merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan, dalam rangka pengembangan diri
anak. Keluarga mempunyai peranan yang sangat dominan, bagi pembentukan jati
diri si anak didalarn keluarga tersebut. Disamping itu juga, lingkungan tempat
tinggal, serta lingkungan sekolah, dapat juga dijadikan sebagai unsur yang sangat
penting didalam pengembangan diri anak tadi. Antara unsur lingkungan dalam
tidak bisa diabaikan, kalau kita akan berbicara masalah kejahatan anak ini. Hal ini
kepribadian anak. Kalau kita lihat dan diri si anak, faktor keluarga dan faktor
lingkungan, merupakan faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar) yang
mempengaruhi dirinya, tapi faktor ini tidak dapat kita abaikan, dalam rangka
31
32
anak muda yang secara kejiwaan belum matang dan masih labil. Di kemudian hari
kriminal yang dilakukan oleh anak-anak atau para remaja merupakan perwujudan
dalam rangka mencari jati diri dan sekaligus untuk mendapatkan pengakuan
mereka ini dilakukan dalam rangka untuk menutupi rasa kurang percaya diri,
Seperti kita ketahui, bahwa nakalnya seorang anak atau remaja pada
umumnya, dikarenakan kurang stahilnya jiwa anak tersebut. Dengan kata lain.
kalau kita lihat dalam diri si anak ini merupakan produk ketidak mampuan anak
dalam perbuatan jahat. Timbulnya kejahatan anak ini, biasa diakibatkan dari
dilindungi dan penuh ketergantungan. Disatu pihak, dia ingin dihargai dan diberi
kepercayaan serta kebebasan, tapi dilain pihak dia belum mampu mengendalikan
33
diri dari
tindakannya, sehingga orang tidak dapat mempercayai serta
menghargainya.
ini dinyatakan bahwa orang berbuat jahat, karena memang bawaan dari lahirnya.
Kerialcalan remaja bukanlah bawaan dari sejak lahir pada prinsipnya semua
manusia dilahirkan dimuka bumi ini dalam keadaan mid dan bersih.
konflik hebat diantara sesama anggota keluarga dan suasana penolakan oleh orang
tua, sehingga anak-anak merasa disia-siakan dan merasa kesepian. Sebagai jalan
yang merasa "senasib" dengannya dan mereka bergabung untuk membuat suatu
kehidupan dalam kelompoknya dan kalau perlu, anak tersebut akan menonjolkan
Bila kita akan melihat penyebab timbulnya kenakalan remaja, maka kita
"jahat" dimulai dari proses seorang anak yang masih polos, belajar dan memilih
faktor sering, lama dan intimnya bergaul dengan kelompok atau orang tertentu,
34
terjadi pada kelompok yang mendukung pentaatan kepada norma, maka is akan
maka ptioritas iridividu ini lebih kearah identitas yang menentang dan melanggar
sejak lahir. Banyak bukti menyatakan bahwa tingkah laku a-susila dan kriminal
orang tua, serta anggota keluarga lainnya memberikan dampak menular pada jiwa
anak-anak. Pola kriminal ayah, ibu atau salah seorang anggota keluarga lainnya.
Oleh karena itu tradisi sikap hidup, kebiasaan dan filsafat hidup keluarga itu besar
sekali pengaruhnya dalam membentuk tingkah laku dan sikap anggota keluarga.
Dengan kata lain, tingkah laku kriminal orang tua mudah sekali menular kepada
anak-anaknya. Lebih-lebih lagi perilaku ini sangat gampang dioper oleh anak-
anak puber dan remaja yang belum stabil jiwanya dan tengah mengalami banyak
gejolak batin.
Masalah kejahatan anak atau remaja merupakan masalah yang sangat
kompleks. Adanya multi faktor yang mengikutinya dan dapat dianggap sebagai
1. Faktor Intellegentia
2. Faktor Usia
3. Faktor Kelamin
4. Faktor Kedudukan anak dalam keluarga Sedangkan faktor ekstern
1. Faktor Intellegentia
2. Faktor Usia
3. Faktor Kelamin
4. Faktor Kedudukan anak dalam keluarga
5. Faktor Kekecewaan dan Kompensasi anak yang mengalami
kekecewaan
6. Faktor Kejiwaan Untuk faktor ekstern (motivasi ekstrinsik), terdiri
dari ;
1. Keadaan Keluarga
2. Faktor Ekonomi
3. Faktor Pendidikan
4. Faktor Pergaulan
5. Faktor Mass-Media
bila seseorang memiliki daya intellegentia yang tajam serta dapat menilai secara
untuk berbuat sesuatu, takut salah dan tidak mampu untuk menyesuaikan diri
dengan msyarakat. Dalam keadaan demikian, orang itu akan semakin jauh da ri -
segala kehendaknya sulit untuk dicapai. Oleh karena semakin tidak mampu
untuk mencari jalan sendiri, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan masyarakat
umum. Jika ketinggalannya dirasakan sudah terlalu jauh dari keadaan standar
umum, maka ia akan berusaha menebusnya dengan jalan dan pikirannya sendiri
yang biasanya berlebihan. Dengan kata lain, anak-anak muda yang tingkat
intellegentianya rendah, akan melakukan pelarian diri yang salah atau tidak
rasional dalam bentuk ; pelanggaran norma-norma sosial dan hukum formal, yang
diwujudkan dalam bentuk, kenakalan remaja yang menjurus pada kejahatan. Hal
Kita dapat begitu saja menganggap semua remaja yang intellegentianya rendah
selalu berbuat "jahat", dapat juga mereka yang memiliki intelegensi yang normal
atau tinggi, termasuk golongan remaja nakal. Kita tidak bisa membuat kategori
r
36
bila seseorang memiliki daya intellegentia yang tajam serta dapat menilai secara
untuk berbuat sesuatu, takut salah dan tidak mampu untuk menyesuaikan diri
dengan msyarakat. Dalam keadaan demikian, orang itu akan semakin jauh dari
segala kehendaknya sulit untuk dicapai. Oleh karena semakin tidak mampu
untuk mencari jalan sendiri, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan masyarakat
umum. Jika ketinggalannya dirasakan sudah terlalu jauh dari keadaan standar
umum, maka ia akan berusaha menebusnya dengan jalan dan pikirannya sendiri
yang biasanya berlebihan. Dengan kata lain, anak-anak muda yang tingkat
intellegentianya rendah, akan melakukan pelarian diri yang salah atau tidak
rasional dalam bentuk ; pelanggaran norma-norma sosial dan hukum formal, yang
diwujudkan dalam bentuk, kenakalan remaja yang menjurus pada kejahatan. Hal
Kita dapat begitu saja menganggaP semua remaja yang intellegentianya rendah
selalu berbuat "jahat", dapat juga mereka yang memiliki intelegensi yang normal
atau tinggi, termasuk golongan remaja nakal. Kita tidak bisa membuat kategori
37
rem* nakal, dengan remaja yang berkelakuan baik, hanya berdasarkan pada
Factor) yang dapat dijadikan sebagai faktor pencetus kenakalan anak ini, semua
faktor-faktor ini tidak berdiri sendiri.
Seperti kita ketahui bahwa anak dan remaja merupakan golongan yang
usianya masih sangat muda. Dalam segala segi, biasanya anak dan remaja sering
anak dan remaja didalam masyarakat, dia masih lemah, perlu ditolong, dibimbing,
dan sering sangat tergantung pada orang dewasa. Dia terombang-ambing antara
ingin terdiri sendiri dan bergantung kepada orang lain. Disatu pihak, dia ingin
dihargai, diberi kepercayaan dan kebebasan, akan tetapi disisi lain pula dia belum
dan mempercayainya.
kenakalannya adalah antara umur 16-19 tahun (masa addolensi atau pubertas).
factor in the causation of crime" (usia seseorang adalah faktor yang penting dalam
Faktor kelamin, sangat berhubungan erat dengan keadaan fisik. Fisik laki-
laidiebih kuat bila dibandingkan dengan fisik wanita, maka kemungkinan untuk
Dapat kita katakan, dengan adanya perbedaan jenis kelamin dan juga
kelahitan si anak tersebut, apakah anak itu merupakan anak pertama, kedua dan
seterusnya. Sebenarnya faktor anak dalam keluarga ini tidak dapat dijadikan
sebagai salah satu indikator dari kenakalan remaja. Kedudukan anak dalam
keluarga baru dapat menjadi faktor penyebab terjadinya kejahatan anak apabila
ada orang tua sayang memberikan perhatian lebih pada anak yang tertua,
sedangkan dengan anak yang lain, biasa-biasa saja, malah kadang-kadang benci.
Ada juga orang tua yang sayang, atau memberikan perhatian khusus atau lebih,
kepada anak yang pada waktu kelahirannya atau setelah is lahir, perekonomian
keluarga tersebut meningkat, anak seperti ini biasanya disebut sebagai, "anak
Yang membawa rezeki". Hal-hal seperti inilah yang dapat menjadi faktor
Yang berasal dari luar diri si anak tersebut. Biasanya, keadaan rumah tangga yang
kedua orang tuanya, keadaan yang demikian, dapat menimbulkan beban psyhics
bagi si anak. Selanjutnya si anak akan mencari jalan keluar dengan cara
Dari sejak kecil, anak mulai belajar norma atau kaedah, didalam
lingkungan keluarganya. Norma atau kaedah yang didapat dari keluarga tersebut,
mendapat pelajaran norma yang salah, atau tidak mendapat sama sekali didalam
tidak dapat diabaikan. Hal ini dikatenakan, keluarga merupakan tempat berlatih
bagi si anak dari sejak ia kecil, untuk belajar hidup bermasyarakat. Keluarga juga
metupakan kelompok sosial yang terkecil. Serta dari keluarga inilah, dimulai
apabila si anak dari sejak kecil tidak pernah mendapatkan penanaman nilai-nilai
tadi dan pada waktu ia tumbuh menjadi seorang remaja, ia tidak akan patuh pada
Kita tidak dapat begitu saja mengatakan bahwa, keadaan rumah tangga
kejahatan anak ini, dapat tumbuh dan keluarga yang balk (harmonis) dan dapat
juga dari keluarga yang tidak harmonis. Untuk itu, diperlukan penelitian yang
lebih mendalam mengenai hal ini.
40
formal. Pendidikan formal didapat oleh seorang anak dibangku sekolah atau yang
sifatnya formil
disengaja. Akan tetapi, yang sangat perlu diperhatikan adalah
pendidikan non-formal atau yang tidak disengaja, tertuju dan langsung. Artinya,
baik yang datang dan orang tua, guru ataupun dari setiap orang dewasa yang
Berapa banyak anak-anak yang pada umur-umur sekolah patuh dan sopan
kepada orang tua, tidak pernah melawan dan kelihatannya tenang, akan tetapi
kadang-kadang suka menjawab dan menentang orang tua, malas belajar, dan
untuk anak ini mulai bertambah yaitu pendidikan dirumah dan pendidikan yang
dia dapat disekolah. Ditempat pendidikan awal inilah, si anak mulai hidup
apa yang dia dapat dirumah, akan diterapkannya disekolah nanti. Disamping itu
formal. Pendidikan formal didapat oleh seorang anak dihangku sekolah atau yang
sifatnya formil disengaja. Akan tetapi, yang sangat perlu diperhatikan adalah
pendidikan non-formal atau yang tidak disengaja, tertuju dan langsung. Artinya,
baik yang datang dan orang tua, guru ataupun dari setiap orang dewasa yang
kepada orang tua, tidak pernah melawan dan kelihatannya tenang, akan tetapi
kadang-kadang suka menjawab dan menentang orang tua, malas belajar, dan
untuk anak ini mulai bertambah yaitu pendidikan dirumah dan pendidikan yang
dia dapat disekolah. Ditempat pendidikan awal inilah, si anak mulai hidup
disekolah ini juga, si anak mulai menghargai teman-temannya. Dengan kata lain,
apa yang dia dapat dirurnah, akan diterapkannya disekolah nanti. Disamping itu
disekolah. mempunyai huhungan yang sangat erat dengan faktor keadaan rumah
tangga. Alasan yang penulis kemukakan ialah: hila si anak herasal dari keluarga
yan g kurang harmonis dan hiasanya diahaikan oleh orang tuanya, maka si anak
pun akan kesulitan untuk merespon nilai-nilai yang hidup di masyarakat tadi dan
juga bila si anak terlalu dimanja oleh orang tuanya, maka secara tidak Iangsung si
untuk selalu dituruti oleh orang tuanya, schingga pada waktu mulai
bermasyarakat, bukan tidak mungkin kebiasaan buruk ini akan melekat pada dia.
pembentukan jiwa anak. Kita sering mendengar ucapan bahwa "anak itu rusak-,
akan menjadi anak yang jahat, apabila is bergaul dan masuk dalam kelompok atau
laun, anak yang berasal dari keluarga harmonis tadi, akan terpengaruh dengan
I
nempelajari tidak saja cara melakukan perbuatan itu sendiri, mclainkan juga
111
ram °tif, dorongan, pikirandansikaporang yangpernah
melakukanperbuatanitu.
41
rumah tangga. Alasan yang penulis kemukakan ialah; bila si anak berasal dari
keluarga yang kurang harmonis dan biasanya diabaikan oleh orang tuanya, maka
si anak pun akan kesulitan untuk merespon nilai-nilai yang hidup di masyarakat tadi
dan juga bila si anak terlalu dimanja oleh orang tuanya, maka secara tidak langsung
untuk selalu dituruti oleh orang tuanya, sehingga pada waktu mulai
bermasyarakat, bukan tidak mungkin kebiasaan buruk ini akan melekat pada dia.
pembentukan jiwa anak. Kita sering mendengar ucapan bahwa "anak itu rusak",
akan menjadi anak yang jahat, apabila ia bergaul dan masuk dalam kelompok atau
laun, anakyang berasal dari keluarga harmonis tadi, akan terpengaruh dengan
Inempelajari tidak saja cara melakukan perbuatan itu sendiri, melainkan juga
motif, dorongan, pikiran dan sikap orang yang pemah melakukan perbuatan itu.
42
•
Hemat penulis, faktor pergaulan ini tidak dapat dilepaskan begitu raja,
dari lingkungan keluarga mempunyai hubungan timbal balik dengan norms yang
tadi. Didalam kebingungan si anak ini, peran orang tua sangat dibutuhkan, dalam
rangka membantu anak memilih norma-norma tadi. Sehingga , anak tersebut tidak
orang yang jahat atau nakal, apabila anak atau remaja tadi melakukan pelanggaran
terhadap norma atau kaedah yang dijunjung tinggi oleh masyarakat tadi.
mempunyai peranan yang sangat besar dalam membentuk pribadi si anak. Anak
yang dalam masa pertumbuhan, pada umumnya masih mencari bentuk jati
dirinya.
a
nal (' untuk mel akukan pe r buatan p
43
disebabkan oleh suatu faktor tertentu, tetapi dapat discbabkan oleh macam-
IP"
Oleh karena itu, jalan untuk mencari sebab-sebab timbulnya kenakalan
remaja dibidang kesusilaan, kiranya dapat dilakukan dengan mengadakan
Seperti telah dikatakan diatas, penyebab dari kenakalan anak ini tidak
dapat hanya ditinjau dari satu faktor saja. Antara faktor yang terdapat dalam diri
pelaku (faktor intern) dan faktor yang terdapat diluar diri pelaku (faktor ekstern),
dilakukan anak dibawah umur, dengan korban anak dibawah umur juga. Kasus ini
tetjadi di Kota Palembang sekitar akhir Desember 2000, dan dikenal dengan
kasus "Miss X". Baik pelaku maupun korban, dikenal sebagai anak jalanan
011 Salah seorang pelaku yaitu Ocol yang dituduh telah melakukan
putus sekolah. Dalam kehidupan dikeluarga, sering dimarahi oleh orang tuanya,
sehingga is melarikan diri dan hidup terlunta-lunta dijalanan. Dari kasus Miss X
ini jelaslah bahwa antara faktor intern atau yang berada dalam diripelaku, serta
terhadap kesusilaan. Menurut hemat penulis, apabila anak yang termasuk kategori
remaja melakukan kejahatan kesusilaan, dapat kita katakan bahwa hal tersebut,
bukanlah kenakalan remaja lagi, tapi sudah termasuk kejahatan seperti yang diatur
kesusilaan diatur dalam Buku II Bab XIV, yang terdiri 25 pasal, yaitu Pasal 281
sampai Pasal 303. Tidak ada satu pun dari pasal-pasal yang terdapat dalam Pasal
281 sampai 303 tentang kejahatan terhadap kejahatan kesusilaan, yang khusus
terhadap terdakwa Joni Iskandar alias Ocol. Yang berusia 9 tahun, karena terbukti
melanggar Pasal 290 ke-1 KUHP jo 55 (1) ke-1 KUHP jo 64 (1) KUHP, dengan
memeriksa perkara ini sudah tcpat. Hakim terscbut dalam mcnerapkan pasal,
tidak melihat apakah pelaku orang dewasa atau masih anak-anak, karena memang
dal= KUHP tidak terdapat aturan tcntang hal itu. Dalam Putusannya, barulah
Isi Pasal 24 UU No. 3 Tahun 1997, hampir sama dengan apa yang diatur
didalam Pasal 45 KUHP. Scbagai sandaran digunakan Pasal 24 ini, didasari oleh
Bila kita memperhatikan putusan diatas, dapat kita katakan bahwa, tidak
ada aturan khusus yang membedakan apakah perlu pelaku masih anak-anak atau
remaja, yang membedakan hanyalah putusan yang diberikan oleh hakim. Karena,
seperti kita ketahui, dalam Pasal 24 UU No. 3 Tahun 1997, Hakim diberikan 3
putusan hukuman.
2.Menyerahkan kepada negara untuk mengikuti pendidikan, pembinaan
Perlakuan atas anak secara manusiawi sesuai dengan martabat dan hak-
hak anak dan penyediaan petugas pendamping khusus anak sejak dini serta
penyediaan sarana dan prasarana khusus, penjatuhan sanksi yang tepat untuk
kepentingan terbaik bagi anak yang berhadapan dengan hukum dan dapat
melalui media massa dan untuk menghindari labelisasi serta pemberian jaminan
keselamatan bagi saksi korban dan saksi ahli, baik fisik, mental, maupun sosial,
perkara.
Pidana kesusilaan, bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Kita hares tahu
•
barulah dapat dilakukan pencegahan dan malah mungkin bisa Memberikan obat
yang mujarab untuk mengatasi kejahatan anak ini agar tidak timbul lagi.
dari mereka yang berbuat jahat. Dalam rangka menanggulangi kejahatan anak kita
tidak bisa hanya mengharapkan peran penuh dari pemerintah saja. Untuk
mengatasi hal ini, peran dari seluruh lapisan masyarakat, terutama dari pihak
(tidak adanya keserasian ayah dan ibu), kurang mendapat perhatian yang wajar
dari orang tua. Hal yang sangat penting adalah, kurangnya penanaman nilai-nilai
agama sewaktu mereka berkumpul hasama, dengan orang tuanya. Hal yang
sangat mengejutkan lagi bagi kita, bahwa sebagian besar anak jalanan yang
penulis tanya, mengaku sudah bisa melakukan hubungan seksual. Hubungan yang
mereka lakukan bisa dengan lawan jenis dan juga hubungan sejenis sesama anak
jalanan. Hubungan sejenis, biasanya dilakukan secara paksa oleh anak jalanan Yang
niempunyai fisik yang kuat, serta berbadan besar, apabila mereka menolak,
48
maka mereka akan mendapat siksaan serta tidak boleh lagi "mangkal" diwilayah
tersebut.
Funtuk memberikan suatu solusi, yang mungkin bisa dipakai dalam rangka
mengatasi hal tersebut diatas, antara lain :
1. Peranan Agama
Diakui atau tidak diakui, agama mempunyai peranan yang sangat
agama harus dimulai sejak dini, dengan adanya penanatnan nilai -nilai
hidupnya lebih tenang daripada mereka yang jauh dari agama. Ketenangan ini
mungkin disebabkan oleh sulitnya mereka yang jauh dari agama. Dalam
masyarakat yang beragama itu, nilai-nilai hidup mereka pasti dan tidak
serta dengan mudah anak atau remaja tadi akan mendapat contoh yang
diteladaninya. Disamping ketentuan yang pasti itu, anak atau remaja juga akan
agamanya, moral pars anak-anak atau remajanya masih balk dan tidak terjadi
penyimpangan-penyimpangan sosial.
Selain peranan agama, peranan orang tua merupakan hal yang pokok
juga dalam membina anak-anak atau remaja. Dari sejak masih bayi, anak telah
mendapat didikan dan kasih sayang dari orang tuanya, tetapi kadang-kadang si
anak pada usia anak-anak dan remaja, banyak melakukan tindakan yang
Kejahatan anak dan remaja merupakan suatu tanda atau gejala adanya
pengaruh dalam diri si anak, ataupun dari luar diri si anak tadi. Perbuatan
yang bertentangan dengna realitas sosial yang dilakukan anak, pada umumnya
merupakan rcaksi terhadap tekanan yang datang dari dalam din si anak,
ataupun yang berasal dari luar lingkungan anak tadi. Adanya hubungan yang
tidak harmonis antara orang tua dan anak tadi. Adanya hubungan yang tidak
harmonis antara orang tua dan anak, atau orang tua yang selalu mengatur si
anak, serta adanya "Over Protection" dari orang tua, karena orang tua tidak
tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Sehingga, anak mencari
1110
Yang dapat dikategorikan sebagai kenakalan ataupun kejahatan.
50
Pada umumnya, anak memerlukan kasih sayang dari orang tua, rasa
anak hares dimanjakan dengan kekayaan (harta), bukan tidak mungkin dengan
rumah. Bimbingan orang tua, serta kasih sayang denga cara memberikan
tidak baik. Karena didalam rumah itulah, orang tua dapat memberikan
3. Peranan Masyarakat
dari faktor dalam diri si anak dan juga dapat disebabkan dari pengaruh di luar
diri si anak. Pengaruh dari luar, didapat si anak dari pergaulan, serta dari
lingkungannya.
diharapkan anak tersebut akan dapat merubah pola hidupnya yang salah.
remaja seperti ini, maka diharapkan anak atau remaja tersebut akan menjadi
4. Peranan Mass-Media
Anak atau remaja merupakan generasi muda dari suatu bangsa, bila
bangsa tersebut.
dalam rangka mencerdaskan suatu bangsa. Saat ini, mass-media telah menjangkau
membacanya. Memang dalam hal ini pengawasan dari orang tua sangat
52
dapat begitu saja memberikan beban yang berat kepada orang tua. Dalam hal
ini, tanggung jawab moral dari pihak-pihak yang bertanggung jawab kepada
masalah tersebut, juga kita mintakan. Disamping itu, kita mengharapkan juga
barang yang dapat merusak generasi muda ini, khususnya film-film ataupun
kepolisian, karena tugas dari kepolisian ini sangat dekat dengan rakyat,
para pelaku kejahatan yang berusia muda. Dengan demikian, dapat dijadikan
sebagai pelajaran bagi yang lain, agar tidak mencoba melakukan hal-hal yang
memberikan masukan atau saran kepada orang tua, untuk dapat mendidik
anak tersebut. Bahkan, kalau mendapatkan izin dari orang tua si anak, anak
tadi diawasi oleh petugas kepolisian, dengan jalan wajib lapor. Apabila anak
A.
Kesimpulan
kekecewaan
f)Faktor kejiwaan
B. Faktor ekstern (motivasi ekstrensik ) :
a)Keadaan keluarga
b)Faktor ekonomi
c) Faktor pendidikan
d)Faktor pergaulan
5
55
fak
Antara tor yang terdapat dalam diri pelaku (faktor intern) dan faktor yang
bergantungan.
a)Peranan agama
c)Peranan masyarakat
ri B. Saran
khususnya kepada anak yang bermasalah, kepedulian ini dapat dilakukan secara
3.Kita hares menyadari bahwa masalah kejahatan anak atau remaja merupakan
Pemahaman dan
;
8)------------------------------------------------------------------------------------------ ,
Kriminal dan Perbuatan Pidana, PT. Bima Aksara, Jakarta, 1986.
9) Supramono, Gatot, Hukum Acara Pengadilan Anak, Djambatan, Jakarta,
2000.
10)------------------------------------------------------------------------------------ ,
11
)Soemitro, Irma Setyowati, Aspek Hukum Perlindungan Anak, PT. Bumi
Koran