Anda di halaman 1dari 36

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Singkong


Singkong atau ubi kayu atau ketela pohon (Manihot esculenta Crantz)
merupakan salah satu sumber karbohidrat lokal Indonesia yang menduduki urutan
ketiga terbesar setelah padi dan jagung. Tanaman ini merupakan bahan baku yang
paling potensial untuk diolah menjadi tepung (Prabawati dkk, 2011). Singkong
(Manihot esculenta) merupakan tanaman perdu penghasil umbi yang dapat hidup
sepanjang tahun. Berdasarkan hasil identifikasi tumbuhan oleh Herbarium
Medanense (2016) taksonomi ubi kayu diuraikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Manihot

Spesies : Manihot utilissima Pohl.

Singkong merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain


ubi kayu, ketela pohon, tela kaspo atau kasape. Umur simpan ubi kayu atau
singkong segar relatif pendek, untuk itu singkong diolah menjadi gaplek, tepung
tapioka, oyek, tape, peuyeum, keripik singkong dan lain-lain agar umur simpan
lebih lama (Koswara, 2013) Singkong berasal dari benua Amerika, tepatnya dari
negara Brasil. Penyebarannya hampir ke seluruh dunia, antara lain Afrika,
Madagaskar, India dan Tiongkok. Singkong diperkirakan masuk ke Indonesia pada
tahun 1852 (Rahmawati, 2010).

Page
6
Singkong dapat dipelihara dengan mudah, produktif dan tumbuh subur
dengan ketinggian 1-4 meter di daerah yang berketinggian 1.200 meter di
atas permukaan air laut. Senyawa glikosida sianogenik pada umbi singkong
mengalami proses oksidasi oleh enzim linamarase maka akan dihasilkan
glukosa dan asam sianida (HCN) yang ditandai dengan bercak warna biru,
akan menjadi toxin (racun) bila dikonsumsi pada kadar HCN lebih dari 50 ppm
(Barrett dan Damardjati, 2015). Singkong mengandung komposisi kimia yang
terdiri dari kadar air 60%, pati 35%, serat kasar 2,5%, kadar lemak 0,5% dan kadar
abu 1% (Barrett dan Damardjati, 2015).

Saat ini, Umbi Singkong terdapat 10 varietas. Dari 10 varietas tersebut,


dikelompokan lagi menjadi 2, yakni kelompok untuk pangan dan juga kelompok
industri. Berikut adalah kelompok varietas umbi singkong:

1. Varietas Untuk Pangan

 N1 Mekarmanik
 Adira 1
 Malang 1
 Malang 2
 Darul Hidayah

2. Varietas Untuk Untuk Industri

 N1 Mekarmanik
 Adira 2
 Adira 4
 Malang 4
 Malang 6
 UJ 5
 UJ 3

Page
7
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Singkong
Singkong (manihot utillisima) merupakan sebuah perdu (tumbuhan kayu
bercabang) tahunan dari tropika, dan ia juga merupakan subtropika dari
suku Euphorbiaceae. Tanaman singkong bisa tumbuh sepanjang 7 meter , dan
cabangnya juga agak jarang. Ukuran umbi singkong, biasanya memiliki garis
tengah 2 – 3 cm serta panjang 50-80 cm , namun ukuran tersebut bisa berubah
tergantung dari klon (hasil kloningan). Selain itu, warna dari bagian dalam umbi
singkong adalah putih atau kekuning kuningan. Ada beberapa syarat yang harus
anda perhatikan saat menanam umbi singkong agar umbi singkong bisa tumbuh
dengan sempurna sehingga hasilnya bisa diolah.

Syarat Tumbuh Tanaman Singkong, diantaranya :

1. Iklim

Iklim di Indonesia yang tropis cocok untuk menanam umbi singkong.


Namun, anda perlu perhatikan bahwa walaupun cocok di daerah tropis, curah hujan
yang sesuai untuk umbi singkong adalah 1.500-2500 mm/ tahun, sehingga umbi
singkong memiliki ketersediaan air di dalam tanah.

Selain curah hujan yang dibutuhkan tanaman umbi singkong, sinar


matahari juga dibutuhkan untuk tumbuhnya tanaman umbi singkong. Dibutuhkan
sekitar 10 jam / hari sinar matahari agar tanaman umbi singkong bisa tumbuh dan
juga subur.

2. Suhu

Suhu udara yang dibutuhkan untuk tanaman umbi singkong adalah sekitar
10 derajat celcius. Jika suhunya di bawah 10 derajat celcius maka tanaman
singkong tidak akan tumbuh dengan sempurna .

Tanaman umbi singkong hanya bisa di daerah dataran tinggi, karena suhu
disana cukup tinggi sehingga membuat tanaman umbi singkong menjadi tumbuh
atau jika anda ingin menanam singkong di dataran rendah, anda bisa menanamnya
di indoor dengan menggunakan pendingin ruangan.

Page
8
3. Kelembapan

Agar tanaman umbi singkong bisa tumbuh, Kelembapan Udara (konsentrasi


uap air di udara) adalah salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh anda. Untuk
umbi singkong, kelembapan udara yang diperlukan adalah 60-65%. .

Dengan kelembapan udara yang tinggi, maka umbi singkong akan


bertumbuh dengan baik, dan tanaman umbi singkong tidak akan terserang bakteri
yang menyebabkan penyakit pada umbi singkong tersebut.

4. Media tanam

Tanaman umbi singkong harus memiliki tanah yang berstuktur remah,


gembur dan tidak terlalu liat, poros, serta kaya akan bahan organik. Selain itu, jenis
tanahnya juga harus berjenis aluvial latasol, podsolik merah kuning, gromosol dan
juga andosol.

Derajat keasamannya pun juga harus diperhatikan, yakni berkisar 4,5-80


dengan pH ideal 5,8. Umumnya, tanah di Indonesia ber pH sekitar 4,0- 5,5 sehingga
keasaman ini cukup netral untuk kesuburan tanaman umbi singkong.

4. Ketinggian tempat

Ketinggian tempat juga merupakan salah satu hal yang membuat tanaman
umbi singkong menjadi tumbuh. Untuk ketinggian yang cocok bagi tanaman umbi
singkong adalah antara 10-700 mdpl dengan toleransi antara 10-1.500 mdpl,
sehingga tanaman umbi singkong tumbuh dengan baik.

2.3 Usaha Mikro Kecil Menengah


Menurut UUD 1945 kemuadian dikuatkan melalui TAP MPR NO.XVI/MPR-
RI/1998 tentang Politik Ekonomi dalam rangka Demokrasi Ekonomi, Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah perlu diberdayakan sebagai bagian integral ekonomi rakyat
yang mempunyai kedudukan, peran, dan potensi strategis untuk mewujudkan
struktur perekonomian nasional yang makin seimbang, berkembang, dan
berkeadilan. Selanjutnya dibuatklah pengertian UMKM melalui UU No.9 Tahun
1999 dan karena keadaan perkembangan yang semakin dinamis dirubah ke

Page
9
Undang-Undang No.20 Pasal 1 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah maka pengertian UMKM adalah sebagai berikut:
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah
atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil
atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini.
4. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan
usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih
besar dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau
swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi
di Indonesia.
5. Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan
Usaha Besar yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia dan
berdomisili di Indonesia.
2.4 Manajemen

Definisi manajemen yang dikutip oleh Malayu S.P. Hasibuan (2012)


menyatakan “manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu”. Kemudian definisi Manajemen menurut Massie
“Manajemen adalah suatu proses dimana kelompok secara kerjasama mengerahkan
tindakan atau kerjanya untuk mencapai tujuan bersama.

Page
10
Proses tersebut mencakup teknik-teknik yang digunakan oleh para manajer
untuk mengkoordinasikan kegiatan atau aktifitas orang lain menuju tercapainya
tujuan bersama”. Sedangkan menurut G.R. Terry (2010) menjelaskan bahwa
“Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk menentukan
serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya”. Secara umum, manajemen adalah suatu prises diamana sesorang dapat
mengatur segala sesuatu yang dikerjakan oleh individu atau kelompok. Manajemen
perlu dilakukan guna mencapai tujuan atau target dari individu ataupun kelompok
tersebut secara kooperatif menggunakan sumber daya yang tersedia. Dari
pengertian tersebut, ilmu manajemen dapat diartikan sebagai kemampuan dalam
mengatur sesuatu agar tujuan yang ingin dicapai dapat terpenuhi. Sebetulnya, hal
ini sudah sering terjadi di kehidupan nyata. Setiap orang juga pasti pernah
mempraktikkan ilmu manajemen secara tidak langsung setiap harinya. Selain itu,
manajemen juga dapat diartikan menurut etimologinya. Manajemen berarti sebagai
seni mengatur dan melaksanakan, berdasarkan Bahasa Prancis kuno. Manajemen
juga dapat diartikan sebagai usaha perencannan, serta pengaturan sumber daya yang
ada demi mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dengan menerapkan ilmu
manajemen, diharapkan sesuatu yang sedang dikerjakan dapat selesai tepat waktu
dan tanpa ada hal yang menjadi sia-sia. Tujuan tercapai karena terorganisir secara
baik.

2.5 Fungsi-fungsi manajemen menurut G.R. Terry


1. Planning (perencanaan)

Planning (perencanaa) adalah bagaimana perusahaan menetapkan tujuan yang


diinginkan dan kemudian menyusun rencana strategi bagaimana cara untuk
mencapai tujuan tersebut. Manajer dalam fungsi perencanaan harus mengkaji dan
mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum memutuskan karena ini adalah
langkah awal yang bisa berpengaruh secara total dalam perusahaan kedepannya.
Fungsi fungsi manajemen yang lain tidak akan bisa berjalan dengan baik tanpa
adanya perencanaan yang matang.

Page
11
Dalam melaksanakan perencanaan ada kegiatan yang harus dilakukan, yaitu
melakukan prakiraan (rencana) kegiatan organisasi dan penganggaran (budgeting).
Prakiraan berfungsi untuk menentukan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
kedepan oleh organisasi sebagai upaya mencapai tujuan organisasi. Dalam
melakukan prakiraan, haruslah selalu memperhatikan tujuan organisasi, sumber
daya organisasi dan juga melakukan suatu analisis organisasi (bisa menggunakan
SWOT) untuk mengetahui potensi internal dan eksternal.

2. Organizing (pengorganisasian)

Organizing (fungsi perencanaan) adalah pengaturan sumber daya manusia dan


sumber daya fisik yang dimiliki agar bisa menjalankan rencana-rencana yang sudah
diputuskan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Fungsi pengorganisasian
mengelompokkan semua orang, alat, tugas dan wewenang yang ada dijadikan satu
kesatuan yang kemudian digerakkan melaksanakan apa yang sudah direncanakan
sebelumnya. Menurut George R. Terry, tugas pengorganisasian adalah
mengharmonisasikan kelompok orang yang berbeda, mempertemukan macam-
macam kepentingan dan memanfaatkan seluruh kemampuan kesuatu arah tertentu.
Dalam pengorganisasian kegiatan yang dilakukan yakni staffing (penempatan staf)
dan pemaduan segala sumber daya organisasi. Staffing sangat penting dalam
pengorganisasian. Dengan penempatan orang yang tepat pada tempat yang tepat
dalam organisasi, maka kelangsungan aktivitas organisasi tersebut akan terjamin.
Fungsi pemimpin disini adalah mampu menempatkan the right man in the right
place.

3. Actuating (Penggerakan)

Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota


kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan
manejerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya menggerakkan orang-
orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-
sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara efektif. Actuating (penggerakan)
meliputi kepemimpinan dan koordinasi.

Page
12
Kepemimpinan yakni gaya memimpin dari sang pemimpin dalam
mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber daya organisasi agar mengarah pada
pencapaian tujuan program dan organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang
baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja organisasi yang
bertanggung jawab. Untuk itu maka semua Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada
harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi.
Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Setiap
pelaku organisasi harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan
kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi yang telah ditetapkan. Inti dari Actuating adalah menggerakkan semua
anggota kelompok untuk bekerja agar mencapai tujuan organisasi.

4. Controling (Pengendalian)

Controlling adalah proses untuk memastikan kegiatan yang sedang berjalan


sesuai dengan apa yang direncanakan. Dengan kata lain, pengertian controlling
dalam manajemen adalah usaha pengukuran kinerja aktual dengan kinerja yang
diharapkan dan mengambil tindakan korektif. Tujuannya adalah untuk memastikan
agar kinerja aktual konsisten dengan rencana.Controling bukanlah hanya sekedar
mengendalikan pelaksanaan program dan aktivitas organisasi, namun juga
mengawasi sehingga bila perlu dapat mengadakan koreksi. Dengan demikian apa
yang dilakukan staff dapat diarahkan kejalan yang tepat dengan maksud pencapaian
tujuan yang telah direncanakan. Inti dari controlling adalah proses memastikan
pelaksanaan agar sesuai dengan rencana. Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan
tujuan organisasi dan program kerja maka dibutuhkan pengontrolan, baik dalam
bentuk pengawasan, inspeksi hingga audit. Kata-kata tersebut memang memiliki
makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat
diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, baik dalam tahap
perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut
dapat segera dilakukan antisipasi, koreksi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai
dengan situasi, kondisi dan perkembangan lingkungan sekitar organisasi.

Page
13
2.6 Bahan Baku
Bahan baku merupakan faktor penting yang ikut menentukan tingkat harga
pokok dan kelancaran proses produksi usaha. Pengertian bahan baku adalah,
barang-barang yang akan menjadi bagian dari produk jadi yang dengan mudah
dapat diikuti biayanya. Berdasarkan pengertian secara umum, perbedaan arti kata
antara bahan baku dan mentah dapat diartikan sebagai berikut. Pengertian secara
umum dari istilah bahan mentah dapat mempunyai arti sebagai sebuah bahan dasar
yang bisa berasal dari berbagai tempat, yang mana bahan tersebut dapat digunakan
untuk diolah dengan suatu proses tertentu (Eric Damanik, 2016). Baku meliputi
semua bahan yang dipergunakan dalam perusahaan pabrik, kecuali terhadap bahan-
bahan yang secara fisik akan digabungkan dengan produk yang dihasilkan oleh
perusahaan pabrik tersebut. Bahan baku merupakan suatu bahan yang dapat
dipakai kedalam pembuatan suatu produk, bahan baku yang sudah termasuk
secara menyeluruh akan menunjukkan sebuah produk jadinya bahkan yang disebut
suatu bentuk barang jadi ke dalam bentuk lain yang berbeda wujud dari bentuk
aslinya.

Sedangkan pengertian secara umum mengenai bahan baku merupakan bahan


mentah yang menjadi dasar pembuatan suatu produk yang mana bahan tersebut
dapat diolah melalui proses tertentu untuk dijadikan wujud yang lain (Eric
Damanik, 2016). Berdasarkan dari pengertian antara bahan mentah dan bahan baku
di atas terdapat beberapa contoh wujud dari istilah bahan mentah beberapa di
antaranya adalah bijih perak, yang mempunyai arti penting didalam industri
pembuatan perak, contoh yanng lainnya adalah gandum yang mana biji dari
tumbuhan tersebut bila dikeringkan dan di olah dapat menghasilkan tepung yang
mana biji gandum ini sangat berguna bagi industri penghasil tepung. Sedangkan
berdasarkan pengertian umum contoh wujud dari istilah bahan baku diantaranya
adalah, perak dan kompor yang berguna sebagai bahan dasar bagi industri
penghasil kerajinan dari perak, seperti anting – anting, kalung dan bingkai foto
yang bisa di gunakan untuk hiasan dinding, contoh yang lainnya adalah tepung,
margarin, telur, dan gula, yang sangat berguna sebagai bahan baku pembuatan roti,
karena sifat dari tepung yang bisa mengikat emulsi dari udara yang terkandung di
dalam adonan roti setelah adonan dasar di mixer.

Page
14
Jenis bahan baku dibedakan menjadi bahan langsung dan bahan baku tidak
langsung. Bahan baku langsung (Direct Material) yaitu bahan pokok utama ini
dapat dikatakan direct material atau bahan baku langsung. Bahkan, pengertian
lainnya merupakan suatu bahan pokok utama yang merupakan bagian terpenting
dari suatu produk barang jadi yang dihasilkan perusahaan. Walaupun, biaya yang
sudah di keluarkan dalam hal membeli bahan pokok langsung akan sangat
berkaitan erat dengan barang produksi yang dihasilkan. Bahan baku tidak langsung
(Indirect Material) yaitu ialah suatu nama lain dari bahan pokok pendamping pada
jenis bahan baku ini. Namun, pengertian lainnya yang dapat diketahui merupakan
suatu bahan yang ikut berperan kedalam bahan utama pada saat kegiatan proses
produksi tetapi bahan ini tidak secara langsung terlihat pada suatu barang jadi yang
sudah dihasilkan oleh perusahaan.

2.7 Manajemen Persediaan Bahan Baku


Salah satu faktor yang menunjang kelancaran operasional suatu perusahaan
adalah persediaan. Manajemen persediaan bahan baku adalah mengelola jumlah
bahan baku agar proses produksi dapat terus berlanjut. Setiap perusahaan yang
menyelenggarakan kegiatan produksi akan memerlukan persediaan bahan baku.
Pengelolaan atau (statistik) manajemen persediaan dalam suatu perusahaan
memegang peranan penting. Menurut Handoko (2011) persediaan adalah sesuatu
yang menunjukkan segala sumber daya-sumber daya organisasi yang disimpan
dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. Sedangkan Hasan (2011)
menyebutkan bahwa persediaan adalah sumber daya menganggur (idle resources)
yang menunggu proses lebih lanjut. Dengan Tersedianya persediaan bahan baku
maka diharapkan perusahaan industri dapat melakukan proses produksi sesuai
kebutuhan dan permintaan konsumen. Selain itu dengan adanaya persediaan bahan
baku yang cukup tersedia di gudang juga diharapkan dapat memperlancar kegiatan
produksi/ pelayanan kepada konsumen perusahaan dari dapat menghindari
terjadinya kekurangan bahan baku. Keterlambatan jadwal pemenuhan produk yang
dipesan kosumen dapat merugikan perusahaan dalam hal ini image yang kurang
baik. (Eric Damanik, 2016).

Page
15
Tujuan pengendalian persediaan antara lain, menjaga agar barang dagangan
jangan sampai kekurangan, menjaga agar perusahaan jangan sampai menghentikan
kegiatan usahanya, menjaga agar perusahaan jangan sampai mengecewakan
langganannya, dan mengatur jangan sampai jumlah pengadaan barang dagangan
kekurangan atau kelebihan.

Jenis-jenis persediaan menurut Margaretha, Farah (2011), yaitu:

1. Raw Material

Raw Materials yaitu persediaan yang dibeli supplier untuk diproses/diubah


menjadi barang setengah jadi dan akhirnya barang jadi, atau produk akhir.

2. Work in process

Work in process yaitu keseluruhan barang yang digunakan dalam proses


produksi, tetapi masih membutuhkan proses lenih lanjut untuk menjadi barang
yang siap untuk dijual (barang jadi).

3. Finished Good

Finished Good yaitu persediaan barang yang telah selesai diproses oleh
perusahaan, tetapi belum terjual.

Adapun alasan perlunya persediaan adalah :

1. Fluctuation Inventory Kesulitan memprediksi tingkat penjualan dan waktu


proses produksi secara akurat.

2. Anticipation Inventory Beberapa item barang memiliki permintaan yang


bersifat musiman.

3. Lot Size Inventory Mendapatkan manfaat dari economic of scale dalam proses
pembelian.

4. Pipe Line Inventory Jarak dan waktu yang diperlukan untuk pengadaan barang
sehubungan dengan proses transit dalam sistem logistik untuk jumlah besar
persediaan.

Page
16
5. Keterlambatan kedatangan bahan baku yang dipesan dapat mengakibatkan
berhentinya pelaksanaan proses produksi.

Menurut Fahmi (2012), manajemen persediaan adalah kemampuan suatu


perusahaan dalam mengatur dan mengelola setiap kebutuhan barang baik barang
mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi agar selalu tersedia baik dalam
kondisi pasar yang stabil dan berfluktuasi. Menurut Febian (2011), tujuan
manajemen persediaan adalah untuk menyediakan jumlah material yang tepat,
waktu tungguyang tepat dan biaya yang rendah. Manajemen persediaan sangat
berkaitan dengan sistem persediaan di dalam suatu perusahaan yang bertujuan
untuk menciptakan efisiensi dalam proses konversi. Setiap perusahaan yang
menyelenggarakan kegiatan produksi akan memerlukan persediaan bahan baku.
Dengan Tersedianya persediaan bahan baku maka diharapkan perusahaan industri
dapat melakukan proses produksi sesuai kebutuhan atau permintaan konsumen.
(Eric Damanik, 2016)

Tujuan utama manajemen persediaan adalah menentukan jumlah barang yang


akan disimpan dengan tepat. Persediaan harus diatur sedemikian rupa sehingga
proses bisnis perusahaan tetap stabil dalam kondisi apapun, namun tetap
memperhatikan jumlah barang yang disimpan agar biaya investasi yang dikeluarkan
akibat penyimpanan tidak merugikan perusahaan. Persediaan dalam jumlah besar
cukup menguntungkan perusahaan karena tidak perlu khawatir ketika terjadinya
lonjakan harga akibat inflasi, namun disisi lain biaya investasi akan meningkat.
Biaya yang timbul bukan hanya akibat pembelian barang, namun juga akibat
penyimpanan barang dalam jangka waktu yang lama di dalam gudang. Setiap
perusahaan menginginkan biaya invesatsi yang dikeluarkannya seminimal mungkin
namun mendapat keuntungan semaksimal mungkin. Salah satu caranya dengan
meminimalkan persediaan. Manajemen persediaan dibutuhkan untuk mencapai dua
tujuan tersebut, memiliki persediaan untuk mengamanan proses bisnis perusahaan
dan meminimalkan biaya investasi yang dibutuhkan

Page
17
BAB III
METODE PELAKSANAAN PKL

3.1. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan kegiatan PKL ini akan dilakukan dengan cara ikut serta
dalam kegiatan operasional rutin pada hari-hari kerja di Di UMKM Kripik DF
Desa Ndarungan Kecamatan Selorejo. Kegiatan PKL ini akan dilaksanakan
pada:
Waktu : 10 Maret 2020 – 05 April 2020
Tempat : UMKM DF, (Desa Ndarungan, Kecamatan Selorejo, Kabupaten
Blitar, Jawa Timur 65153).
UMKM DF di desa Selorejo ini merupakan salah satu UMKM yang ada
di kampung keripik desa Selorejo. UMKM DF memiliki pelanggan tetap dan
berproduksi setiap hari. Dengan adanya UMKM ini menarik pelaku usaha
keripik di desa yang sama untuk semakin berkembang. Jumlah UMKM yang
tidak sedikit membuat desa ini disebut desa keripik oleh pemerintah kecamatan
Selorejo dan menjadi ikon desa Selorejo. Peran UMKM dalam perekonomian
Indonesia ditunjukkan oleh peranannya sebagai pelaku usaha terbesar, serta
kontribusinya dalam penyerapan tenaga kerja, pem-bentukan produk domestik
bruto (PDB), ekspor dan penciptaan modal tetap/investasi (Kementrian Koperasi
dan UMKM, 2015)

3.2. Metode Pengambilan Data


Menurut Sugiyono (2017) menjelaskan bahwa pengumpulan data yang
dapat digunakan yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Metode
yang digunakan dalam kegiatan PKL yaitu menggunakan metode analisis
Kualitatif. Dimana pengumpulan data dibagi menjadi dua kategori yang
meliputi:
A. Data primer
Husein Umar (2013), data primer dapat didefinisikan sebagai data yang
diperoleh dari sumber pertama, baik yang berasal dari individu/perseorangan.
Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus

Page
18
menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan
sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian
dilakukan. Data berupa hasil dari wawancara, atau yang berasal dari hasil
pengisian kuesioner yang dilakukan oleh peneliti. Data primer merupakan data
yang langsung diberikan oleh sumber data kepada pengumpul data.
3.2.1 Pengamatan
Pengumpulan data ini dilakukan dengan pengamatan langsung hal-
hal yang berhubungan dengan PKL. Pengamatan dilakukan bersama
dengan berlangsungnya kegiatan PKL.
3.1.1 Wawancara
Untuk mendapatkan informasi lebih banyak mengenai manajemen
persediaan bahan baku maka dilakukan dengan melakukan wawancara
kepada badan usaha terkait selama kegiatan PKL berlangsung.
3.2.2 Pencatatan (recording)
Proses pengumpulan data dengan mencatat segala sesuatu yang
disampaikan, didapat dan dilakukan dalam setiap hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan PKL di UMKM Kripik DF Desa Ndarungan
Kecamatan Selorejo.
3.2.3 Dokumentasi
Pengumpulan data dengan cara mendokumentasikan /
mengabadikan dengan foto berbagai kegiatan yang dilakukan pada saat
PKL.
B. Data Sekunder
Husein Umar (2013), data sekunder adalah sebagai data primer yang sudah
diolah lebih lanjut dan disajikan dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-
diagram, baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Data ini
dapat ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data
sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan
dengan penelitian yang dilakukan. Data sekunder merupakan data yang tidak
langsung diberikan oleh sumber data kepada pengumpul data, misalnya lewat
orang lain atau dokumen.

Page
19
Adapun cara yang dilakukan adalah sebagai berikut:
3.2.4 Studi pustaka
Pengumpulan data dengan pemanfaatan data yang berasal dari
internet atau sumber-sumber literatur yang lain, yang berkaitan dengan
kegiatan PKL terutama yang berkaitan dengan manajemen persediaan bahan
baku. Data yang dimaksud dapat berupa buku, jurnal dan lain sebagainya
yang relevan dan informat. Studi Kepustakaan yaitu cara mengumpulkan
data dengan mempelajari dan membaca literature-literatur yang ada
hubungannya dengan topic penelitian misalnya buku, laporan-laporan dan
catatan lainnya. Jurnal penelitian adalah penelitian terhadap hasil penelitian
yang telah dilakukan secara ilmiah. Internet yaitu cara mengumpulkan data
dengan mencari informasi informasi yang berhubungan dengan topik
penelitian yang dipublikasikan di internet, baik yang berbentuk jurnal,
makalah ataupun karya tulis.

3.3. Pelaksanaan Kegiatan


Praktek Kerja Lapang dilaksanakan dengan cara magang (observasi
partisipatif). Dimana mahasiswa secara aktif ikut dalam melaksanakan kegiatan
dan kebijakan yang di jadwalkan di UMKM Kripik DF Desa Ndarungan
Kecamatan Selorejo sesuai dengan aturan yang diberlakukan selama satu bulan
penuh. Pengumpulan data yang dilakukan yaitu melalui wawancara langsung
kepada pihak usaha terkait dan masyarakat, data yang sudah diperoleh dibahas
dan dianalisis dengan cara menguraikan data yang diperoleh dan
membandingkan dengan literatur yang ada. Sehingga didapatkan data yang
akurat dan sesuai dengan apa yang dilakukan dilapang.

Adapun hal yang ingin penulis pelajari adalah mengetahui mekanisme


penerapan managemen persediaan bahan baku yang ada disana, dengan
mengetahui mekanisme penerapan bahan baku yang ada saya harap dapat
mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi persediaan bahan
baku untuk produksi keripik singkong di UMKM Kripik DF Desa Ndarungan
Kecamatan Selorejo.

Page
20
Saya juga ingin mengetahui apa manfaat dalam pengelolaan manajemen bahan
baku produksi untuk keberlangsungan produksi keripik singkong di UMKM
Kripik DF Desa Ndarungan Kecamatan Selorejo dengan demikian saya juga
dapat mengetahui hambatan-hambatan managemen persediaan apa saja yang
terjadi dalam produksi keripik singkong di UMKM Kripik DF Desa Ndarungan
Kecamatan Selorejo..

Kegiatan yang penulis lakukan di Usaha Mikro Kecil Menengah DF


selama masa PKL adalah mengikuti kegiatan produksi dan melakukan
wawancara kepada pemilik usaha secara langsung selama kegiatan PKL
dilakukan. Produksi keripik yang saya ikuti yaitu proses produksi keripik
singkong. Dalam setiap kegiatan produksi akan melalui tahapan-tahapan dalam
pembuatan keripik. Pengumpulan bahan baku berupa umbi singkong mengawali
semua proses produksi yang akan dilakukan. Pertama yang dilakukan dalam
produksi adalah mengupas semua bahan baku dengan alat pengupas manual,
kemudian dilakukan pencucian hingga bersih dari tanah maupun kotoran lain
yang menempel. Setelah melakukan pencucian umbi singkong akan ditiriskan
agar tidak licin saat dipotong. Pemotongan dilakukan sangat hati-hati
dikarenakan alat sangat tajam. Potongan umbi singkong kemudian akan
direndam agar sari pati yang terkandung didalam singkong hilang. Sebelum
melakukan penggorengan bahan saya akan terlebih dahulu merendam singkong
dalam bumbu yang membuat keripik singkong lebih sedap. Sekali produksi
keripik singkong akan memakan waktu kurang lebih 5-6 jam hingga keripik
selesai digoreng. Jika persediaan keripik sudah cukup sesuai pesanan maka
kegiatan saya adalah melakukan pengemasan produk. Pengemasan biasanya
akan berlangsung dua kali dengan hari yang berbeda. Sekali melakukan
pengemasan akan menghasilkan sekitar 100 bungkus keripik siap jual. Kemasan
keripik singkong juga bervariasi dari mulai ukuran satu ons, dua ons, dan
seperempat kilogram. Proses pemasaran dilakukan langsung oleh pemilik usaha.
Keseluruhan kegiatan PKL saya mencangkup semua kegiatan dalam produksi
kecuali dalam proses pemasaran.

Page
21
Disamping melakukan kegiatan produksi saya juga melakukan
wawancara kepada pemilik usaha selama jam kerja. Wawancara dilakukan
dengan santai guna menyesuaikan dengan suasana kerja. Selain wawancara saya
juga melakukan dokumentasi untuk dapat menunjang laporan PKL. Kegiatan
wawancara tidak dilakukan secara rutin akan tetapi dilakukan sesuai dengan
pengamatan apa yang saya sedang amati. Narasumber wawancara saya adalah
pemilik usaha dan istri pemilik yang melakukan kegiatan produksi bersama saat
kegiatan PKL. Kegiatan PKL saya dilakukan saat dilakukan proses produksi,
dalam seminggu biasanya 4-5 hari kerja dengan jam kerja menyesuaikan
kegiatan apa yang akan dilakukan. Dalam kegiatan produksi pengupasan bahan
sampai melakukan penggorengan akan dilakukan di pagi hari pukul delapan
hingga pukul satu siang, sedangkan dalam melakukan kegiatan pengemasan
akan dilakukan di siang hari pukul dua hingga pukul empat atau lima sore.

Page
22
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum


4.1.1 Keadaan Umum Tempat PKL

Gambar1.Plakat masuk kampung keripik

Usaha UMKM ini merupakan salah satu dari UMKM di desa


Ndarungan yang memproduksi keripik. Pengusaha keripik di desa ini
berjumlah lebih dari 10 unit. Unit-unit usaha ini sebagian besar adalah
usaha berskala rumahan, namun sebagian besar sudah memiliki sertifikasi
P-Irt dan telah mengikuti pelatihan dalam pengolahan keripik di balai
latihan kerja. Desa Ndarungan juga disebut sebagai desa keripik oleh
masayarakat sekitar dikarenakan banyaknya usaha yang memproduksi
keripik.

Gambar2.Tempat UMKM Keripik DF

Page
23
UMKM Keripik DF merupakan usaha dibidang makanan ringan atau
camilan. Usaha ini bertempat di desa Ndarungan, Kecamatan Selorejo,
Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Nama dari UMKM DF diambil dari nama
anak pemilik usaha, yaitu Derry dan Fitri sehingga disingkat menjadi DF.
Jenis usaha ini adalah UMKM skala rumahan, karena produksi dilakukan
oleh anggota keluarga dan dipasarkan sebagian besar di daerah tempa
tinggal pemilik usaha. Pembuatan keripik atau produksi dilakukan hampir
setiap hari, tergantung kebutuhan pesanan. UMKM ini memproduksi dua
jenis keripik, yang pertama adalah keripik singkong dan yang kedua
keripik pisang. Produksi kedua keripik tidak dilakukan bersamaan.
Produksi setiap keripik dilakukan bergantian, jika hari ini melakukan
produksi keripik singkong maka besok dilakukan pembuatan keripik
pisang. Pembuatan keripik masing-masing jenis juga didasarkan pada
kebutuhan pesanan, jika pesanan keripik singkong lebih banyak maka
produksi keripik akan difokuskan pada pembuatan keripik singkong,
begitu juga sebaliknya.
4.1.2 Kondisi Geografis
(Haris, 2012) menjelaskan tentang pengertian geografi. Menurut
Haris, geografi adalah suatu bidang ilmu yang mengkaji segala aspek-
aspek yang ada di permukaan bumi dengan konsep spasial untuk
pemanfaatan pembangunan yang ada di permukaan bumi. Desa Ndarungan
terletak di daerah yang memiliki kenampakan dataran yang sedikit
membukit, desa ini memang terletak di daerah yang sedikit berbukit. Desa
Ndarungan adalah desa yang berada di kecamatan Selorejo, yaitu
kecamatan yang berbatasan langsung dengan kabupaten Malang. Untuk
menjangkau desa ini dibutuhkan waktu kurang lebih 30menit dari rumah
saya. Desa ini dapat dijangkau dengan kendaraan bermotor, mobil,
maupun kendaraan besar seperti truk. Akses masuk desa juga sangat
mudah ditemukan, yaitu dekat dengan salah satu jalan raya yang
menghubungkan Blitar dan Malang.

Page
24
Desa Selorejo berupa dataran tinggi dengan ketinggian yaitu sekitar 265m
di atas permukaan air laut. Letak Desa Selorejo berada dalam wilayah
pusat Kecamatan Selorejo Kabupaten Blitar. Batas Wilayah Desa :
1. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Banjarsari Kecamatan
Selorejo.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Olak Alen Kecamatan
Selorejo dan Kec. Sumberpucung Kab. Malang.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan: Desa Pohgajih Kecamatan
Selorejo.
4. Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Sumberagung Kecamatan
Selorejo.

4.1.3 Sejarah Berdirinya Tempat Wisata


Usaha Mikro Kecil Menengah Keripik DF adalah usaha keripik
singkong dan pisang milik keluarga bapak Ajid yang sudah beroperasi
sejak 7 tahun lalu. Usaha ini dilatar belakangi oleh keinginan bapak Ajid
membudidayakan tanaman singkong yang diberi tetangganya. Setelah
singkong dipanen kemudian langsung dijual, namun seiring berjalannya
waktu harga singkong jika dijual mentah sangat murah. Istri bapak Ajid
menyarankan untuk mengolahnya menjadi keripik. Usaha keripik dimulai
dari ketertarikan dari istri bapak Ajid mengolah singkong menjadi keripik.
Keripik yang awal mulanya hanya mengolah singkong berkembang
dengan mengolah pisang menjadi keripik pisang. Pada tahun 2018
kecamatan Selorejo mengadakan lomba desa. Desa Ndarungan terdapat
banyak usaha keripik yang serupa usaha milik bapak Ajid. Dengan
banyaknya usaha keripik pemerintah kecamatan Selorejo memberikan
nama desa Ndarungan sebagai “Desa Keripik”. Desa Ndarungan semakin
terkenal sebagai desa keripik sampai sekarang. Setelah semakin
terkenalnya desa Ndarungan membuat para penggiat usaha keripik
semakin bersemangat untuk mengembangkan usahanya. Sama dengan
usaha keripik bapak Ajid, dengan semakin terkenalnya desa keripik
membuat usaha bapak Ajid juga ikut berkembang.

Page
25
Pada 2 tahun lalu bapak Ajid mendaftarkan produknya sehingga
mendapat sertifikasi P-IRT sehingga dapat dipasarkan keluar kota. Usaha
bapak Ajid sudah sering mendapat pesanan dari luar kota, seperti Malang
bahkan pernah sampai dipesan sampai NTB.

4.1.4 Visi dan Misi


UMKM DF mempunyai visi dan misi sebagai berikut:
a. Visi :
“Menjadi UMKM yang berdaya saing tinggi dan mampu tumbuh-
kembang berkelanjutan”
b. Misi :
1. Melakasanakan ferormasi bisnis, strategi, struktur, dan budaya
perusahaan untuk mewujudkan profesionalisme berdasarkan prinsip-
prinsip good cooperate governance.

2. Meningkatkan nilai dan daya saing (competitive advantage) melalui


inovasi serta peningkatan produktivitas dan efisiensi dalam penyediaaan
produk berkualitas dengan harga kompetitif dan pelayanan bermutu
tinggi.

3. Menghasilkan laba yang dapat membawa usaha tumbuh dan


berkembang untuk meningkatkan nilai bagi shareholders dan
stakeholders lainnya.

4. Mengembangkan usaha agribisnis dengan tata kelola yang baik dan


peduli kelestarian alam dan tanggung jawab social pada lingkuangan
usaha (community develoment).

Page
26
4.1.5 Struktur Organisasi
PEMILIK

(Pak Ajid)

BAGIAN KEPALA PRODUKSI KEPALA KEUANGAN


PEMASARAN
(Hartutik) (Hartutik)
(Pak Ajid)

KARYAWAN ASISTEN KEUANGAN

(Vania Ananta) (Fitri Dewi)

KARYAWAN

(Derry Rindra)

Gambar3.Struktur Organisasi UMKM Keripik DF

Struktur organisasi ini adalah struktur organisasi dalam bentuk


sederhana. Kegiatan usaha yang dilakukan merupakan usaha keluarga,
setiap anggota keluarga berperan aktif dalam kegiatan usaha. Pak Ajid
selaku pemilik juga bertugas dalam hal memasarkan produk. Pemasaran
dilakukan setelah pak Ajid usai berjualan sayur. Tempat pemasaran produk
berupa toko atau warung makan yang berada di daerah kecamatan
Selorejo. Bu Hartutik selaku istri pemilik berperan dalam kegiatan
produksi dengan dibantu anak dan menantu. Aktivitas produksi dilakukan
bu Hartutik dari pagi hari dimulai dari persiapan bahan baku dari
pengupasan sampai siap goreng. Bu Hartutik selain melakukan aktivitas
produksi juga andil dalam peroses pengemasan. Kegiatan produksi sampai
pengemasan dilakukan bu Hartutik dibantu oleh anak dan menantu. Bagian
keuangan atau pengolahan dilakukan oleh Bu Hartutik sendiri dibantu oleh
Fitri Dewi selaku anak sebagai asisten pengolahan dalam keuangan.

Page
27
4.2 Pembahasan Praktek Kerja Lapang (PKL)
Hasil yang kami dapatkan dari Praktek Kerja Lapang selama berada di
UMKM Kripik DF Desa Ndarungan Kecamatan Selorejo yaitu persediaan bahan
baku sangat mempengaruhi keberlangsungan proses produksi keripik singkong.
Ketersediaan bahan baku sangat diperhatikan, setiap hari akan dilakukan
pembelian maupun pemanenan umbi singkong untuk kemudian dilakukan proses
lebih lanjut dalam proses pembuatan keripik singkong DF. Kegiatan yang kami
lakukan berupa praktek kerja dan juga wawancara langsung kepada pihak
UMKM Keripik DF. Adapun rincian dari hasil kami adalah sebagai berikut:

4.2.1 Mekanisme Penerapan Managemen Persediaan Bahan Baku


Menurut Hasan (2011) menyebutkan bahwa persediaan adalah sumber
daya menganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut.
Salah satu faktor yang menunjang kelancaran operasional suatu
perusahaan adalah persediaan. Dampak dari produksi keripik singkong di
UMKM Keripik DF yang dilakukan setiap hari, mengharuskan adanya
kegiatan pengadaan bahan baku yang harus setiap hari dilakukan.
Pengadaan bahan baku merupakan awal dari semua kegiatan produksi
keripik singkong ini. Menurut Margaretha, Farah (2011), ada tiga macam
jenis persediaan. Salah satu jenisnya adalah Raw Materials yaitu
persediaan yang dibeli supplier untuk diproses/diubah menjadi barang
setengah jadi dan akhirnya barang jadi, atau produk akhir. Bahan baku
atau jenis persediaan yang ada di UMKM Keripik DF termasuk kedalam
persediaaan Raw Materials, dikarenakan bahan baku yang didapat berupa
bahan mentah yang kemudian diolah hingga sampai ke produk akhir
menjadi keripik singkong. Bahan baku singkong didapatkan dalam
keadaan yang masih segar atau tepat setelah dipanen. Singkong yang akan
diolah harus memenuhi kriteria untuk dapat dijadikan bahan baku
pembuatan keripik singkong. Mendapatkan bahan baku dilakukan pemilik
setiap hari, namun tidak semua langsung diolah menjadi keripik singkong.

Page
28
Bahan baku yang belum terpakai lalu disimpan dalam suhu ruang, pada
pengamatan tempat penyimpanan bahan baku berupa umbi singkong
merupakan teras belakang yang berlantaikan tanah dan ditutupi dengan
karun. Penyimpanan bahan baku paling lama dilakukan selama 24 jam.
Lamanya waktu penyimpanan dipengaruhi dengan kebutuhan setiap
produksinya. Jika jumlah permitaan sama dengan bahan baku tidak
diakukan kediatan penyimpanan bahan baku, namun jika bahan baku lebih
banyak daripada permintaan maka akan dilakukan proses penyimpanan
bahan baku. Pengolahan keripik singkong setiap harinya membutuhkan
kurang lebih 5 kuwintal dalam sekali produksi. Bahan baku didapat dari
membeli dari petani singkong dan singkong hasil panen kebun sendiri.

a. Bahan Baku dari Kebun Sendiri

Gambar4.Kebun singkong pak Ajid

Pemilik usaha keripik singkong bapak Ajid mempunyai kebun


tanaman singkong yang berada di lahan belakang rumah. Tanaman
singkong yang ditanaman ±20 pohon. Penanaman Pada awalnya bahan
baku ini adalah sumber utama dari proses pembuatan keripik
singkong, namun dengan jumlah tanaman yang sedikit tidak
memungkinkan untuk memnuhi kebutuhan produksi dalam satu kali
produksi yang dilakukan setiap hari.

Page
29
Seiring berjalannya waktu usaha semakin berkembang dan
kebutuhan semakin meningkat, sehingga hasil kebun sendiri tidak
dapat memenuhi kebutuhan yang ingin dicapai. Keuntungan dari
penanaman singkong di lahan sendiri adalah selain dapat memnuhi
kebutuhan produksi, dapat menghemat biaya produksi, kualitas yang
terjamin dikarenakan langsung dibudidayakan oleh pemilik, dan lebih
menghemat waktu produksi sebab tidak memerlukan waktu untuk
melakukan transaksi dalam mengadakan bahan baku.

Singkong di Kebun Dipanen

Diolah Disimpan

Gambar5. Alur Mekanisme Bahan Baku dari Kebun

Page
30
Singkong yang berumur 6 bulan setelah tanam dipanen dari kebun
dalam keadaan segar oleh pak Ajid. Pemanenan singkong dilakukan
dengan mencabut tanaman singkong guna mendapatkan umbi
singkong yang merupakan sumber bahan baku yang aka digunakan
sebagai keripik singkong. umbi singkong akan dipisahkan terlebih
dahulu dengan batang tanaman singkong dengan dipotong
menggunakan parang atau pisau dengan ukuran besar. Setelah
dipisahkan umbi singkong akan dirapikan denganmemotong ujung-
ujung dari umbi guna didapatkan bentuk yang diinginkan.
Pemotongan ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam proses
pemasahan dan juga guna mendapatkan hasil pasahan yang sesuai
yang diinginkan. Singkong yang didapat dari hasil kebun akan
langsung disimpan atau akan langsung diolah menjadi keripik
singkong. Penyimpanan umbi singkong dilakukan apabila bahan baku
yang didapat lebih banyak dari kebutuhan pesanan maka dilakukan
penyimpanan. Hasil kebun biasanya akan langsung diolah.

b. Bahan Baku yang Dibeli dari Petani

Gambar6.Singkong yang dibeli dari petani

Permintaan keripik singkong selalu berbeda setiap harinya. Demi


memenuhi kebutuhan pesanan, maka bahan baku yang dibutuhkan
juga meningkat menyesuaikan dengan banyaknya pesanan.

Page
31
Bahan baku yang berasal dari hasil jual beli didapatkan dari
petani singkong yang tinggal di sekitar rumah. Awal mula petani
menjual kepada Pak Ajid adalah karena harga jual umbi singkong
mentah sangat murah yaitu sekitar Rp 500,-/kg namun jika dijual
untuk bahan baku pembuatan keripik singkong Pak Ajid membelinya
seharga Rp 1000,-/ kg. Bahan baku yang dibeli dari para petani
singkong rata-rata sebanyak 2-5 kuwintal, dengan interval pembelian
1-2 hari sekali. Selain membeli dari petani Pak Ajid juga membeli
singkong di pasar Kesamben.

Umbi Singkong Dibeli pak Ajid


dari Petani

Diolah Disimpan

Gambar7.Alur Mekanisme Bahan Baku dari Petani

Petani memanen hasil panen dari budidaya umbi singkong yang


kemudian dibeli oleh pak Ajid. Para petani singkong biasanya akan
mendatangi rumah pak Ajid untuk menjual hasil kebun mereka yang
akan digunakan sebagai bahan baku keripik singkong. umbi yang
dibeli dari petani kemudian akan disimpan atau akan langsung
disimpan. Keuntungan dari bahan baku hasil jual beli adalah adanya
kepastian dalam persediaan bahan baku yang akan digunakan dalam
proses produksi dan menjamin kelancaran serta kontinuitas produksi
keripik singkong.

Page
32
c. Bahan baku yang dibeli di pasar

Umbi Singkong di Dibeli pak Ajid


Pasar

Disimpan

Diangkut

Diolah
Gambar8.Alur Mekanisme Bahan Baku dari Pasar

Pembelian bahan baku dari pasar merupakan pilihan akhir dari


Pak Ajid. Pembelian bahan baku dari pasar ini dilakukan apabila
petani singkong dan hasil petani singkong tidak dapat memenuhi
bahan baku yang akan digunakan untuk produksi keripik singkong
demi memnuhi kebutuhan pesanan. Harga beli umbi singkong di pasar
akan sedikit lebih mahal dibandingkan dengan hara beli dari petani
singkong, harga per kilo singkong di pasar berkisar Rp 1500,- sampai
Rp 2000,-. Perbedaan harga membuat pembelian di pasar memerlukan
pertimbangan. Biaya produksi akan meningkat jika bahan baku
berasal dari hasil pembelian dari pasar, dengan pertimbangan ini maka
bahan baku yang dibeli dari hasil beli di pasar menjadi pilihan terakhir
dalam pengadaan bahan baku produksi keripik singkong ini.

4.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persediaan Bahan Baku untuk


Produk Keripik
Salah satu faktor yang menunjang kelancaran operasional suatu
perusahaan adalah persediaan. Manajemen persediaan bahan baku adalah
mengelola jumlah bahan baku agar proses produksi dapat terus berlanjut.
Setiap perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan produksi akan
memerlukan persediaan bahan baku. Pengelolaan atau (statistik)
manajemen persediaan dalam suatu perusahaan memegang peranan
penting.

Page
33
Menurut Handoko (2011) persediaan adalah sesuatu yang menunjukkan
segala sumber daya-sumber daya organisasi yang disimpan dalam
antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan.
Dalam mengadakan persediaan ada beberapa factor yang
mempengaruhinya, berikut faktor yang yang didapatkan dari hasil
pengamatan selama PKL :
1. Trend (musim)
Trend (musim) adalah segala sesuatu yang sedang dibicarakan,
disukai atau bahkan digunakan oleh sebagian besar masyarakat pada
saat tertentu. trend adalah segala sesuatu, dalam hal ini trend tidak
hanya terbatas pada objek atau benda tertentu. Di era baru ini banyak
konsumen telah dimanjakan oleh prilaku baru dalam proses bisnis
yang sudah tidak terbelenggu dengan conventional marketing concep
(4P), melainkan dengan business model yakni digital market places
sehingga perilaku dari para konsumen yang dinamis juga akan
mengalami proses disruption oleh para pemasar, Kasali, (2018).
Konsumen merupakan tujuan utama dari setiap kegiatan usaha. Setiap
produsen harus dapat memenuhi permintaan dari para konsumen guna
mendapatkan keuntungan. Salah satu factor utama dalam pengadaan
bahan baku adalah trend atau musim. Musim sangat mempengaruhi
tingkat konsumsi para konsumen. Daya konsumsi berdampak pada
jumlah kuantitas pembelian produk yang diproduksi suatu usaha. Di
UMKM Keripik DF permintaan setiap harinya sangat beragam.
Permintaan ini dipengaruhi oleh daya beli para konsumen. Konsumen
cenderung membeli sesuai dengan persaan dan mood mereka. Dalam
proses produksi guna dapat menghasilkan keuntungan maka
dibutuhkan perhitungan dalam mengadakan bahan baku. Persediaan
bahan baku lebih apabila jumlah permintaan meningkat, namun jika
permintaan menurun maka pengadaan persediaan bahan baku
dilakukan dalam jumlah yang lebih sedikit.

Page
34
2. Hasil Kebun
Budidaya merupakan kegiatan memanfaatkan sumber daya
tumbuhan guna mendapat keuntungan. Budidaya ini dilakukan para
petani dengan menanam tanaman budidaya kemudian hasilnya dijual
secara langsung. Hasil dari budidaya atau hasil kebun ini yang
kemudian akan memberikan keuntungan dari kegiatan budidaya
tanaman tersebut. Kegiatan produksi keripik di UMKM Keripik DF
dimuali dengan pengadaan bahan baku, yang dibagi menjadi dua
macam salah satunya bahan baku yang dibudidayakan sendiri oleh
pemilik usaha. Budidaya tanaman singkong dilakukan di halaman
belakang rumah yang mempercepat pemindahan ke tempat
pengolahannya. Tanaman singkong dapat dipanen dalam kurun waktu
6 bulan setelah tanam. Hasil kebun yang hanya didapat sebulan sekali
membuat kegiatan persediaan bahan baku tidak dapat dilakukan.
Dengan kuantitas yang sedikit dan interval waktu panen yang lama
tidak memungkinkan hasil kebun menjadi sumber utama bahan baku
dalam produksi, sehingga persediaan didapatkan dari hasil jual beli
dengan petani singkong disekitar daerah UMKM.
3. Harga Pasar Bahan Baku
Bahan baku merupakan dasar dari proses kegiatan produksi.
Pengadaan bahan baku adalah salah satu kegiatan utama dari kegiatan
usaha. Di UMKM Keripik DF mekanisme pengadaan bahan baku
salah satunya dilakukan dengan cara membeli singkong sebagai bahan
baku pembuatan keripik dari petani singkong dan penjual singkong di
pasar Kesamben. Salah satu factor yang mempengaruhi pengadaan
bahan baku keripik singkong adalah harga jual bahan baku di pasaran.
Pak Ajid lebih memilih membeli singkong dari petani sekitar rumah
dibandingkan dengan singkong yang dibeli dari pasar. Bahan baku
yang dibeli di pasar cenderung lebuh mahal dibandingkan dengan
petani singkong. Pembelian bahan baku dari pasar membuat biaya
pengadaan bahan baku meningkat.

Page
35
Permintaan yang tinggi tidak dapat dipenuhi apabila harga bahan baku
mahal karena anggaran biaya yang tidak mencukupi sehingga
persediaan bahan baku juga menjadi lebih sedikit.
4. Tempat Penyimpanan Bahan Baku

Gambar9.Tempat Penyimpanan Bahan Baku

Di UMKM Keripik DF produksi dilakukan di rumah pemilik


usaha. Tempat melakukan produksi berada di dapur tradisional yang
berada dirumah bagian belakang. Bentuk dapur berupa teras dengan
tembok hanya menutupi bagian depan dan samping tungku tanah liat
yang biasa ditemui di rumah yang berada di desa. Beralsakan tanah,
tempat ini dilengkapi dengan berbagai alat untuk produksi keripik
serta tempat keran air yang dipasang dekat dengan tempat pencucian
bahan baku. Tungku api berada di bagian timur dapur dan bagian barat
dapur digunakan sebagai tempat penyimpanan bahan baku. Umbi
singkong yang disimpan dikumpukan menjadi satu tanpa dialasi dan
diberi tutup. Umbi ini disiman dalam kondisi segar atau hasil panen
langsung. Tempat penyimpanan umbi terlihat mencukupi untuk
menampung bahan baku yang digunakan untuk produksi setiap hari.
Namun jika permintaan sangat banyak seperti saat hari raya maka
tempat penyimpanan tidak cukup dikarenakan bahan baku yang
dibutuhkan juga lebih banyak.

Page
36
Pak Ajid menyiasatinya dengan menitipkan sebagian bahan baku
dirumah anaknya yang berada dekat dengan rumah. Selain
menyimpan sebagian bahan baku ditempat lain Pak Ajid juga
menambah SDM untuk mempercepat proses produksi dengan
mempertimbangkan bahan baku yang mudah busuk.

4.2.3 Manfaat dalam Pengelolaan Manajemen Bahan Baku Produksi untuk


Keberlangsungan Produksi Keripik Singkong
Menurut Fahmi (2012), manajemen persediaan adalah kemampuan suatu
perusahaan dalam mengatur dan mengelola setiap kebutuhan barang baik
barang mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi agar selalu tersedia
baik dalam kondisi pasar yang stabil dan berfluktuasi. Menurut Febian
(2011), tujuan manajemen persediaan untuk menyediakan jumlah material
yang tepat, waktu tunggu tepat dan biaya yang rendah. Penelitian oleh Eric
Damanik tahun 2016 sejalan yang diamati selama PKL. Berikut manfaat
yang didapat dalam penerapan manajemen persediaan bahan baku:

1. Fluctuation Inventory, artinya meminimalisir terjadinya kesulitan


memprediksi tingkat penjualan dan waktu proses produksi secara
akurat.

2. Anticipation Inventory, artinya dapat mengatasi adanya beberapa item


barang permintaan yang bersifat musiman.

3. Lot Size Inventory, yaitu mendapatkan manfaat dari economic of scale


dalam proses pembelian.

4. Pipe Line Inventory, mendapatkan manfaat dari persediaan yang


masih dalam proses pengiriman dari tempat dimana barang itu akan
digunakan sebab penyimpanan tetap dilakukan meski tidak langsung
di gudangkan di tempat produksi. Manfaat ini didapatkan apabila
dibutuhkan pengadaan bahan baku dalam jumlah yang banyak.

Page
37
5. Mengurangi resiko terjadinya keterlambatan kedatangan bahan baku
yang dipesan, yang dapat mengakibatkan berhentinya pelaksanaan
proses produksi.

4.2.4Hambatan Managemen Persediaan dalam Proses Produksi Keripik


Singkong
Di dalam Nourpanah, Ansary (2012) manajemen persediaan
merupakan bagian penting dari bisnis karena persediaan biasanya biaya
terbesar yang dikeluarkan dari operasi bisnis . Sebagian besar perusahaan
akan menggunakan sistem manajemen persediaan yang akan melacak dan
memelihara persediaan yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan
pelanggan. Manajemen persediaan adalah fungsi yang sangat penting yang
menentukan kesehatan rantai pasokan serta dampak kesehatan neraca
keuangan . Setiap organisasi terus berusaha untuk mempertahankan
persediaan optimal untuk dapat memenuhi persyaratan dan menghindari di
atas atau di bawah persediaan yang dapat mempengaruhi angka-angka
keuangan. Terlepas dari betapa pentingnya manajeman ada berbagai
hambatan yang terjadi dalam penerapan manajeman persediaan, berikut
hambatan di UMKM Keripik DF yang saya amati:
1. Keadaan Cuaca

Indonesia sebagai negara dengan iklim tropis memiliki dua musim


yaitu musim kemarau dan musim hujan. Setiap musim memiliki
dampak positif dan negative. UMKM Keripik DF adalah usaha
dibidang makanan yang mengolah pasca panen produk pertanian.
Pada musim kemarau bahan baku produksi bisa didapatkan dengan
mudah karena akan banyak petani yang memanen singkong. Tanaman
singkong akan ditanaman pada awal musim hujan sehingga dengan
masa tanam 6 bulan singkong akan dipanen pada musim kemarau,
itulah sebabnya akan mudah mendapatkan singkong di musim
kemarau. Namun pada musim penghujan akan sedikit sulit
mendapatkan bahan baku umbi singkong untuk kebutuhan produksi
keripik.

Page
38
Umbi singkong yang didapatkan saat musim penghujan cenderung
lebih sedikit dibandingkan saat musim kemarau. Namun perbedaan
kuantitas bahan baku tidak terlalu signifikan mempengaruhi
pemenuhan permintaan konsumen.

2. Kualitas Bahan Baku

Setiap konsumen atau pembeli pasti mengutamakan kualitas dari


suatu produk yang akan dibelinya. Produk yang berkualitas dihasilkan
dari proses produksi yang tepat serta diolah dari bahan baku yang
berkualitas. Kualitas bahan baku mempengaruhi bagaimana hasil akhir
produk yang di produksi. Kualifikasi kualitas dalam setiap produk
pasti berbeda. Di UMKM Keripik DF kualitas bahan baku juga sangat
diperhatikan sebab usaha ini bergerak dibidang makanan. Kualifikasi
yang dipertimbangkan dalam pengadaan persediaan bahan baku
singkong ini diantaranya:

1. Ukuran umbi singkong, ukuran umbi singkong ini mempengaruhi


bentuk dari hasil keripik. Umbi singkong yang berukuran besar
memiliki hasil potongan yang lebih besar serta memudahkan
dalam proses pemotongan, sedangkan umbi yang berukuran kecil
akan sedikit menurunkan kualitas dari daya tarik keripik
singkong.

2. Kualitas umbi singkong, umbi singkong yang memiliki kecacatan


seperti berlubang atau sudah sedikit berkayu tidak dapat diapakai
sebagai bahan baku pembuatan keripik singkong.

Mendapatkan umbi dengan kualifikasi diatas sedikit membatasi


pengadaan persediaan bahan baku, namun dalam proses pembuatan
produk pangan perlu dilakukan dengan mempertimbangkan bahaya
dan minat konsumen.

Page
39
3. Jumlah Pesanan

Seorang pengusaha adalah orang yang menjalankan sebuah bisnis


seperti aktivitas jual beli, termasuk produksi barang dan lain
sebagainya. Tujuan pengusaha yaitu memperoleh keuntungan dari
aktivitas usaha jual beli. Usaha dikatakan berhasil jika bisa
memberikan keuntungan bagi pemilik usaha. Keuntungan yang
diapatkan berasal dari kelancaran dalam pembelian oleh konsumen.
Konsumen merupakan tujuan utama dibuatnya suatu produk. Produk
yang diproduksi akan meningkat apabila permintaan konsumen
meningkat, kegiatan pembelian tersebut yang dapat menghasilkan
keuntungan dalam sebuah usaha. Jumlah pesanan keripik di UMKM
Keripik DF setiap harinya berbeda. Pada perayaan atau hari tertentu
pesanan akan meningkat, contohnya pada saat hari raya maka
permintaan dan pesanan keripik akan meningkat. Peningkatan jumlah
pesanan dan permintaan mengharuskan pengadaan bahan baku yang
juga ditingkatkan. Pengadaan bahan baku menemukan kendala jika
petani sedang tidak panen dan harga singkong dipasar mahal, dalam
keadaan seperti ini maka biaya bahan baku akan meningkat.
Penyimpanan bahan baku dari petani hanya akan bertahan paling
lama 2 hari dikarenakan masa simpan bahan baku yang terbatas
apabila melewati batas hari tersebut maka dipstikan singkong tidak
dapat digunakan sebab kualitas bahan sudah menurun.

4. Petani Singkong

Pengadaan persedian bahan baku bertujuan untuk mengatasi


banyaknya pesanan dan permintaan konsumen. Pembelian bahan baku
diakukan setiap hari, bahan baku ini sebagian besar dibeli dari petani
singkong yang tinggal bertetangga dengan Pak Ajid. Bahan baku yang
berasal dari petani singkong merupakan sumber utama dalam proses
pembuatan keripik singkong. Keuntungan pembelian dari petani
singkong adalah harga beli yang terjangkau dan kualitas singkong
yang masih segar, serta efisien waktu dalam transportasi pengadaan

Page
40
bahan baku sebab petani singkong yang akan datang menjual hasil
panennya. Sebagai sumber utama persediaan bahan baku dalam
kegiatan usaha petani singkong diharapkan mampu menghasilkan umi
singkong setiap harinya, namun tanaman singkong yang bersifat
musiman membuat bahan baku yang didapat tidak selalu mencukupi.
Pada saat banyak petani singkong yang belum panen mengakibatkan
menurunnya jumlah persediaan. Dampak lain dari terjadinya petani
singkong yang belum panen adalah terjadinya peningkatan
pengeluaran biaya untuk bahan baku karena bahan baku dibeli dari
pasar yang memiliki harga lebih mahal dari petani singkong.

Page
41

Anda mungkin juga menyukai