Sarana
Jumlah Posyandu Lansia / Posbindu Jumlah Posyadu Lansia DIBAGI Jumlah Posyandu di wilayah
1 Posyandu yang melayani kesehatan Lansia
Lansia kerja
Puskesmas yang telah melaksanakan minimal 3 komponen Jumlah absolut puskesmas PKRT di kab/kota DIBAGI
kesehatan reproduksi yaitu KIA, KB, dan salah satu dari Jumlah Puskesmas di wilayah kerja
program kesehatan reproduksi lainnya (seperti kespro
remaja, IMS dan HIV AIDS, deteksi dini kanker leher rahim,
2 Jml PKM PKRT kespro lansia, PP KtPA, dll) secara terintegrasi
Puskesmas yang mempunyai tenaga terlatih PP-KtPA dan Jumlah absolut puskesmas mampu PP KtPA di kab/kota
atau telah memberikan pelayanan kesehatan bagi DIBAGI Jumlah Puskesmas di wilayah kerja
3 Jml PKM Mampu PP-KtP/A perempuan dan anak korban kekerasan
Kegiatan Program
Cakupan neonatus mendapatkan pelayanan sesuai standar (jumlah neonatus yangmendapat 3 kali layanan KN sesuai
paling sedikit 3 kali dengan distribusiwaktu: 1 x pd usia 6-48 standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
23 KN Lengkap
jam, 1x pada usia 3 - 7 hari, dan 1 x pada usia 8 - 28 hari DIBAGI jumlah seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja
setelah lahir di suatu wil. Kerja pada kurun waktu tertentu. dalam 1 tahun)
No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN
Puskesmas yang
melaksanakan Cakupan sekolah (SD/MI/SDLB ) yang dilakukan
penjarkes peserta Cakupan sekolah (SD/MI/SDLB ) yang dilakukan penjaringan penjaringan kesehatan bagi Peserta Didik kelas 1 dalam
Jumlah SD yang
29 didik kelas 1 (yang kesehatan bagi Peserta Didik kelas 1 dalam wilayah kerja wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun
dijaring
mencakup target puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran. ajaran DIBAGI Jumlah Sekolah (SD/MI/SDLB) di suatu wil.
100% sekolah Kerja dalam waktu tertentu
sasaran)
Jumlah Kelompok Lansia / Posyandu Jumlah Posyandu Lansia / Posbindu Lansia yang frekuensi Jumlah absolut Kelompok Lansia / Posyandu Lansia yang
37
Lansia yang Aktif pertemuannya minimal 4 kali dalam 1 tahun Aktif
Jumlah Lansia dengan adanya gangguan dalam melakukan Jumlah Lansia dengan tingkat kemandirian B
Lansia dengan Tingkat sendiri, hingga kadang-kadang perlu bantuan -
43
tingkat kemandirian Kemandirian B Ketergantungan Ringan (skor ADL : 12 – 19) atau Jumlah Lansia yang dibina / mendapatkan pelayanan
Ketergantungan Sedang (skor ADL 12-19 atau 9 – 11)
Lansia dengan
tingkat kemandirian
No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN
Jumlah lanjut usia yang sama sekali tidak mampu Jumlah Lansia dengan tingkat kemandirian C
Tingkat melakukan kegiatan sehari-hari, sehinga sangat tergantung :
44
Kemandirian C Ketergantungan Berat (skor ADL : 5-8) atau Ketergantungan Jumlah Lansia yang dibina / mendapatkan pelayanan
Total (skor ADL : 0 – 4)
KB
No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN
PUS dimana istrinya memiliki salah satu kriteria “4T” Persentase PUS dengan “4T” yang menjadi peserta KB
yaitu : 1) berusia kurang dari 20 tahun; 2) berusia lebih terhadap seluruh PUS dengan “4T” di wilayah kerja
48 PUS 4 T ber KB 35 tahun; 3) telah memiliki anak hidup lebih dari 3 tertentu.
orang; atau 4) jarak kelahiran antara satu anak dengan = Jumlah PUS “4T” ber-KB / Jumlah PUS dengan “4T”
lainnya kurang dari 2 tahun. x 100%
Peserta KB baru atau lama yang mengalami gangguan Persentase peserta KB yang mengalami komplikasi
kesehatan mengarah pada keadaan patologis, sebagai terhadap seluruh peserta KB aktif di wilayah kerja
akibat dari proses tindakan/pemberian/pemasangan tertentu.
alat kontrasepsi yang digunakan seperti: perdarahan, = Jumlah Kasus Komplikasi/
49 Komplikasi infeksi/abses, fluor albus bersifat patologis, perforasi, Jumlah peserta KB aktif
translokasi, hematoma, tekanan darah meningkat, x 100%
perubahan HB, expulsi (Depkes, 2005:16)
Pelayanan Keluarga
Berencana Kasus terjadinya kehamilan pada peserta KB aktif yang Persentase peserta KB yang mengalami kegagalan
50 Kegagalan pada saat tersebut menggunakan metode kontrasepsi kontrasepsi terhadap
(Depkes, 2005:15) seluruh peserta aktif di wilayah kerja tertentu.
= Jumlah Kasus Kegagalan KB / Jumlah peserta KB aktif x
Peserta KB yang mengalami efek yang tidak diinginkan 100%
= Jumlah peserta KB yang mengalami efek samping /
51 Efek Samping akibat pesertaan alat kontrasepsi tetapi tidak Jumlah peserta KB aktif x 100%
menimbulkan akibat yang serius (PMK 97)
Peserta yang tidak melanjutkan pesertaan = Jumlah kasus drop-out / Jumlah peserta KB aktif x 100%
kontrasepsi (drop-out) dalam satu tahun kalender
52 Drop Out dibandingkan jumlah peserta aktif di wilayah kerja
tertentu. Kasus DO tidak termasuk mereka
yang ganti cara.
Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai Persentase peserta kondom aktif terhadap total Peserta
kondom terus-menerus hingga saat ini untuk menjarangkan KB Aktif, di suatu wilayah kerja tertentu.
53 Kondom kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan. = Jumlah peserta Kondom Aktif / Jumlah Peserta KB Aktif x
100%
Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai Persentase peserta KB pil aktif terhadap total Peserta KB
kontrasepsi pil terus-menerus hingga saat ini untuk AKtif, di suatu wilayah kerja tertentu.
54 Pil menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan. = Jumlah peserta KB Pil Aktif / Jumlah Peserta KB Aktif x
100%
No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN
Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai Persentase peserta KB suntik aktif terhadap total Peserta
kontrasepsi suntik terus-menerus hingga saat ini untuk KB Aktif, di suatu wilayah kerja tertentu.
55 Suntik menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan. = Jumlah peserta KB Suntik Aktif / Jumlah Peserta KB Aktif
x 100%
Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai AKDR Persentase peserta AKDR aktif terhadap total Peserta KB
56 AKDR hingga saat ini untuk menjarangkan kehamilan atau yang Aktif, di suatu wilayah kerja tertentu.
mengakhiri kesuburan. = Jumlah peserta AKDR Aktif / Jumlah Peserta KB Aktif x
100%
Peserta KB Aktif Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai implan Persentase peserta implan aktif terhadap total Peserta KB
hingga saat ini untuk menjarangkan kehamilan atau yang Aktif, di suatu wilayah kerja tertentu.
57 Implan mengakhiri kesuburan. = Jumlah peserta Kondom Aktif / Jumlah Peserta KB Aktif x
100%
Peserta KB baru dan lama yang menjalani MOW untuk Persentase perempuan di-MOW terhadap total Peserta KB
mengakhiri kesuburan. Aktif, di suatu wilayah kerja tertentu.
58 MOW = Jumlah Perempuan di-MOW / Jumlah Peserta KB Aktif x
100%
Peserta KB baru dan lama yang menjalani MOP untuk Persentase laki-laki di-MOP terhadap total Peserta KB
mengakhiri kesuburan. Aktif, di suatu wilayah kerja tertentu.
59 MOP = Jumlah Laki-laki di-MOP / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai alokon Persentase peserta KB aktif terhadap total PUS, di suatu
terus-menerus hingga saat ini untuk menjarangkan wilayah kerja
Jml Peserta KB kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan. tertentu.
60
Aktif = Jumlah Peserta KB Aktif / Jumlah PUS x 100%
ibu yang suami nya menggunakan kontrasepsi kondom = Jumlah ibu paska persalinan menggunakan KB Pil /
langsung setelah istrinya melahirkan (sampai dengan 42 Jumlah Peserta KBPP x 100%
61 Kondom hari sesudah melahirkan)
Ibu yang mulai menggunakan KB pil langsung (setelah 3 = Jumlah ibu paska persalinan menggunakan KB Pil /
hari) pasca melahirkan (sampai dengan 42 hari sesudah Jumlah Peserta KBPP x 100%
62 Pil melahirkan).
No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN
Ibu yang mulai menggunakan KB suntik langsung sesudah = Jumlah ibu paska persalinan menggunakan KB Suntik /
melahirkan (sampai dengan 42 hari sesudah melahirkan). Jumlah Peserta KBPP x 100%
63 Suntik
Ibu yang mulai menggunakan AKDR langsung sesudah = Jumlah ibu paska persalinan menggunakan AKDR /
melahirkan (sampai dengan 42 hari sesudah melahirkan). Jumlah Peserta KBPP x 100%
64 AKDR
Jumlah Peserta KB Ibu yang mulai menggunakan implan langsung sesudah = Jumlah ibu paska persalinan menggunakan implan /
Paska Persalinan melahirkan (sampai dengan 42 hari sesudah melahirkan). Jumlah Peserta KBPP x 100%
65 Implan
Ibu yang menjalani MOW langsung sesudah melahirkan = Jumlah ibu paska persalinan menjalani MOW / Jumlah
66 MOW (sampai dengan 42 hari sesudah melahirkan). Peserta KBPP x 100%
Ibu yang suami menjalani MOP langsung sesudah istrinya = Jumlah ibu paska persalinan yang suaminya menjalani
melahirkan (sampai dengan 42 hari sesudah melahirkan). MOP / Jumlah Peserta KBPP x 100%
67 MOP
Ibu yang mulai menggunakan alat kontrasepsi langsung = Jumlah ibu paska persalinan ber KB / Jumlah sasaran ibu
sesudah melahirkan (sampai dengan 42 hari sesudah bersalin x 100%
Jml Kb Paska melahirkan).
68
Persalinan
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
VARIABEL KESENJANGAN
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
`
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
SATUAN TARGET SASARAN CAKUPAN
Cakupan puskesmas yang melaksakan penjaringan kesehatan bagi
Cakupan puskesmas yang melaksakan penjaringan kesehatan bagi
Puskesmas peserta didik kelas 7 SMP/MTs/SMPLB dan kelas 10
peserta didik kelas 7 SMP/MTs/SMPLB dan kelas 10
18 melaksanakan SMA/SMK/MA/SMALB di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 100% 0 0 0
SMA/SMK/MA/SMALB di wilayah kerja puskesmas dalam kurun
penjaringan 1 tahun ajaran DIBAGI Jumlah Puskesmas di suatu wil. Kerja dalam
waktu 1 tahun ajaran.
waktu tertentu
Puskesmas yang
melaksanakan penjarkes Cakupan peserta didik kelas 7 SMP/MTs/SMPLB yang mendapatkan
peserta didik kelas 7 & Jumlah Peserta Cakupan peserta didik kelas 7 SMP/MTs/SMPLB yang
penjaringan kesehatan di wilayah kerja puskesmas dalam kurun
20 10 (yang mencakup Didik Kelas 7 yang mendapatkan penjaringan kesehatan di wilayah kerja puskesmas 100% 0 0 0
waktu 1 tahun ajaran DIBAGI Jumlah peserta didik kelas 7
target 100% sekolah dijaring dalam kurun waktu 1 tahun ajaran.
SMP/MTs/SMPLB di wilayah kerja puskesmas
sasaran)
23 KB
PUS dimana istrinya memiliki salah satu kriteria “4T” yaitu : 1) Persentase PUS dengan “4T” yang menjadi peserta KB terhadap
berusia kurang dari 20 tahun; 2) berusia lebih 35 tahun; 3) telah seluruh PUS dengan “4T” di wilayah kerja tertentu.
24 PUS 4 T ber KB 75% 20737 1644 20737
memiliki anak hidup lebih dari 3 orang; atau 4) jarak kelahiran = Jumlah PUS “4T” ber-KB / Jumlah PUS dengan “4T”
antara satu anak dengan lainnya kurang dari 2 tahun. x 100%
Pelayanan Keluarga Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai alokon terus- Persentase peserta KB aktif terhadap total PUS, di suatu wilayah kerja
Berencana Jml Peserta KB
25 menerus hingga saat ini untuk menjarangkan kehamilan atau yang tertentu. 75% 20737 6814 13923
Aktif
mengakhiri kesuburan. = Jumlah Peserta KB Aktif / Jumlah PUS x 100%
Jml Kb Paska Ibu yang mulai menggunakan alat kontrasepsi langsung sesudah = Jumlah ibu paska persalinan ber KB / Jumlah sasaran ibu bersalin x
26 75% 20737 122 20615
Persalinan melahirkan (sampai dengan 42 hari sesudah melahirkan). 100%