14 - Hanafah Zahrah - Kue Cucur
14 - Hanafah Zahrah - Kue Cucur
Nama:Hanafah Zahrah(14)
Kelas: X DKV 1
Secara umum, kue tradisional masyarakat Betawi ini dapat ditemui di pasar-
pasar tradisional di seluruh daerah di Indonesia, khususnya di area
Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) dan sekitarnya. Di
berbagai daerah Indonesia, Kue Cucur juga dikenali dengan beragam nama
atau sebutan lain, seperti Pinyaram, Panyaram, atau Paniaram (oleh suku
Minangkabau di Sumatra Barat), Dumpi (oleh suku Mandar di Sulawesi Barat),
Kucur atau Kocor (oleh suku Madura dan Kangean di Madura dan Kepulauan
Kangean, maupun masyarakat di provinsi Jawa Timur pada umumnya), dan lain
sebagainya.
Di Thailand kue cucur selalu dihidangkan pada festival atau acara pernikahan.
Kue cucur dipercaya sebagai kue perlambang cinta. Masyarakat Thailand
meyakini jika bentuk kue cucur yang mirip dengan bunga lotus melambangkan
cinta dari pasangan yang diharapkan selalu tumbuh mengesankan dalam
kehidupan pernikahan.
Di Thailand, kue cucur tidak jarang diberikan ke pasangan pengantin yang baru
menikah sebagai hadiah. Memberi hadiah kue cucur adalah bentuk harapan
agar pasangan pengantin bahagia selalu apapun dan bagaimana pun kondisi
keduanya.
Konon asal usul penamaan cucur dikarenakan cara buatnya dengan cara
meneteskan adonan dalam jumlah banyak di atas loyang. Bahasa betawinya
“ngocor”; tapi oleh para pendatang dihaluskan jadi “ngucur”, jadilah “cucur”.
Kue Cucur atau Cucur atau juga dikenal sebagai kue Kucur adalah salah satu
makanan tradisional Indonesia jadi dapat ditemukan di berbagai daerah di
Indonesia, tetapi khusus di daerah Jakarta (Betawi) makanan ini termasuk
makanan adat, artinya pada upacara-upacara adat budaya Betawi, cucur wajib
dihidangkan. Rasanya manis, gurih, empuk di tengah dan renyah di bagian
pinggirnya.