Adnan Rizki
1210619035
Semiotika
Petanda Penanda
Tersedu tanpa isak kata-kata Petanda bahwa menangis tanpa bisa berkata-
kata.
Latar Belakang Sosial Politik
Puisi ini menggambarkan peristiwa kerusuhan pada tahun 1998. Di kala itu, banyak perempuan
yang diperkosa, hal ini digambarkan di dalam puisi ini. Dilansir dari Kompas.com 11/2,
perempuan yang terkonfirmasi diperkosa massal pada peristiwa itu ada sebanyak 200 orang.
Satu-satunya orang yang berani bersaksi di depan PBB terhadap peristiwa pemerkosaan itu
adalah Ita Martadinata, seorang aktivis HAM, namun ketika ia ingin memberikan kesaksiannya,
ia dibunuh secara misterius.
Bahkan, tercatat ada dua orang yang bunuh diri akibat peristiwa pemerkosaan itu. Selain bunuh
diri, ada beberapa orang yang melarikan diri ke luar negeri juga. Mungkin juga masih ada
beberapa perempuan yang tidak melapor, karena bahkan beberapa orang yang melapor ada yang
dalam keadaan stress dan ada juga yang didorong kursi roda.
Petanda Penanda
Pada bukan Mei tahun 1998, banyak toko dan harta etnis Cina yang dijarah, bahkan dibakar
habis. Ini semua terjadi akibat masyarakat berpikir bahwa krisis ekonomi yang terjadi salah satu
penyebabnya adalah etnis Cina. Karena pada masa itu banyak etnis Cina yang sukses dan maju
dibandingkan orang-orang pribumi.
Pada masa ini, pusat kerusuhan ada di Jakarta, Medan, dan Surakarta. Kerusuhan ini berawal dari
kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah orde baru, ketika inflasi menyerang, tingkat
kepercayaan rakyat kepada pemerintah pun ikut menurun. Namun, etnis Tionghoa juga menjadi
sasaran, akibat kecemburuan sosial.
Sumber:
Bahan Ajar Semiotika. Puisi yang Menggambarkan Peristiwa 1998.
Riska Halid. 2019. Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Pada Novel Manjali dan Cakrabirawa Karya
Ayu Utami. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.
Verelladevanka Adryamarthanino. 19/11/2021 "Perkosaan Massal Tahun
1998". https://www.kompas.com/stori/read/2021/11/19/100000479/perkosaan-massal-tahun-1998?
page=all.