Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“ MIKROMIRETIK “
Dosen Pengampuh : Hasni Pulhehe, S.Farm.,M.,Farm

DISUSUN OLEH:

NAMA : SAFIRA SILAWANE


NPM : 4820121277
KELAS : B3
SEMESTER : V ( LIMA )

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MALUKU HUSADA
AMBON

PAGE \* MERGEFORMAT 2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan kar
unia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Farmasi Fi
sika II tepat waktu.

Penulisan makalah berjudul “MIKROMIRETIK” dapat diselesaikan karena bant


uan banyak pihak. Kami berharap makalah tentang Farmasi Fisika II ini dapat menjadi
referensi bagi para pembaca setelah membaca makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan. Kami mene


rima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila t
erdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah Farmasi Fis
ika II ini dapat bermanfaat. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Penyusun

SAFIRA SILAWANE

PAGE \* MERGEFORMAT 2
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................i

KATA PENGANTAR .......................................................................................ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 4


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 4
1.3 Tujuan ......................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 5

2.1 Definisi Mikromiretik ................................................................................. 5

2.2 Metode Mikromiretik ................................................................................. 5

2.3 Ukuran Partikel Mikromiretik..................................................................... 7

2.4 Distribusi Mikromiretik............................................................................... 9

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 10

3.1 KESIMPULAN........................................................................................... 10

3.2 SARA.......................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 11

PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam bidang farmasi, zat-zat yang digunakan sebagai bahan obatkebanyaka
n berukuran kecil dan jarang yang berada dalam keadaan optimum. Ukuran partikel
bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam bidangfarmasi sebab merupaka
n penentu bagi sifat-sifat, baik sifat fisika, kimia dan farmakologik dari bahan obat te
rsebut.
Mikromeritik merupakan ilmu yang mempelajari tentang ilmu danteknologi p
artikel kecil. Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran partikel san
gat penting dalam bidang farmasi. Secara klinik, ukuran partikel suatu obat dapat me
mpengaruhi pengelepasannya dari bentuk - bentuk sediaan yang diberikan secara ora
l, parenteral, rectal, dan tropical. Formulasiyang berhasil dari suspensi, emulsi dan ta
blet, dari segi kestabilan fisik, danrespon farmakologis, juga bergantung pada ukuran
partikel yang dicapai dari produk itu. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pe
ngendalian ukuran partikel sangat penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang di
perlukan dan pencampuran yang benar dari granul dan serbuk. Ukuran partikel tidak
hanya mempengaruhi luas permukaan suatusediaan obat, yang secara langsung mem
pengaruhi cepat atau lambatnya absorbsi obat dan membantu daya larut suatu bahan
obat tapi juga dapatmempengaruhi aktivitas biologik dan efek terapinya.
Mengingat pentingnya mikromeritik dalam bidang farmasi, maka sudahsewaj
arnya jika mahasiswa farmasi memahami mengenai mikromeritik ini, termasuk cara-
cara dalam melakukan pengukuran ukuran partikel suatu zat. Banyak metode yang di
gunakan dalam menentukan ukuran partikel suatu bahan yaitu metode mikroskopik,
metode ayakan dan cara sedimentasi. Namun, dalam percobaan iniyang digunakan a
dalah metode ayakan karenametode ini lebih sederhana, mudah dan murah serta wak
tunya relatif cepat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu definis dari Mikromiretik?
2. Bagaimana Metode dari Mikromiretik?
3. Apa saja Ukuran Partikel Mikromiretik?
4. Bagaimana Distribusi pada Mikromiretik?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definiri dari mikromiretik.
2. Untuk mengetahui bagaiamana metode dari mikromiretik.
3. Untuk mengetahui ukuran partikel mikromiretik.
4. Untuk mengetahui distribusi mikromiretik.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Mikromiretik

Ilmu dan teknologi partikel kecil diberi nama mikromeritik oleh DallaValle. Dis
persi koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop
biasa, sedang partikel emulsi dan suspensi farmasi sertaserbuk halus berada dalam ja
ngkauan mikroskop optik. Partikel yangmempunyai ukuran serbuk lebih kasar, granu
l tablet, dan garam granular berada dalam kisaran ayakan (Martin, 2008).
Mikromeritik adalah ilmu dan teknologi tentang partikel kecil. Satuanukuran par
tikel yang sering digunakan dalam mikromeritik adalah mkrometer(µm). data tentan
g ukuran partikel diperoleh dalam diameter partikel dan distribusi(ukuran) partikel, s
edangkan bentuk partikel memberikan gambaran tentang luas permukaan spesifik pa
rtikel dan teksturnya (kasar atau halus permukaan partikel) (Handayani, 2011).
2.2 Metode Mikromiretik
Metode paling sederhana dalam penentuan nilai ukuran partikel adalah menggun
akan pengayak standar. Pengayak terbuta dari kawat dengan ukuranlubang tertentu. I
stilah ini (mesh) digunakan untuk menyatakan jumlah lubangtiap inchi linear (Parrot
1970).
Ukuran dari suatu bulatan dengan segera dinyatakan dengan garistengahnya. Tet
api, begitu derajat ketidaksimestrisan dari partikel naik, bertambah sulit pula menyat
akan ukuran dalam garis tengah yang berarti. Dalam keadaan seperti ini, tidak ada ga
ris tengah yang unik. Makanya harus dicari jalan untuk menggunakansuatu garis te
ngah bulatan yang ekuivalen, yang menghubungkan ukuran partikel dan garis tenga
h bulatan yang mempunyai luas permukaan, volume, dan garis tengah yang sama. Ja
di, garis tengah permukaan ds, adalah garis tengah suatu bulatan yang mempunyai lu
as permukaan yang sama seperti partikel yang diperiksa (Martin, 2008).
Banyak metode tersedia untuk menetukan ukuran partikel. Mikroskopi, pengaya
kan, sedimentasi, dan penentuan volume partikel dibicarakan dalam bagian berikut.
Tidak ada satupun cara pengukuran yang benar-benar merupakan metode langsung.
Walaupun dengan mikroskopik kita dapat melihat gambaran partikel yang sesungguh
nya, hasil yang didapat kemungkinan besar tidak lebih “Langsung” daripada menggu
nakan metode lain, karena hanya dua dari tiga dimensi partikel yang biasanya terliha
t. Metode sedimentasi menghasilkan suatu ukuran partikel relatif terhadap laju di ma
na partikel itu mengendap melalui suatu medium pensuspensi (Martin, 2008).
Metode-metode yang digunakan untuk menentukan ukuran partikel (Martin, 199
0):
a. Mikroskopi Optik
Menurut metode mikroskopis, suatu emulsi atau suspensi, diencerkanatau tid

PAGE \* MERGEFORMAT 2
ak diencerkan, dinaikkan pada suatu slide dan ditempatkan pada pentas mekanik.
Di bawah mikroskop tersebut, pada tempat di mana partikelterlihat, diletakkan mi
krometer untuk memperlihatkan ukuran partikel tersebut. Pemandangan dalam mi
kroskop dapat diproyeksikan ke sebuahlayar di mana partikel-partikel tersebut leb
ih mudah diukur, atau pemotretan bisa dilakukan dari slide yang sudah disiapkan
dan diproyeksikan ke layaruntuk diukur. Kerugian dari metode ini adalah bahwa g
aris tengah yang diperolehhanya dari dua dimensi dari partikel tersebut, yaitu dim
ensi panjang danlebar. Tidak ada perkiraan yang bisa diperoleh untuk mengetahui
ketebalandari partikel dengan memakai metode ini. Tambahan lagi, jumlah partik
el yang harus dihitung (sekitar 300-500) agar mendapatkan suatu perkiraan yang
baik dari distribusi, menjadikan metode tersebut memakan waktu dan jelimet. Na
mun demikian pengujian mikroskopis dari suatu sampel harus selalu dilaksanakan
bahkan jika digunakan metode analisis ukuran partikellainnya, karena adanya gu
mpalan dan partikel-partikel lebih dari satukomponen seringkali bisa dideteksi de
ngan metode ini.

b. Pengayakan

Suatu metode yang paling sederhana, tetapi relatif lama dari penentuan uk
uran partikel adalah metode analisis ayakan. Di sini penentunya adalah penguku
ran geometrik partikel. Sampel diayak melaluisebuah susunan menurut meningg
inya lebarnya jala ayakan penguji yangdisusun ke atas. Bahan yang akan diayak
dibawa pada ayakan teratas denganlebar jala paling besar. Partikel, yang ukuran
nya lebih kecil daripada lebar jala yang dijumpai, berjatuhan melewatinya. Mere
ka membentuk bahanhalus (lolos). Partikel yang tinggal kembali pada ayakan,
membentuk bahankasar. Setelah suatu waktu ayakan tertentu (pada penimbanga
n 40-150 gsetelah kira-kira 9 menit) ditentukan melalui penimbangan, persentas
e manadari jumlah yang telah ditimbang ditahan kembali pada setiap ayakan.

c. Dengan cara sedimentasi


Cara ini pada prinsipnya menggunakan rumus sedimentasi Stocks.Dasa
r untuk metode ini adalah Aturan Stokes:

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Metode yang digunakan dalam penentuan partikel cara sedimentasi ini adalahme
tode pipet, metode hidrometer dan metode malance.
Partikel dari serbuk obat mungkin berbentuk sangat kasar dengan ukurankurang
lebih 10.000 mikron atau 10 milimikron atau mungkin juga sangathalus mencapai uk
uran koloidal, 1 mikron atau lebih kecil. Agar ukuran partikel serbuk ini mempunyai
standar, maka USP menggunakan suatu batasan dengan istilah “very coarse, coarse,
moderately coarse, fine and very fine”, yang dihubungkan dengan bagian serbuk yan
g mempu melalui lubang-lubang ayakan yang telah distandarisasi yang berbeda-beda
ukurannya, pada suatu periode waktu tertentu ketika diadakan pengadukan dan biasa
nya pada alat pengaduk ayakan secara mekanis (Voigt, 1994).
Pengetahuan mengenai bentuk dan luas permukaan suatu partikeldikehendaki. B
entuk partikel mempengaruhi aliran dan sifat-sifat pengemasandari suatu serbuk, jug
a mempunyai beberapa pengaruh terhadap luas permukaan. Luas permukaan persatu
an berat atau volume merupakan karakteristik serbuk yang penting jika seseorang m
empelajari adsorpsi permukaan dan laju disolusi (Martin, 2008).
Partikel bisa keras dan lembut dalam satu hal dan kasar serta berporidalam hal la
innya, seseorang harus menyatakan kerapatan dengan hati-hati. Kerapatan secara um
um diartikan sebagai berat per satuan volume, kesulitantimbul bila seseorang menco
ba untuk menentukan volume dari partikel yang mengandung retakan-retakan mikro
skopis, pori-pori dalam dan ruang-ruangkapiler (Martin, 2008).
Tidak ada metode yang telah diketahui untuk menentukan bentuk partikel yang t
idak beraturan secara geometris, namun telah dikembangkan metode statistic untuk
menyatakan ukuran partikel yang tidak beraturan pada suatu dimensi tunggal, yaitu d
alam diameternya. Jika diameter ini diukur dengan prosedur yang telah dibakukan u
ntuk sejumlah besar partikel, nilainya dapat dinyatakan dengan berbagai diameter. H
anya dibutuhkan luas permukaan yang sebanding dengan diameter kuadrat dan volu
me yang sebanding dengan diameter kubik (Lachman, 1989).

2.3. Ukuran Partikel


Dalam suatu kumpulam partikel lebih dari satu ukuran (yakni dalamsuatu sampe
l polidispers), dua sifat penting yaitu (Martin, 2008):
a. Bentuk dan luas permukaan partikel
b. Kisaran ukuran dan banyaknya atau berat partikel-partikel yang ada dan, kare
nanya, luas permukaan total.
Ukuran dari suatu bulatan dengan segera dinyatakan dengan garis tengahnya. Te
tapi, begitu derajat ketidak simestrisan dari partikel naik, bertambah sulit pula meny
atakan ukuran dalam garis tengah yang berarti. Dalam keadaan seperti ini, tidak ada
garis tengah yang unik. Makanya harus dicari jalan untuk menggunakan suatu garis
tengah bulatan yang ekuivalen, yang menghubungkan ukuran partikel dan garis ten

PAGE \* MERGEFORMAT 2
gah bulatan yang mempunyai luas permukaan, volume, dan garis tengah yang sama.
Jadi, garistengah permukaan ds, adalah garis tengah suatu bulatan yang mempunyai l
uas permukaan yang sama seperti partikel yang diperiksa (Martin, 2008).
Untuk memulai setiap analisis ukuran partikel harus diambil dari umumnya juml
ah bahan besar (ditandai dengan junlah dasar) suatu contoh yang representatif. Karen
anya suatu pemisahan bahan awal dihindari oleh karenadari suatu pemisahan, contoh
yang diambil berupa bahan halus atau bahankasar. Untuk pembagian contoh pada ju
mlah awal dari 10-1000 g digunakan apa yang disebut Pembagi Contoh piring berput
ar. Pada jumlah dasar yang amat besar harus ditarik beberapa contoh dimana tempat
pengambilan contohsebaiknya dipilih menurut program acak (Voigt, 1994).
Ilmu dan teknologi partikel kecil diberi nama mikromiretik oleh DallaValle. Dis
persi koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop
biasa, sedang partikel emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus berada dalam j
angkauan mikroskop optik. Partikel yang mempunyai ukuran serbuk lebih kasar, gra
nul tablet, dan garam granular berada dalam kisaran ayakan (Martin, 2008).
Partikel dari serbuk obat mungkin berbentuk sangat kasar dengan ukuran kurang
lebih 10.000 mikron atau 10 milimikron atau mungkin juga sangat halus mencapai u
kuran koloidal, 1 mikron atau lebih kecil. Agar ukuran partikel serbuk ini mempunya
i standar, maka USP menggunakan suatu batasan dengan istilah “very coarse, coarse,
moderately coarse, fine and very fine”, yang dihubungkan dengan bagian serbuk yan
g mempu melalui lubang-lubangayakan yang telah distandarisasi yang berbeda-beda
ukurannya, pada suatu periode waktu tertentu ketika diadakan pengadukan dan biasa
nya pada alat pengaduk ayakan secara mekanis (Ansel, 1989)
Setiap kumpulan partikel biasanya disebut polidispersi. Karenanya perluuntuk
mengetahui tidak hanya ukuran dari suatu partikel tertentu, tapi juga berapa banyak
partikel- partikel dengan ukuran yang sama ada dalam sampel. Jadi kita perlu sutau p
erkiraan kisaran ukuran tertentu yang ada dan banyaknyaatau berat fraksi dari tiap-ti
ap ukuran partikel, dari sini kita bisa menghitung ukuran partikel rata-rata untuk sam
pel tersebut (Martin, 2008).
Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam farmasi, se
bab ukuran partikel mempunyai peranan besar dalam pembuatan sediaan obat dan ju
ga terhadap efek fisiologisnya (Moechtar, 1990). Pentingnya mempelajari mikromire
tik, yaitu (Parrot, 1970):
1.Menghitung luas permukaan
2.Sifat kimia dan fisika dalam formulasi obat
3.Secara teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara per oral, sunti
kan dan topikal
4.Pembuatan obat bentuk emulsi, suspensi dan duspensi
5.Stabilitas obat (tergantung dari ukuran partikel).

PAGE \* MERGEFORMAT 2
2.4 Distribusi
Distribusi ukuran partikel (PSD) dari bubuk, atau bahan granular, atau partikel t
ersebar dalam cairan, adalah daftar nilai – nilai atau fungsi matematika yang mendef
inisikan jumlah relatif, biasanya dengan massa, partikel hadir sesuai dengan ukuran.
PSD juga dikenal sebagai distribusi ukuran butir. PSD material dapat menjadi pentin
g dalam memahami sifat fisik dan kimianya. Ini mempengaruhi kekuatan dan beban-
bantalan sifat batuan dan tanah. Ini mempengaruhi reaktivitas padatan berpartisipasi
dalam kimiareaksi, dan kebutuhan akan dikontrol ketat di banyak produk industri se
perti pembuata toner printer dan komestik. Cara PSD biasanya didefinisikan adalah
dengan metode yang ditentukan. Yang paling mudah Metode dipahami determinasi a
dalah analisis saringan, di mana bubuk dipisahkan pada saringan ukuran yang berbed
a. Dengan demikian, PSD didefinisikan dalam hal ukuran rentang diskrit: misalnya
"% Dari sampel antara 45 m dan 53 m", ketika saringan ukuran ini digunakan. PSD
biasanya ditentukan melalui daftar rentang ukuranyang mencakup hampir semua uku
ran hadir dalam sampel. Beberapa metode penentuan memungkinkan ukuran jauh le
bih sempit berkisar didefinisikan daridapat diperoleh dengan menggunakan saringan,
dan berlaku untuk ukuran partikel luar jangkauan tersedia di saringan. Namun, ide n
osional "saringan", bahwa “mempertahankan” partikel diatas ukuran tertentu, dan
"melewati" partikel bawah ukuran itu, secara universal digunakan dalam menyajika
n data PSD dari semua jenis. Salah satu jenis yang paling penting dari kegiatan anali
sis terkaitdengan memproduksi sumber daya dan barang dengan sifat yang diinginka
n, adalah ukuran partikel, bentuk, dan analisis distribusi. Penyaringan, mikroskop an
alisis citra terkomputerisasi, difraksi laser, sedimentasi, dan sentrifugasi, yang beber
apa metode analisis ukuran partikel dimana karakterisasi sampel partikel dapat diben
tuk. Metode satu mempekerjakan, harus dilakukan dengan sifat sampel, yaitu cair ata
u padat dengan sifat sampel, yaitu cair padat, kisaran ukuran partikel untuk dianalisa ,
relevansi hasil sifat produk jadi, dan biaya. Unruk beberapa aplikasi, seperti obat –
obatan tertentu, karakteristik bentuk partikel mungkin juga memiliki bantalan pada h
asil dari barang jadi ( Ujam danEnebe, 2013).

BAB III
PENUTUP

PAGE \* MERGEFORMAT 2
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

PAGE \* MERGEFORMAT 2
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, Howard C. 1989.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI-Press


Parrot, L, E. 1970. Pharmaceutical Technologi. Mineapolish: BurgesS PublishingCo
mpany
Voigt, R. 1994.Buku Pelajaran teknologi Farmasi edisi V Cetakan I. Yogyakarta: U
GM Press

PAGE \* MERGEFORMAT 2

Anda mungkin juga menyukai