Anda di halaman 1dari 3

GENERASI Z ADALAH GENERASI STRAWBERRY

Istilah generasi strawberry berasal dari Taiwan, istilah ini mengacu pada bagian generasi baru
yang semanis strawberry. Pemilihan buah strawberry untuk generasi baru juga karena buah
strawberry cantik dan unik, namun jika diinjak atau diperas mudah patah. Istilah yang biasa
dikenal dengan istilah “Boundary Less” ini sudah tidak asing lagi di telinga kita ketika ramai
dibicarakan di media sosial. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan generasi strawberry?
Benarkah generasi Z memiliki mental yang lemah?

Generasi strawberry menggambarkan generasi yang cenderung memiliki pemikiran kreatif,


namun rentan untuk menyerah dan mudah tersinggung. Generasi Strawberry dipilih sebagai
ungkapan karena mewakili karakteristik buah strawberry yang tampak indah dari luar, namun
rentan hancur saat dihadapkan dengan tekanan dari luar. Ini dikaitkan dengan generasi saat
ini, khususnya mereka yang lahir pada tahun 2000-an, yang lebih cenderung merasa putus asa
daripada mencari solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Gen Z dianggap memiliki
kelemahan mental. Generasi ini sudah sangat jauh dari zaman peperangan dan telah mencapai
tingkat penggunaan teknologi yang luas dalam peradaban manusia. Keadaan istimewa ini
menyebabkan generasi Z lebih cenderung memiliki sifat tidak tahan tekanan. Generasi
strawberry terbentuk akibat dari anak-anak yang dibesarkan dalam kondisi overprotection
oleh kedua orang tua, dan cenderung memiliki sifat egois, manja, arogan, berpikiran pendek,
banyak permintaan, serta kurang cekatan dalam bekerja. Menurut data survei Mckinsey
Health Institute, 18% dari Gen Z yang lahir antara tahun 1997-2012 di seluruh dunia
mengalami masalah kesehatan mental. Menurut survei kesehatan mental remaja nasional
Indonesia (I-NAMHS) tahun 2022, satu dari setiap tiga remaja mengalami masalah kesehatan
mental dalam satu tahun terakhir.

Dari buku yang ditulis oleh Prof. Rhenal Kasali menunjukkan bahwa beberapa faktor
mendorong Gen Z menjadi generasi strawberry. Diantaranya, pola asuh orang tua yang sangat
protektif dan selalu campur tangan dalam urusan anak-anak, menyebabkan mereka kurang
mandiri dan kesulitan dalam mengambil keputusan. Lalu, orang tua yang memberi label
negatif kepada anaknya dengan menyebut mereka sebagai pemalas dan lamban. Ini akan
sangat memengaruhi pola pikir anak karena mereka akan cenderung memercayai penilaian
orang tua terhadap mereka. Salah satu faktor penyebab munculnya generasi stroberi adalah
pola asuh orang tua yang narsistik. Pola asuh seperti ini menuntut anak untuk memenuhi
segala keinginan orang tuanya agar tidak mempunyai ruang pribadi dan impiannya sendiri.
Mereka kehilangan gairah mereka karena dipaksa oleh orang tua. Lalu, anak-anak juga tidak
diberi kesempatan untuk menyatakan pendapat mereka tentang keinginan mereka. Tentu saja,
hal ini berdampak pada kondisi mental anak, menyebabkan kemampuan komunikasi mereka
yang buruk dan pengelolaan emosi yang tidak stabil. Banyak Gen Z cenderung men-diagnosa
diri sendiri tanpa meminta nasihat dari ahli kesehatan. Ini adalah hal utama yang sering
terjadi. Mereka lebih suka mencari jawaban di internet daripada bertanya kepada ahli di
bidang tersebut. Dan mereka segera percaya pada apa yang mereka temukan.

Peran orang tua dalam pola asuh memiliki dampak signifikan dalam membentuk generasi
yang tangguh. Kepribadian anak mulai terbentuk dari lingkungan di dalam rumah. Memang
benar, faktor eksternal juga mempunyai pengaruh, namun inti pembentukan kepribadian
berasal dari rumah. Membentuk mental sangatlah vital dalam setiap aspek, terutama ketika
telah memasuki dunia kerja. Anak bukanlah suatu benda yang bisa diatur sekehendak orang
tua sesuai keinginan mereka. Anak-anak memiliki ruang pribadi untuk mengeksplorasi
passion mereka dan menemukan impian mereka untuk masa depan. Itu berarti orang tua tidak
boleh membatasi ruang gerak anak. Penting untuk memantau anak-anak, namun penting
untuk tidak bersikap terlalu protektif. Biarkan mereka menyelesaikan masalahnya sendiri
karena itu akan melatih mereka dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

Sumber

Fauzi, Fikriyah Iftinan (dkk). 2023. Strawberry Generasi : Keterampilan Orangtua Mendidik
Generasi Z. Jurnal Consulenza, 6(1)

Hapsari, Syifa Aulia Meila (dkk). 2021. Strawberry Generation : Dilematis Keterampilan
Mendidik Generasi Masa Kini, Jurnal Pendidkan, 31(2)

Mardianto, Cherryl. 2023. Membongkar Label Generasi Stroberi : Memahami Kebenaran


Tentang Gen Z. Medium

Rahayu, Dewi., Baiduri, Ratih. 2023. Strawberry Generation : Self reward Pada Mahasiswa
Antropologi Unimed Dalam Mengatasi Stress Akibat Tugas Perkuliahan, Jurnal Penelitian
Pendidikan Sosial Humaniora, 8(1)
Tajuddin, Istiana. 2023. Kenali Generasi Strawberry, Gen Z Yang Rentan Terkena Kesehatan
Mental. Identitas Unhas

Anda mungkin juga menyukai