITIAN

BUDAYA SEKOLAH SMAN 1 PULAU PUNJUNG

Laporan Penelitian Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester (UAS)

Mata Kuliah Perilaku Budaya Organisasi

Disusun Oleh:

Esya Julianda – 2214030121

Dosen Pengampu:

Eci Sriwahyuni, M.Pd

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (C)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

IMAM BONJOL PADANG

1444 H/ 2023 M
PENDAHULUAN

A. Pentingnya Budaya Sekolah


Budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi,
kebiasaan, kesehariaan, dan symbol - simbol yang dipraktikan oleh kepala sekolah,
guru, peserta didik, dan karyawan sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas,
karakter atau watak dan citra sekolah tersebut dimasyarakat luas. Akan tetapi menurut
Komarudin Hidayat, tanpa budaya sekolah yang bagus, akan sulit melakukan
pendidikan karakter bagi anakanak didik. Jika budaya sekolah sudah mapan, siapapun
yang masuk dan bergabung di sekolah itu hampir secara otomatis akan mengikuti
tradisi yang sudah ada. Jika diperhatikan budaya sekolah diera sekarang mengalami
kemunduran yang luar biasa, itu ditandai dengan adanya kecurangan saat ujian
nasioanal, kerjasama dalam mengerjakan soal, tindak plagiasi, membolos, guru sering
terlambat dan membolos saat mengajar, sekolah sering dipulangkan lebih awal sampai
kebiasaan masa orientasi siswa dengan tindak kekerasan terhadap peserta didik baru.
Sebuah sekolah harus mempunyai misi menciptakan budaya sekolah yang menantang
dan menyenangkan, adil, kreatif, inovatif, terintergrasi, dan menghasilkan lulusan
yang berkualitas tinggi dalam perkembangan intelektulnya dan mempunyai karakter
takwa, jujur, kreatif, maupun menjadi teladan, bekerjakeras, toleran dan cakap dalam
memimpin serta menjawab tantangan akan kebutuhan pengembangan sumberdaya
manusia yang dapat berperan dalam perkembangan iptek dan berlandaskan imtak.
Pentingnya budaya sekolah tidak bisa diabaikan, karena memiliki dampak yang
signifikan terhadap keseluruhan pengalaman pendidikan siswa, kualitas pembelajaran,
dan pencapaian akademik. Berikut adalah beberapa alasan mengapa budaya sekolah
penting:
1. Peningkatan Kualitas Pembelajaran: Budaya sekolah yang positif dan inklusif
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi siswa untuk belajar. Ketika siswa
merasa diterima, didukung, dan dihargai oleh guru dan rekan-rekan
sekelasnya, motivasi dan keterlibatan mereka dalam 1 proses pembelajaran
meningkat. Hal ini didukung oleh penelitian oleh Leithwood, Harris, dan
Hopkins (2008), yang menemukan bahwa budaya sekolah yang positif
berhubungan dengan pencapaian siswa yang lebih tinggi.
2. Pengembangan Karakter dan Etika: Budaya sekolah yang baik membantu
mengembangkan karakter siswa, seperti kejujuran, kerjasama, tanggung
jawab, dan disiplin. Guru dan staf sekolah memiliki peran penting dalam
memberikan contoh dan membimbing siswa dalam perilaku yang baik.
Menurut penelitian oleh Berkowitz dan Bier (2007), budaya sekolah yang kuat
yang mendorong pengembangan karakter dan etika siswa dapat memiliki
dampak positif pada perilaku siswa di sekolah dan masyarakat.
3. Meningkatkan Kesejahteraan Siswa: Budaya sekolah yang ramah dan
mendukung dapat meningkatkan kesejahteraan emosional dan sosial siswa.
Ketika siswa merasa aman dan nyaman di sekolah, mereka cenderung lebih
bahagia dan bersemangat dalam menjalani proses belajar. Penelitian oleh
Zullig, Koopman, dan Patton (2010) menunjukkan bahwa budaya sekolah
yang positif berhubungan dengan penurunan perilaku merugikan, seperti
perilaku kekerasan dan penyalahgunaan zat, serta peningkatan kesejahteraan
mental siswa.
4. Peningkatan Kolaborasi Guru: Budaya sekolah yang kolaboratif dan
mendukung mempromosikan kerjasama dan pembelajaran profesional antara
guru. Guru dapat saling berbagi pengalaman, pengetahuan, dan strategi
pengajaran yang efektif, sehingga memperbaiki praktik mereka dan
meningkatkan kualitas pembelajaran. Menurut penelitian oleh Louis dan
Marks (1998), budaya sekolah yang mendukung kolaborasi guru berhubungan
dengan perbaikan dalam praktik pengajaran dan kinerja guru.
5. Keterlibatan Orang Tua: Budaya sekolah yang inklusif juga melibatkan orang
tua dalam pendidikan anak mereka. Kolaborasi yang kuat antara sekolah dan
orang tua menciptakan saluran komunikasi yang terbuka 2 dan saling
mendukung, yang memiliki dampak positif pada kinerja akademik siswa.

B. Alasan Memilih SMAN 1 Pulau Punjung


SMAN 1 Pulau Punjung ini merupakan salah satu sekolah yang terfavorit di
Kabupaten Dharmasraya, yang merupakan sekolah tempat berkumpul nya siswa-siswi
kreatif, yang merupakan SMA rujukan pertama yang ada di Kabupaten Dharnasraya,
dan juga SMAN 1 Pulau Punjung ini merupakan sekolah penggerak.
Adapun beberapa keunggulan SMAN 1 Pulau Punjung ini sebagai berikut:
1. Unggul dalam prestasi akademik maupun non akademik: Dalam hal prestasi
akademik/non akademik, smansapupu selalu menunjukkan keunggulan yang luar
biasa. Guru-gurunya yang berdedikasi bekerja keras untuk memberikan
pendidikan berkualitas kepada siswa-siswinya. Mereka tidak hanya fokus pada
penguasaan materi pelajaran, tetapi juga mengembangkan pemahaman yang
mendalam dan keterampilan berpikir kritis
2. Lingkungan sekolah yang nyaman: Sekolah ini tidak hanya terkenal karena
keunggulan akademiknya, tetapi juga karena lingkungan sekolah yang nyaman
dan mendukung bagi siswa-siswinya. SMA Negeri 1 Pupu memiliki suasana yang
hangat dan ramah sejak awal siswa memasuki gerbang sekolah. Ketika siswa baru
pertama kali masuk, mereka disambut oleh senyuman guru dan staf sekolah yang
penuh kehangatan.
3. Fasilitas belajar yang lengkap: SMA Negeri 1 Pupu telah berinvestasi secara
serius dalam menyediakan fasilitas belajar yang terbaik bagi siswa. Setiap ruang
kelas dilengkapi dengan teknologi modern seperti proyektor, layar interaktif, dan
akses internet yang cepat. Guru-guru yang berpengalaman memanfaatkan
teknologi ini untuk menyampaikan materi pelajaran secara interaktif, menjadikan
proses pembelajaran lebih menarik dan menantang.
4. Kegiatan sekolah yang menunjang prestasi siswa: SMA Negeri 1 Pupu memiliki
program kegiatan sekolah yang beragam dan menarik, yang dirancang untuk
mengembangkan potensi siswa di berbagai bidang. Salah satu kegiatan yang
sangat populer di sekolah ini adalah memiliki klub musik dan seni yang aktif.
Siswa-siswi yang berbakat dalam musik, tari, atau seni rupa diberikan kesempatan
untuk mengeksplorasi dan mengembangkan bakat mereka. Mereka sering kali
tampil dalam pertunjukan sekolah dan acara komunitas, memukau penonton
dengan penampilan mereka yang luar biasa.
5. Dan banyak alumni di sekolah ini yang diterima di universitas ternama:
Keunggulan SMA Negeri 1 Pupu dalam menghasilkan alumni yang diterima di
kampus ternama telah membawa kebanggaan dan reputasi yang baik bagi sekolah
tersebut. Banyak alumni yang berhasil meniti karier gemilang di berbagai bidang
dan berkontribusi positif dalam masyarakat. Mereka adalah bukti nyata bahwa
SMA Negeri 1 Pupu memberikan landasan yang kuat untuk keberhasilan
akademik dan profesional.

C. Visi Dan Misi SMAN 1 Pulau Punjung


1. Visi
Religius, berbudaya, cerdas dan kompetitif
2. Misi
a. Meningkatkan rasa syukur kepada tuhan YME serta kepedulian
sesama dan lingkungan nya dengan menumbuhkan penghayatan
terhadap ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa sehingga
menjadi sumber kearifan dalam bertindak
b. Menciptakan pengembangan budaya dan lingkungan sekolah yang
kondusif, bersih, asri, rindang dan nyaman
c. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif baik
secara daring maupun luring sebagai implementasi pemanfaatan
iptek sehingga setiap peserta didik berkmbang secara optimal sesuai
dengan potensi yang dimiliki
d. Meningkatkan kualitas dan kualifikasi tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan, salah satunya melek teknologi informasi sebagaimana
tuntutan diera digital
e. Membina kemandirian peserta didik melalui kegiatan pembiasaan,
kewirausahawan dan pengmbangan diri yang terancam dan
berkesinambungan
f. Mendorong dan membantu setiap peserta didik untk mengenali
potensi dirinya sehingga dan dapat dikembangkan secara optimal
agar mampu berkompetisi secara global

D. Budaya Sekolah Yang Diterapkan SMAN 1 Pulau Punjung


Dalam penelitian yang saya lakukan, saya banyak menemukan budaya-budaya
yang menjadi ciri khas tersendiri pada sekolah ini. Budaya tersebut merupakan suatu
aspek yang menjadi landasan dalam pengembangan aktualisasi diri pada siswa-siswi
SMAN 1 Pulau Punjung.
Selain berdampak pada peserta didik disana, saya mengamati bahwa sekolah
ini memiliki peranan pengaruh penting dalam lingkungan masyarakat sekitar,
terutama dalam motif dan aspek keagamaan-nya.
Dalam hal ini saya mengkategorikan dua aspek budaya yang ada di SMAN 1
Pulau Punjung ini diantaranya:
1. Berdasarkan ciri khas sekolah
2. Berdasarkan Ekstrakurikuler sekolah
Untuk menggali lebih lanjut mengenai penemuan saya terhadap penelitian
budaya sekolah ini, maka akan dibahas satu persatu mengenai kedua aspek
tersebut.
1. Berdasarkan Ciri Khas Sekolah
Ada tiga budaya di SMAN 1 Pulau Punjung berdasarkan ciri khas
sekolah, salah satu budaya yang melekat dan terus diterapkan dari dulu
hingga kini yaitu Tadarus sebelum proses pembelajaran Kultum gabungan
dan pojok literasi . Tadarusan merupakan hal paling utama diterapkan oleh
sekolah ini sebelum memulainya proses pembelajara, yang bertujuan untuk
meningkatkan rasa kecintaan siswa/i terhadap pembacaan al-qur’an. Selain
Tadarus, sekolah ini juga menerapkan kebiasaan Kultum gabungan, yang
setiap bulan sekali pasti melaksanakan kultum gabungan, kadang
bertempatkan di masjid ataupun lapangan sekolah, hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kebersamaan seluruh warga sekolah. Selain dua diatas
sekolah ini juga menetapkan budaya membaca yaitu dinamakan dengan
pojok literasi, yang bertujuan untuk mengembangkan minat dan baca
siswa-siswi.
Dalam hal ini dapat di analisis bahwa budaya sekolah menunjukkan
bahwa praktik-praktik seperti tadarus dapat berperan dalam membentuk
identitas individu dan kelompok. Clifford Geertz, seorang antropolog,
mengemukakan konsep "sistem simbolik" yang membantu individu
memahami dunia mereka. Dalam konteks ini, tadarus dan kultum dapat
berfungsi sebagai simbol-simbol yang memperkuat identitas agama dan
budaya siswa.
Selain itu, Praktik-praktik agama dalam budaya sekolah seperti
kultum dapat dianalisis melalui teori perkembangan moral, seperti yang
diusulkan oleh Lawrence Kohlberg. Teorinya berfokus pada tingkat
perkembangan moral individu dan menyoroti pentingnya pemahaman
nilai-nilai moral dalam membentuk perilaku. Praktik tadarus dan kultum
dapat membantu memperkuat nilai-nilai agama dan moral siswa, dan
meningkatkan pemahaman mereka tentang apa yang dianggap benar dan
salah.
Selain itu, praktik-praktik membaca dalam budaya sekolah SMAN 1
Pulau Punjung ini seperti pojok literasi yang dikembangkan oleh Jean
Piaget dan Lev Vygotsky, menekankan pentingnya konstruksi
pengetahuan oleh individu melalui interaksi dengan lingkungannya. Dalam
budaya pojok literasi, siswa diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan
berbagai bahan bacaan dan menulis, sehingga mereka dapat membangun
pemahaman dan keterampilan literasi mereka secara aktif.
Jika kita melihat budaya yang ada di SMAN 1 pulau punjung ini,
jelas kaitannya dengan apa yang disampaikan oleh Clifford Geertz dan
Lawrence Kohlberg, Jean Piaget dan Lev Vygotsky. Mengapa demikian,
Tadarus, Kultum dan pojok literasi ini merupakan suatu praktik yang
berperan dalam membentuk identitas individu maupun kelompok. Selain
itu analisis yang disampaikan oleh Lawrence Kohlberg yang mengarah
tentang moral siswa-siswi. Jika kita kaitkan dengan budaya sekolah ini
yaitu yang melakukan kultum gabungan secara serentak setiap sekali
sebulan nya, tentunya sudah jelas budaya ini mengandung nilai
perkembangan moral individu dan menyoroti pentingnya pemahaman
nilai-nilai moral dalam membentuk perilaku. Praktik tadarus dan kultum
dapat membantu memperkuat nilai-nilai agama dan moral siswa, dan
meningkatkan pemahaman mereka tentang apa yang dianggap benar dan
salah. Dan juga pada praktik literasi yang akan membangun pemahaman
dan keterampilan siswa/i secara aktif.
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa budaya di SMAN 1 Pulau
Punjung ini sangat erat kaitannya dengan analisis teori yang disampaikan
oleh Clifford Geertz dan Lawrence Kohlberg, Jean dan Lev yaitu terdapat
suatu nilai moral siswa/I dalam pembentukan perilaku.
2. Berdasarkan Ekstrakurikuler
SMAN 1 Pulau Punjung dikenal dengan sekolah yang memiliki
ekstrakurikuler yang lumayan banyak. Yakni sekolah ini memiliki 7
Ekstrakurikuler yang unggul yang menjadi ciri khas dan budaya dalam
pengmbangan potnsi, minat dan bakat dari peserta didik di sekolah ini.
Adapun 7 ekstrakurikuler ini diantaranya adalah:
1.) PBB
2.) Flying Fox
3.) Sispala
4.) Gudep Smansapupu
5.) Rohis
6.) PMR
7.) Sanggar Tari Dan Musik
Berdasarkan teori budaya sekolah yang di sampaikan oleh seorang
pakar ilmuan yaitu Carl Rogers, menekankan pentingnya pemberian
kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan diri mereka secara penuh
dan meraih potensi maksimal mereka. Ekstrakurikuler dapat memberikan
kesempatan bagi siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka di
luar ruang kelas. Dalam budaya sekolah yang mendorong dan mendukung
ekstrakurikuler, siswa dapat mengembangka keterampilan, kepemimpinan,
kerjasama tim, dan pemecahan masalah yang penting dalam
pengembangan diri mereka.
Dalam teori yang disampaikan Carl Rogers tersebut, dapat kita
analisis bahwa budaya sekolah merupakan suatu prinsip, tradisi dan
kebiasaan yang terbentuk dalam perjalanan panjang sekolah,
dikembangkan sekolahh dalam waktu yang lama. Hal ini jika dikaitkan
dengan budaya sekolah yang ada di SMAN 1 Pulau Punjung sangat erat
kaitannya. Karena disini kemampuan siswa dikembangkan melalui suatu
tradisi/kebiasaan yang telah ada sebelumnya pada sekolah ini. Yaitu
melalui pengembangan diri lewat ekstrakurikuler yang ada. Hal ini sesuai
yang disampaikan Carl Rogers akan mendorong sikap dan perilaku pserta
didik dalam mengembangkan minat dan bakat mlalui esktrakurikuller yang
sudah dibentuk dalam setiap sekolah.
KESIMPULAN

Dari hasil laporan ini budaya organisasi yang ada di SMAN 1 Pulau Punjung sangat
beragam mulai dari berdasarkan ciri khas nya yaitu: pojok literasi, tadarusan, dan kultum,
kemudian berdasarkan ekstrakurikuler nya seperti: pbb, flying fox, sispala, gudep, rohis, pmr,
dan sanggar tari music. Yang mana budaya ini sudah dari dulu dikembangkan oleh sekolah
ini agar tetap menjadi identitas tersendiri bagi sekolah ini.

Yang mana budaya tetaplah budaya yang menjadi ciri khas bagi suatu sekolah tersebut,
setiap budaya harus dilestarikan sampai kapanpun. Ini saja kesimpulan yang saya berikan dari
laporan penelitian ini mengenai budaya sekolah dari SMAN 1 Pulau Punjung.
DAFTAR PUSTAKA

Wijaya, Candra. 2007. Perilaku Organisasi. Medan: Lembaga Peduli Pengembangan


Pendidikan Indonesia (LPPPI).

Geertz, C. (1973). Interpretasi Budaya: Esai Terpilih. NewYork: Buku Dasar.

Kohlberg, L. (1981). Filsafat Pengembangan Moral: Tahapan Moral Dan Ide Keadilan. San
Fransisco: Harper & Baris.

Dewey, J. (1916). Demokrasi dan Pendidikan: Pengantar Filsafat Pendidikan. NewYork:


Perusahaan Macmillan.

Piaget, J. (1952). Asal Usul Kecerdasan Pada Anak. NewYork: Pers Univrsitas Internasional.

Vygotsky, L.S. (1978). Pikiran dalam Masyarakat: Pengembangan Proses Psikologis Tinggi.
Cambridge, MA: Harvard University Press.

Rogers, C.R. (1961). Tentang menjadi seseorang: Pandangan seorang Terapis tentang
Psikoterapi. London: Polisi.

Anda mungkin juga menyukai