Anda di halaman 1dari 13

Rangkuman Diskusi

Panel Masterclass
Seri 3
Goals:

Diskusi panel pada masterclass seri


ke-3 bertujuan untuk melihat inisiatif
implementasi Primary Health Care/
Layanan Kesehatan Primer yang ada
di di level nasional/ Indonesia,
regional dan global.
Moderator:
Yurdhina Meilissa (Chief Strategist &
Act.Chief of PHC CISDI)
Intoduction

Primary Health Care (PHC) merupakan faktor penting dalam mencapai Kesehatan untuk Semua
(Health for All). Konsep PHC sebagai pendekatan yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan seluruh masyarakat termasuk kelompok kurang mampu dan sulit dijangkau telah dicetuskan
sejak tahun 1937, di Bandung Indonesia pada Konferensi Organisasi Kesehatan Liga Bangsa-Bangsa.

Terjadinya pandemi COVID-19 menunjukkan kebutuhan mendesak bagi negara-negara di


Kawasan Asia Tenggara untuk memperkuat PHC. Negara anggota dengan sistem kesehatan yang kuat
dan berorientasi pada PHC (termasuk keterlibatan masyarakat dan multi-sektoral) akan lebih mampu
merespons pandemi. Negara-negara ini dengan cepat dapat melakukan tindakan untuk melindungi
kesehatan masyarakat, dan mempertahankan layanan penting dengan gangguan yang minimal
(Direktur Regional WHO Asia Tenggara Wilayah, 2021).

Pelayanan Kesehatan Primer (PHC) 2022−2030 bertujuan untuk mempercepat kemajuan di


semua negara di kawasan Asia tenggara menuju cakupan kesehatan universal (UHC), Health Security
dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang terkait dengan kesehatan. Kita perlu memperkuat
atau melakukan transformasi sistem PHC agar kita dapat mencapai agenda tersebut.
Poin-Poin Pembelajaran

● Pada pandemi COVID-19 peran Puskesmas sangat vital dan penting, bukan hanya
untuk menekan dan mengurangi kasus, tetapi juga berupaya untuk menciptakan
perubahan perilaku hidup sehat di masyarakat.
● Dinamika global dengan adanya target Sustainable Development Goals (SDGs) dan
Universal Health Coverage (UHC) dapat dicapai salah satunya melalui implementasi
PHC, mulai dari pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
yang bermutu dan biaya yang terjangkau agar dapat diakses secara menyeluruh.
● Layanan Kesehatan primer merupakan hak kesehatan atau hidup sehat yang harus
diperoleh oleh semua orang. Layanan yang diberikan harus mempertimbangkan
kebutuhan dari siapapun yang ada dalam populasi, layanan harus terjangkau dan
berkualitas.
Poin-poin Pembelajaran

● Regulasi yang ada di Indonesia sebagai negara demokrasi, perlu selalu ada aspek kesehatan di
dalamnya. Implementasi Layanan Kesehatan Primer melalui peningkatan kelengkapan fasilitas,
peningkatan kemampuan dan keahlian tenaga kesehatan yang sesuai standar. Selain itu
pelaksanaan posyandu juga perlu diperhatikan, layanan primer yang diberikan bisa lebih
komprehensif. Keterbatasan akses transportasi untuk wilayah-wilayah pelosok Indonesia masih
menjadi perhatian. Jika fasilitas dan sarana prasarana nya sudah mendukung, tentunya
intervensi untuk perubahan perilaku masyarakatnya juga perlu diberikan sebagai penguat
perubahan sistem.
● PHC memiliki potensi untuk bisa menjangkau banyak orang dalam jangka waktu yang tepat, jika
dijalankan melalui pendekatan berbasis sistem maka akan terjadi perbaikan yang signifikan
dalam sistem PHC dan secara otomatis perbaikan yang signifikan juga akan terjadi dalam
kualitasnya karena mungkin masalah awal terkait akses, tapi kemudian kita bicara soal
pemerataan kualitas juga karena masalah geografis di Indonesia tidak bisa dijadikan alasan
bahwa seseorang kesulitan terhadap akses layanan kesehatan yang berkualitas. Kualitas
layanan yang diperoleh harus sama dan merata.
Poin-poin Pembelajaran

● Perbaikan sistem layanan kesehatan primer sangat memungkinkan dan


memberikan peluang mewujudkan keadilan dan kesetaraan dalam kesehatan.
● Menjangkau dan melibatkan komunitas dalam implementasi PHC sangat
mendukung adanya pemberian layanan kesehatan yang komplit dan
komprehensif.
● Indonesia dengan wilayahnya yang cukup besar terbagi dari wilayah perkotaan,
semi perkotaan, dan pedesaan, dan dengan kemajuan saat ini banyak juga
desa yang beralih menjadi semi perkotaan. Dengan karakter seperti ini, pada
intinya yang tetap perlu difokuskan bukan masalahnya tetapi prinsip dimana
semua layanan tersedia secara merata di Puskesmas termasuk di semua klinik
swasta.
Poin-poin Pembelajaran

● Comprehensiveness of care yang saat ini sangat diperlukan, artinya seluruh


Sumber Daya Manusia Kesehatan harus mampu memberikan seluruh jenis
layanan ketika berada di layanan kesehatan tingkat pertama dengan baik,
terjangkau, dan berkualitas. Selain itu, sampai saat ini juga tidak ada kebijakan
yang mengatakan adanya pemisahan antara kuratif rehabilitatif dengan edukatif
dan promotif.
Poin-poin Pembelajaran

● Apa yang Puskesmas kerjakan perlu dilihat lokasinya, Puskesmas perkotaan


mungkin lebih banyak kegiatan promotif dan edukatif (karena lebih banyak
pilihan layanan kuratif), berbeda dengan Puskesmas di daerah sulit yang
mungkin menjadi satu-satunya penyedia layanan kuratif. Namun, layanan yang
komprehensif dan integratif lebih penting daripada pemisahan layanan kuratif
dan preventif
● Thailand memiliki contoh sukses penerapan PHC di urban area, kader dibekali
dengan tools untuk identifikasi danger sign dan missing service. India sebagai
contoh lain juga punya pendekatan yang sangat berbeda. Dengan adanya
needs yang berbeda dibutuhkan model yang berbeda, tetapi kita harus mulai
dari perbaikan struktur kesehatan. Nusantara Sehat merupakan salah satu
solusi yang baik untuk memberikan layanan komprehensif dengan pengiriman
tenaga kesehatan multi profesi berbasis tim.
Poin-poin Pembelajaran

● Puskesmas perlu diseimbangkan antara layanan preventif, promotif, kuratif dan


rehabilitatif, hal ini perlu diwujudkan dalam keseimbangan pembiayaan. Untuk
meningkatkan layanan kesehatan primer, klinik swasta dengan sistem kapitasi
juga perlu didorong untuk melakukan pelayanan promotif dan preventif (tidak
hanya kuratif), dan melakukan pelaporan ke Puskesmas.
● Pendekatan PHC yang diterapkan di UK adalah dengan pendekatan wilayah.
Pembiayaan dalam jumlah tertentu diberikan ke sebuah network yang memiliki
kewajiban untuk mencapai target kesehatan pada sekelompok orang/ defined
population. Hal ini akan membuat layanan yang sesuai dengan kondisi wilayah,
namun menciptakan variasi yang cukup lebar. Hal yang dapat diambil dari
sistem ini adalah penyeragaman Electronic Medical Record (EMR) dan
membuat joint meeting untuk membahas data penyakit (kuratif) dan
merumuskan tindakan pencegahan (preventif dan promotif).
Poin-poin Pembelajaran

● Kita perlu shifting dari kuratif dan lebih meningkatkan nilai promotif. Climate
change, peningkatan PTM dan pandemi membuat tekanan yang besar pada
sistem layanan kesehatan regional untuk bisa memberikan layanan yang
komprehensif, karena selama ini permintaan dari populasi lebih banyak untuk
kegiatan kuratif
● Salah satu contoh praktik baik di Thailand adalah Health Promoting Hospital,
yang tercakup dalam PHC system. Indonesia sudah memiliki inisiasi yang baik
dengan adanya transformasi layanan kesehatan dan upaya menyeimbangkan
layanan kuratif dan preventif. Perlu monitoring yang tepat, Bhutan dan Thailand
misalnya memiliki SDM khusus untuk memantau KPI
● Kementerian kesehatan tidak memiliki hak untuk menempatkan tenaga
kesehatan di daerah dengan adanya sistem desentralisasi. Bergantung pada
usulan Bupati/ Walikota. Sehingga pemerataan tenaga kesehatan sulit
diintervensi oleh Kementerian Kesehatan
Poin-poin Pembelajaran

● Saat ini Kemenkes sedang menyusun RPP dari UU Kesehatan terbaru untuk
mengatur kualitas nakes, alat dan pembiayaan
● Setiap negara harus mencari bentuk PHC yang paling ideal dan berdampak,
oleh karena itu kita membutuhkan transformasi layanan kesehatan
● Konsekuensi logis dari transformasi PHC adalah perubahan mekanisme
insentif:
a. perubahan mekanisme produksi workforce
b. perubahan utilisasi dan distribusi workforce
Kesimpulan

1. Kompleksitas permasalahan kesehatan di Indonesia juga dirasakan di wilayah


negara lain, semua punya masalah kesehatan masing-masing, kita harus bisa
merumuskan model sistem kesehatan dengan kekhasan masing-masing di
tengah keterbatasan sumber daya
2. Transformasi sistem kesehatan saat ini menjadi kebutuhan nyata, namun
terdapat pakem dasar yang perlu diperhatikan yaitu keseimbangan kuratif,
promotif dan preventif serta kita membutuhkan tenaga kesehatan berbasis tim
untuk bisa memberikan pelayanan kesehatan dasar yang komprehensif.
Terima kasih

Jalan Probolinggo No. 40C Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat 10350, Indonesia
phcofficial@cisdi.org
(+62) 21 3917590 cisdi.org/event/phc-forum

Anda mungkin juga menyukai