Oleh :
1810631010265
FAKULTAS HUKUM
2022
LEMBAR PENGESAHAN
NPM : 1810631010265
Telah Diperiksa Dan Disetujui Oleh Dosen Pembimbing Untuk Diajuakn Kepada
Tim Penguji Pemagangan
Mengetahui,
Disetujui,
NIDN. 0005059001
i
DAFTAR ISI
Cover ...................................................................................................................................
Lembar Pengesahan ........................................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pemagangan ................................................................................. 1
B. Tujuan Pemagangan Keahlian............................................................................... 2
C. Manfaat Pemagangan Keahlian............................................................................. 3
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 19
B. Saran .................................................................................................................... 20
Daftar Pustaka
Lampiran
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjat kan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kita khususnya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan laporan akhir pemagangaan di Kejaksaan Negeri Karawang.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas akhir mata kuliah Pemagangan di
Fakultas Hukum Universitas Singaperbangsa Karawang. Penulis menyadari bahwa laporan
akhir kegiatan pemagangan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu perlu adanya
perbaikan dari para ahli pendidikan agar hasil yang penulis sajikan dapat lebih baik dimasa
yang akan datang.
Dalam laporan ini, penulis sadari sepenuhnya tidak lepas dari bantuan pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga pada kesempatan yang baik ini dengan
rasa hormat penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Bastaman Syah, M.Si, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Singaperbangsa Karawang.
2. Bapak H. Deni Nuryadi, S.H.,M.H, selaku ketua Program Studi Ilmu Hukum
Universitas Singaperbangsa Karawang
3. Bapak Pamungkas Satya Putra, S.H.,M.H, selaku dosen pembimbing pemagangan
saya yang berkenan memberikan bimbingan, arahan, dan waktu yang telah diluangkan
kepada penulis.
4. Ibu Martha Prulina Berliana, S.H.,M.H, selaku Kepala Kejaksaan Negeri
Karawang yang telah memberikan kesempatan serta bimbingan untuk melakukan
kegiatan pemagangan di kantor yang Ibu pimpin.
5. Bapak Tohom Hasiholan, S.H.,M.H, selaku Kepala Seksi Intelejen yang telah
memberikan saya kesempatan untuk melakukan kegiatan pemagangan di Kejaksaan
Negeri Karawang.
6. Bapak Heri Prihariyanto, S.H selaku Kepala Seksi Tindak Pidana Umum beserta
seluruh pegawai di bagian Seksi Tindak Pidana Umum dan staf Kejaksaan Negeri
Karawang. Terimakasih atas segala bimbingan, arahan, kesabaran, serta ilmu yang
telah diberikan yang sangat berarti dan berguna bagi saya.
7. Teman-teman Fakultas Hukum yang magang bersama saya.
iii
8. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Singaperbangsa Karawang,
terima kasih atas segala bimbingan dan ilmu yang diberikan kepada saya sehingga
ilmu tersebut dapat dijadikan bekal dan berguna bagi saya serta masyarakat pada
umumnya.
9. Bapak/Ibu Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas Singaperbangsa Karawang,
terimakasih atas segala pelayanan akademik yang diberikan kepada saya sehingga
kegiatan studi menjadi lebih mudah.
10. Bapak & Ibu saya, terima kasih atas doa, dukungan, perjuangan dan pengorbanan
yang telah diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan kegiatan
pemagangan dan laporan ini, semoga Ibu dan Bapak selalu dalam lindungan Allah
SWT, aamiin ya rabb.
11. Reinaldy Muhammad terimakasih sudah menjadi teman magang sekaligus pacar
yang menyenangkan, menguatkan, dan melengkapi, semoga kita dapat lulus kuliah
bersama dan berhasil dalam mengejar mimpi masing-masing.
12. Fathia, Neysa, Thasya dan Nabila selaku teman baik saya, terimakasih atas
dukungan kalian yang sudah menyemangati serta menguatkan saya dalam
melaksanakan kegiatan magang.
Akhir kata, semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya atas
kebaikan semua pihak yang telah membantu penyelesaian laporan ini. Atas dasar
keterbatasan dan kekurangan peneliti dalam penyusunan laporan pemagangan, semoga dapat
memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
2
4. Untuk memperluas relasi dan membuka peluang pekerjaan karena dengan
mengikuti program pemagangan mahasiswa menjadi lebih siap untuk masuk
ke dalam dunia pekerjaan serta mahasiswa akan mendapatkan relasi yang
banyak dari kalangan instansi.
3
BAB II
A. Pengertian Kejaksaan
Kejaksaan merupakan lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan
negara di bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan undang-undang,
penjelasan ini berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang nomor 16 Tahun 2004 tentang
Kejaksaan Republik Indonesia. Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya,
Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa Agung yang dipilih oleh dan bertanggung jawab
kepada Presiden. Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi, dan Kejaksaan Negeri
merupakan kekuasaan negara khususnya dibidang penuntutan, dimana semuanya
merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan.
Dalam UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia juga
mengisyaratkan bahwa lembaga Kejaksaan berada pada posisi sentral dengan peran
strategis dalam pemantapan ketahanan bangsa. Karena Kejaksaan berada di poros dan
menjadi filter antara proses penyidikan dan proses pemeriksaan di persidangan serta
juga sebagai pelaksana penetapan dan keputusan pengadilan. Sehingga, Lembaga
Kejaksaan sebagai pengendali proses perkara (Dominus Litis) karena hanya institusi
Kejaksaan yang dapat menentukan apakah suatu kasus dapat diajukan ke Pengadilan
atau tidak berdasarkan alat bukti yang sah menurut Hukum Acara Pidana.
Kejaksaan juga merupakan satu-satunya instansi pelaksana putusan pidana
(executive ambtenaar). Selain berperan dalam perkara pidana, Kejaksaan juga
memiliki peran lain dalam Hukum Perdata dan Tata Usaha Negara, yaitu dapat
mewakili Pemerintah dalam Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara sebagai Jaksa
Pengacara Negara. Jaksa sebagai pelaksana kewenangan tersebut diberi wewenang
sebagai Penuntut Umum serta melaksanakan putusan pengadilan, dan wewenang lain
berdasarkan Undang-Undang.
4
B. Sejarah Kejaksaan Negeri Karawang
1. Masa Sebelum Reformasi
Istilah Kejaksaan sudah ada sejak lama di Indonesia. Pada zaman kerajaan
Hindu-Jawa di Jawa Timur, yaitu pada masa Kerajaan Majapahit. Istilah dhyaksa,
adhyaksa, dan dharmadhyaksa sudah mengacu pada posisi dan jabatan tertentu di
kerajaan. Istilah-istilah ini berasal dari bahasa kuno, yakni dari kata-kata yang sama
dalam Bahasa Sansekerta.
Seorang peneliti Belanda, W.F. Stutterheim mengatakan bahwa dhyaksa
adalah pejabat negara di zaman Kerajaan Majapahit, tepatnya di saat Prabu Hayam
Wuruk tengah berkuasa (1350-1389 M). Dhyaksa adalah hakim yang diberi tugas
untuk menangani masalah peradilan dalam sidang pengadilan. Para dhyaksa ini
dipimpin oleh seorang adhyaksa, yakni hakim tertinggi yang memimpin dan
mengawasi para dhyaksa tadi.
Kesimpulan ini didukung peneliti lainnya yakni H.H. Juynboll, yang
mengatakan bahwa adhyaksa adalah pengawas (opzichter) atau hakim tertinggi
(oppenrrechter). Krom dan Van Vollenhoven, juga seorang peneliti Belanda, bahkan
menyebut bahwa patih terkenal dari Majapahit yakni Gajah Mada, juga adalah
seorang adhyaksa.
Pada masa pendudukan Belanda, badan yang ada relevansinya dengan jaksa
dan Kejaksaan antara lain adalah Openbaar Ministerie. Lembaga ini yang
memerintahkan pegawai-pegawainya berperan sebagai Magistraat dan Officier van
Justitie di dalam sidang Landraad (Pengadilan Negeri), Jurisdictie Geschillen
(Pengadilan Justisi) dan Hooggerechtshof (Mahkamah Agung) dibawah perintah
langsung dari Residen atau Asisten Residen. Hanya saja, pada prakteknya, fungsi
tersebut lebih cenderung sebagai perpanjangan tangan Belanda belaka.
Jaksa dan Kejaksaan pada masa penjajahan belanda mengemban misi
terselubung yakni antara lain:
a) Mempertahankan segala peraturan Negara
b) Melakukan penuntutan segala tindak pidana
c) Melaksanakan putusan pengadilan pidana yang berwenang
Fungsinya sebagai alat penguasa, khususnya dalam menerapkan delik-delik yang
berkaitan dengan hatzaai artikelen yang terdapat dalam Wetboek van Strafrecht
(WvS).
5
Peranan Kejaksaan sebagai satu-satunya lembaga penuntut secara resmi
difungsikan pertama kali oleh Undang-Undang pemerintah zaman pendudukan tentara
Jepang No. 1 tahun 1942, yang kemudian diganti oleh Osamu Seirei No.3 tahun 1942,
No.2 tahun 1944 dan No.49 tahun 1944. Eksistensi kejaksaan itu berada pada semua
jenjang pengadilan, yakni sejak Saikoo Hoooin (pengadilan agung), Koootooo Hooin
(pengadilan tinggi) dan Tihooo Hooin (pengadilan negeri). Pada masa itu, secara
resmi digariskan bahwa Kejaksaan memiliki kekuasaan untuk:
a) Mencari (menyidik) kejahatan dan pelanggaran
b) Menuntut Perkara
c) Menjalankan putusan pengadilan dalam perkara kriminal.
Begitu Indonesia merdeka, fungsi seperti itu tetap dipertahankan dalam
Negara Republik Indonesia. Hal itu ditegaskan dalam Pasal 2 Aturan Peralihan UUD
1945, yang diperjelas oleh Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 2 Tahun 1945. Isinya
mengamanatkan bahwa sebelum Negara R.I. membentuk badan-badan dan peraturan
negaranya sendiri sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Dasar, maka segala badan
dan peraturan yang ada masih langsung berlaku.
Karena itulah, secara yuridis formal, Kejaksaan R.I. telah ada sejak
kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, yakni tanggal 17 Agustus 1945. Dua hari
setelahnya, yakni tanggal 19 Agustus 1945, dalam rapat Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) diputuskan kedudukan Kejaksaan dalam struktur
Negara Republik Indonesia, yakni dalam lingkungan Departemen Kehakiman.
Kejaksaan RI terus mengalami berbagai perkembangan dan dinamika secara
terus menerus sesuai dengan kurun waktu dan perubahan sistem pemerintahan. Sejak
awal eksistensinya, hingga kini Kejaksaan Republik Indonesia telah mengalami 22
periode kepemimpinan Jaksa Agung. Seiring dengan perjalanan sejarah
ketatanegaraan Indonesia, kedudukan pimpinan, organisasi, serta tata cara kerja
Kejaksaan RI, juga juga mengalami berbagai perubahan yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi masyarakat, serta bentuk negara dan sistem pemerintahan.
Menyangkut Undang-Undang tentang Kejaksaan, perubahan mendasar
pertama berawal tanggal 30 Juni 1961, saat pemerintah mengesahkan Undang-
Undang Nomor 15 tahun 1961 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kejaksaan RI.
Undang-Undang ini menegaskan Kejaksaan sebagai alat negara penegak hukum yang
bertugas sebagai penuntut umum (Dijelaskan dalam Pasal 1), penyelenggaraan tugas
departemen Kejaksaan dilakukan Menteri atau Jaksa Agung (Dijelaskan dalam Pasal
6
5) dan susunan organisasi yang diatur oleh Keputusan Presiden. Terkait kedudukan,
tugas dan wewenang Kejaksaan dalam rangka sebagai alat revolusi dan penempatan
kejaksaan dalam struktur organisasi departemen, disahkan Undang-Undang Nomor 16
tahun 1961 tentang Pembentukan Kejaksaan Tinggi.
Pada masa Orde Baru ada perkembangan baru yang menyangkut Kejaksaan RI
sesuai dengan perubahan dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1961 kepada
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991, tentang Kejaksaan Republik Indonesia.
Perkembangan itu juga mencakup perubahan mendasar pada susunan organisasi serta
tata cara institusi Kejaksaan yang didasarkan pada adanya Keputusan Presiden No. 55
tahun 1991 tertanggal 20 November 1991.
2. Masa Reformasi
Masa Reformasi hadir ditengah gencarnya berbagai sorotan terhadap
pemerintah Indonesia serta lembaga penegak hukum yang ada, khususnya dalam
penanganan Tindak Pidana Korupsi. Karena itulah, memasuki masa reformasi
Undang-undang tentang Kejaksaan juga mengalami perubahan, yakni dengan
diundangkannya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 untuk menggantikan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991. Kehadiran undang-undang ini dianggap
sebagai peneguhan eksistensi Kejaksaan yang merdeka dan bebas dari pengaruh
kekuasaan pemerintah, maupun pihak lainnya.
Pelaksanaan kekuasaan negara oleh Kejaksaan harus dilaksanakan secara
merdeka. Penegasan ini tertuang dalam Pasal 2 ayat (2) UU No. 16 Tahun 2004,
bahwa Kejaksaan adalah lembaga pemerintah yang melaksanakan kekuasaan negara
di bidang penuntutan secara merdeka. Artinya, bahwa dalam melaksanakan fungsi,
tugas dan wewenangnya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan pengaruh
kekuasaan lainnya. Ketentuan ini bertujuan melindungi profesi jaksa dalam
melaksanakan tugas profesionalnya.
UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan R.I. juga telah mengatur tugas dan
wewenang Kejaksaan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 30, yaitu:
a) Di bidang pidana, Kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang:
1) Melakukan penuntutan
2) Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap
7
3) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana
bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan keputusan bersyarat
4) Melaksanakan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan
undang-undang
5) Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan
pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang
dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik.
b) Di bidang perdata dan tata usaha negara, Kejaksaan dengan kuasa khusus
dapat bertindak di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama
negara atau pemerintah
c) Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum, Kejaksaan turut
menyelenggarakan kegiatan:
1) Peningkatan kesadaran hukum masyarakat
2) Pengamanan kebijakan penegakan hukum
3) Pengamanan peredaran barang cetakan
4) Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan
masyarakat dan negara
5) Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama
6) Penelitian dan pengembangan hukum statistik kriminal.
8
C. Visi dan Misi Kejaksaan Negeri Karawang
Kejaksaan Negeri Karawang mempunyai visi dan misi yang sama dengan
Kejaksaan Republik Indonesia karena Kejaksaan Negeri Karawang merupakan
turunan dari Kejaksaan R.I. Berikut penjelasan mengenai visi dan misi Kejaksaan,
yaitu:
a. Visi Kejaksaan RI
“Menjadi lembaga hukum yang propesional, proposional dan akuntabel”.
Propesional yang berarti segenap aparatur Kejaksaan RI dalam
melaksanakan tugas didasarkan atas nilai luhur TRI KRAMA
ADHYAKSA serta kompetensi dan kapabilitas yang ditunjang dengan
pengetahuan dan wawasan yang luas serta pengalaman kerja yang
memadai dan berpegang teguh pada aturan serta kode etik profesi yang
berlaku.
Proposional yang berarti dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
Kejaksaan selalu memakai semboyan yakni menyeimbangkan yang
tersurat dan tersirat dengan penuh tanggungjawab, taat azas, efektif
dan efisien serta penghargaan terhadap hak-hak publik.
Akuntabel yang berarti bahwa kinerja Kejaksaan Republik Indonesia
dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Misi Kejaksaan RI
1) Meningkatkan Peran Kejaksaan Republik Indonesia Dalam Program
Pencegahan Tindak Pidana
2) Meningkatkan Professionalisme Jaksa Dalam Penanganan Perkara
Tindak Pidana
3) Meningkatkan Peran Jaksa Pengacara Negara Dalam Penyelesaian
Masalah Perdata dan Tata Usaha Negara
4) Mewujudkan Upaya Penegakan Hukum Memenuhi Rasa Keadilan
Masyarakat
5) Mempercepat Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
Kejaksaan Republik Indonesia yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme
9
D. Struktur Organisasi Kejaksaan Negeri Karawang
Kejaksaan Negeri Karawang merupakan turunan dari Kejaksaan Tinggi Jawa Barat
yang mempunyai struktur organisasi yang terdiri dari:
10
4. SEKSI TINDAK PIDANA UMUM
a) Subseksi Prapenuntutan;
b) Subseksi Penuntutan;
c) Subseksi Eksekusi dan Eksaminasi.
5. SEKSI TINDAK PIDANA KHUSUS
a) Subseksi Penyidikan;
b) Subseksi Penuntutan;
c) Subseksi Upaya Hukum Luar Biasa dan Eksekusi.
6. SEKSI PERDATA DAN TATA USAHA NEGARA
a) Subseksi Perdata;
b) Subseksi Tata Usaha Negara;
c) Subseksi Pertimbangan Hukum.
7. SEKSI PENGELOLAAN BARANG BUKTI DAN BARANG RAMPASAN
a) Subseksi Barang Bukti;
b) Subseksi Barang Rampasan.
11
E. TUGAS DAN FUNGSI
Kejaksaan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Kejaksaan adalah
lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan
serta kewenangan lain berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
13
serta pengamanan pembangunan strategis berdasarkan data dan
informasi yang berasal dari satuan kerja di Lingkungan Kejaksaan
Negeri dan Cabang Kejaksaan Negeri di daerah hukumnya;
d) Perencanaan, pelaksanaan, pengadministrasian, pengendalian dan
pelaporan pemberian dukungan teknis secara intelijen kepada bidang
lain di daerah hukumnya berdasarkan prinsip koordinasi;
e) Pengelolaan bank data intelijen dan pengendalian penyelenggaraan
administrasi intelijen baik yang dilaksanakan oleh satuan kerja di
Lingkungan Kejaksaan Negeri maupun Cabang Kejaksaan Negeri;
f) Penyiapan bahan analisa kebutuhan pengembangan sumber daya
manusia intelijen dan teknologi intelijen;
g) Perencanaan dan pelaksanaan koordinasi danjatau kerja sama dengan
pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Daerah, instansi, dan
organisasi lainnya;
h) Pemberian bimbingan dan pembinaan teknis intelijen dan administrasi
intelijen kepada Cabang Kejaksaan Negeri di daerah hukumnya;
3. Seksi Tindak Pidana Umum
Mempunyai tugas melaksanakan dan mengendalikan penanganan perkara tindak
pidana umum yang meliputi prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, penuntutan,
penetapan hakim dan putusan pengadilan, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana
bersyarat, pidana pengawasan, pengawasan terhadap pelaksanaan putusan lepas
bersyarat dan tindakan hukum lainnya.
4. Seksi Tindak Pidana Khusus
Mempunyai tugas melakukan pengelolaan laporan dan pengaduan masyarakat,
penyelidikan, penyidikan, pelacakan asset dan pengelolaan barang bukti,
prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan,
perlawanan, upaya hukum, pelaksanaan penetapan hakim dan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan
pemidanaan bersyarat, putusan pidana pengawasan, keputusan lepas bersyarat, dan
eksaminasi dalam penanganan perkara tindak pidana khusus di wilayah hukum
Kejaksaan Negeri.
5. Seksi Perdata dan Tata Usaha Negara
Mempunyai Tugas:
14
a) Pelaksanaan penegakan hukum, bantuan hukum, pertimbangan hukum,
dan tindakan hukum lain, serta pelayanan hukum di bidang perdata dan
tata usaha negara;
b) Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang perdata
dan tata usaha negara;
c) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi atau lembaga baik di
dalam negeri maupun di luar negeri; dan
d) Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penegakan
hukum, bantuan hukum, pertimbangan hukum, dan tindakan hukum
lain, serta pelayanan hukum di bidang perdata dan tata usaha negara.
6. Seksi Pengelolaan Barang Bukti dan Barang Rampasan
Mempunyai Tugas:
a) Analisis dan penyiapan pertimbangan hukum pengelolaan barang bukti
dan barang rampasan;
b) Pengelolaan barang bukti dan barang rampasan meliputi pencatatan,
penelitian barang bukti, penyimpanan dan pengklasifikasian barang
bukti, penitipan, pemeliharaan, pengamanan, penyediaan dan
pengembalian barang bukti sebelum dan setelah sidang serta
penyelesaian barang rampasan;
c) Penyiapan pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dalam pengelolaan
barang buki dan barang rampasan;
d) Pengelolaan dan penyajian data dan informasi; dan
e) Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan
pengelolaan barang bukti dan barang rampasan.
15
BAB III
PELAKSAAN PEMAGANGAN
A. Kegiatan Pemagangan
Selama melakukan pemagangan pada Kantor Kejaksaan Negeri Karawang
terdapat peraturan yang harus diterapkan adalah sebagai berikut:
Aktifitas kerja dilakukan setiap hari Senin sampai dengan hari Jumat pada
pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB.
Hari Senin dilakukan apel pagi dimulai pukul 07.30 WIB hingga 08.00 WIB.
Melakukan absensi pagi dan sore.
Menggunakan pakaian rapih dengan catatan pada hari Senin menggunakan
atasan warna putih dan bawahan warna hitam, hari Selasa menggunakan
setelan warna biru, dan hari Jumat menggunakan pakaian batik.
Mengikuti serangkaian kegiatan yang ada pada Kantor Kejaksaan Negeri
Karawang.
Kegiatan pemagangan dilaksanakan selama 1 bulan 2 minggu yang dimulai
dari tanggal 22 November 2021 hingga 31 Desember 2021 di Kejaksaan Negeri
Karawang. Selama mengikuti pemagangan penulis ditempatkan di bagian Seksi
Tindak Pidana Umum dibawah Kasi Tindak Pidana Umum. Dalam ruangan Seksi
Tindak Pidana Umum, penulis bekerja sama dengan lima orang Pegawai honorer yang
masing-masing mempunyai tugas berbeda.
Kegiatan utama yang dilakukan oleh penulis dalam pemagangan di Kejaksaan
Negeri Karawang bagian Tindak Pidana Umum adalah sebagai berikut:
1) Melakukan registrasi SPDP (Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan)
dari penyidik ke dalam buku registrasi khusus berkas perkara RP 6 (Register
Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan/Dihentikannya Penyidikan Tindak
Pidana Umum) sesuai dengan jenis perkaranya.
1) Melakukan registrasi Surat Masuk ke dalam buku registrasi surat masuk.
2) Melakukan registrasi berkas perkara ke dalam RP 6 (Register Pemberitahuan
Dimulainya Penyidikan/Dihentikannya Penyidikan Tindak Pidana Umum) dan
RP 7 (Register Penerimaan Berkas Perkara Tahap Pertama Tindak Pidana
Umum) sesuai dengan jenis perkaranya.
16
3) Melakukan registrasi P-44 (Laporan Jaksa Penuntut Umum Segera Setelah
Putusan) ke dalam buku registrasi RP 12 (Register Pelaksanaan
Putusan/Pidana Bersyarat Dan Gugurnya Kewenangan Mengeksekusi Serta
Pelepasan Bersyarat Tindak Pidana Umum) sesuai dengan jenis perkaranya
4) Melakukan pengarsipan P-31 (Surat Pelimpahan Perkara Acara Pemeriksaan
Biasa(APB)) serta P-33 (Tanda Terima Surat Pelimpahan Perkara APB/APS)
berurutan sesuai tanggal, bulan dan tahun perkara
5) Melakukan registrasi petikan putusan dan salinan penetapan perpanjangan
penahanan 30 dan 60 hari ke dalam buku regis penetapan dan petikan putusan
6) Melakukan pengarsipan P-16 (Surat Penunjukan Jaksa Penuntut Umum)
berurutan sesuai tanggal, bulan dan tahun perkara.
Diluar kegiatan utama pemagangan, penulis juga melakukan kegiatan lainnya
untuk membantu pekerjaan pegawai lainnya, seperti membagikan nota dinas untuk
jaksa kepada seluruh jaksa yang ada di Kejaksaan Negeri Karawang, membagikan
berkas perkara kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU) perkaranya, membagikan petikan
putusan suatu perkara kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU) perkaranya serta membuat
P-24 (Berita Acara Pendapat) milik Jaksa. Selain melakukan pekerjaan, penulis juga
mempelajari tahapan registrasi perkara dari penyidik mengirimkan SPDP hingga ke
Tahap 2.
Dalam melakukan registrasi SPDP serta berkas perkara dibedakan menjadi 3
jenis perkara, yaitu antara lain:
1) OHARDA (Orang Harta Benda) ditujukan untuk perkara tindak pidana yang
merugikan orang, harta dan benda, diantaranya perkara tindak pidana
pembunuhan, tindak pidana pencurian dan lainnya.
2) TPUL (Tindak Pidana Umum Lainnya) ditujukan untuk perkara pidana yang
peraturannya diatur diluar KUHP, diantaranya perkara narkotika, kekerasan
dalam rumah tangga, pencabulan dan lainnya.
3) KAMTIBUM (Keamanan dan Ketertiban Umum) ditujukan untuk perkara
tindak pidana yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban umum,
diantaranya perkara Judi, pemalsuan surat, pengeroyokan dan lainnya.
17
B. Pengalaman Positif yang diperoleh
Dengan melaksanakan magang di Kejaksaan Negeri Karawang ini, penulis
mendapatkan banyak ilmu baru mengenai tahapan suatu perkara tindak pidana umum
diproses di kejaksaan, profesionalitas jaksa dalam menangani perkaranya, serta
meningkatkan minat dan semangat penulis untuk lebih giat belajar agar saat lulus
kelak dapat bekerja di Kejaksaan.
Pengalaman magang ini juga membuat penulis mendapatkan pengalaman kerja
sebelum lulus kuliah sehingga penulis siap untuk menghadapi dunia kerja dan penulis
menjadi mempunyai banyak relasi dari kalangan pekerja maupun sesama mahasiswa
yang sedang melakukan kegiatan magang di Kejaksaan Negeri Karawang.
18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemagangan merupakan bagian dari sistem pelatihan yang termasuk kedalam
mata kuliah di Fakultas Hukum Universitas Singaperbangsa. Tujuan dari diadakan
program pemagangan di Fakultas Hukum yaitu untuk meningkatkan kompetensi
mahasiswa dalam bentuk aktualisasi mahasiswa hukum yang memadukan antara ‘law
in book’ yang dapat diimplementasikan sebagai ilmu yang dipelajari dalam
perkuliahan dengan ’law in action’ yaitu penerapan ilmu dan teori-teori yang selama
ini dipelajari dan didapat mahasiswa selama mengikuti perkuliahaan dalam dunia
kerja.
Berdasarkan hal tersebut penulis melaksanakan kegiatan pemagangan hingga
berakhirnya kegiatan selama 1 bulan 2 minggu terhitung sejak 22 November 2021
sampai dengan 31 Desember 2021 yang bertempatan di Kejaksaan Negeri Karawang
di bidang seksi tindak pidana umum. Kejaksaan merupakan lembaga pemerintahan
yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan serta kewenangan lain
berdasarkan undang-undang, penjelasan ini berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang
nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia.
Dalam kegiatan pemagangan penulis melakukan banyak kegiatan seperti
melakukan registrasi perkara dimulai dari datangnya SPDP hingga Berkas Perkara
tahap eksekusi ke dalam buku registrasi perkara, RP 6 dan RP 7 sesuai jenis
perkaranya (OHARDA, TPUL, KAMTIBUM). Penulis juga melakukan kegiatan
lainnya yaitu membantu para pegawai yang berada di Seksi Tindak Pidana Umum
melaksanakan tugasnya.
19
B. Saran
Sebagai penulis yang melaksanakan pemagangan pada Kantor Kejaksaan Negeri
Karawang yang berada dalam satu wilayah dengan Universitas Singaperbangsa
Karawang, penulis dengan sangat hormat memberikan saran sebagai berikut:
1) Bagi mahasiswa yang akan melaksanakan pemagangan harap terlebih dahulu
mempersiapkan diri dengan pengetahuan dan keterampilan yang didapat pada
waktu perkuliahan.
2) Jika menemukan kesulitan atau hambatan dalam penyelesaian pekerjaan,
jangan sungkan untuk bertanya kepada pegawai yang bekerja di Kejaksaan
Negeri Karawang.
3) Pihak Fakultas hendaknya menjalin kerja sama yang baik dengan membuat
perjanjian kerjasama (MoU) dengan beberapa perusahaan atau instansi, agar
dapat mempermudah mahasiswa untuk melakukan kegiatan pemagangan
terutama di Kejaksaan Negeri Karawang.
4) Bagi Kejaksaan Negeri Karawang hendaknya memberikan pengarahan
terlebih dahulu terhadap mahasiswa yang akan melaksanakan kegiatan
pemagangan agar mahasiswa dapat melakukan pekerjaan dengan lebih teratur.
5) Para pegawai diharapkan dapat memberi kepercayaan kepada mahasiswa
untuk membantu pekerjaan.
20
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kejari-karawang.go.id
Lampiran 1
Lampiran II
Lampiran III
Lampiran IV
Lampiran V
Lampiran VI
Lampiran VII
Lampiran VIII
NPM : 1810631010265
Penguji I
NPM : 1810631010265
Angka x
No Penilaian Angka Bobot
Bobot
Hasil Penilaian Tempat
A. 84 40% 33,6
Pemagangan
Hasil Penilaian Dosen
B. 98 60% 58,8
Pemagangan
Nilai Akhir* 92,4
Nilai Akhir*: