Anda di halaman 1dari 12

Resistor: Jurnal Pendidikan Vokasional Teknik

Vol. 1, No. 1, Mei 2023, Hal: 33-44, Available Online at http://resistor.uho.ac.id, e-ISSN xxxx-xxxx

Analisis Perbandingan Lampu Led Dengan Lampu Halogen Pada Air Field Lighting
(Afl) Sebagai Upaya Efisiensi Penggunaan Energi Listrik di Bandar Udara Halu Oleo

Nurliana *, Bunyamin , Yuni Aryani Koedoes , Hasmina Tari Mokui , St. Nawal Jaya ,
1) 1) 1) 1) 1)

Achmad Nur Aliansyah 1)

1
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo, Jl. HEA Mokodompit Kendari, Indonesia

Diterima: 16 Juni 2022 Direvisi: 17 Juni 2023 Disetujui: 20 Juni 2023

Abstrak
Pemanfaatan teknologi kelistrikan di Bandara Haluoleo salah satunya pada pelayanan pesawat, berguna
memandu melakukan take off dan landing. Salah satu peralatan yang terdapat pada pelayanan pesawat yaitu AFL
(Airfield Lighting System) yang digunakan membantu pesawat menuju landas pacu maupun ke tempat parkir
menggunakan lampu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan intensitas cahaya serta
perbandingan efisiensi lampu halogen dan LED pada AFL. Data yang diperoleh dari Bandara akan dianalisis
dengan menggunakan rumus dan data yang tersedia. Setelah data teknis yang dibutuhkan telah lengkap,
selanjutnya perbandingan lampu LED dengan halogen pada AFL sebagai upaya efisiensi penggunaan energi
listrik. Hasil perhitungan kuat cahaya pada lampu halogen di taxiway alpha dan lampu LED di taxiway bravo
Bandar Udara Halu Oleo, menunjukkan bahwa kuat cahaya yang dihasilkan pada lampu halogen dengan daya 45
Watt sebesar 2.239,25 Cd. Sedangkan kuat cahaya yang dihasilkan pada lampu LED dengan daya 15 Watt yang
menggunakan faktor refleksi 0,98 sebesar 6.539,05 Cd. Hasil perhitungan penggunaan energi pada lampu
halogen pada taxiway alpha dan lampu LED pada taxiway bravo Bandar Udara Halu Oleo dalam setahun
menunjukkan bahwa penggunaan energi pada lampu halogen sebesar 768,86 Kwh dengan biaya Rp
1.110.786,17. Sedangkan penggunaan energi pada lampu LED sebesar 256,28 Kwh dengan biaya Rp
370.256,06.
Kata kunci: Bandara, Energi Listrik, LED, Halogen

Comparative Analysis of Led Lights with Halogen Lights on Air Field Lighting (Afl) as
Efforts to Efficient Use of Electrical Energy at Halu Oleo Airport

Abstract
The utilization of electrical technology at Haluoleo Airport includes aircraft services, which guide takeoff and
landing. One of the equipment used in aircraft services is the Airfield Lighting System (AFL), which assists
aircraft to reach the runway and parking area using lights. This study aims to compare the light intensity and
efficiency of halogen and LED lamps in the AFL. Data obtained from the airport will be analyzed using
available formulas and data. After obtaining the required technical data, the comparison between LED and
halogen lamps in the AFL will be conducted to increase electrical energy efficiency. The calculation results of
the light intensity of a 45 Watt halogen lamp in taxiway alpha and a 15 Watt LED lamp with a 0.98 reflection
factor in taxiway bravo at Halu Oleo Airport indicate that the light intensity produced by the halogen lamp is
2,239.25 Cd, while the light intensity produced by the LED lamp is 6,539.05 Cd. The energy usage calculation
for the halogen lamp in taxiway alpha and the LED lamp in taxiway bravo at Halu Oleo Airport for a year shows
that the energy usage for the halogen lamp is 768.86 KWh with a cost of Rp 1,110,786.17, while the energy
usage for the LED lamp is 256.28 KWh with a cost of Rp 370,256.06.

Keywords: Airport, Electrical Energy, LED, Halogen

PENDAHULUAN
Saat ini perkembangan teknologi semakin pesat, diantaranya adalah dalam bidang teknologi
kelistrikan yang pengaruhnya cukup besar dalam dunia industri penerbangan khususnya Bandar Udara
Halu Oleo. Pemanfaatan teknologi kelistrikan di Bandara Halu Oleo salah satunya pada pelayanan
pesawat, berguna memandu melakukan take off dan landing. Salah satu peralatan yang terdapat pada
pelayanan pesawat yaitu AFL (Airfield Lighting System) yang digunakan membantu pesawat menuju
landas pacu maupun ke tempat parkir dengan menggunakan lampu, (Salam Dody. 2019).

* Korespondensi penulis, e-mail: bunyaminarkol1974@gmail.com Penerbit: Pendidikan Vokasional Teknik FKIP Universitas Halu Oleo

33
Resistor : Jurnal Pendidikan Vokasional Teknik, 1(1) (2023): 33-44
Nurliana, Bunyamin, Yuni Aryani Koedoes, Hasmina Tari Mokui, St. Nawal Jaya, Achmad
Nur Aliansyah
Salah satu pemanfaatan teknologi kelistrikan di dunia penerbangan untuk memandu pesawat
adalah membentuk lampu penerangan yg irit energi dalam rangka penghematan penggunaan tenaga
listrik. Adapun beberapa hal yang mempengaruhi efisiensi dan kualitas lampu yaitu daya lampu,
spesifikasi lampu, intensitas cahaya, dan besaran listrik lampu. Salah satu cara efektif untuk mengatasi
masalah ini adalah dengan cara mengganti penggunaan jenis lampu yang digunakan, seperti
penggunaan Lampu halogen pada AFL (Airfield Lighting System) yang secara umum dulunya banyak
digunakan di bandara menjadi Lampu LED (Light Emitting Diode). Selain untuk penghematan energi,
menggunakan jenis Lampu LED memungkinkan penggunaan energi yang lebih efisien dan memiliki
umur pemakaian yang lebih panjang. Tentunya hal ini akan menjadi solusi efektif untuk menangani
pemborosan energi dan berdampak kepada pengurangan pembayaran tagihan listrik bulanan atau
bahkan tahunan pada bandar udara, (Prabowo Setiyo Ardi, 2020).
Airfield Lighting System (AFL) atau disebut juga dengan Aeronautical Ground Lighting
(AGL) adalah kata yang dipergunakan di bandara untuk membantu serta melayani pilot secara visual
menggunakan aneka macam lampu ketika pesawat melakukan proses tinggal landas, mendarat, serta
melakukan taxi supaya dapat bergerak secara efisien dan aman Prabowo, (Prabowo Setiyo Ardi,
2020). Secara umum, Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara (KP 326.2019)
mengelompokkan lampu penerangan pendaratan pada bandara ke dalam tiga jenis, yaitu lampu
Runway, lampu taxiway, dan lampu apron. Lampu Runway digunakan untuk panduan saat pendaratan
atau lepas landas, sedangkan lampu taxiway dan lampu apron digunakan sebagai panduan saat pesawat
bergerak di permukaan bandara, berikut merupakan gambar AFL pada gambar 1 sebagai berikut.

Gambar 1. Airfield lighting system


Lampu halogen adalah tipe lampu yang memiliki filamen wolfram yang tertutup di dalam
sampul transparan yang diisi dengan gas lembap dan unsur halogen seperti iodin atau bromin dalam
jumlah kecil. Dengan menggunakan unsur halogen tersebut, masa pakai bola lampu menjadi lebih
lama dan mencegah penghitaman pada kaca transparan dengan mengangkat bubuk wolfram kembali
ke filamen. Ini dapat ditemukan dalam referensi, (Mustaqim, Muhammad Haddin, 2008).

Gambar 2. Cara kerja lampu halogen

Dalam lampu halogen, gas halogen terlihat di antara campuran gas-gas lainnya. Secara kimia,
gas halogen (biasanya berwarna merah) bereaksi dengan uap tungsten (biasanya berwarna hitam)
untuk membentuk halida tungsten. Ketika filamen tungsten memancarkan cahaya, tungsten menguap

34
Resistor : Jurnal Pendidikan Vokasional Teknik, 1(1) (2023): 33-44
Analisis Perbandingan Lampu Led Dengan Lampu Halogen Pada Air Field Lighting (Afl) ……

dan gas halogen menangkap uap tungsten untuk membentuk tungsten halida. Ketika halida tersebut
mencapai filamen tungsten yang sedang memancarkan cahaya, senyawa tersebut terurai, gas halogen
dilepaskan, dan tungsten menempel kembali ke filamen. Proses ini terus berulang, menciptakan
cahaya yang stabil dan masa pakai lampu yang lebih lama. Siklus ini dikenal sebagai siklus halogen
atau Halogen-Cycle. Namun, proses ini hanya berfungsi dengan baik jika suhu permukaan kaca lampu
sangat panas, minimal 250°C hingga 900°C (tergantung daya lampu). Jika suhu kaca lampu di bawah
suhu ini, gas halogen tidak dapat menangkap uap tungsten dan tungsten akan menempel pada dinding
kaca bagian dalam, sehingga kaca lampu menjadi hitam dan lampu halogen menjadi cepat rusak. Oleh
karena itu, lampu halogen harus dipegang dengan hati-hati karena kaca lampunya bisa sangat panas.
Lampu halogen memiliki beberapa kelebihan, antara lain: (a) Biaya lampu halogen lebih
terjangkau dibandingkan dengan lampu LED karena teknologi yang digunakan masih menggunakan
filamen tungsten. (b) Penggantian bohlam lampu lebih mudah karena hanya perlu mengganti bohlam
yang putus. (c) Lampu halogen mampu menembus kabut dan tidak menyilaukan pengendara lain
karena sorotannya yang kuat dan berwarna kuning. Namun, lampu halogen juga memiliki kekurangan,
yaitu lampu halogen menghasilkan panas yang tinggi sehingga memperbesar risiko filamen putus dan
perlu sering mengganti bohlam lampu. LED adalah sebuah komponen elektronik yang mampu
menghasilkan cahaya dengan satu warna tertentu ketika diberikan tegangan maju.Dalam keluarga
dioda, LED dibuat dari bahan semikonduktor. Jenis cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung
pada jenis bahan semikonduktor yang digunakan. Selain itu, LED juga mampu memancarkan sinar
inframerah yang tidak terlihat oleh mata manusia. Sinar inframerah ini biasanya digunakan pada
perangkat elektronik seperti Remote Control TV dan perangkat lainnya. LED terbuat dari chip
semikonduktor yang telah diproses doping untuk membentuk junction P dan N. Doping adalah proses
penambahan zat pengotor (impurity) pada semikonduktor yang murni untuk menghasilkan
karakteristik kelistrikan tertentu. Ketika arus mengalir dari Anoda (P) ke Katoda (K) pada LED, maka
kelebihan elektron pada bahan tipe-N akan bergerak ke daerah tipe-P yang memiliki kelebihan Hole
atau lubang, yaitu daerah yang bermuatan positif. Ketika elektron bertemu dengan lubang, mereka
akan melepaskan foton dan menghasilkan cahaya monokromatik tunggal. Proses ini menjadikan LED
sebagai transduser yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi cahaya, (Husnayain, Faiz dkk.
2023).
Kelebihan yang dimiliki lampu LED sebagai berikut (Chyntia Indrawati Martono. 2016): LED
memiliki tingkat efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan lampu pijar/tungsten dan lampu
fluorescent; LED menghasilkan sedikit panas dibandingkan dengan lampu pijar atau lampu
fluorescent, sehingga tidak hanya hemat konsumsi listrik untuk pencahayaan, tetapi juga hemat
konsumsi listrik untuk pendingin ruangan; LED aman digunakan dan ramah lingkungan karena tidak
mengandung merkuri yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan; LED tidak mengeluarkan
radiasi ultraviolet (UV); LED dapat mengurangi biaya listrik karena konsumsi energinya lebih hemat
hingga sekitar 80% dibandingkan dengan lampu pijar atau halogen; LED menghasilkan cahaya yang
lebih terfokus dan terang dibandingkan dengan jenis lampu lainnya.
Kekurangan yang dimiliki lampu LED antara lain biaya mahal; biaya per lumen untuk LED
lebih tinggi dibandingkan dengan jenis lampu lainnya; suhu di lingkungan sekitar dapat
mempengaruhi masa pakai LED, karena jika suhu terlalu tinggi, dapat memengaruhi kinerja elektrik
LED dan mengurangi umurnya; tingkat kecerahan LED cenderung lebih rendah dibandingkan dengan
beberapa jenis lampu lainnya. Dalam bentuk yang paling asli dan murni. Cahaya juga merupakan
substansi dasar yang terdiri dari partikel-partikel energi yang disebut foton. Studi mengenai cahaya
mencakup berbagai bidang, termasuk fisika, kimia, biologi, dan teknik. Meskipun demikian, konsep
cahaya juga memiliki makna filosofis yang dalam, karena ia tidak hanya mempengaruhi dunia fisik,
tetapi juga mempengaruhi dunia batin dan spiritual manusia, ( B. S. Nasional, 2011).
Tarif dasar listrik atau biasa disingkat TDL merupakan tarif yang boleh dikenakan oleh
pemerintah untuk para pelanggan PLN. Maka TDL dapat dibilang merupakan tarif untuk penggunaan
listrik di Indonesia. Harga listrik sesuai Tarif Dasar Listrik (TDL) PLN yang berlaku pada masing-
masing golongan berbeda besarnya. TDL adalah tarif harga jual listrik yang dikenakan oleh
pemerintah untuk para pelanggan PLN, istilah TDL bisa disebut pula Tarif Tenaga Listrik atau Tarif
Listrik. Penetapan tarif dasar listrik dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini Tarif Dasar Listrik PLN
Januari 2021, (Peraturan Direksi PT. PLN Persero Nomor 0002 . 2015).

35
Resistor : Jurnal Pendidikan Vokasional Teknik, 1(1) (2023): 33-44
Nurliana, Bunyamin, Yuni Aryani Koedoes, Hasmina Tari Mokui, St. Nawal Jaya, Achmad
Nur Aliansyah
Tabel 1. Tarif dasar listrik PLN

Lux meter adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk mengukur kekuatan cahaya di suatu
area. Untuk mengukur kekuatan cahaya, dibutuhkan sebuah sensor yang sensitif dan responsif
terhadap cahaya. Semakin jauh jarak antara sensor dan sumber cahaya, semakin kecil nilai yang
ditunjukkan oleh lux meter. Hal ini menunjukkan bahwa semakin jauh jaraknya, intensitas cahaya
akan semakin berkurang. Alat ini menunjukkan hasil pengukurannya secara digital dan terdiri dari
rangkaian, sensor, serta penempatan sensor pada sumber cahaya yang akan diukur intensitasnya.
Mengoperasikan lux meter sangatlah mudah dan sederhana. Namun, hal yang perlu diperhatikan saat
menggunakannya adalah posisi sensor yang akan melakukan pengukuran intensitas cahaya. Karena
sensor merupakan bagian yang bertanggung jawab dalam mengukur tingkat kekuatan cahaya atau
iluminasi, maka posisi sensor harus ditempatkan dengan tepat pada area yang ingin diukur intensitas
cahayanya, agar hasil pengukuran yang ditampilkan akurat, (Andriansyah, Ronny Astama, 2017).

Gambar 3. Bentuk fisik lux meter

METODE
Penelitian dimulai dengan melakukan observasi dan kemudian melakukan wawancara serta
studi literatur dengan meninjau penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang
dilakukan. Selanjutnya melakukan pengukuran lumen pada beberapa lampu halogen dan LED pada
taxiway alpha dan taxiway bravo. Setelah itu melakukan perhitungan kuat intensitas cahaya, serta
penggunaan enegri dan biaya yang dikeluarkan.

36
Resistor : Jurnal Pendidikan Vokasional Teknik, 1(1) (2023): 33-44
Analisis Perbandingan Lampu Led Dengan Lampu Halogen Pada Air Field Lighting (Afl) ……

Rancangan gambaran penelitian yang akan dilakukan untuk analisis perbandingan lampu led
dengan lampu halogen pada air field lighting (Afl) sebagai upaya efisiensi penggunaan energi listrik di
Bandar Udara Halu Oleo.

Gambar 4. Diagram alur penelitian


Intensitas cahaya merujuk pada jumlah energi cahaya yang dipancarkan ke arah tertentu.
Satuan untuk intensitas cahaya adalah candela, yang berasal dari kata lilin (Candle) yang digunakan
sebagai sumber cahaya pertama pada masa lalu. Persamaan yang menggambarkan intensitas cahaya
adalah sebagai berikut, (Prabowo, Setiyo Ardi, 2020).

I =
Keterangan:
= Intensitas Cahaya (Cd)
F = Fluks Cahaya (Lm)
ω = Sudut ruang atau 4π (steradian/sr)
Sehingga :
I= Cd
Keterangan:
I = Intensitas Cahaya (Lm)
P = Daya Lampu (Watt)

37
Resistor : Jurnal Pendidikan Vokasional Teknik, 1(1) (2023): 33-44
Nurliana, Bunyamin, Yuni Aryani Koedoes, Hasmina Tari Mokui, St. Nawal Jaya, Achmad
Nur Aliansyah
Dalam bidang optik, luminasi mengacu pada tingkat kecerahan suatu objek baik itu sebagai
sumber cahaya maupun objek yang dipantulkan cahayanya pada suatu permukaan. Terlalu tingginya
luminasi dapat menyebabkan silau pada mata.
L=
Keterangan:
L = Luminasi (Cd/ )
I = Intensitas Cahaya (Lm)
As = Luas permukaan sumber cahaya ( )

Untuk menghasilkan cahaya yang lebih terang, dapat digunakan reflector. Reflector membantu
meningkatkan daya pancar cahaya dengan mengurangi kehilangan cahaya yang tersebar di samping-
samping sumber cahaya. Reflektansi dari reflector dapat dihitung dengan menggunakan parameter ρ,
(Prabowo, Setiyo Ardi, 2020).:
I= (Cd)
Keterangan:
I = Intensitas Cahaya (Lm)
= Faktor Refleksi (Lm)
A = Permukaan Efektif Kaca Lensa ( )
L = Luminasi (Cd/ )

Audit energi adalah sebuah proses evaluasi yang bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan
energi serta mengidentifikasi peluang penghematan energi dan memberikan rekomendasi untuk
meningkatkan efisiensi pada penggunaan energi, dalam rangka konservasi (sesuai dengan PERMEN
ESDM No. 14 tahun 2012). Audit energi memiliki manfaat yang beragam, antara lain meningkatkan
pemahaman tentang efisiensi energi, mengidentifikasi biaya energi yang digunakan, mengidentifikasi
dan meminimalkan pemborosan energi, memperbaiki prosedur, peralatan, dan sistem untuk
menghemat energi, menjaga sumber daya energi yang tidak dapat diperbaharui, serta membantu
menjaga lingkungan dengan mengurangi emisi gas rumah kaca dan biaya operasional. Audit energi
bertujuan untuk memilih cara terbaik dalam mengurangi penggunaan energi per satuan output atau
produk, sekaligus mengurangi biaya operasi dan produksi di sebuah industri (Daulay, Irlansi
Mahapinsu. 2020).
Daya listrik adalah banyaknya energi tiap satuan waktu dimana pekerjaan sedang berlangsung
atau kerja yang dilakukan persatuan waktu. Dari definisi ini, maka daya listrik (P) dapat dirumuskan
sebagai berikut (Daulay, Irlansi Mahapinsu. 2020) :

P=

E= P.t

Keterangan:
E = Energi (Kwh)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada penelitian ini, mengambil data pada salah satu lampu taxiway paralel yaitu taxiway alpha
dan taxiway bravo dengan panjang tiap sirkuitnya 355 meter dan lebar 23 meter. Berikut meerupakan
gambar taxiway alpha dan bravo pada bandar udara Haluoleo.

38
Resistor : Jurnal Pendidikan Vokasional Teknik, 1(1) (2023): 33-44
Analisis Perbandingan Lampu Led Dengan Lampu Halogen Pada Air Field Lighting (Afl) ……

Gambar 5. Sistem pencahayaan landas pacu bandar udara halu oleo

Data Lampu Taxiway Alpha dan Bravo


Dalam penelitian ini, terdapat dua lampu yang digunakan yaitu lampu halogen pada Taxiway
Alpha, sedangkan lampu LED pada Taxiway Bravo yang akan menjadi pembanding pada pembahasan.
Berikut merupakan uraian data lampu halogen pada Taxiway Alpha dan lampu LED pada Taxiway
Bravo.
Tabel 2. Spesifikasi lampu halogen dan led pada taxiway alpha dan bravo

Pengukuran Intensitas Cahaya

Tabel 3. Pengukuran lumen lampu halogen dan lampu led

39
Resistor : Jurnal Pendidikan Vokasional Teknik, 1(1) (2023): 33-44
Nurliana, Bunyamin, Yuni Aryani Koedoes, Hasmina Tari Mokui, St. Nawal Jaya, Achmad
Nur Aliansyah
Perhitungan Intensitas Cahaya
Taxiway Alpha
Sebelum menghitung kuat cahaya pada lampu halogen, perlu diketahui:
P (daya lampu) : 45 Watt
D (diameter kaca lensa) : -
(faktor refleksi) :-
Pada lampu taxi tipe RTO tidak dilengkapi dengan kaca lensa ataupun reflektor, maka persamaan yang
dipakai adalah :

I= Cd
I= Cd
I=2.239,25 Cd
Taxiway Bravo
Sebelum menghitung kuat cahaya pada lampu LED, perlu diketahui:
P (daya lampu) : 15 Watt
D (diameter kaca lensa) : 10 cm
(faktor refleksi) : 0,95 – 0,98
L (luminasi lampu LED berdaya 15W) : 85 Cd/

A=
A=
A=78,5
Maka:
Untuk faktor refleksi 0,95
I=ρ.A.L
I= 0,95 x 78,5 x 85 Cd
I= 6.338,875 Cd

Untuk faktor refleksi 0,96


I=ρ.A.L
I= 0,96 x 78,5 x 85 Cd
I= 6.405,6 Cd

Untuk faktor refleksi 0.97


I=ρ.A.L
I= 0,97 x 78,5 x 85 Cd
I= 6.472,325 Cd
Untuk faktor refleksi 0,98
I=ρ.A.L
I= 0,98 x 78,5 x 85 Cd
I= 6.539,05 Cd
Setelah kita menghitung kuat cahaya yang dikeluarkan antara lampu halogen pada taxiway
alpha dan lampu LED pada taxiway bravo, dapat diketahui bahwa kuat cahay yang dihasilkan pada
lampu halogen dengan daya 45 Watt sebesar 2.239,25 Cd. Sedangkan kuat cahaya yang dihasilkan
pada lampu LED dengan daya 15 Watt yang menggunakan faktor refleksi 0,98 sebesar 6.539,05 Cd.
Sehingga menghasilkan perbandingan 2 kali lipat antara taxiway alpha dan taxiway bravo.
Perhitungan Penggunaan Energi, Dalam menghitung penggunaan energi listrik di sirkuit
taxiway alpha dan taxiway bravo, diperlukan jadwal penerbangan di Bandara Halu Oleo. Untuk
menghitung jumlah jam penggunaan taxiway alpha dan taxiway bravo.

40
Resistor : Jurnal Pendidikan Vokasional Teknik, 1(1) (2023): 33-44
Analisis Perbandingan Lampu Led Dengan Lampu Halogen Pada Air Field Lighting (Afl) ……

Jumlah penergbangan yang landing perhari : 11 unit


Waktu yang digunakan tiap landing : 4 menit
Total waktu nyala yang digunakan tiap landing perhari (t) : 44 menit atau 0,73 h
Jumlah penerbangan yang take off perhari : 12 unit
Waktu yang digunakan tiap take off : 2 menit
Total waktu nyala yang digunakan tiap take off perhari (t) : 24 menit atau 0,4 h

Penggunaan Energi Pada Lampu Halogen


Menghitung jumlah energi listrik (E1) yang digunakan pada lampu halogen setiap pesawat landing :

Diketahui :
Kapasitas lampu haloge : 45 Watt
Jumlah lampu halogen pada Taxiway Alpha : 42 unit

Total waktu nyala yang digunakan tiap landing perhari (t) : = 0,73 jam

E1 =
E1 =
E1 =
E1 = 0,03285 kWh

Menghitung jumlah energi listrik (E2) yang digunakan pada lampu halogen setiap pesawat Take Off :

Diketahui :
Kapasitas lampu halogen : 45 Watt
Jumlah lampu halogen pada Taxiway Alpha : 42 unit
Total waktu nyala yang digunakan tiap take off perhari (t) : = 0,4 jam

E2 =
E2 =
E2 =
E2 = 0,018 kWh

Menghitung jumlah energi listrik yang digunakan pertahun dan biaya yang dikeluarkan
dengan memerhatikan tabel 1 yaitu tarif yang digunakan dengan pemasokan daya dari PLN ke bandar
udara Halu Oleo sebesar 20 KVA, sehingga masuk dalam tarif B2 dengan harga per Kwh sebesar Rp
1.444,71 sesuai dengan peraturan PLN :
Penggunaan Energi Untuk 1 Unit Lampu
= (P1+P2) x 30 hari
= (0,03285 kWh + 0,018 kWh) x 30 hari
= 1,5255 kWh (Rp 2.203,905)
= x 12 Bulan x Tarif B2
= 64,071 kWh x 12 bulanx Rp 1.444,71
= Rp 26.446,86 (18,305 kWh)

41
Resistor : Jurnal Pendidikan Vokasional Teknik, 1(1) (2023): 33-44
Nurliana, Bunyamin, Yuni Aryani Koedoes, Hasmina Tari Mokui, St. Nawal Jaya, Achmad
Nur Aliansyah
Penggunaan Energi Untuk 42 Unit Lampu
= 1,5255 kWh x 42 Unit Lampu
= 64,071 kWh (Rp 92.564,014)
= Rp 26.446,86 x 42 Unit Lampu
= Rp (768,86 kWh)

Penggunaan Energi Pada Lampu LED


Menghitung jumlah energi listrik (E1) yang digunakan pada lampu LED setiap pesawat landing :

Diketahui :

Kapasitas pada lampu LED : 15 Watt


Jumlah lampu Halogen pada Taxiway Bravo : 42 unit
Total waktu nyala yang digunakan tiap landing perhari (t) : = 0,73 jam.

E1 =
E1 =
E1 =
E1 = 0,01095 kWh
Menghitung jumlah energi listrik (E2) yang digunakan pada lampu LED setiap pesawat take off :
Diketahui :
Kapasitas lampu LED : 15 Watt
Jumlah lampu halogen pada taxiway bravo : 42 unit
Total waktu nyala yang digunakan tiap take off perhari (t) : = 0,4 jam.

E2 =
E2 =
E2 =
E2 = 0,006 kWh

Menghitung jumlah daya yang digunakan pertahun dan biaya yang dikeluarkan dengan
memerhatikan tabel 1 yaitu tarif yang digunakan dengan pemasokan daya dari PLN ke Bandar Udara
Halu Oleo sebesar 20 KVA, sehingga masuk dalam tarif dasar B2 dengan harga per Kwh sebesar RP
1.444,71 sesuai dengan peraturan PLN :
Penggunaan Energi Untuk 1 Unit Lampu
= (P1+P2) x 30 hari
= (0,01095 kWh + 0,006 kWh) x 30 hari
= 0,5085 kWh (Rp 734,64)
= x 12 Bulan x Tarif B2
= 0,5085 kWh x 12 Bulan x Rp 1.444,71
= 8.815,62 (6,102 kWh)
Penggunaan Energi Untuk 42 Unit Lampu
= 0,5085 kWh x 42 Unit Lampu
= 21,357 kWh (Rp 30.854,67)
= 8.815,62 x 42 Unit Lampu
= 370.256,06 (256,284 kWh)

42
Resistor : Jurnal Pendidikan Vokasional Teknik, 1(1) (2023): 33-44
Analisis Perbandingan Lampu Led Dengan Lampu Halogen Pada Air Field Lighting (Afl) ……

Tabel 4. Hasil perbandingan antara lampu halogen dengan lampu led

Dari tabel di atas, dapat kita lihat bahwa penggunaan lampu taxiway bravo dengan jenis LED
lebih efisien dari segi penggunaan energi, intensitas cahaya, dan pengeluaran biaya dibanding lampu
taxiway alpha dengan jenis halogen.

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil pengukuran serta perhitungan yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa Hasil perhitungan kuat cahaya pada lampu halogen di taxiway alpha dan lampu LED di taxiway
bravo Bandar Udara Halu Oleo, menunjukkan bahwa kuat cahaya yang dihasilkan pada lampu halogen
dengan daya 45 Watt sebesar 2.239,25 Cd. Sedangkan kuat cahaya yang dihasilkan pada lampu LED
dengan daya 15 Watt yang menggunakan faktor refleksi 0,98 sebesar 6.539,05 Cd. Sehingga
menghasilkan perbandingan 2 kali lipat antara taxiway alpha dan taxiway bravo. Hasil perhitungan
penggunaan energi pada lampu halogen pada taxiway alpha dan lampu LED pada taxiway bravo
Bandar Udara Halu Oleo dalam setahun menu njukkan bahwa penggunaan energi pada lampu halogen
sebesar 18,305 kWh dengan biaya untuk 1 unit lampu dan dan Rp
(768,86 kWh) untuk 42 unit lampu, sedangkan biaya yang dikeluarkan pada lampu LED sebesar
8.815,62 (6,102 kWh) untuk 1 unit lampu dan 370.256,06 (256,284 kWh) untuk 42 unit lampu.
Sehingga menghasilkan perbandingan penggunaan energi antara taxiway alpha dan taxiway bravo
sebesar 12,203 kWh untuk 1 lampu dan 512,28 untuk 42 lampu, serta perbandingan biaya sebesar Rp
17.631,24 untuk 1 unit lampu dan sebesar Rp 740.530,11 untuk 42 unit lampu. Saran dalam penelitian
ini berdasarkan hasil analisis perbandingan penggunaan energi lampu LED dengan lampu halogen di
Bandar Udara Halu Oleo, dapat kita lihat bahwa pemakaian energi listrik pada lampu LED lebih
efisien. Diharapkan semua fasilitas system pencahayaan landas pacu pada Bandar Udara Halu Oleo
dapat diganti menjadi tipe LED, karena intensitas cahaya yang dihasilkan lebih besar dibandingkan
dengan lampu halogen. Selain itu, juga dapat menghemat konsumsi energi

DAFTAR PUSTAKA
Andriansyah, Ronny Astama. (2017). Lux Meter sebagai Alat Bantu & Alat Ukur Industri. Academia,
p. 6, [Online]. Jakarta :Universitas Persada Indonesia Y.A.I. Available:
https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1844290025/01Lux_Meter_sebagai_Alat_ukur
_&_Alat_Bantu_Industri.pdf.
B. S. Nasional. (2011). Konservasi Energi Pada Sistem Pencahayaan. Academia, p. 38, [Online].
Available: http://iaeeta.org/wp-content/uploads/2017/08/sni-03-6197-2000-Pencahayaan.pdf.

43
Resistor : Jurnal Pendidikan Vokasional Teknik, 1(1) (2023): 33-44
Nurliana, Bunyamin, Yuni Aryani Koedoes, Hasmina Tari Mokui, St. Nawal Jaya, Achmad
Nur Aliansyah
Chyntia Indrawati Martono. (2016). Analisa Tekno Ekonomis Penerapan Sistem Penerangan Lampu
Light Emitting Diode Pada Kapal Perangkap Ikan. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.
Daulay, Irlansi Mahapinsu. (2020). Analisis Audit Energi Listrik Untuk Pencapaian Efisiensi Energi di
PT. Kamadjaja Logistik Unilever Medan. Medan: Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara.
Husnayain, Faiz dkk. (2023). Analisis Perbandingan Kinerja Lampu LED , CFL , dan Pijar pada
Sistem Penerangan Kantor. Jawa Barat: Universitas Indonesia.
Mustaqim, Muhammad Haddin. (2008). Perhitungan Kuat Cahaya pada Penerangan Jalan Umum
Berstandar SNI 7391. Semarang: Universitas Islam Sultan Agung.
Peraturan Direksi PT. PLN Persero Nomor 0002 . (2015). Pelaksanaan Tarif Tenaga Listrik PT. PLN
Persero. Jakarta.
Prabowo, Setiyo Ardi. (2020). Rancang Bangun Sistem Pencahayaan Pada Landas Pacu Bandar Udara
Halu Oleo. Kendari : Universitas Halu Oleo.
Salam Dody. (2019). Airfield Lighting System (AFL), skripsi, pp. 5–44.

44

Anda mungkin juga menyukai