Anda di halaman 1dari 24

PENGELOLAAN DAS

BERBASIS MASYARAKAT

NAHARUDDIN
(Forum Koordinasi Pengelolaan DAS SULTENG)
• Suatu hamparan daratan yang
dikelilingi/dibatasi punggung bukit,
sehingga ketika hujan turun maka
air hujan akan tertampung,
sebagian tersimpan, sebagian
mengalir melalui sistem sungai di
dalam hamparan, untuk akhirnya
di-discharge (berakhir di) danau
atau di muara/laut.

• Seluruh daratan bumi TERTATA


ke dalam DAS-DAS.

• Indonesia tertata ke dalam
belasan ribu DAS besar kecil.
• Karena DAS sama dengan seluruh
ruang daratan maka semua aktifitas
manusia ada di dalam DAS, semua
sektor bergerak dalam DAS,
memanfaatkan DAS, dan berdampak
terhadap DAS – pengelolaan DAS
adalah urusan multi-sektor.

• Titik masuknya ialah: Tata Ruang

• Sejatinya konfigurasi bentang-alam DAS


adalah tata-ruang ideal yang diciptakan
oleh SANG PENCIPTA ALAM.
Pembangunan semestinya mengikuti
saja konfigurasi DAS, sesedikit mungkin
mengubah drastis.
• Hulu untuk resapan dan produsen air
(DTA, bervegetasi perenial), tengah
untuk areal produksi dari pertanian
hingga industri dan pemukiman, hilir
untuk discharge dan penampungan.


Sebagian besar regulasi mengenai pemanfaatan sumberdaya pada DAS dan berdampak pada DAS,
tetapi tidak mengenai pengelolaan/perlindungan DAS

UU 26/ 2007 PP 37/ 2012 UU 32/ 2009


Penataan Ruang Pengelolaan DAS Perlindungan dan
Pengelolaan LH
UU 25/ 2004 Sistem
Perencanaan Nasional UU 12/ 1992
Sistem Budi Daya
UU 5/ 1960 tentang LH Tanaman
Pokok Pokok Agraria Air
Desa
UU 17/ 2019
Hutan Sumber Daya Air
UU 41/1999 Jo UU Penataan Ruang
19/2004 Kehutanan Pertanian ,
Perencanaan UU 18/ 2009
Perkebunan,
Wilayah/ Peternakan dan
UU 5/ 1990 Daya Dukung Peternakan,
Nasional Kesehatan Hewan
Keanekaragaman Perikanan
DAS
Hayati Kawasan
Lindung Tambang
UU 4/2009
Industri UU 13/ 2010
Pertambangan Permukiman Hortikultura
Mineral dan Batubara
Energi Transportasi/
UU 11/ 1974 Jasa
UU 30/ 2007
Pengairan
tentang Energi

UU 6/ 2015 Desa
UU 23/ 2014
UU 37/ 2014 KTA Pemerintah
Daerah
MASALAH DALAM WILAYAH DAS

Aktivitas Manisia Akibat Aktivitas Manisia


Dampak aktivitas manusia
PENGELOLAAN DAS?
TIDAK MULAI DARI HAMPARAN
KOSONG, SUDAH TERJADI
BERBAGAI KETERLANJURAN

• Wilayah administratif berbeda dan batas


DAS.

• Tata-ruang dan pemanfaatan ruang belum


tentu konsisten dengan konsep DAS.

• Perubahan bersifat irreversible; tidak


mungkin melakukan total koreksi

• Yang bisa dilakukan: second best option, Harus dipulihkan/RUSAK


mereduksi potensi bencana,
mengoptimalkan existing condition, Harus dipertahankan/BELUM (BEGITU)
RUSAK
mencegah “keterlanjuran” baru
NEGERI RAWAN BENCANA ALAM:

• Di atas pertemuan lempeng


tektonik bumi
• Di atas Circum Pacific Ring of
Fire Makin gelap, sedimentasi makin tinggi.
• Topography bergunung, curam Indonesia salah satu tertinggi, >250 ton/Km2
(sumber Morgan, 2005 – PEPDAS)
• Jenis tanah peka erosi, kedap
air i
• Curah hujan tinggi
• Di antara dua benua: monsoon

KELOLA DAS SECARA TERPADU LINTAS SEKTOR AGAR SEHAT,


MEMBERI MANFAAT BERKELANJUTAN, DAN MENCEGAH BENCANA.
AMANAH
PP 37/2012:

Bentuk Partisipasi
Masyarakat
• Banyak merasa mengelola
DAS, tetapi sebenarnya
tidak satupun mengelola
secara utuh, melainkan
sektoral, parsial, tidak
atasi persoalan
FORDAS
Membantu Pemerintah melakukan koreksi, meluruskan
yang tidak pas:

Perlu Entitas • Memfasilitasi berlangsungnya koordinasi lintas sektor,


• Melakukan kajian dan memberikan masukan berbasis
Koordinator data untuk penyusunan/revisi tata ruang
• Mencermati regulasi/kebijakan terkait pengelolaan DAS
• Memberi masukan terkait kebijakan perizinan
BAPPENAS, BAPPEDA: • Mengadvokasi upaya-upaya peningkatan pengelolaan
dan menggerakkkan inisiatif2 stakeholders
berbasis wilayah • Mengusulkan pembenahan kelembagaan
administrative, DAS bukan
unit perencanaan
APA PERAN FORDAS?

• Sesuai fungsinya membantu Pemerintah melakukan


koreksi, meluruskan yang tidak pas:
• Memfasilitasi berlangsungnya koordinasi lintas sektor,
khususnya dengan ATR dan Pemda
• Melakukan kajian dan memberikan masukan berbasis
data untuk penyusunan/revisi tata ruang
• Mencermati regulasi dan kebijakan terkait
pengelolaan DAS
• Mengadvokasi upaya-upaya peningkatan pengelolaan
dan menggerakkkan inisiatif2 stakeholders
• Mengusulkan pembenahan kelembagaan
MENGAPA HARUS TERPADU
(1)Terdapat keterkaitan antar berbagai kegiatan dalam
pengelolaan sumberdaya dan pembinaan aktivitasnya;
(2)Melibatkan berbagai disiplin ilmu yang mendasari dan
mencakup berbagai bidang kegiatan;
(3)Batas DAS tidak selalu berhimpitan/bertepatan dengan batas
wilayah administrasi pemerintahan;
(4)Interaksi daerah hulu sampai hilir yang dapat berdampak
negatif maupun positif sehingga memerlukan koordinasi antar
pihak.

Contoh gagal paling monumental: Laut Aral (Danau terbesar k-4 di


dunia, kini 95% jadi padang pasir, 20 species ikan musnah, pertanian
gagal (karena garam terbawa angin), penyakit ginjal naik 60%
DANA DAN ISU HULU- • Dari hulu ke hilir harus satu kesatuan perencanaan

HILIR JASLING • Negosiasi kompensasi difasilitasi pemerintahan lebih


tinggi (provinsi untuk lintas kabupaten).

• Relevan untuk DAS lintas wilayah administratif. • Peran NGO memfasilitasi antara binis dan
daerah/masyarakat (misal Cidanau Banten, Danone
• Prinsip internalized-externalities: dampak-dampak Bali).
yg terjadi dari suatu kegiatan, ditanggung bersama
oleh para actor/pelaku yang terlibat.
• Kajian untuk menakar “nilai” jasa, FORDAS bisa
• Prinsip “penikmat membayar: daerah hulu
(upstream) yg menjaga DTA perlu mendapat • Dana sepenuhnya di-input kembali ke DAS
kompensasi finansial dari hilir (downstream) yang
menikmati manfaat DAS sehat (terhindar bencana,
memakai air,

• Sektor atau binis yang memanfaatkan produk DAS


(air, wisata) harus berkontribusi ke “produsen”
(PLN, PDAM, dll).
RENCANA PENGELOLAAN DAS
TERPADU (Pedoman Kepmen 2009)
(1) Pengelolaan DAS dilaksanakan secara terpadu didasarkan atas DAS
sebagai satu kesatuan ekosistem, satu rencana dan satu sistem
pengelolaan;
(2) Pengelolaan DAS terpadu melibatkan para pemangku kepentingan,
terkoordinasi, menyeluruh dan berkelanjutan;

(3) Pengelolaan DAS terpadu bersifat adaptif terhadap perubahan kondisi


yang dinamis sesuai dengan karakteristik DAS;
(4) Pengelolaan DAS terpadu dilaksanakan dengan pembagian tugas dan
fungsi, beban biaya dan manfaat antar para pemangku kepentingan secara
adil;
(5) Pengelolaan DAS terpadu berlandaskan pada azas akuntabilitas.
RPDAST PERENCANAAN
PENGELOLAAN DAS
Rencana Pengelolaan DAS
• Sebuah proses untuk menghasilkan rencana
Terpadu – perlu disusun untuk
atau blueprint tentang bagaimana strategi,
setiap DAS, mempertimbangkan apa program kegiatan untuk menghasilkan
kepentingan semua sektor, tetapi kondisi DAS sehat (kuantitas dan kualitas air
tidak memaksakan kepentingan dan sumberdaya lainnya terjaga) di dalam
salah satu atau beberapa sektor sebuah DAS.
mengorbankan yg lain.
• Rencana Pengelolaan DAS harus
RPDAST tidak merupakan komprehensif dan terpadu (mencakup semua
bagian dari HIRARKHI sektor) dan semua daerah administratif (bila
DAS-nya lintas wilayah administratif).
PERENCANAAN
• Sebaiknya diberi baju hukum agar menjadi
acuan
APAKAH ADA CONTOH SUKSES ATAU BEST
PRACTICES?
• Di luar negeri: DAS Rheine yang lintas negara

• Di Indonesia belum ada contoh pengelolaan DAS


terintegrasi yang sukses dengan outcome DAS sehat,
bebas bencana, sejahterakan masyarakat.

• Tetapi ada contoh-contoh praktik-praktik aspek tertentu yg


bisa menjadi awalan menuju pengelolaan DAS sehat.

• Sikka (Flores): Internalisasi RPDAST ke dalam


RPJMDes
• Sumbar, Jambi, NTB, Kaltim: dukungan Pemda
• Kalbar, Kaltim, NTT, Sulsel, Sumbar: personil
• Banten, Jatim: Implementasi pemanfaatan jasa
dengan swasta
• Bali: pemeranan swasta (Danone)
• Kaltim/IKN: koordinasi Fordas dan BO-IKN
PEMERANAN PEMKAB, PEMBENTUKAN KOMUNITAS TINGKAT
TAPAK/DESA DI JAMBI

• Pejabat daerah selaku Ketua


FORDAS membentuk komunitas
pada tingkat desa dengan tugas
antara lain sebagai dinamisator
masyarakat dalam hal
perlindungan/pelestarian dan
kebersihan lingkungan.
Kolaborasi dengan swasta di Bali
• Penggunaan CSR
perusahaan-
perusahaan guna
pengembangan
berbagai kegiatan
pelestarian dan
perlindungan DAS
berbasis desa,
termasuk kapitalisasi
jasa

Anda mungkin juga menyukai