Anda di halaman 1dari 6

Q Lepas =Q Terima

m c ∆T = m c ∆T ..… Pers. (3)


1 1 1 2 2 2

dengan ∆T = T – T dan ∆T = T – T maka kita mendapatkan persamaan


1 akhir 2 akhir

berikut.

m c (T – T ) = m c (T – T ) ….. Pers. (4)


1 1 1 c 2 2 c 2

Keterangan:
m = massa benda 1 yang suhunya tinggi (kg)
1

m = massa benda 2 yang suhunya rendah (kg)


2

c = kalor jenis benda 1 (J/kg C)


1
o

c = kalor jenis benda 2 (J/kg C)


2
o

T = suhu mula-mula benda 1 ( C atau K)


1
o

T = suhu mula-mula benda 2 ( C atau K)


2
o

T = suhu akhir atau suhu campuran ( C atau K)


c
o

1. Air sebanyak 0,5 kg yang bersuhu 100 C dituangkan ke dalam bejana dari o

aluminium yang memiliki massa 0,5 kg. Jika suhu awal bejana sebesar 25 C, o

kalor jenis aluminium 900 J/kg C, dan kalor jenis air 4.200 J/kg C, maka
o o

tentukan suhu kesetimbangan yang tercapai! (anggap tidak ada kalor yang
mengalir ke lingkungan)

2.Dalam gelas berisi 200 cc air 40 C kemudian dimasukkan 40 gram es 0 C. Jikao o

kapasitas kalor gelas 20 kal/ C dan kalor lebur es adalah 80 kal/g, maka
o

berapakah suhu seimbangnya?


Penyelesaian:
Diketahui:
T = 40 C
air
o

V = 200 cc = 200 cm
air
3

m =ρ ×V
air air air

Ditanyakan: suhu akhir (T )= …? A

3. Sebuah kompor listrik yang dayanya 500 watt dan daya gunanya 40%
digunakan untuk memanaskan 1 liter air yang suhu awalnya 20 C. Jika kalor
o

jenis air adalah 4 J/g C, maka berapakah suhu air setelah ¼ jam?
o

Penyelesaian:
Diketahui:
P = 500 watt
Daya guna = 40%
m = 1 liter = 1000 cm = 1000 g
air
3
c = 4 J/g C
air
o

T = 20 C
0
o

t = ¼ jam = ¼ × 3600 s = 900 s


Ditanyakan: suhu akhir (T ) = …? A

Jawab:
Pada pemanasan air dengan kompor listrik ini terjadi perubahan energi listrik
menjadi kalor. Karena daya gunanya 40% maka dapat berlaku:
Kalor = energi
Q = 40%W
≫ m × c × ∆T = 0,4 × P × t
air air

≫ m × c × (T – T ) = 0,4 × P × t
air air A 0

Rumus pemuaian
Pemuaian panjang

Δx= Lo. α. ΔT

ΔX =besarnya pemuaian panjang


Lo = panjang mula-mula
α = konstanta pemuaian
ΔT = selisih suhu

L = Lo + Δx
L = Lo (1 + α.ΔT)

L = panjang setelah dipanaskan


Lo = panjang mula-mula

4. Sebuah logam pada mulanya memiliki panjang 20 cm. Kemudian menerima kalor
dan suhunya naik sebesar 40 derajat. Jika koefisien muai panjang logam tersebut
adalah 0,001/oC Maka berapa panjang logam tersebut setelah suhunya naik?

Dengan nilai β = 2α. Rumus Pemuaian Luas


ΔA = Ao.β.ΔT
A = Ao + ΔA
A = A0 (1+β.ΔT)

Ao = Luas Sebelum dipanaskan


A = luas setelah pemanasan
ΔA = penambahan luas
β = koefisien muai luas
ΔT = selisih suhu (kenaikan suhu)

5. sebuah lempeng logam mula-mula mempunyai luas 100 cm2 lalu menerima kalor
sehingga suhunya naik 50oC, jika koefisien muai panjang lempeng logam tersebut
adalah 0,001/oC maka berapa pertambahan luas lempeng logam tersebut?

c. Pemuaian Volume
dimana γ = 3α

ΔV = Vo.γ.ΔT
V= Vo + ΔV
V= Vo(1+γ.ΔT)

ΔV = penambahan volume
Vo = volume awal
ΔT = kenaikan suhu
γ = koefisien muai volume

Contoh Soal Pemuaian Volume

6. Sebuah kubus dengan rusuk 10 cm dan koefisien muai panjang 0,001/oC. Kubus
tersebut diberi kaalor sehingga suhu awalnya yang 30oC mejadi 80oC, berapakah
pertambahan volume dan volume akhir kubus tersebut?

2. Pemuaian Zat Cair

Pada zat cair pemuaian yang terjadi hanya pemuaian volume, tidak ada pemuaian panjang
dan luas. Ini terkait dengan sifat dar zat cair sendiri yang bentuknya berubah-ubah sesuai
dengan bentuk wadah yang ditempatinya. Coba sobat isi penuh sebuah panci dengan air
kemudia panaskan, beberapa saat kemudian akan ada air yang tumpah dari panci tersebut,
itulah salah satu contoh pemuaian zat cair. Masih banyak lagi contoh-contoh pemuaian zat
cair yang bisa sobat temukan.

rumus pemuaian zat cair


secara matematis rumus pemuaian zat cair sama dengan rumus pemuaian volume
pada pemuaian zat padat. Besarnya pemuaian zat cair ditentukan dari koefisien muai volume
nya b .

ΔV = Vo.b.ΔT

dengan b adalah koefisien muai volume zat cair. Nilai b ini berbeda dengan γ atau koefisien
muai volume zat padat. ΔV penambahan volume yang terjadi. ΔT selisih suhu.

Sebuah panci berisi air penuh dengan volume 4 liter. Air dalam panci tersebut kemudian di
panaskan sehingga mengalami kenaikan suhu sebanyak 80 oC. Berapakah volume air yang
akan tumpah dari panci tersebut? (koefisien muai air = 0,004/oC

Pemuaian Zat Gas/ Pemuaian Gas

Gas juga megalamai pemuaian layaknya pada pemuaian zat cair dan zat padat. Khusus untuk
pemuaian zat ini agak berbeda dengan pemuaian zat padat dan pemuaian zat cair. Ada satu
variabel yang sangat menentukan pemuaia zat gas yaitu tekanan. Sobat muengkin pernah
melihat balon yang kepanasan tiba-tiba meletus, itu salah satu contoh sederhana pemuaian
gas.

Hukum yang menjelaskan tentang pemuaian zat gas

a. Hukum Gay Lussac

PV = nRT

P = tekanan (atm)
V = volume (L)
n = mol zat
R = 0,0082
T = suhu (0K), x0C = (x + 273)0K
hukum Gay Lussac menyatakan bahwa pada tekanan tetap volume gas sebanding dengan
suhu gas mutlak tersebut sehingga

V/T = nR/T = tetap

karena perbandingan volme dan suhu tetap, maka perbandingan volume dan susu sebelum
dan sesudah pemuaian juga akan tetap. Sehingga persamaannya menjadi

Vo V1
—- = —- –> pemuaian gas pada tekanan tetap (Isobar)
T1 T2
dengan T = suhu dalam satuan kelvin

b. Hukum Boyle

hukum boyle menyatakan bahwa pada batas-bats tertentu suhu rendah yangp, berlaku bbahwa
hasil perkaian antara tekanan dan volume selalu tetap. Secara matematis rumusnya

PV = nRT = tetap

karena perkalian tekanan dan volume selalu tetap, maka perkalian volume dan volume
sebelum dan sesudah pemuaian juga tetap. jadi persamaan rumusnya

P1.V1 =P2.V2 –> pemuaian gas pada suhu tetap (isotermal)

c. Hukum Boyle-Gay Lussac

Sesuai namanya hukum ini merupakan perpaduan antara hukum boyle dengan hukum lussac.
Hukum ini menyatakan bahwa dalam pemuaian zat gas perkalian volume dengan tekanan
dibagi suhu selalu tetap.

P1.V.1 P2.V2
——– = ———- = tetap
T1 T2

Anda mungkin juga menyukai