Anda di halaman 1dari 2

Bawaslu - awasipemilu.

com - Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia, atau


yang lebih dikenal sebagai Bawaslu RI, telah memberikan penjelasan yang sangat
penting mengenai perbedaan mendasar antara alat peraga sosialisasi dengan alat
peraga kampanye. Hal ini menjadi sangat relevan mengingat masih adanya partai
politik yang terlibat dalam pelanggaran dengan memasang alat peraga kampanye di
berbagai wilayah.

Dalam konteks ini, Komisioner Bawaslu RI yang bernama Lolly Suhenti, memberikan
pengingat yang sangat bermanfaat. Dia menegaskan bahwa saat ini Pemilu 2024 masih
berada di tahap sosialisasi, dan belum memasuki masa kampanye. Oleh karena itu,
para partai politik hanya diperbolehkan untuk memasang alat peraga sosialisasi.

"Lalu, apa yang diperbolehkan selama masa sosialisasi? Pertama-tama, bendera partai
beserta nomor urut partai diperbolehkan, karena hal ini mencerminkan esensi dari
tahapan sosialisasi ini," tutur Lolly ketika berbicara dalam acara 'Media Gathering
Bawaslu 2023' yang diadakan di Sukabumi, Jawa Barat, pada hari Jumat, 4 Agustus
2023.

Namun, perlu ditekankan bahwa alat peraga sosialisasi seharusnya tidak mengandung
unsur-unsur seperti visi politik atau gambar calon anggota legislatif.

Lolly Suhenti juga menjelaskan perbedaan yang jelas antara alat peraga sosialisasi dan
alat peraga kampanye. Ia mengklarifikasi bahwa alat peraga yang mengandung visi
misi, program, dan gambar calon anggota legislatif termasuk dalam kategori alat peraga
kampanye.

"Alat peraga kampanye minimal harus berisi visi misi program dan gambaran diri calon.
Hal-hal tersebut tidak diperbolehkan dalam alat peraga sosialisasi," tegasnya.

Tidak hanya itu, Bawaslu juga memberi izin kepada partai politik untuk mengadakan
pertemuan internal dengan skala terbatas selama masa sosialisasi. Namun, syarat
yang harus dipenuhi adalah memberikan pemberitahuan kepada Komisi Pemilihan
Umum (KPU) dan Bawaslu setidaknya satu hari sebelum acara dilaksanakan.

diperbolehkan. Itulah bagian dari upaya sosialisasi. Yang diperbolehkan selama ini
adalah bendera, nomor partai, dan pertemuan terbatas yang diikuti dengan memberi
informasi tanpa adanya ajakan atau seruan.

Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022 tentang Tahapan
dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilu 2024, masa kampanye baru akan dimulai pada
tanggal 28 November 2023 dan berlangsung hingga 10 Februari 2024. Sebelum masa
kampanye dimulai, para peserta pemilu diberikan keleluasaan untuk melakukan
sosialisasi kepada masyarakat, namun tanpa ajakan langsung untuk memilih mereka.

Sebagai informasi, Bawaslu di berbagai wilayah sebelumnya telah menghadapi banyak


kasus pelanggaran terkait pemasangan alat peraga kampanye untuk Pemilu 2024.
Walaupun demikian, Bawaslu masih dalam tahap memberikan peringatan dan imbauan
kepada calon legislatif, partai politik, serta pemerintah daerah agar segera menurunkan
spanduk atau baliho yang melanggar aturan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai