dan
kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran hutang.
Syarat bahan yang dijadikan uang: tahan lama (durability), kualitas cenderung sama (uniformity), jumlahnya dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat, tidak mudah dipalsukan (scarcity), mudah dibawa, portable, mudah dibagi tanpa
mengurangi nilai (divisibility), memiliki nilai yang cenderung stabil dari waktu ke waktu (stability of value).
Nilai uang adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan sejumlah barang tertentu. Nilai uang dibedakan:
1. Nilai Nominal
adalah nilai yang tertera/tertulis pada setiap mata uang yang bersangkutan. Contoh: pada uang Rp 50.000 tertera angka
lima puluh ribu rupiah, maka nilai nominal uang tersebut adalah lima puluh ribu rupiah.
2. Nilai Intrinsik
adalah nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang. Contoh: untuk membuat uang kertas Rp 50.000 diperlukan
kertas dan bahan lainnya yang harganya Rp 3.000, maka nilai intrinsik uang tersebut adalah Rp 3.000
3. Nilai Riil
adalah nilai yang dapat diukur dengan jumlah barang dan jasa yang dapat ditukar dengan uang itu. Jika uang Rp 1.000
dapat ditukar dengan satu gelas minuman teh, maka nilai riil uang Rp 1.000 adalah segelas minuman teh.
Dilihat dari penggunaannya, nilai uang dibedakan menjadi nilai internal uang dan nilai eksternal uang.
1. Nilai internal uang
adalah daya beli uang terhadap barang dan jasa. Contoh: uang Rp 5.000 untuk membeli buku tulis, maka nilai internal
uang Rp 5.000 tersebut adalah sebuah buku tulis.
2. Nilai eksternal uang
adalah nilai uang dalam negeri jika dibandingkan dengan mata uang asing, yang lebih dikenal dengan kurs.
Kurs ada dua yaitu kurs jual adalah kurs yang berlaku apabila bank menjual valuta asing. Sedangkan kurs beli adalah
kurs yang berlaku apabila bank membeli valuta asing.
Contoh: uang Rp 9.000 ditukar dengan satu dollar AS di bank, maka nilai kurs US $1 = Rp 9.000
Uang asli dan palsu dapat dideteksi dengan sinar ulltraviolet, kaca pembesar, atau mengidentifikasi unsur pengaman yang
terdapat uang, antara lain:
1. Bahan uang; uang kertas dari bahan serat kapas dan uang logam dari nickel plated steel.
2. Warna; terlihat jelas dan terang.
3. Benang pengaman; seperti benang yang dianyam pada uang kertas.
4. Tinta berubah warna; gambar logo Bank Indonesia akan berubah warna bila dilihat dari sudut pandang yang berbeda.
5. Gambar tersembunyi; terdapat tulisan “BI” dalam bingkai yang dilihat dari sudut pandang tertentu.
6. Gambar Garuda Pancasila, angka nominal, dan tulisan Bank Indonesia terasa kasar apabila diraba.
7. Tanda air; berupa gambar pahlawan.
8. Kode tuna netra; berupa pasangan garis di sisi kanan dan kiri uang yang akan terasa kasar jika diraba.