Panel Masterclass
Seri 3
Goals:
Primary Health Care (PHC) merupakan faktor penting dalam mencapai Kesehatan untuk Semua
(Health for All). Konsep PHC sebagai pendekatan yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan seluruh masyarakat termasuk kelompok kurang mampu dan sulit dijangkau telah dicetuskan
sejak tahun 1937, di Bandung Indonesia pada Konferensi Organisasi Kesehatan Liga Bangsa-Bangsa.
● Pada pandemi COVID-19 peran Puskesmas sangat vital dan penting, bukan hanya
untuk menekan dan mengurangi kasus, tetapi juga berupaya untuk menciptakan
perubahan perilaku hidup sehat di masyarakat.
● Dinamika global dengan adanya target Sustainable Development Goals (SDGs) dan
Universal Health Coverage (UHC) dapat dicapai salah satunya melalui implementasi
PHC, mulai dari pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
yang bermutu dan biaya yang terjangkau agar dapat diakses secara menyeluruh.
● Layanan Kesehatan primer merupakan hak kesehatan atau hidup sehat yang harus
diperoleh oleh semua orang. Layanan yang diberikan harus mempertimbangkan
kebutuhan dari siapapun yang ada dalam populasi, layanan harus terjangkau dan
berkualitas.
Poin-poin Pembelajaran
● Regulasi yang ada di Indonesia sebagai negara demokrasi, perlu selalu ada aspek kesehatan di
dalamnya. Implementasi Layanan Kesehatan Primer melalui peningkatan kelengkapan fasilitas,
peningkatan kemampuan dan keahlian tenaga kesehatan yang sesuai standar. Selain itu
pelaksanaan posyandu juga perlu diperhatikan, layanan primer yang diberikan bisa lebih
komprehensif. Keterbatasan akses transportasi untuk wilayah-wilayah pelosok Indonesia masih
menjadi perhatian. Jika fasilitas dan sarana prasarana nya sudah mendukung, tentunya
intervensi untuk perubahan perilaku masyarakatnya juga perlu diberikan sebagai penguat
perubahan sistem.
● PHC memiliki potensi untuk bisa menjangkau banyak orang dalam jangka waktu yang tepat, jika
dijalankan melalui pendekatan berbasis sistem maka akan terjadi perbaikan yang signifikan
dalam sistem PHC dan secara otomatis perbaikan yang signifikan juga akan terjadi dalam
kualitasnya karena mungkin masalah awal terkait akses, tapi kemudian kita bicara soal
pemerataan kualitas juga karena masalah geografis di Indonesia tidak bisa dijadikan alasan
bahwa seseorang kesulitan terhadap akses layanan kesehatan yang berkualitas. Kualitas
layanan yang diperoleh harus sama dan merata.
Poin-poin Pembelajaran
● Kita perlu shifting dari kuratif dan lebih meningkatkan nilai promotif. Climate
change, peningkatan PTM dan pandemi membuat tekanan yang besar pada
sistem layanan kesehatan regional untuk bisa memberikan layanan yang
komprehensif, karena selama ini permintaan dari populasi lebih banyak untuk
kegiatan kuratif
● Salah satu contoh praktik baik di Thailand adalah Health Promoting Hospital,
yang tercakup dalam PHC system. Indonesia sudah memiliki inisiasi yang baik
dengan adanya transformasi layanan kesehatan dan upaya menyeimbangkan
layanan kuratif dan preventif. Perlu monitoring yang tepat, Bhutan dan Thailand
misalnya memiliki SDM khusus untuk memantau KPI
● Kementerian kesehatan tidak memiliki hak untuk menempatkan tenaga
kesehatan di daerah dengan adanya sistem desentralisasi. Bergantung pada
usulan Bupati/ Walikota. Sehingga pemerataan tenaga kesehatan sulit
diintervensi oleh Kementerian Kesehatan
Poin-poin Pembelajaran
● Saat ini Kemenkes sedang menyusun RPP dari UU Kesehatan terbaru untuk
mengatur kualitas nakes, alat dan pembiayaan
● Setiap negara harus mencari bentuk PHC yang paling ideal dan berdampak,
oleh karena itu kita membutuhkan transformasi layanan kesehatan
● Konsekuensi logis dari transformasi PHC adalah perubahan mekanisme
insentif:
a. perubahan mekanisme produksi workforce
b. perubahan utilisasi dan distribusi workforce
Kesimpulan
Jalan Probolinggo No. 40C Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat 10350, Indonesia
phcofficial@cisdi.org
(+62) 21 3917590 cisdi.org/event/phc-forum