Review Jurnal - Miftahul Jannah
Review Jurnal - Miftahul Jannah
1. Comparison of the Health Service System and the Universal Health Insurance among Indonesia's
Neighboring Countries
a) Urgensi/argumentasi
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan perkiraan 17.504 pulau dan
memiliki penduduk keempat terbanyak di dunia (Statistik, 2017). Kesehatan merupakan
kebutuhan dan hak dasar bagi setiap manusia serta telah diamanatkan di dalam UUD 1945
(Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia & Indonesia, 1945).
Terdapat kesenjangan karena tidak semua masyarakat Indonesia memiliki akses pelayanan
kesehatan akibat biaya kesehatan yang tinggi serta sistem pelayanan kesehatan yang belum
handal di masa sebelum adanya Jaminan Kesehatan Semesta, di mana Indonesia disebut
sebagai Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
b) Kebaruan jurnal
Kebaruan dari artikel ini dimana pendanaan yang beragam pada sistem layanan kesehatan
Indonesia, dengan pendanaan dari pemerintah dan sektor swasta. Selain itu juga disebutkan
komitmen peningkatan alokasi anggaran kesehatan dan target pencapaian cakupan kesehatan
semesta oleh BPJS. Pasal tersebut juga menguraikan lima program jaminan sosial, termasuk
jaminan kesehatan, yang dikelola oleh BPJS, sebagaimana diamanatkan dalam UU SJSN.
Artikel ini juga membahas keunikan Indonesia sebagai negara kepulauan yang majemuk
dengan jumlah penduduk yang besar serta tantangan dalam memberikan akses layanan
kesehatan kepada seluruh warga negara, khususnya masyarakat miskin. Hal ini menyoroti
peningkatan signifikan dalam biaya layanan kesehatan dan komitmen untuk meningkatkan
alokasi anggaran layanan kesehatan. Artikel ini memberikan wawasan mengenai perubahan
dan perkembangan sistem layanan kesehatan di Indonesia, termasuk implementasi Jaminan
Kesehatan Nasional dan tantangan yang dihadapi dalam mencapai cakupan kesehatan
semesta.
c) Metodologi penelitian
Penelitian dalam artikel ini menggunakan metode tinjauan pustaka untuk menganalisis
perbandingan sistem pelayanan kesehatan dan implementasi asuransi kesehatan universal di
negara-negara tetangga Indonesia.
d) Variabel
Jumlah tenaga kesehatan melalui universitas-universitas
Kebijakan jaminan kesehatan semesta (Universal Health Coverage/UHC)
Biaya iuran untuk jaminan kesehatan semesta (UHC)
Strategi kebijakan untuk meningkatkan pendapatan kesehatan
Sistem pelayanan kesehatan di Filipina
e) Analisis data
Analisis ini melibatkan perbandingan karakteristik, kebijakan, dan tantangan sistem
layanan kesehatan di berbagai negara, memberikan pemahaman komprehensif tentang variasi
dan kesamaan dalam penerapan jaminan kesehatan universal di wilayah tersebut.
f) Hasil
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa Indonesia menghadapi tantangan besar dalam
sistem layanan kesehatannya, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kualitas dan
aksesibilitas layanan kesehatan. Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
merupakan langkah penting dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan dalam mengakses
layanan kesehatan bagi seluruh warga negara Indonesia. Namun studi ini menyoroti bahwa
masih terdapat disparitas dalam akses layanan kesehatan akibat tingginya biaya layanan
kesehatan dan belum berkembangnya sistem layanan kesehatan sebelum berlakunya Cakupan
Kesehatan Universal (Universal Health Coverage/UHC).
Perbandingan sistem layanan kesehatan dan penerapan asuransi kesehatan universal antar
negara tetangga di Indonesia memberikan wawasan mengenai karakteristik unik dan
tantangan yang dihadapi masing-masing negara. Studi ini menekankan pentingnya
membangun sistem layanan kesehatan yang kuat, stabil, dan berkualitas untuk memastikan
bahwa setiap warga negara dapat menikmati akses yang setara terhadap layanan kesehatan.
Temuan ini menggarisbawahi pentingnya upaya berkelanjutan untuk memperkuat sistem
layanan kesehatan dan meningkatkan cakupan kesehatan universal di Indonesia dan negara-
negara tetangganya.
b) Kebaruan jurnal
Kebaruan dari artikel ini adalah implementasi sistem skrining elektronik e-HEEADSSS
pada pasien pediatrik di rumah sakit di Australia Barat . Penelitian ini menunjukkan
peningkatan signifikan dalam tingkat partisipasi dan tingkat pengungkapan masalah oleh
pasien muda dengan penggunaan sistem skrining ini . Selain itu, penelitian ini juga menyoroti
urgensi untuk meningkatkan sumber daya dan perhatian pada kesehatan remaja, serta untuk
melanjutkan penelitian lebih lanjut terkait kesehatan psikososial remaja . Ini menunjukkan
bahwa jurnal ini memberikan kontribusi baru dalam pemahaman dan implementasi sistem
skrining elektronik untuk meningkatkan kesejahteraan psikososial remaja.
c) Metodologi penelitian
Penelitian dalam artikel ini menggunakan Metode statistik seperti uji eksak Fisher
digunakan untuk membandingkan tingkat penyerapan e-HEEADSSS secara keseluruhan
dengan era sebelum e-HEEADSSS dan untuk menganalisis peningkatan tingkat penyerapan.
Audit retrospektif dan evaluasi layanan sistem penyaringan HEEADSSS elektronik (e-
HEEADSSS) di rawat inap anak di rumah sakit regional di Australia Barat dilakukan dalam
dua kerangka waktu yang berbeda: sebelum penerapan e-HEEADSSS dan pasca
implementasi e-HEEADSSS
d) Variabel
Penelitian ini menggunakan beberapa variabel usia, jenis kelamin, tanggal masuk,
diagnosis saat masuk, etnis, tingkat pengungkapan e-HEEADSSS, tingkat perolehan
persetujuan, rata-rata waktu penyelesaian e-HEEADSSS, kekhawatiran yang muncul dari
skrining, dan manajemen oleh dokter sebelum memulangkan.
e) Analisis data
Studi ini melaporkan peningkatan yang signifikan secara statistik dalam tingkat
penggunaan sistem penyaringan e-HEEADSSS, dengan peningkatan sebesar 450% dan nilai p
0,005 sebagaimana ditentukan oleh uji Fisher Exact. Penelitian ini melibatkan 26 pasien pada
periode pra e-HEEADSSS dan 24 pasien pada periode pasca e-HEEADSSS, dengan usia rata-
rata masing-masing 13,8 dan 13,4 tahun.
f) Hasil
Peningkatan yang signifikan secara statistik dalam tingkat penggunaan sistem penyaringan
e-HEEADSSS, dengan peningkatan sebesar 450% dan nilai p 0,005 sebagaimana ditentukan
oleh uji Fisher Exact. Sistem e-HEEADSSS terbukti efektif dalam meningkatkan
kesejahteraan psikososial remaja, dan diketahui bahwa sistem tersebut telah diterapkan pada
semua pasien rawat inap di bangsal anak, baik untuk pasien medis maupun bedah.
b) Kebaruan jurnal
Kebaruan jurnal ini terletak pada evaluasinya terhadap dampak perluasan cakupan asuransi
kesehatan terhadap penggunaan obat-obatan di Thailand, khususnya dalam konteks
pencapaian cakupan kesehatan universal. Studi ini membahas potensi keterbatasan desain
penelitian dan analisis statistik, dan juga menyoroti pentingnya temuan dalam kaitannya
dengan perubahan penjualan obat dan penetrasi pasar. Selain itu, penelitian ini menekankan
pentingnya menilai kualitas dan kesetaraan penggunaan obat-obatan ketika menerapkan
kebijakan untuk mencapai cakupan kesehatan universal.
c) Metodologi penelitian
Metodologi penelitian ini menggunakan desain rangkaian waktu interupsi kuasi-
eksperimental untuk mengevaluasi dampak perluasan cakupan asuransi kesehatan terhadap
penggunaan obat-obatan di Thailand. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan validitas
internal dan berfokus pada mengatasi tantangan dalam mencapai cakupan pengobatan
universal. Studi ini juga menggunakan metode statistik, analisis regresi tersegmentasi, dan
analisis sensitivitas untuk memastikan kekuatan dan keandalan temuan.
d) Variabel
Variabel penelitian mencakup dampak perluasan cakupan asuransi kesehatan terhadap
penjualan obat untuk penyakit tidak menular (NCD) di Thailand, serta potensi keterbatasan
desain penelitian dan analisis statistik.
e) Analisis data
Penelitian ini menggunakan analisis regresi tersegmentasi untuk menilai dampak perluasan
cakupan asuransi kesehatan terhadap penjualan obat-obatan untuk penyakit tidak menular
(NCD) di Thailand. Analisis ini berfokus pada evaluasi perubahan tingkat langsung dan
perubahan tren pasca reformasi, dan juga mencakup analisis sensitivitas untuk menentukan
model yang paling sesuai untuk periode intervensi terpendek.
Studi ini mengontrol autokorelasi serial menggunakan model kesalahan autoregresif dan
melaporkan perbedaan absolut dan relatif dengan interval kepercayaan 95% antara volume
total yang diamati dan diperkirakan pada 1 dan 5 tahun pasca reformasi. Selain itu, penelitian
ini melakukan analisis sensitivitas dengan memperpanjang periode pelaksanaan intervensi
untuk memperhitungkan potensi penundaan dalam pelaksanaan dan partisipasi aktual dalam
skema tersebut.
f) Hasil
Temuan penelitian menunjukkan bahwa perluasan cakupan asuransi kesehatan di Thailand
mempunyai dampak yang signifikan terhadap penjualan obat-obatan untuk penyakit tidak
menular (NCD). Hasilnya menunjukkan peningkatan substansial dalam penjualan obat-obatan
pasca reformasi, khususnya untuk penyakit tidak menular, yang menunjukkan potensi
asuransi kesehatan untuk meningkatkan penggunaan obat-obatan. Studi ini juga menyoroti
peluang unik yang muncul dari cepatnya penerapan jaminan kesehatan universal di Thailand
untuk mengukur dampak perluasan asuransi kesehatan dan kapitasi pembayaran terhadap
penggunaan obat-obatan.
b) Kebaruan jurnal
Terdapat beberapa Kebaruan penelitian yang membahas pendidikan keselamatan pasien
dan dampaknya pada pengetahuan, persepsi, dan partisipasi pasien. Namun, tidak ada
informasi yang menunjukkan kebaruan jurnal tertentu dari kutipan tersebut. Untuk
mengidentifikasi kebaruan jurnal, perlu informasi tambahan seperti judul artikel, nama jurnal,
dan tahun publikasi. Dengan informasi tersebut, dapat dilakukan penelusuran lebih lanjut
untuk mengidentifikasi kebaruan jurnal yang relevan.
c) Metodologi penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif untuk menyelidiki dampak
pendidikan keselamatan pasien pada pasien rawat inap. Desain penelitian melibatkan
penggunaan kelompok eksperimen dan kontrol, dengan total 80 individu yang dipilih
berdasarkan kriteria tertentu. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner yang dikembangkan untuk mengukur pengetahuan keselamatan pasien dan persepsi
keselamatan pasien.
d) Variabel
Penelitian ini mencakup beberapa variabel, seperti pengetahuan keselamatan pasien,
persepsi keselamatan pasien, dan kemauan untuk berpartisipasi dalam kegiatan keselamatan
pasien. Variabel-variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen tertentu dan dianalisis
untuk menilai dampak pendidikan keselamatan pasien pada pasien rawat inap.
Penelitian ini juga mempertimbangkan efektivitas kelompok eksperimen dan kontrol
sebelum dan sesudah pendidikan, serta perbedaan besaran peningkatan variabel yang diukur
untuk masing-masing kelompok. Selain itu, penelitian ini melibatkan pengembangan dan
validasi alat pengukuran pengetahuan keselamatan pasien dan kemauan untuk berpartisipasi
dalam keselamatan pasien.
e) Analisis data
Data yang dikumpulkan terkait pengaruh pendidikan keselamatan pasien dianalisis
menggunakan program statistik SPSS/WIN 25.0. Karakteristik umum subjek dianalisis
dengan frekuensi, persentase, mean, dan standar deviasi, dan verifikasi homogenitas prior
kelompok eksperimen dan kontrol dianalisis dengan uji X2 dan uji t independen. Efektivitas
kelompok eksperimen dan kontrol sebelum dan sesudah pendidikan dianalisis menggunakan
uji t berpasangan, dan perbedaan besaran kenaikan variabel terukur tiap kelompok dianalisis
menggunakan uji t independen. Semua tingkat signifikansi statistik ditetapkan ke 0,05.
Penelitian ini menggunakan periode pengumpulan data yang berbeda untuk kelompok
eksperimen dan kontrol untuk mencegah penyebaran efek pengobatan. Proses pengumpulan
data melibatkan penggunaan kuesioner yang dikembangkan untuk mengukur pengetahuan
keselamatan pasien dan persepsi keselamatan pasien. Kuesioner divalidasi dengan verifikasi
validitas isi untuk mengukur pengetahuan keselamatan pasien. Instrumen pengetahuan
keselamatan pasien terdiri dari 31 pertanyaan, dan instrumen persepsi keselamatan pasien
terdiri dari 18 pertanyaan dan 5 subfaktor. Keandalan alat diverifikasi menggunakan Kuder–
Richardson Formula 20 (KR-20) dan Cronbach's α.
Hasil analisis perbedaan besaran kenaikan variabel yang diukur oleh kedua kelompok
diwakilkan dalam penelitian. Setelah penerapan program pendidikan keselamatan pasien, skor
pengetahuan keselamatan pasien pada kelompok eksperimen secara signifikan lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok kontrol, dan perbedaan jumlah peningkatan antara kedua
kelompok adalah signifikan. Demikian pula, skor persepsi keselamatan pasien pada kelompok
eksperimen secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol, dan
perbedaan jumlah peningkatan antara kedua kelompok adalah signifikan.
Penelitian ini juga mempertimbangkan pertimbangan etis, memastikan bahwa semua
subjek memberikan persetujuan mereka untuk dimasukkan sebelum berpartisipasi dalam
penelitian. Persetujuan penelitian diperoleh dari Institutional Review Board, dan data survei
yang dikumpulkan dianonimkan, diberi kode, dan dianalisis. Subjek yang berpartisipasi dalam
penelitian ini masing-masing diberikan sertifikat hadiah setelah menyelesaikan survei
sebelum dan sesudah. Proses analisis data melibatkan berbagai uji statistik dan memastikan
keandalan dan validitas alat pengukuran yang digunakan dalam penelitian. Pertimbangan etis
juga diperhitungkan selama proses penelitian.
f) Hasil
Studi ini mengungkapkan bahwa program pendidikan keselamatan pasien, yang
memanfaatkan materi video dan akses tablet PC, secara signifikan meningkatkan pengetahuan
dan kesadaran keselamatan pasien pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan
kelompok kontrol.
Penelitian ini juga menegaskan perlunya partisipasi aktif pasien dalam kegiatan
keselamatan pasien dan pentingnya komunikasi yang baik antara pasien dan penyedia layanan
kesehatan. Pertimbangan etis diperhitungkan selama proses penelitian, memastikan bahwa
semua subjek memberikan persetujuan untuk dimasukkan sebelum berpartisipasi dalam
penelitian.
b) Kebaruan jurnal
Terdapat beberapa kebaruan jurnal yang dapat diidentifikasi, Implementasi eReferral untuk
sistem quitline tembakau dalam rekam medis elektronik (EHR) di sistem kesehatan tanpa
peringatan praktik terbaik. Penelitian menggunakan kerangka kerja RE-AIM untuk
mengevaluasi jangkauan, efektivitas, adopsi, implementasi, dan pemeliharaan sistem
eReferral.
c) Metodologi penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode campuran, yang menggabungkan data
kuantitatif mengenai jumlah pesanan eReferral dan wawasan kualitatif mengenai tantangan
dan strategi penerapan eReferral untuk penghentian tembakau. Studi ini juga tampaknya
mengacu pada literatur dan kerangka kerja yang ada, seperti kerangka RE-AIM, untuk
memandu evaluasi implementasi eReferral. Selain itu, penelitian ini mungkin melibatkan
analisis data yang diperoleh dari catatan kesehatan elektronik untuk menilai dampak sistem
eReferral terhadap upaya berhenti merokok.
d) Variabel
enelitian ini mungkin mencakup variabel yang terkait dengan penerapan dan
pemanfaatan sistem eReferral untuk penghentian tembakau, seperti jumlah pesanan eReferral,
keterlibatan pasien dengan layanan penghentian, karakteristik penyedia layanan, populasi
pasien, dan dampak umpan balik dua arah terhadap penggunaan eReferral. Selain itu,
penelitian ini mungkin telah mempertimbangkan variabel-variabel yang berkaitan dengan
tingkat jangkauan dan berhenti dari sistem eReferral, serta potensi hambatan dan fasilitator
dalam penerapannya.
e) Analisis data
Analisis data dalam penelitian ini melibatkan penilaian efektivitas penerima eReferral
yang melaporkan penggunaan tembakau saat ini pada saat pesanan kunjungan tindak lanjut
status tembakau. Beberapa pesanan tidak dimasukkan dalam analisis utama, dan hasil
penghentian untuk semua pesanan dimasukkan dalam analisis. Status berhenti didefinisikan
sebagai status prevalensi tidak merokok yang diberi cap waktu dan titik pada kunjungan
klinik lanjutan selama periode waktu tertentu
Analisis chi-square digunakan untuk menggambarkan proporsi pasien yang berhenti di
antara mereka yang melakukan kunjungan klinik lanjutan, dan proporsi pasien yang berhenti
di antara semua pasien dengan eReferral pertama juga dievaluasi.
f) Hasil
Penelitian ini menemukan bahwa klinik residen berbasis rumah sakit memiliki penggunaan
pesanan eReferral yang lebih besar dibandingkan klinik berbasis fakultas, yang berpotensi
mencerminkan perbedaan dalam karakteristik pasien atau penyedia layanan, keterlibatan
dokter residen, atau strategi promosi . Studi ini juga membahas penerapan sistem eReferral,
termasuk pendanaan yang disediakan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
untuk membangun eReferral dua arah California pertama ke Saluran Bantuan, serta
modifikasi EHR yang dilakukan untuk meningkatkan pemanfaatan eReferral .
Selain itu, studi ini juga menyoroti dampak potensial dari promosi langsung ke pasien
yang dilakukan oleh sistem kesehatan dan pengiriman surat yang ditargetkan kepada para
perokok yang teridentifikasi sebagai metode tambahan untuk melibatkan perokok melalui
jalur berhenti merokok. Studi tersebut juga menyebutkan bahwa jangkauan pengobatan
Saluran Bantuan sebesar 61% sebanding atau lebih tinggi daripada yang lain yang dilaporkan
dalam uji klinis.
b) Kebaruan jurnal
Jurnal ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang masalah kesehatan di
Indonesia dan pentingnya melakukan rekonstruksi sistem hukum kesehatan. Dimana
membahas tentang kurangnya tenaga kesehatan, akses pelayanan kesehatan yang kurang
merata, dan pembiayaan kesehatan yang tidak tercover dengan baik di Indonesia.
c) Metodologi penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif, yang merupakan
suatu prosedur ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dan
sisi normatifnya. Dengan demikian, penelitian ini memberikan landasan yang kuat untuk
melakukan rekonstruksi sistem hukum kesehatan di Indonesia melalui pendekatan
perbandingan dengan negara maju.
d) Variabel
Variabel dalam penelitian ini meliputi sistem kesehatan yang ada di Indonesia,
perbandingan sistem kesehatan di negara maju seperti Australia dan Jepang, kurangnya tenaga
kesehatan, kesenjangan akses terhadap layanan kesehatan, pembiayaan kesehatan yang tidak
memadai, dan fasilitas yang tidak lengkap dalam layanan kesehatan Indonesia. sistem. Studi
ini juga mempertimbangkan struktur kelembagaan, sistem pembayaran, dan layanan
kesehatan dalam sistem hukum kesehatan yang direstrukturisasi.
e) Analisis data
Studi ini menekankan perlunya analisis komprehensif terhadap sistem kesehatan
Indonesia, dengan mempertimbangkan perubahan kebijakan hukum dan kesenjangan kualitas
layanan kesehatan dibandingkan negara lain. Lebih lanjut, penelitian ini menyoroti
pentingnya restrukturisasi sistem hukum kesehatan di Indonesia untuk menjamin layanan
kesehatan yang setara dan berkualitas bagi seluruh warga negara, sejalan dengan amanat
konstitusi UUD 1945.
Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan analisis komprehensif mengenai urgensi
dan alasan untuk merekonstruksi sistem hukum kesehatan di Indonesia, dengan
mempertimbangkan kesenjangan dalam kualitas layanan kesehatan dan perlunya
menyelaraskan dengan mandat konstitusi dan standar internasional.
f) Hasil
Urgensi untuk merekonstruksi sistem hukum kesehatan di Indonesia terlihat dari adanya
kesenjangan dalam kualitas layanan kesehatan dibandingkan dengan negara-negara lain,
sehingga menekankan perlunya reformasi sistem hukum kesehatan untuk memenuhi
kebutuhan layanan kesehatan bagi sebagian besar masyarakat.
Sistem kesehatan yang ada di Indonesia, perbandingan sistem kesehatan di negara-negara
maju seperti Australia dan Jepang, kurangnya tenaga kesehatan profesional, akses yang tidak
setara terhadap layanan kesehatan, pembiayaan kesehatan yang tidak memadai, dan fasilitas
yang tidak lengkap dalam sistem kesehatan Indonesia dipertimbangkan dalam penelitian ini. .
Rekonstruksi yang diusulkan mencakup penerapan sistem pembayaran pajak terpadu
berdasarkan data sensus penduduk dan tingkat pendapatan, untuk memastikan akses yang adil
dan setara terhadap layanan kesehatan tanpa memandang tingkat pendapatan.
Studi ini juga menekankan perlunya analisis komprehensif terhadap sistem kesehatan
Indonesia, dengan mempertimbangkan perubahan kebijakan hukum dan kesenjangan kualitas
layanan kesehatan dibandingkan negara lain.
Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan analisis komprehensif mengenai urgensi
dan alasan untuk merekonstruksi sistem hukum kesehatan di Indonesia, dengan
mempertimbangkan kesenjangan dalam kualitas layanan kesehatan dan perlunya
menyelaraskan dengan mandat konstitusi dan standar internasional.
b) Kebaruan jurnal
Artikel ini merupakan sebuah penelitian baru yang memberikan kontribusi baru terhadap
topik keselamatan pasien di unit rawat inap RSUD Ciracas, Indonesia. Penelitian ini juga
menyoroti bahwa meskipun rumah sakit ini sudah lulus akreditasi, masih ada yang belum
mengetahui PSGS, menunjukkan bahwa artikel ini mungkin membahas kesenjangan
pengetahuan yang belum terungkap sebelumnya.
c) Metodologi penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif seperti wawancara mendalam dan focus group Discussion (FGD) dengan informan
kunci dari unit rawat inap RSUD Ciracas. Pendekatan kualitatif bertujuan untuk mengevaluasi
penerapan Sasaran Keselamatan Pasien dan dilakukan sesuai dengan standar etika penelitian.
Selain itu, observasi dilakukan dengan memeriksa dokumen terkait, memotret fasilitas rumah
sakit, dan memperoleh informasi dari pasien dan keluarganya. Penelitian ini juga memperoleh
izin etis.
Wawancara mendalam dilakukan terhadap informan terpilih berdasarkan jabatan, tugas,
dan pengetahuannya untuk mendapatkan wawasan mengenai implementasi tujuan
keselamatan pasien dan upaya mencegah kesalahan medis. Metodologi penelitian ini
memungkinkan dilakukannya evaluasi komprehensif terhadap penerapan Sasaran
Keselamatan Pasien di RSUD Ciracas, sehingga memberikan wawasan berharga mengenai
kondisi keselamatan pasien di rumah sakit saat ini.
d) Variabel
Penelitian ini melibatkan variabel-variabel sebagai berikut:
1. Wawancara mendalam dan focus group Discussion (FGD) dengan key informan dari unit
rawat inap RSUD Ciracas.
2. Observasi melalui pemeriksaan dokumen terkait, pengambilan foto fasilitas rumah sakit,
dan perolehan informasi dari pasien dan keluarganya.
3. Izin etis diperoleh untuk penelitian ini.
4. Pemahaman keselamatan pasien sebagai sistem pelayanan keselamatan pasien dengan
risiko minimal.
5. Informasi tertulis mengenai pengertian keselamatan pasien.
e) Analisis data
Analisis data dalam penelitian ini meliputi pemeriksaan dokumen terkait penerapan
Sasaran Keselamatan Pasien di RSUD Ciracas, termasuk rekam medis dan laporan kejadian
internal. Selain itu, foto fasilitas rumah sakit diambil untuk memberikan bukti visual terkait
perawatan pasien. Penelitian ini juga melibatkan perolehan informasi dari pasien dan keluarga
mereka, yang kemungkinan besar berkontribusi pada analisis kualitatif situasi keselamatan
pasien di rumah sakit.
Pendekatan kualitatif, termasuk wawancara mendalam dan diskusi kelompok terfokus,
memungkinkan dilakukannya evaluasi komprehensif terhadap penerapan Sasaran
Keselamatan Pasien di RSUD Ciracas. Pendekatan ini memberikan wawasan berharga
mengenai kondisi keselamatan pasien di rumah sakit saat ini dan upaya yang dilakukan untuk
mencegah kesalahan medis.
Penelitian tersebut juga menyebutkan izin etis yang diperoleh, yang menunjukkan bahwa
penelitian dilakukan sesuai dengan standar etika.Secara keseluruhan, metode analisis data
yang digunakan dalam penelitian memberikan pemahaman komprehensif mengenai
implementasi Sasaran Keselamatan Pasien di RSUD Ciracas serta tantangan dan peluang
peningkatan keselamatan pasien di rumah sakit.
f) Hasil
Hasil jurnal penelitian ini menunjukkan beberapa temuan penting terkait implementasi
tujuan keselamatan pasien di Unit Rawat Inap RSUD Ciracas, Indonesia. Beberapa temuan
tersebut antara lain, Masih terdapat indikator keselamatan pasien yang belum berjalan dengan
baik di unit rawat inap RSUD Ciracas, menunjukkan adanya potensi perbaikan dalam
penerapan keselamatan pasien di rumah sakit tersebut. Meskipun RSUD Ciracas sudah lolos
akreditasi, masih ada karyawan/SDM yang belum mengetahui tentang Patient Safety Goals
(PSGS), menunjukkan adanya kebutuhan akan peningkatan pengetahuan dan pemahaman
tentang keselamatan pasien di rumah sakit tersebut.
Observasi terhadap sarana prasarana dan dokumentasi di rumah sakit dilakukan untuk
mengevaluasi penerapan PSGS dan administrasi lainnya, menunjukkan pendekatan
komprehensif dalam menilai keselamatan pasien di rumah sakit. Penelitian ini juga menyoroti
pentingnya strategi untuk meningkatkan keselamatan pasien dalam layanan kesehatan,
termasuk komunikasi dan transfer informasi antar tenaga kesehatan.
Temuan-temuan ini memberikan wawasan yang berharga terkait dengan tantangan dan
peluang dalam meningkatkan keselamatan pasien di RSUD Ciracas, serta menunjukkan
pentingnya peningkatan pemahaman dan penerapan PSGS di rumah sakit tersebut.
b) Kebaruan jurnal
Pendekatan baru untuk memahami persepsi pemangku kepentingan dalam penerapan
pelayanan rawat inap standar di Indonesia. Studi ini menggunakan pendekatan metode
campuran, yang menggabungkan survei kuantitatif terhadap peserta JKN-KIS dan wawancara
mendalam kualitatif serta diskusi kelompok terfokus dengan pemangku kepentingan dari
badan regulasi dan penyedia layanan kesehatan. Pendekatan komprehensif ini memberikan
analisis menyeluruh tentang kelayakan dan langkah-langkah persiapan yang diperlukan untuk
penerapan standar perawatan rawat inap, menyoroti kompleksitas standar kelas dalam layanan
kesehatan dan potensi dampaknya terhadap sikap masyarakat dan kualitas layanan kesehatan.
c) Metodologi penelitian
Menggunakan metode campuran, yang menggabungkan survei kuantitatif terhadap 520
peserta JKN-KIS dan wawancara mendalam kualitatif serta diskusi kelompok terfokus dengan
pemangku kepentingan dari badan regulasi dan penyedia layanan kesehatan. Metode
kuantitatif meliputi survei peserta JKN-KIS dan perhitungan potensi perubahan tarif untuk
berbagai jenis rumah sakit. Metode kualitatif melibatkan wawancara mendalam dan diskusi
kelompok terfokus dengan pemangku kepentingan dari entitas penyedia layanan kesehatan
dan regulator. Pendekatan ini memungkinkan dilakukannya analisis menyeluruh terhadap
kelayakan dan langkah-langkah persiapan yang diperlukan untuk penerapan perawatan rawat
inap standar.
d) Variabel
Penelitian ini mencakup variabel-variabel seperti persepsi pemangku kepentingan,
kesepakatan dengan kelas standar, alasan setuju atau tidak setuju, status sosial ekonomi, dan
potensi perubahan tarif untuk berbagai jenis rumah sakit. Variabel-variabel ini dinilai melalui
survei kuantitatif dan wawancara kualitatif serta diskusi dengan para pemangku kepentingan.
e) Analisis data
Menggunakan pendekatan metode campuran untuk menganalisis data. Metode kuantitatif
yang digunakan adalah survei terhadap 520 peserta JKN-KIS untuk mengukur kesediaan
mereka membayar iuran rawat inap standar dan persepsi mereka terhadap layanan rawat inap
standar. Selain itu, metode kuantitatif digunakan untuk menghitung potensi perubahan tarif
untuk berbagai jenis rumah sakit dan untuk menilai ketersediaan tempat tidur rawat inap
standar di rumah sakit. Analisis kualitatif melibatkan wawancara mendalam dan diskusi
kelompok terfokus dengan pemangku kepentingan dari lembaga pembuat peraturan dan
penyedia layanan kesehatan untuk memahami persepsi mereka dan menganalisis kelayakan
dan langkah-langkah persiapan yang diperlukan untuk penerapan layanan rawat inap standar.
Studi ini juga menganalisis persepsi pemangku kepentingan, termasuk pasien dan
pengambil kebijakan, mengenai penerapan standar pelayanan rawat inap. Mayoritas
responden dari pasien dan pengambil kebijakan mendukung penerapan standar ruang rawat
inap dengan preferensi yang berbeda-beda, dan direkomendasikan agar seluruh pemangku
kepentingan terkait mendukung kebijakan standar ruang rawat inap dengan merevisi timeline
penerapan dalam dokumen Road Map JKN, menetapkan peraturan teknis, dan kampanye
intensif.
Selanjutnya penelitian menganalisis kesiapan penerapan standar pelayanan rawat inap
tahun 2019 berdasarkan kelas rawat inap. Laporan ini juga menilai kesiapan jumlah tempat
tidur rawat inap standar dan persepsi pemangku kepentingan, dengan fokus pada kedua aspek
tersebut untuk memahami potensi penerapan layanan rawat inap standar.
f) Hasil
Penelitian ini memberikan wawasan mengenai persepsi para pemangku kepentingan dan
kelayakan penerapan standar pelayanan rawat inap di Indonesia, menyoroti kompleksitas
standar kelas dalam layanan kesehatan dan potensi dampaknya terhadap sikap masyarakat dan
kualitas layanan Kesehatan.
Kekurangan:
Keterbatasan Umum: Studi ini hanya melibatkan responden dari 13 daerah, sehingga
hasilnya mungkin tidak sepenuhnya mewakili situasi di seluruh Indonesia. Kondisi
eksternal seperti perubahan kebijakan atau situasi sosial ekonomi yang tidak terduga
mungkin mempengaruhi validitas temuan studi ini .Dengan demikian, meskipun studi ini
memberikan wawasan yang berharga, perlu diingat bahwa hasilnya harus dipertimbangkan
dengan memperhatikan keterbatasan-keterbatasan tersebut
9. Kesiapan RSUD Dr. H. Moch Anshari Shaleh Banjarmasin Menghadapi Regulasi PP No 47 2021
Tentang Implementasi Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) JKN di Tahun 2022
a) Urgensi/argumentasi
Implementasi kebijakan publik di rumah sakit sangat dipengaruhi oleh kesiapan dalam
memenuhi standar dan persyaratan yang telah ditetapkan. Menurut penelitian, kesiapan
RSUD dr.H. Moch Anshari Saleh dalam mengimplementasikan KRIS sesuai rancangan
konsensus 12 kriteria KRIS JKN di tahun 2022 sedang disiapkan sebesar 85%. Hal ini
menunjukkan bahwa kesiapan dalam memenuhi standar merupakan faktor penting dalam
keberhasilan implementasi kebijakan publik di rumah sakit.
Selain itu, dukungan dan sikap implementator juga merupakan kunci keberhasilan
pelaksanaan kebijakan secara efektif. Hal ini menunjukkan bahwa sikap dan dukungan dari
pihak pelaksana kebijakan sangat mempengaruhi hasil implementasi kebijakan publik di
rumah sakit.
Dalam konteks kesiapan, data kuantitatif menunjukkan bahwa RSUD dr.H. Moch Anshari
Saleh memiliki presentase kesiapan yang tinggi dalam memenuhi beberapa kriteria KRIS
JKN, seperti ventilasi udara dan pencahayaan ruangan. Hal ini menunjukkan bahwa rumah
sakit tersebut telah memenuhi beberapa standar kesehatan yang diperlukan untuk
implementasi kebijakan publik
Selain itu, sumber daya manusia dan sumber daya finansial juga menjadi faktor utama
dalam keberhasilan implementasi kebijakan. Dukungan dari sumber daya manusia dan
sumber daya finansial sangat diperlukan untuk memastikan kelancaran implementasi
kebijakan publik di rumah sakit.
Dengan demikian, kesiapan dalam memenuhi standar, dukungan dan sikap implementator,
serta ketersediaan sumber daya menjadi faktor-faktor utama yang mendukung keberhasilan
implementasi kebijakan publik di rumah sakit.
b) Kebaruan jurnal
Penelitian ini membahas kesiapan RSUD dr. Moch Anshari Saleh dalam
mengimplementasikan KRIS sesuai rancangan konsensus 12 kriteria KRIS JKN di tahun
2022, yang sedang disiapkan sebesar 85%.
Artikel ini memberikan gambaran tentang hasil penelitian terkait kesiapan rumah sakit
dalam memenuhi kriteria KRIS JKN, serta aspek-aspek yang mempengaruhi keberhasilan
implementasi kebijakan, seperti standar dan sasaran kebijakan, sumber daya, karakteristik
organisasi pelaksana, komunikasi antar organisasi, kegiatan pelaksana, dan sikap para
pelaksana.
c) Metodologi penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan mixed method, yang
menggabungkan analisis data kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini juga menggunakan
pendekatan mixed-method yang menggabungkan analisis data kuantitatif dan kualitatif untuk
memberikan pemahaman menyeluruh mengenai kesiapan rumah sakit dalam memenuhi
kriteria KRIS JKN.
d) Variabel
Penelitian ini mencakup variabel-variabel seperti data terkini mengenai kesiapan rumah
sakit dalam menerapkan kriteria KRIS JKN, memberikan wawasan mengenai kriteria spesifik
yang harus dipenuhi, seperti bahan bangunan, ventilasi udara, dan pencahayaan ruangan.
e) Analisis data
Analisis data juga menyoroti pemahaman teoretis dan konseptual mengenai implementasi
kebijakan, dengan menekankan sifat proses implementasi yang bertahap dan penuh tantangan.
f) Hasil
Penelitian ini memberikan wawasan mengenai persepsi para pemangku kepentingan dan
kelayakan penerapan standar pelayanan rawat inap di Indonesia, menyoroti kompleksitas
standar kelas dalam layanan kesehatan dan potensi dampaknya terhadap sikap masyarakat dan
kualitas layanan Kesehatan. Menunjukkan bahwa rumah sakit telah menunjukkan kesiapan
85% dalam memenuhi 12 kriteria KRIS JKN , dengan kriteria tertentu seperti bahan
bangunan, ventilasi udara, dan pencahayaan ruangan terpenuhi dengan persentase yang tinggi.
Hal ini menunjukkan adanya tingkat kesiapan yang signifikan dalam penerapan kriteria KRIS
JKN di RSUD dr. Moch Anshari Saleh.
b) Kebaruan penelitian
Penelitian ini memiliki kebaruan dalam mengkaji kesiapan RSUD Kota Salatiga dalam
menghadapi kebijakan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) BPJS Kesehatan berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021. Penelitian ini juga memberikan gambaran yang
komprehensif terkait kondisi sarana prasarana di RSUD Kota Salatiga dan menunjukkan
bahwa implementasi kriteria KRIS akan dilakukan bertahap, dengan beberapa kriteria yang
belum sepenuhnya terpenuhi. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan urgensi untuk
menilai kesiapan RSUD Kota Salatiga dalam memenuhi standar KRIS BPJS Kesehatan.
c) Metodologi penelitian
Penelitian ini menggunakan metode mixed methods yang merupakan perpaduan antara
penelitian kualitatif dan kuantitatif untuk melihat gambaran fenomena dan deskripsi kegiatan
secara sistematis. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa kondisi sarana prasarana di RSUD
Kota Salatiga belum sepenuhnya memenuhi standar rancangan kriteria KRIS yang ditetapkan
pemerintah melalui BPJS Kesehatan. Misalnya, pada kriteria 2, 3, dan 11 terkait ukuran
minimal, jarak antara tempat tidur dan tepi, serta aksesibilitas kamar mandi yang belum sesuai
standar KRIS. Hal ini menunjukkan bahwa implementasi kriteria KRIS akan dilakukan
bertahap, dengan kriteria 1-10 merupakan kriteria yang wajib, sementara kriteria 11-12
merupakan kriteria wajib dengan bertahap. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan urgensi
untuk mengevaluasi kesiapan RSUD Kota Salatiga dalam menghadapi Kelas Rawat Inap
Standar (KRIS) BPJS Kesehatan, terutama dalam hal pemenuhan standar sarana prasarana
yang diperlukan.
d) Variabel
Variabel independen dalam penelitian ini adalah tata kelola dan realisasi kerja, sedangkan
variabel dependennya adalah kesiapan RSUD Kota Salatiga dalam menghadapi Kelas Rawat
Inap Standar BPJS Kesehatan (KRIS).
e) Analisis data
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode campuran yang menggabungkan
penelitian kualitatif dan kuantitatif untuk menilai kepatuhan sarana dan prasarana rumah sakit
terhadap standar KRIS. Hasil penelitian mengungkapkan, meski kesiapan rumah sakit sudah
lebih dari 80% sesuai standar, namun masih terdapat sarana dan prasarana yang belum
memenuhi standar KRIS, seperti kamar mandi yang kurang rambu atau simbol serta jarak
antar tempat tidur yang sempit sehingga menyulitkan akses. Hal ini menyoroti kebaruan
penelitian dalam memberikan penilaian rinci mengenai kesiapan rumah sakit untuk memenuhi
standar KRIS, menekankan pentingnya mengatasi masalah ketidakpatuhan.
f) Hasil
Hasil penelitian mengungkapkan, meski kesiapan rumah sakit sudah lebih dari 80% sesuai
standar, namun masih terdapat sarana dan prasarana yang belum memenuhi standar KRIS,
seperti kamar mandi yang kurang rambu atau simbol serta jarak antar tempat tidur yang
sempit sehingga menyulitkan akses. Hal ini menyoroti kebaruan penelitian dalam
memberikan penilaian rinci mengenai kesiapan rumah sakit untuk memenuhi standar KRIS,
menekankan pentingnya mengatasi masalah ketidakpatuhan.