Tugas Bu Henni Mra
Tugas Bu Henni Mra
Oleh :
UNIVERSITAS KADIRI
KEDIRI
2020
1. Skema kerja sterilisasi panas kering
menyiapkan alat-alat
yang akan digunakan
semprot peralatan
siapkan alat-alat yang akan digunakan, lalu
dengan alkohol
bersihkan atau dicuci menggunakan sabun
70%, lalu
dengan bersih
keringkan
mengatur waktu
menutup kran yang diinginkan membuka kran
pengeluaran uap untuk sterilisasi pengeluaran uap
air (120oC, 30 menit) air
lalu hidupkan alat
Sterilisasi gas dilakukan dengan cara pemaparan gas atau uap untuk membunuh
bentuk gas atau uap, seperti etilen oksida, formaldehid, propilen oksida, klorin
oksida, kloropikrin dll. Sterilisasi gas pada umumnya memerlukan waktu yang cukup
konsentrasi gas yang digunakan. Sterilisasi gas digunakan untuk sterilisasi bahan
rendah (36°-60° C) serta konsentrasi gas tidak kurang dari 400 mg/l dengan
sterilisasi beberapa jenis sediaan-sediaan farmasi dengan sinar gama dan sinar-sinar
yang sangat khusus dan pengaruh-pengaruh radiasi pada produk-produk dan wadah-
wadah.
Ada 2 jenis radiasi ion yang digunakan, yaitu disintegrasi radioaktif dari
radioisotope(raiasi gamma) dan raiasi berkas elektron. Pada kedua jenis tersebut,
dosis radiasi yang dapat mengahasilkan derajat jaminan sterilisasi yang diperlukan
harus ditetapkan sedemikian rupa hingga dalam rentang satuan dosis minimum dan
SKEMA KERJA
Sediaan parenteral yaitu sediaan yang digunakan tanpa melalui mulut atau dapat
pembuluh darah) sehingga memperoleh efek yang cepat dan langsung sampai sasaran.
Misal suntikan atau insulin. Sediaan parenteral merupakan salah bentuk sediaan
farmasi yang masih banyak digunakan, terutama digunakan di puskesmas dan rumah
sakit. Sediaan parenteral merupakan salah satu produk steril yakni sediaan dalam
bentuk terbagi-bagi yang bebas dari mikroorganisme hidup (Lachman & Lieberman,
1994).
Salah satu contoh sediaan parenteral yaitu sediaan injeksi. Sediaan injeksi
merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi, atau serbuk yang harus
Sediaan injeksi disuntikan dengan cara menembus, atau merobek jaringan ke dalam
atau melalui kulit atau selaput lendir (Lukas, 2006). Sterilitas sangat penting karena
cairan tersebut langsung berhubungan dengan cairan dan jaringan tubuh yang
merupakan tempat infeksi yang dapat terjadi dengan mudah (Ansel, 2005). Oleh
Ada dua metode pembuatan sediaan steril, yaitu cara sterilisasi akhir dan cara aseptik.
a. Sterilisasi Akhir
Metode ini merupakan metode yang paling umum dan paling banyak
harus stabil dengan adanya molekul air dan tingginya suhu sterilisasi. Sediaan
Contoh yang paling banyak digunakan pada metode ini adalah sterilsasi dengan
b. Aseptik
Metode ini biasanya digunakan untuk zat aktif yang sensitif terhadap suhu
yang sebaiknya dikerjakan secara aseptik. Metode aseptik bukanlah suatu cara
sterilisasi melainkan suatu cara kerja untuk memperoleh sediaan steril dengan
Setelah zat aktif dan semua zat tambahan terlarut, larutan tersebut kemudian
dituang ke dalam gelas ukur sehingga volume tertentu di bawah volume akhir
Kertas saring rangkap 2 yang akan digunakan untuk menyaring dibasahi sejumlah
tertentu aqua pro injeksi terlebih dahulu, kemudian corong dipindahkan ke
erlenmeyer lain yang telah steril
Larutan yang ada di gelas ukur disaring ke dalam labu erlenmeyer yang telah
disiapkan. IPC dilakukan dengan mengukur pH sediaan. Kekurangan aqua pro
injeksi dituangkan sedikit demi sedikit untuk membilas gelas piala lalu dituang ke
gelas ukur. Air bilasan tersebut kemudian disaring lagi ke dalam erlenmeyer yang
telah berisi filtrat larutan hingga volume total seluruh larutan genap ... mL
Larutan yang telah disaring dituang ke dalam kolom reservoir melalui membran
filter bakteri yang diletakkan di atas glass filter G5 (ukuran pori-pori 0,45 µm)
Sebelum diisikan ke dalam wadah, jarum buret dibersihkan dengan kapas yang
telah dibasahi alkohol 70 %. Setiap wadah diisi dengan larutan ..C.. mL sesuai
persyaratan volume FI IV
Ampul/vial yang telah berisi zat aktif, bila diperlukan dialiri dengan gas nitrogen
(Bila wadah ampul) Ampul ditutup dengan api dan disterilkan menggunakan
autoklaf secara terbalik dalam gelas piala yang telah dialasi kapas (121 C selama
15 menit) atau metode lain yang sesuai
(Bila wadah vial) Vial ditutup dengan tutup karet lalu di-seal dengan alumunium
cap, kemudian disterilkan menggunakan autoklaf dalam gelas piala yang telah
dialasi kapas (121 C selama 15 menit) atau metode lain yang sesuai
Sediaan dikemas dalam dus yang sudah diberi etiket dan disertakan brosur
informasi obat
- Skema pembuatan secara aseptis (ex: larutan)
kelas 2 (jika zat sensitif terhadap cahaya, maka pengerjaan dilakukan pada
Sebelum diisikan ke
dalam wadah, jarum
buret dibersihkan
Larutan dituang ke dengan kapas yang Ampul/vial yang
dalam buret steril telah dibasahi telah berisi zat
kemudian ujungnya alkohol 70 %. aktif, bila
ditutup dengan Setiap wadah diisi diperlukan dialiri
alumunium foil dengan larutan C dengan gas nitrogen
mL sesuai
persyaratan volume
FI IV
Sediaan dikemas
dalam dus yang
Dilakukan evaluasi sudah diberi etiket
sediaan dan disertakan
brosur informasi
obat