Anda di halaman 1dari 31

No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN

Sarana
Jumlah Posyandu Lansia / Posbindu Jumlah Posyadu Lansia DIBAGI Jumlah Posyandu di wilayah
1 Posyandu yang melayani kesehatan Lansia
Lansia kerja
Puskesmas yang telah melaksanakan minimal 3 komponen Jumlah absolut puskesmas PKRT di kab/kota DIBAGI
kesehatan reproduksi yaitu KIA, KB, dan salah satu dari Jumlah Puskesmas di wilayah kerja
program kesehatan reproduksi lainnya (seperti kespro
remaja, IMS dan HIV AIDS, deteksi dini kanker leher rahim,
2 Jml PKM PKRT kespro lansia, PP KtPA, dll) secara terintegrasi

Puskesmas yang mempunyai tenaga terlatih PP-KtPA dan Jumlah absolut puskesmas mampu PP KtPA di kab/kota
atau telah memberikan pelayanan kesehatan bagi DIBAGI Jumlah Puskesmas di wilayah kerja
3 Jml PKM Mampu PP-KtP/A perempuan dan anak korban kekerasan

Jumlah absolut puskesmas yang membina bayi/ balita/


anak usia sekolah/ remaja terlantar di panti/LKSA DIBAGI
Cakupan puskesmas yang melaksanakan pembinaan Jumlah Puskesmas di wilayah kerja
Puskesmas yang membina bayi/
kesehatan bay/balita/anak usia sekolah/remaja terlantar di
4 balita/ anak usia sekolah/ remaja
panti/LKSA di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1
terlantar di panti/LKSA
tahun

Jumlah absolut puskesmas yang melaksanakan pembinaan


Puskesmas yang membina Cakupan puskesmas yang melaksanakan pembinaan kesehatan di Lapas/Rutan/Lembaga Pembinaan Anak
5 Lapas/Rutan/Lembaga Pembinaan kesehatan di Lapas/Rutan/Lembaga Pembinaan Anak di DIBAGI Jumlah Puskesmas di wilayah kerja
Anak wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun

Jumlah absolut puskesmas yang melaksanakan pelayanan


Neonatal Esensial DIBAGI Jumlah Puskesmas di wilayah
Puskesmas yang melaksanakan Cakupan puskesmas yang melaksanakan pelayanan kerja
6 pelayanan Neonatal Esensial sesuai Neonatal Esensial sesuai standar di wilayah kerja puskesmas
standar dalam kurun waktu 1 tahun
No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN

Jumlah Puskesmas dengan kriteria:


• Memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas -- >
Petugas terlatih atau memahami pelayanan kesehatan
lansia dan geriatri Jumlah Puskesmas yang menyelenggarakan Pelayanan
Jumlah Puskesmas yang • Memberikan prioritas pelayanan kepada lanjut usia dan Kesehatan Santun Lansia
7 menyelenggarakan Pelayanan Santun penyediaan sarana yang aman dan mudah diakses
Lansia • Melakukan pelayanan secara pro-aktif --- > minimal 50% Jumlah seluruh Puskesmas di wilayah kerja
desa mempunyai Posyandu Lansia
• Melakukan koordinasi dengan lintas program dengan
pendekatan siklus hidup

Rumah Sakit yang mempunyai pelayanan bagi geriatri


Jml RS MEMILIKI Poliklinik Khusus Jumlah absolut RS yang memiliki Poliklinik Khusus Geriatri
8 dengan konsep pelayanan dengan tim terpadu
Geriatri DIBAGI Jumlah RS di Kab/Kota
(interdisiplin)
RS yang memiliki pelayanan pemulihan kesehatan yang Jumlah absolut RS/RSUD/RS Bhayangkara yang memiliki
RS/RSUD/RS Bhayangkara yang terpadu 1 pintu bagi perempuan dan anak korban PPT/PKT di kab/kota DIBAGI Jumlah RS di Kab/Kota
9 kekerasan
memiliki PPT-PKT

Jumlah absolut puskesmas yang memberikan layanan


kesehatan kepada balita sakit sesuai standar (MTBS)
Jumlah Puskesmas yang melaksanakan puskesmas yang memberikan layanan kesehatan kepada DIBAGI Jumlah Puskesmas di wilayah kerja
10
MTBS balita sakit sesuai standar (MTBS)

Jumlah absolut puskesmas yang memberikan layanan


puskesmas yang memberikan layanan kesehatan kesehatan pemantauan perkembangan kepada balita
Jumlah Puskesmas yang melaksanakan sehat sesuai standar (SDIDTK) DIBAGI Jumlah Puskesmas di
11 pemantauan perkembangan kepada balita sehat sesuai
SDIDTK wilayah kerja
standar (SDIDTK)
No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN
Jumlah absolut puskesmas yang di wil. Kerjanya
melaksanakan kelas ibu balita DIBAGI Jumlah Puskesmas di
Jumlah Puskesmas yang melaksanakan Cakupan puskesmas yang di wil. Kerjanya melaksanakan wilayah kerja
12
kelas ibu balita kelas ibu balita dalam kurun waktu 1 tahun

Kegiatan Program

Cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan


Cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan
antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja
13 K1 antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu DIBAGI Jumlah sasaran ibu
pada kurun waktu tertentu
hamil di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu

Cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan


Cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan
antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4x dengan
antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4x dengan
distribusi waktu 1x pada trimester 1, 1x pada trimester ke
14 K4 distribusi waktu 1x pada trimester 1, 1x pada trimester ke 2,
2, 2x pada trimester ke 3 di suatu wil, kerja pada kurun
2x pada trimester ke 3 di suatu wil, kerja pada kurun waktu
waktu tertentu DIBAGI Jumlah sasaran ibu hamil di suatu
tertentu
wilayah kerja pada waktu tertentu

Cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan


Cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
15 PN kompetensi kebidanan di suatu wil. Kerja dalam kurun
kompetensi kebidanan di suatu wil. Kerja dalam kurun
waktu tertentu DIBAGI Jumlah sasaran ibu bersalin di
waktu tertentu
suatu wilayah kerja pada waktu tertentu
No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN

Cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan


Cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di fasilitas pelayanan kesehatan di
16 PN DI FASYANKES
kompetensi kebidanan di fasilitas pelayanan kesehatan di suatu wil. Kerja dalam kurun waktu tertentu DIBAGI
suatu wil. Kerja dalam kurun waktu tertentu Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah kerja pada
waktu tertentu

Cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan


Cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di luar fasilitas pelayanan
17 PN DI NON FASYANKES
kompetensi kebidanan di luar fasilitas pelayanan kesehatan kesehatan di suatu wil. Kerja dalam kurun waktu tertentu
di suatu wil. Kerja dalam kurun waktu tertentu DIBAGI Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah kerja
pada waktu tertentu

Cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam - hari ke 3


Cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam - hari ke 3
18 KF1 pasca persalinan sesuai standar DIBAGI Jumlah sasaran ibu
pasca persalinan sesuai standar
bersalin di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu

Cakupan pelayanan kepada ibu pada hari ke 4 - 28 pasca


Cakupan pelayanan kepada ibu pada hari ke 4 - 28 pasca
19 KF2 persalinan sesuai standar DIBAGI Jumlah sasaran ibu
persalinan sesuai standar
bersalin di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu
No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN

Cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai


Cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca bersalin sesuai standar paling sedikit
dengan 42 hari pasca bersalin sesuai standar paling sedikit 3x dengan distribusi waktu 6 jam - hari ke 3 (KF1), hari ke 4
20 KF3 3x dengan distribusi waktu 6 jam - hari ke 3 (KF1), hari ke 4 - - hari ke 28 (KF2), dan hari ke 29 - 42 (KF3) setelah bersalin
hari ke 28 (KF2), dan hari ke 29 - 42 (KF3) setelah bersalin di di suatu wil. kerja pada kurun waktu tertentu DIBAGI
suatu wil. kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah kerja pada
waktu tertentu

Cakupan ibu nifas yang mendapatkan Vit A 200.000 SI


Cakupan ibu nifas yang mendapatkan Vit A 200.000 SI sebanyak 2 kali yaitu 1 kaspsul segera setelah melahirkan
21 VIT A NIFAS sebanyak 2 kali yaitu 1 kaspsul segera setelah melahirkan dan 1 kapsul 24 jam setelah pemberian kapsul pertama
dan 1 kapsul 24 jam setelah pemberian kapsul pertama DIBAGI Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah kerja
pada waktu tertentu

(jumlah neonatus yangmendapat layanan sesuai standar


Cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai
pada 6 - 48 jam setelah lahir di suatu wilayah kerja pada
22 KN1 standar pada usia 6 jam - 48 jam setelah lahir di suatu wil.
kurun waktu tertentu DIBAGI jumlah seluruh sasaran bayi
Kerja pada kurun waktu tertentu
di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun)

Cakupan neonatus mendapatkan pelayanan sesuai standar (jumlah neonatus yangmendapat 3 kali layanan KN sesuai
paling sedikit 3 kali dengan distribusiwaktu: 1 x pd usia 6-48 standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
23 KN Lengkap
jam, 1x pada usia 3 - 7 hari, dan 1 x pada usia 8 - 28 hari DIBAGI jumlah seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja
setelah lahir di suatu wil. Kerja pada kurun waktu tertentu. dalam 1 tahun)
No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN

Cakupan neonatus dengan komplikasi/gangguan kesehatan


yang ditangani secara definitif oleh tenaga kesehatan yang
kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan di (jumlah neonatus dengan komplikasi/gangguan kesehatan
suatu wil. Kerja pada kurun waktu tertentu. yang ditangani tenaga kesehatan yang kompeten di suatu
24 NK Penanganan definitif adalah pemberian tindakan akhir pada wilayah kerja pada kurun waktu tertentu DIBAGI 15% dari
setiap kasus komplikasi neonatus yang pelaporannya jumlah seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1
dihitung 1x pada masa neonatal. Kasus komplikasi yang tahun)
ditangani asalh seluruh kasus yang ditangani tanpa melihat
hasilnnya hidup atau mati

balita yang mengaku memiliki buku KIA, dipilah antara


balita yang mengaku memiliki buku KIA, dipilah antara yang
Jumlah Balita yang memiliki dan yang dapat menunjukkan buku KIA (fisik) dan yang tidak
25 dapat menunjukkan buku KIA (fisik) dan yang tidak bisa
menggunakan buku KIA bisa menunjukkan DIBAGI Jumlah sasaran balita di suatu
menunjukkan.
wilayah kerja dalam 1 tahun

Cakupan puskesmas yang minimal 50% desa / kelurahan di


Cakupan puskesmas yang minimal 50% desa / kelurahan di
wil. Kerjanya melaksanakan kelas ibu dalam kurun waktu 1
26 Puskesmas melaksanakan kelas ibu wil. Kerjanya melaksanakan kelas ibu dalam kurun waktu 1
tahun DIBAGI Jumlah Puskesmas di suatu wil. Kerja dalam
tahun
waktu tertentu

Cakupan puskesmas yang melaksanakan orientasi P4K di


Puskesmas Melaksanakan Orientasi Cakupan puskesmas yang melaksanakan orientasi P4K di
27 suatu wil. Kerja dalam kurun waktu 1 tahun DIBAGI Jumlah
P4K suatu wil. Kerja dalam kurun waktu 1 tahun
Puskesmas di suatu wil. Kerja dalam waktu tertentu
No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN

Cakupan puskesmas yang melaksakan penjaringan


Puskesmas Cakupan puskesmas yang melaksakan penjaringan kesehatan bagi peserta didik kelas 1 SD/MI/SDLB di
28 melaksakan kesehatan bagi peserta didik kelas 1 SD/MI/SDLB di wilayah wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun
penjaringan kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran. ajaran DIBAGI Jumlah Puskesmas di suatu wil. Kerja dalam
waktu tertentu

Puskesmas yang
melaksanakan Cakupan sekolah (SD/MI/SDLB ) yang dilakukan
penjarkes peserta Cakupan sekolah (SD/MI/SDLB ) yang dilakukan penjaringan penjaringan kesehatan bagi Peserta Didik kelas 1 dalam
Jumlah SD yang
29 didik kelas 1 (yang kesehatan bagi Peserta Didik kelas 1 dalam wilayah kerja wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun
dijaring
mencakup target puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran. ajaran DIBAGI Jumlah Sekolah (SD/MI/SDLB) di suatu wil.
100% sekolah Kerja dalam waktu tertentu
sasaran)

Cakupan peserta didik kelas 1 SD/MI/SDLB yang


Jumlah Peserta Cakupan peserta didik kelas 1 SD/MI/SDLB yang mendapatkan penjaringan kesehatan di wilayah kerja
30 Didik Kelas 1 mendapatkan penjaringan kesehatan di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran DIBAGI
yang dijaring puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran. Jumlah peserta didik kelas 1 SD/MI/SDLB di wilayah kerja
puskesmas

Cakupan puskesmas yang melaksakan penjaringan


Cakupan puskesmas yang melaksakan penjaringan kesehatan bagi peserta didik kelas 7 SMP/MTs/SMPLB
Puskesmas
kesehatan bagi peserta didik kelas 7 SMP/MTs/SMPLB dan dan kelas 10 SMA/SMK/MA/SMALB di wilayah kerja
31 melaksanakan
kelas 10 SMA/SMK/MA/SMALB di wilayah kerja puskesmas puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran DIBAGI
penjaringan
dalam kurun waktu 1 tahun ajaran. Jumlah Puskesmas di suatu wil. Kerja dalam waktu
tertentu
No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN

Cakupan sekolah (SMP/MTs/SMPLB ) yang dilakukan


Cakupan sekolah (SMP/MTs/SMPLB ) yang dilakukan penjaringan kesehatan bagi Peserta Didik kelas 7 dalam
Jumlah SMP
32 penjaringan kesehatan bagi Peserta Didik kelas 7 dalam wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun
yang dijaring
wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran. ajaran DIBAGI Jumlah Sekolah (SMP/MTs/SMPLB) di suatu
wil. Kerja dalam waktu tertentu

Cakupan peserta didik kelas 7 SMP/MTs/SMPLB yang


Puskesmas yang Jumlah Peserta Cakupan peserta didik kelas 7 SMP/MTs/SMPLB yang mendapatkan penjaringan kesehatan di wilayah kerja
33 melaksanakan Didik Kelas 7 mendapatkan penjaringan kesehatan di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran DIBAGI
penjarkes peserta yang dijaring puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran. Jumlah peserta didik kelas 7 SMP/MTs/SMPLB di wilayah
didik kelas 7 & 10 kerja puskesmas
(yang mencakup
target 100% sekolah
sasaran)

Cakupan sekolah (SMA/SMK/MA/SMALB ) yang dilakukan


Cakupan sekolah (SMA/SMK/MA/SMALB ) yang dilakukan penjaringan kesehatan bagi Peserta Didik kelas 10 dalam
Jumlah SMU
34 penjaringan kesehatan bagi Peserta Didik kelas 10 dalam wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun
yang dijaring
wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran. ajaran DIBAGI Jumlah Sekolah (SMA/SMK/MA/SMALB) di
suatu wil. Kerja dalam waktu tertentu
No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN

Cakupan peserta didik kelas 10 SMA/SMK/MA/SMALB


Jumlah Peserta Cakupan peserta didik kelas 10 SMA/SMK/MA/SMALB yang yang mendapatkan penjaringan kesehatan di wilayah kerja
35 Didik Kelas 10 mendapatkan penjaringan kesehatan di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran DIBAGI
yang dijaring puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran. Jumlah peserta didik kelas 10 SMA/SMK/MA/SMALB di
wilayah kerja puskesmas

(Cakupan Puskesmas yang menyelenggarakan


kegiatan kesehatan peduli remaja di satu wilayah
kerja dalam kurun waktu satu tahun) dibagi Jumlah
Cakupan Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan seluruh puskesmas di satu wilayah kerja dalam kurun
Puskesmas yang melaksnakan
36 kesehatan peduli remaja di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama) x 100%
kegiatan kesehatan remaja
waktu satu tahun

Jumlah Kelompok Lansia / Posyandu Jumlah Posyandu Lansia / Posbindu Lansia yang frekuensi Jumlah absolut Kelompok Lansia / Posyandu Lansia yang
37
Lansia yang Aktif pertemuannya minimal 4 kali dalam 1 tahun Aktif

Puskesmas yang memberikan intervensi kepada lansia


dengan ketergantungan sedang, berat dan total, yang tidak
sepenuhnya mampu merawat dirinya sendiri, hidup sendiri
Jumlah Puskesmas yang Melaksanakan atau bersama keluarga namun tidak ada yang mengasuh.
38 Jumlah Absolut Puskesmas yang melaksanakan Home Care
Home Care Perawatan diberikan oleh care giver (pengasuh/pelaku
rawat) informal atau profesional, dengan home nursing
(kunjungan rumah) oleh perawat profesional atau petugas
puskesmas
No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN

Jumlah Lansia yang dibina / yang mendapat pelayanan


(umur ≥ 60 tahun)
Lansia (umur ≥ 60 tahun) yang dibina / yang mendapat
umur ≥ 60 pelayanan kesehatan / diskreening kesehatannya di
39
tahun wilayah kerja Puskesmas minimal 1 kali dalam kurun waktu
Jumlah sasaran Lansia (umur ≥ 60 tahun) di wilayah kerja
1 tahun
dalam kurun 1 tahun
Lansia yang dibina
/ yang mendapat
pelayanan
Jumlah Lansia Risti yang dibina / yang mendapat
Lansia Risiko Tinggi (umur ≥ 70 tahun) yang dibina / yang pelayanan (umur ≥ 70 tahun)
mendapat pelayanan kesehatan / diskreening
40 umur ≥ 70 tahun
kesehatannya di wilayah kerja Puskesmas minimal 1 kali Jumlah sasaran Lansia (umur ≥ 70 tahun) di wilayah kerja
dalam kurun waktu 1 tahun dalam kurun 1 tahun
No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN

Lansia (umur ≥ 60 tahun) yang mendapat skrining kesehatan


di wilayah kerja Puskesmas minimal 1 kali dalam kurun
waktu 1 tahun. Komponen skrining meliputi :
1) Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan
tensimeter (manual atau digital)
2) Pengukuran kadar gula darah dan kolesterol dalam darah
Jumlah Lansia yang mendapat skrining kesehatan
menggunakan alat monitor/pemeriksaan laboratorium
Lansia yang sederhana
41 umur ≥ 60 tahun
diskrining kesehatan 3) Pemeriksaan gangguan mental emosional usia lanjut
Jumlah sasaran Lansia (umur ≥ 60 tahun) di wilayah kerja
menggunakan instrumen Geriatric Depression Scale (GDS) ,
dalam kurun 1 tahun
4) Pemeriksaan gangguan kognitif usia lanjut menggunakan
instrumen Abbreviated Mental Test (AMT),
5) Pemeriksaan tingkat kemandirian usia lanjut
menggunakan penilaian Activity Daily Living (ADL) dengan
instrument Indeks Barthel Modifikasi

Jumlah Lansia dengan tingkat kemandirian A


Jumlah lanjut usia yang masih mampu melakukan kegiatan
Tingkat
42 hidup sehari-hari tanpa bantuan sama sekali dari orang
Kemandirian A Jumlah Lansia yang dibina / mendapatkan pelayanan
lain : mandiri (Skor ADL : 20)

Jumlah Lansia dengan adanya gangguan dalam melakukan Jumlah Lansia dengan tingkat kemandirian B
Lansia dengan Tingkat sendiri, hingga kadang-kadang perlu bantuan -
43
tingkat kemandirian Kemandirian B Ketergantungan Ringan (skor ADL : 12 – 19) atau Jumlah Lansia yang dibina / mendapatkan pelayanan
Ketergantungan Sedang (skor ADL 12-19 atau 9 – 11)
Lansia dengan
tingkat kemandirian
No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN

Jumlah lanjut usia yang sama sekali tidak mampu Jumlah Lansia dengan tingkat kemandirian C
Tingkat melakukan kegiatan sehari-hari, sehinga sangat tergantung :
44
Kemandirian C Ketergantungan Berat (skor ADL : 5-8) atau Ketergantungan Jumlah Lansia yang dibina / mendapatkan pelayanan
Total (skor ADL : 0 – 4)

Jumlah calon pengantin (terpilah laki-laki dan


perempuan) yang telah mendapat pelayanan
Cakupan calon pengantin (terpilah laki-laki dan
Pasangan calon pengantin kesehatan reproduksi calon pengantin, dibagi jumlah
45 perempuan) yang telah mendapat pelayanan
mendapat pelayanan kesehatan calon pengantin (terpilah laki-laki dan perempuan)
kesehatan reproduksi calon pengantin di wilayah kerja
reproduksi calon pengantin yang terdaftar di KUA/lembaga agama lain di wilayah
Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun
kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun, dikali
100%.

Jumlah calon pengantin (terpilah laki-laki dan


perempuan) dengan anemia (berdasarkan
Cakupan calon pengantin (terpilah laki-laki dan
pemeriksaan klinis dan/atau laboratorium), dibagi
46 Pasangan calon pengantin dengan perempuan) dengan anemia (berdasarkan
jumlah calon pengantin (terpilah laki-laki dan
anemia pemeriksaan klinis dan/atau laboratorium) di wilayah
perempuan) yang mendapat pelayanan kesehatan
kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun
reproduksi calon pengantin di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun, dikali 100%.

Jumlah calon pengantin (terpilah laki-laki dan


perempuan) dengan kekurangan gizi (Indeks Massa
Cakupan calon pengantin (terpilah laki-laki dan
Tubuh/IMT <18,5 atau Lingkar Lengan Atas/LiLA
perempuan) dengan kekurangan gizi (Indeks Massa
47 Pasangan calon pengantin dengan <23,5 cm), dibagi jumlah calon pengantin (terpilah
Tubuh/IMT <18,5 atau Lingkar Lengan Atas/LiLA <23,5
kekurangan gizi laki-laki dan perempuan) yang mendapat pelayanan
cm) di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1
kesehatan reproduksi calon pengantin di wilayah
tahun
kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun, dikali
100%.

KB
No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN
PUS dimana istrinya memiliki salah satu kriteria “4T” Persentase PUS dengan “4T” yang menjadi peserta KB
yaitu : 1) berusia kurang dari 20 tahun; 2) berusia lebih terhadap seluruh PUS dengan “4T” di wilayah kerja
48 PUS 4 T ber KB 35 tahun; 3) telah memiliki anak hidup lebih dari 3 tertentu.
orang; atau 4) jarak kelahiran antara satu anak dengan = Jumlah PUS “4T” ber-KB / Jumlah PUS dengan “4T”
lainnya kurang dari 2 tahun. x 100%
Peserta KB baru atau lama yang mengalami gangguan Persentase peserta KB yang mengalami komplikasi
kesehatan mengarah pada keadaan patologis, sebagai terhadap seluruh peserta KB aktif di wilayah kerja
akibat dari proses tindakan/pemberian/pemasangan tertentu.
alat kontrasepsi yang digunakan seperti: perdarahan, = Jumlah Kasus Komplikasi/
49 Komplikasi infeksi/abses, fluor albus bersifat patologis, perforasi, Jumlah peserta KB aktif
translokasi, hematoma, tekanan darah meningkat, x 100%
perubahan HB, expulsi (Depkes, 2005:16)
Pelayanan Keluarga
Berencana Kasus terjadinya kehamilan pada peserta KB aktif yang Persentase peserta KB yang mengalami kegagalan
50 Kegagalan pada saat tersebut menggunakan metode kontrasepsi kontrasepsi terhadap
(Depkes, 2005:15) seluruh peserta aktif di wilayah kerja tertentu.
= Jumlah Kasus Kegagalan KB / Jumlah peserta KB aktif x
Peserta KB yang mengalami efek yang tidak diinginkan 100%
= Jumlah peserta KB yang mengalami efek samping /
51 Efek Samping akibat pesertaan alat kontrasepsi tetapi tidak Jumlah peserta KB aktif x 100%
menimbulkan akibat yang serius (PMK 97)
Peserta yang tidak melanjutkan pesertaan = Jumlah kasus drop-out / Jumlah peserta KB aktif x 100%
kontrasepsi (drop-out) dalam satu tahun kalender
52 Drop Out dibandingkan jumlah peserta aktif di wilayah kerja
tertentu. Kasus DO tidak termasuk mereka
yang ganti cara.
Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai Persentase peserta kondom aktif terhadap total Peserta
kondom terus-menerus hingga saat ini untuk menjarangkan KB Aktif, di suatu wilayah kerja tertentu.
53 Kondom kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan. = Jumlah peserta Kondom Aktif / Jumlah Peserta KB Aktif x
100%
Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai Persentase peserta KB pil aktif terhadap total Peserta KB
kontrasepsi pil terus-menerus hingga saat ini untuk AKtif, di suatu wilayah kerja tertentu.
54 Pil menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan. = Jumlah peserta KB Pil Aktif / Jumlah Peserta KB Aktif x
100%
No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN
Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai Persentase peserta KB suntik aktif terhadap total Peserta
kontrasepsi suntik terus-menerus hingga saat ini untuk KB Aktif, di suatu wilayah kerja tertentu.
55 Suntik menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan. = Jumlah peserta KB Suntik Aktif / Jumlah Peserta KB Aktif
x 100%
Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai AKDR Persentase peserta AKDR aktif terhadap total Peserta KB
56 AKDR hingga saat ini untuk menjarangkan kehamilan atau yang Aktif, di suatu wilayah kerja tertentu.
mengakhiri kesuburan. = Jumlah peserta AKDR Aktif / Jumlah Peserta KB Aktif x
100%
Peserta KB Aktif Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai implan Persentase peserta implan aktif terhadap total Peserta KB
hingga saat ini untuk menjarangkan kehamilan atau yang Aktif, di suatu wilayah kerja tertentu.
57 Implan mengakhiri kesuburan. = Jumlah peserta Kondom Aktif / Jumlah Peserta KB Aktif x
100%
Peserta KB baru dan lama yang menjalani MOW untuk Persentase perempuan di-MOW terhadap total Peserta KB
mengakhiri kesuburan. Aktif, di suatu wilayah kerja tertentu.
58 MOW = Jumlah Perempuan di-MOW / Jumlah Peserta KB Aktif x
100%
Peserta KB baru dan lama yang menjalani MOP untuk Persentase laki-laki di-MOP terhadap total Peserta KB
mengakhiri kesuburan. Aktif, di suatu wilayah kerja tertentu.
59 MOP = Jumlah Laki-laki di-MOP / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%

Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai alokon Persentase peserta KB aktif terhadap total PUS, di suatu
terus-menerus hingga saat ini untuk menjarangkan wilayah kerja
Jml Peserta KB kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan. tertentu.
60
Aktif = Jumlah Peserta KB Aktif / Jumlah PUS x 100%

ibu yang suami nya menggunakan kontrasepsi kondom = Jumlah ibu paska persalinan menggunakan KB Pil /
langsung setelah istrinya melahirkan (sampai dengan 42 Jumlah Peserta KBPP x 100%
61 Kondom hari sesudah melahirkan)

Ibu yang mulai menggunakan KB pil langsung (setelah 3 = Jumlah ibu paska persalinan menggunakan KB Pil /
hari) pasca melahirkan (sampai dengan 42 hari sesudah Jumlah Peserta KBPP x 100%
62 Pil melahirkan).
No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN
Ibu yang mulai menggunakan KB suntik langsung sesudah = Jumlah ibu paska persalinan menggunakan KB Suntik /
melahirkan (sampai dengan 42 hari sesudah melahirkan). Jumlah Peserta KBPP x 100%
63 Suntik

Ibu yang mulai menggunakan AKDR langsung sesudah = Jumlah ibu paska persalinan menggunakan AKDR /
melahirkan (sampai dengan 42 hari sesudah melahirkan). Jumlah Peserta KBPP x 100%
64 AKDR

Jumlah Peserta KB Ibu yang mulai menggunakan implan langsung sesudah = Jumlah ibu paska persalinan menggunakan implan /
Paska Persalinan melahirkan (sampai dengan 42 hari sesudah melahirkan). Jumlah Peserta KBPP x 100%
65 Implan

Ibu yang menjalani MOW langsung sesudah melahirkan = Jumlah ibu paska persalinan menjalani MOW / Jumlah
66 MOW (sampai dengan 42 hari sesudah melahirkan). Peserta KBPP x 100%

Ibu yang suami menjalani MOP langsung sesudah istrinya = Jumlah ibu paska persalinan yang suaminya menjalani
melahirkan (sampai dengan 42 hari sesudah melahirkan). MOP / Jumlah Peserta KBPP x 100%
67 MOP

Ibu yang mulai menggunakan alat kontrasepsi langsung = Jumlah ibu paska persalinan ber KB / Jumlah sasaran ibu
sesudah melahirkan (sampai dengan 42 hari sesudah bersalin x 100%
Jml Kb Paska melahirkan).
68
Persalinan
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
VARIABEL KESENJANGAN
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN

`
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
Cakupan puskesmas yang melaksakan penjaringan kesehatan bagi
Cakupan puskesmas yang melaksakan penjaringan kesehatan bagi
Puskesmas peserta didik kelas 7 SMP/MTs/SMPLB dan kelas 10
peserta didik kelas 7 SMP/MTs/SMPLB dan kelas 10
18 melaksanakan SMA/SMK/MA/SMALB di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 100% 0 0 0
SMA/SMK/MA/SMALB di wilayah kerja puskesmas dalam kurun
penjaringan 1 tahun ajaran DIBAGI Jumlah Puskesmas di suatu wil. Kerja dalam
waktu 1 tahun ajaran.
waktu tertentu

Cakupan sekolah (SMP/MTs/SMPLB ) yang dilakukan penjaringan


Cakupan sekolah (SMP/MTs/SMPLB ) yang dilakukan penjaringan
Jumlah SMP yang kesehatan bagi Peserta Didik kelas 7 dalam wilayah kerja puskesmas
19 kesehatan bagi Peserta Didik kelas 7 dalam wilayah kerja 100% 0 0 0
dijaring dalam kurun waktu 1 tahun ajaran DIBAGI Jumlah Sekolah
puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran.
(SMP/MTs/SMPLB) di suatu wil. Kerja dalam waktu tertentu

Puskesmas yang
melaksanakan penjarkes Cakupan peserta didik kelas 7 SMP/MTs/SMPLB yang mendapatkan
peserta didik kelas 7 & Jumlah Peserta Cakupan peserta didik kelas 7 SMP/MTs/SMPLB yang
penjaringan kesehatan di wilayah kerja puskesmas dalam kurun
20 10 (yang mencakup Didik Kelas 7 yang mendapatkan penjaringan kesehatan di wilayah kerja puskesmas 100% 0 0 0
waktu 1 tahun ajaran DIBAGI Jumlah peserta didik kelas 7
target 100% sekolah dijaring dalam kurun waktu 1 tahun ajaran.
SMP/MTs/SMPLB di wilayah kerja puskesmas
sasaran)

Cakupan sekolah (SMA/SMK/MA/SMALB ) yang dilakukan penjaringan


Cakupan sekolah (SMA/SMK/MA/SMALB ) yang dilakukan
Jumlah SMU yang kesehatan bagi Peserta Didik kelas 10 dalam wilayah kerja puskesmas
21 penjaringan kesehatan bagi Peserta Didik kelas 10 dalam wilayah 100% 0 0 0
dijaring dalam kurun waktu 1 tahun ajaran DIBAGI Jumlah Sekolah
kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran.
(SMA/SMK/MA/SMALB) di suatu wil. Kerja dalam waktu tertentu

Cakupan peserta didik kelas 10 SMA/SMK/MA/SMALB yang


Jumlah Peserta Cakupan peserta didik kelas 10 SMA/SMK/MA/SMALB yang
mendapatkan penjaringan kesehatan di wilayah kerja puskesmas
22 Didik Kelas 10 mendapatkan penjaringan kesehatan di wilayah kerja puskesmas 100% 0 0 0
dalam kurun waktu 1 tahun ajaran DIBAGI Jumlah peserta didik kelas
yang dijaring dalam kurun waktu 1 tahun ajaran.
10 SMA/SMK/MA/SMALB di wilayah kerja puskesmas

23 KB

PUS dimana istrinya memiliki salah satu kriteria “4T” yaitu : 1) Persentase PUS dengan “4T” yang menjadi peserta KB terhadap
berusia kurang dari 20 tahun; 2) berusia lebih 35 tahun; 3) telah seluruh PUS dengan “4T” di wilayah kerja tertentu.
24 PUS 4 T ber KB 75% 20737 1644 20737
memiliki anak hidup lebih dari 3 orang; atau 4) jarak kelahiran = Jumlah PUS “4T” ber-KB / Jumlah PUS dengan “4T”
antara satu anak dengan lainnya kurang dari 2 tahun. x 100%

Pelayanan Keluarga Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai alokon terus- Persentase peserta KB aktif terhadap total PUS, di suatu wilayah kerja
Berencana Jml Peserta KB
25 menerus hingga saat ini untuk menjarangkan kehamilan atau yang tertentu. 75% 20737 6814 13923
Aktif
mengakhiri kesuburan. = Jumlah Peserta KB Aktif / Jumlah PUS x 100%

Jml Kb Paska Ibu yang mulai menggunakan alat kontrasepsi langsung sesudah = Jumlah ibu paska persalinan ber KB / Jumlah sasaran ibu bersalin x
26 75% 20737 122 20615
Persalinan melahirkan (sampai dengan 42 hari sesudah melahirkan). 100%

Anda mungkin juga menyukai