2 (SEPTEMBER 2021)
ABSTRACT
I Gusti Ngurah Rai International Airport - Bali is one of the airports managed by a state-owned
company that manages airport services PT. Angkasa Pura I (Persero). One of the facilities in
supporting aviation safety is the Airfield Lighting System (ALS) facility. AFL facilities owned by
I Gusti Ngurah Rai International Airport - Bali include the Apron Flood Light, both the North
Apron Flood Light and the Southern Apron Flood Light which are used as lighting aids for
pilots when parking the aircraft at night and in bad weather, as well as lighting ground
handling activities in the apron area. In this regulation, the Apron Flood Light lighting must
20 lux on the farthest side of the plane (the tail of the plane).The current condition, the
Southern Apron Flood Light uses Metal Halide lamps, which are energy intensive lamps and
the lighting is not standart. By replacing with a type of LED lamp, it is expected that the
consumption of electrical energy will be more efficient and the resulting lighting is in
accordance with standart. From the discussion of this final project, the use of Apron Flood
Light electrical energy using installed lamps (Metal Halide) is 14,400 KWh / Month while the
use of electrical energy using LED lamps (electricity saving opportunity) is 5,994 KWh / month,
so there is a chance of saving the use of electrical energy is 8,406 KWh / month or 58,375%.
Keywords : Southern Apron Flood Light, metal halide, LED, electrical energy, lighting.
Page 54
I WAYAN SUGARA YASA / JURNAL KAJIAN TEKNIK ELEKTRO - VOL. 6 NO. 2 (SEPTEMBER 2021)
mempunyai fasilitas pelayanan penerbangan seperti landas Fasilitas Airfield Lighting System (ALS) memiliki fungsi
pacu (runway) dengan panjang 3.000 meter dan lebar 45 dan konfigurasi yang berbeda- beda sesuai dengan
meter dengan perkerasan beton dan aspal, catu daya listrik ketetapandan standart yang telah diatur, baik peraturan
dari PLN sebesar 22,31 MVA, cadangan catu daya dari Internasional maupun Nasional. Airfield Lighting System
genset sebesar 21 MVA serta fasilitas-fasilitas pendukung (ALS) meliputi peralatan-peralatan sebagai berikut:
lainnya. Fasilitas kelistrikan dalam sebuah bandara dibagi a. Runway edge light,
menjadi beberapa bagian yakni, Visual Aid merupakan b. Threshold light,
fasilitas kelistrikan yang digunakan sebagai pembimbing c. Runway end light,
pilot saat melaksanakan penerbangan baik landing, take off d. Taxiway light,
maupun pada saat di ground. Dan Apron Flood Light e. Apron Flood Light,
digunakan sebagai penerangan untuk pesawat yang sedang f. Approach light,
parkir di bandara. Di Bandara Internasional I Gusti Ngurah g. PAPI (Precision Approach Path Indicator) dan
Rai Bali memiliki 2 Apron yaitu Apron Utara dan Apron VASIS (Visual Approach Slope Indicator System),
Selatan. Apron Utara terdapat 43 tiang Flood Light dan h. Rotating Beacon,
Apron Selatan memiliki 10 tiang Flood Light yang mana i. Turning area light,
masing- masing tiang terdapat 2- 3 lampu Flood Light, j. Apron Light,
khusus untuk Flood Light Apron Selatan menggunakan 4- 6 k. Sequence Flashing Light (SQFL),
Lampu. Flood Light Apron Selatan menggunakan lampu l. Traffic Light,
type metal halide dengan energi listrik tiap lampunya 1000 m. Obstruction Light,
Watt dengan Luminasi 90.000 lumen. Kondisi saat ini, n. Wind Cone,
pencahayaan di apron selatan masih kurang dengan
ketentuan dari standart 20 Lux di ekor pesawat. Dengan C. Macam Lampu Penerangan Bandar Udara
kondisi diatas, penelitian ini bertujuan untuk melakukan 1. Apron Flood Light
saving energi listrik pada Apron Flood Light Selatan yang Apron Flood Light adalah rambu penerangan untuk
mana pemakaian energi listrik selama ini cukup besar serta menerangi tempat parkir pesawat terbang diwaktu siang hari
untuk mencapai pencahayaan sesuai dengan aturan/ standart pada cuaca buruk atau malam hari pada saat ada pesawat
yang telah ditentukan yaitu 20 lux mencapai ekor pesawat. terbang yang menginap atau parkir.
Object yang akan dipakai adalah dengan menggunakan 2.Metal Halida
lampu jenis LED, yang mana keunggulan/ keuntungan dari Lampu Metal Halide adalah lampu listrik yang
jenis lampu ini adalah dengan membutuhkan energi listrik menghasilkan cahaya dengan busur ( kawat seperti busur )
yang lebih rendah mampu menghasilkan pencahayaan/ listrik melalui campuran gas dari uap merkuri dan logam
luminasi yang lebih tinggi di bandingkan dengan lampu halida ( senyawa logam
jenis metal halide serta lampu jenis ini memiliki life time 3. Lampu LED
yang lebih lama dari pada jenis metal halide.
Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED
adalah komponen elektronika yang dapat
II. LANDASAN TEORI memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan
tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang
A. Sasaran Mutu PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandar
terbuat dari bahan semikonduktor.
Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali.
4. Energi Listrik
Sasaran Mutu adalah target mutu yang ingin dicapai oleh
Energi didefenisikan sebagai suatu kemampuan untuk
PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I
melakukan kerja..
Gusti Ngurah Rai Bali yang sesuai dengan harapan stake
W : Energi Listrik (Watt hour)
holder yang sesuai dengan ketentuan ISO 9001:2015.
P : Daya Listrik (Watt)
Adapun yang terkait fasilitas pendukung kesemalatan
t : Satuan Waktu (hour)
penerbangan antara
lain :
D. Daya Listrik
S=IV 1. Ketersediaan
Airfield Lighting Daya merupakan energi yang diperlukan untuk melakukan
System usaha/kerja. Daya listrik biasanya dinyatakan dalam Watt.
2. Tercapainya Secara matematis, besarnya daya listrik dapat dituliskan
serviceability sebagai berikut :
φ kendaraan PKP-PK
dan AAB S= V.I
φ 3. Tercapainya P= Irms Vrms cos φ
P = I V cos
response time Q= Irms Vrms sin φ
a. Perhitungan Sistem Tata Cahaya. Untuk mendapatkan Selain itu, data yang dikumpulkan adalah spesifikasi lampu
hasil penerangan/ pencahayaan yang baik dan merata, yang terpasang di Apron Flood Light Selatan, tinggi tiang
kita harus mempertimbangkan beberapa faktor yaitu : Flood Light dan juga spesifikasi pesawat terbesar yang
1. Iluminasi (kuat penerangan) parkir di Apron Flood Light.
2. Sudut penyinaran lampu
3. Jenis lampu B. Pengumpulan data Pencahayaan (Pengukuran dan
4. Warna dinding Perhitungan)
5. Jarak penempatan lampu yangdiperlukan sesuai dengan Pengukuran tata cahaya dilaksanakan dengan menggunakan
fungsi ruang tersebut lux meter, pengukuran dilakukan di setiap Apron Flood
b. Flux Cahaya (φ) Light selatan. Obyek pengukuran adalah pencahayaan pada
Flux cahaya adalah energi yang diradiasikan keluar dari suatu ekor pesawat terbesar yang sedang parkir di Apron Flood
sumber cahaya setiap detiknya dalam bentuk gelombang Light Selatan yaitu boeing 737-400.
cahaya. Intensitas Cahaya (I) Sementara perhitungan tata cahaya dilakukan dengan
φ menggunakan rumus yang telah ditentukan. Untuk
I= menentukan flux pencahayaan bisa didapatkan dengan
ω
Dengan : menggunakan rumus :
φ
I : Intencitas cahaya (cd) I=
ω
φ : Flux cahaya (lumen) Untuk menentukan jarak miring :
𝑎2 = 𝑏 2 + 𝑐 2
ω : sudut ruang (steradian) =4π Untuk menentukan sudut :
c. Intensitas Penerangan (E) 𝑎 (𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔)
𝑐𝑜𝑠 𝛳 =
Intensitas penerangan atau iluminasi atau kuat penerangan 𝑏 (𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔
adalah flux cahaya yang jatuh pada suatu bidang atau Adapun untuk menghitung pencahayan
permukaan. Satuan Intensitas penerangan adalah lumen I
𝐸𝑝 = 𝑐𝑜𝑠 𝛳
/m2 atau Lux (Lx). r2
φ
𝐸 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝑙𝑢𝑥
A C. Data perhitungan pencahayaan
I adalah data yang ada dilapangan dengan tinggi tiang flood
𝐸𝑝 = 𝑙𝑢𝑥
r2 light 20 meter dan pesawat terbang yang parkir adalah
E. A pesawat terbesar yang bisa landing di bandara yaitu boeing
𝐿𝑢𝑚𝑒𝑛 =
MF. CU 737-400.
E. L. w 1. Indentifikasi Alternatif Peluang Penghematan Energi
𝑁=
φ. LLF. CU. n Dengan pengukuran dan perhitungan tata cahaya diatas,
L maka akan bisa dilaksanakan identifikasi alternatif peluang
φ=W
𝑤 penghematan energi dengan membandingkan obyek lampu
Dengan :
eksisting/ terpasang metal halide 1000 Watt dan lampu jenis
W : Daya lampu (Watt)
LED 500 Watt.
L/w : Lumen per watt (dilihat pada box lampu).
Adapun pemakaian energi listrik/bulan dapat dihitung
N : Jumlah titik lampu
dengan rumus :
E : Kuat Penerangan (Lux) 𝑃 𝑥 𝑗𝑎𝑚 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 /𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
L : Panjang Ruang (Meter) 𝐾𝑊ℎ/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 =
1000
w : Lebar Ruang (Meter) 1. Peluang Penghematan Energi
Φ : Total Lumen Lampu/ Lamp Luminous Dengan mendapatkan hasil dan data dari identifikasi
Flux alternatif peluang penghematan energi diatas, maka dapat
LLF : Light loss factor / Faktor Cahaya Rugi diketahui efisiensi energi listrik yang dapat diperoleh.
(0,7-0,8) Persentase efisiensi pemakaian energi listrik/bulan dapat
CU : Coeffesien of utilization /Faktor diketahui dengan formula :
Pemanfaatan (50-65 %) 𝐾𝑊ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔−𝐾𝑊ℎ 𝑝𝑒𝑔ℎ𝑒𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
% 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑠𝑒𝑛𝑠𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 = x
𝐾𝑊ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔
n : Jumlah Lampu dalam1 titik Lampu.
100%.
III. METODE PENELITIAN
A. Pengumpulan Data Konsumsi Energi (Pengukuran dan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Perhitungan). A. Apron Flood Light Selatan
Data yang didapat berupa pengukuran Apron Selatan memiliki 10 tiang Apron Flood Light yang
konsumsi energi listrik Apron Flood Light Selatan dengan digunakan untuk pencahayaan pada saat pesawat parkir.
pencatatan beban terpasang dengan dibandingkan hasil Apron Flood Light tersebut digunakan saat malam hari dan
perhitungan konsumsi energi listrik Apron Flood Light pada saat cuaca buApron Flood Light Selatan menggunakan
Selatan. Perhitungan tersebut didadapatkan dengan lampu dengan jenis Metal Halida (MHN LA 1000). Setiap
menggunakan rumus : tiang Flood Light Selatan memiliki 4 buah lampu metal
W=Pxt halida dengan daya per lampunya 1000 Watt.
Page 56
I WAYAN SUGARA YASA / JURNAL KAJIAN TEKNIK ELEKTRO - VOL. 6 NO. 2 (SEPTEMBER 2021)
Flood Light harus memenuhi 20 lux pada ekor pesawat 2. Hasil Perhitungan Pencahayaan (Metal Halida)
(jarak terjauh pada pesawat). Sesuai dengan spesifikasi dan catalog lampu terpasang,
didapatkan data sebagai berikut :
1. Pengukuran Intensitas Cahaya Menggunakan Flux
Meter Tabel IV. Data Pencahayaan AFL (Metal Halida)
Untuk mengetahui intensitas cahaya pada Apron Flood Light Daya Total
Jumlah
Selatan dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat NO AFL (Wat Lumen/W Lumen/
Lampu
ukur : t) Lampu
1 AFL 1 1.000 86 87.000 4
2 AFL 2 1.000 86 87.000 4
3 AFL 3 1.000 86 87.000 4
4 AFL 4 1.000 86 87.000 4
5 AFL 5 1.000 86 87.000 4
6 AFL 6 1.000 86 87.000 4
7 AFL 7 1.000 86 87.000 4
8 AFL 8 1.000 86 87.000 4
9 AFL 9 1.000 86 87.000 4
10 AFL 10 1.000 86 87.000 4
Sumber : Hasil diolah Penulis
Gambar 5. Hasil Pengukuran di Nose Pesawat
Page 58
I WAYAN SUGARA YASA / JURNAL KAJIAN TEKNIK ELEKTRO - VOL. 6 NO. 2 (SEPTEMBER 2021)
Page 59
I WAYAN SUGARA YASA / JURNAL KAJIAN TEKNIK ELEKTRO - VOL. 6 NO. 2 (SEPTEMBER 2021)
Page 60
I WAYAN SUGARA YASA / JURNAL KAJIAN TEKNIK ELEKTRO - VOL. 6 NO. 2 (SEPTEMBER 2021)
5. Persentase Penghematan Energi dipaparkan dalam penulisan ini merupakan lampu Apron
Berdasarkan persamaan berikut, maka persentase Flood Light jenis LED yang memiliki lisensi dari standart
penghematan energi listrik Apron Flood Light Selatan peraturan penerbangan Internasional (FAA, ICAO)
sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Persentase penghematan = Dalam penelitian ini digunakan beberapa daftar acuan baik
𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒅𝒂𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝑷𝑯𝑬−𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒅𝒂𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝑷𝑯𝑬
berupa buku, jurnal ataupun artikel ilmia :
𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑲𝑾𝑯 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝑷𝑯𝑬
[1]. Cekdin ,Cekmas. (2013). Rangkaian Listrik. Jakarta :
14.400−5.994 Andi
= = 58,375 %
14.400 [2]. Dasatrio, Yogi. (2013). Dasar Teknik Kelistrikan: Arus
Kuat dan Arus Lemah. Jogjakarta : Javalitera
Dari data perhitungan dan pembahasan diatas, [3]. Karlen ,Mark & Benya, James. (2008). Dasar- Dasar
maka dapat diketahui konsumsi energi Apron Flood Light Pencahayaan. Jakarta : Erlangga
Selatan sebagai berikut : [4]. Latifah, ST. MT, Nur Laela. (2015). Fisika Bangunan.
Jakarta : Griya Kreasi
Tabel X. Konsumsi Energi Listrik/ bulan
APRON FLOOD LIGHT SELATAN
[5]. Manurung. (2009). Jurnal tentang pemahaman
mengenai sumber cahaya dalam desain pencahayaan
Total Daya Sebelum Total Daya Sesudah Penghematan
PHE (KWh/ Bulan) PHE (KWh/ Bulan)
arsitektural
(KWh/ Bulan) [6]. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Peraturan
14400 5994 8406 Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Nomor : KP
Sumber : Hasil diolah Penulis 262 Tahun 2017. (2017). Standar Teknis Dan
Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
Bagian 139 (Manual Of Standard CASR Part 139)
PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK APRON Volume I Bandar Udara (Aerodrome).
FLOOD LIGHT SELATAN [7]. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Peraturan
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Nomor : KP
608 Tahun 2015. (2015). Pedoman Teknis Peraturan
15000
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-27,
10000 Prosedur Pemeliharaan Alat Bantu Pendaratan
5000 Visual (Advisory Circular).
Series1 [8]. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Peraturan
0
Total Daya Total Daya Penghematan Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Nomor :
Sebelum PHE Sesudah PHE (KWh/ Bulan) SKEP 114/VI/2002 Tahun 2002. (2002). Standar
(KWh/ Bulan) (KWh/ Bulan) Gambar Instalasi Sistem Penerangan Bandar Udara
(Airfield Lighting System).
APRON FLOOD LIGHT SELATAN [9]. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara.
(2004). Manual Operation Standart CASR 139
Volume IV. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Gambar 9 Grafik pemakaian energi listrik
Sumber : Hasil diolah Penulis [10]. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan
Pemerintah No. 70 Tahun 2009. (2009). Konservasi
Dari gambar grafik diatas di dapatkan penghematan Energi.
konsumsi daya dengan cara penggantian lampu jenis [11]. Badan Standardisasi Nasional, SNI 03-6197-2000.
Metal Halida ke lampu LED didapatkan penghematan (2000). Konservasi energi sistem pencahayaan pada
sebesar 58,375%. bangunan gedung .
[12]. UU No.1 . (2009). Penerbangan. Undang- Undang
Republik Indonesia
D. KESIMPULAN