Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS SEMIOTIKA PETANDA DAN

PENANDA PADA PUISI NARASI


MEMORABILIA DAN PERCAKAPAN USAI
TRAGEDI

Adnan Rizki

1210619035

Semiotika

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


Narasi Memorabilia 598
Perempuan-perempuan tanpa kebaya
Telanjang kehilangan muka
Kelaminnya diperkosa
Dalam perjamuan angkara
Tubuhnya lilin pucat kesumba
Menggigil di kolong langit senja
Meratapi nasib hidup yang luka
Tersedu tanpa isak kata-kata

Analisis Petanda dan Penanda

Petanda Penanda

Perempuan-perempuan tanpa kebaya Petanda dari perempuan Indonesia yang


telanjang, atau tidak memakai baju.
Telanjang kehilangan muka Petanda dari perempuan yang kehilangan
kehormatannya.
Kelaminnya diperkosa Petanda dari perempuan yang diperkosa
seksual secara fisik.
Dalam perjamuan angkara Petanda dari demonstrasi, pertemuan amarah
masa.
Tubuhnya lilin pucat kesumba Petanda bahwa dirinya yang mulus marah.

Menggigil di kolong langit senja Petanda bahwa si perempuan itu merasa


tersiksa, seolah menuju kematian (sekarat).
Meratapi nasib hidup yang luka Petanda bahwa hidupnya sangat sengsara.

Tersedu tanpa isak kata-kata Petanda bahwa menangis tanpa bisa berkata-
kata.
Latar Belakang Sosial Politik

Puisi ini menggambarkan peristiwa kerusuhan pada tahun 1998. Di kala itu, banyak perempuan
yang diperkosa, hal ini digambarkan di dalam puisi ini. Dilansir dari Kompas.com 11/2,
perempuan yang terkonfirmasi diperkosa massal pada peristiwa itu ada sebanyak 200 orang.
Satu-satunya orang yang berani bersaksi di depan PBB terhadap peristiwa pemerkosaan itu
adalah Ita Martadinata, seorang aktivis HAM, namun ketika ia ingin memberikan kesaksiannya,
ia dibunuh secara misterius.

Bahkan, tercatat ada dua orang yang bunuh diri akibat peristiwa pemerkosaan itu. Selain bunuh
diri, ada beberapa orang yang melarikan diri ke luar negeri juga. Mungkin juga masih ada
beberapa perempuan yang tidak melapor, karena bahkan beberapa orang yang melapor ada yang
dalam keadaan stress dan ada juga yang didorong kursi roda.

Percakapan Usai Tragedi


…Kapan terjadinya peristiwa itu
Aku ingin merunuti mula terjadinya aku

Lalu apa sesungguhnya kesalahan ibu


Barangkali ibu berkulit putih dan bermata sipit
Konon itulah penyebab awal keadaan jadi sulit
Hingga rakyat-rakyat kecil terlilit dan terbelit
Oleh pelukan kemiskinan yang menghimpit
Analisis Petanda dan Penanda

Petanda Penanda

…Kapan terjadinya peristiwa itu Penanda pembukaan dan pertanyaan nostalgia


kejadian masa lalu (kejadian 98)
Aku ingin merunuti mula terjadinya aku Penanda keinginan nostalgia kejadian

~ Penanda batas dimulainya cerita


Lalu apa sesungguhnya kesalahan ibu Penanda pertanyaan atas kebingungan akibat
perbuatan yang dilakukan orang lain terhadap
keluarganya/ibunya.
Barangkali ibu berkulit putih dan bermata Penanda menduga akibat ibunya etnis Cina
sipit
Konon itulah penyebab awal keadaan jadi Penanda (lanjutan) Menurut dugaan
sulit keturunan Cina lah akibatnya.
Hingga rakyat-rakyat kecil terlilit dan terbelit Penanda bahwa akibat kejadian itu rakyat-
rakyat kecil semakin susah,
Oleh pelukan kemiskinan yang menghimpit Penanda (lanjutan) spesifik yang membuat
susah adalah kemiskinan.

Latar Belakang Sosial Politik

Pada bukan Mei tahun 1998, banyak toko dan harta etnis Cina yang dijarah, bahkan dibakar
habis. Ini semua terjadi akibat masyarakat berpikir bahwa krisis ekonomi yang terjadi salah satu
penyebabnya adalah etnis Cina. Karena pada masa itu banyak etnis Cina yang sukses dan maju
dibandingkan orang-orang pribumi.

Pada masa ini, pusat kerusuhan ada di Jakarta, Medan, dan Surakarta. Kerusuhan ini berawal dari
kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah orde baru, ketika inflasi menyerang, tingkat
kepercayaan rakyat kepada pemerintah pun ikut menurun. Namun, etnis Tionghoa juga menjadi
sasaran, akibat kecemburuan sosial.
Sumber:
Bahan Ajar Semiotika. Puisi yang Menggambarkan Peristiwa 1998.
Riska Halid. 2019. Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Pada Novel Manjali dan Cakrabirawa Karya
Ayu Utami. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.
Verelladevanka Adryamarthanino. 19/11/2021 "Perkosaan Massal Tahun
1998". https://www.kompas.com/stori/read/2021/11/19/100000479/perkosaan-massal-tahun-1998?
page=all.

Anda mungkin juga menyukai