Anda di halaman 1dari 9

Contoh Storyboard Animasi Yang

Paling Sering Digunakan

FacebookWhatsAppTwitterBufferEmailCopy LinkSambung

Selamat datang di artikel Contoh Storyboard Animasi!

Sebelumnya, kita sudah bahas cara membuat storyboard dan


fungsi dari storyboard itu sendiri. Nah, dari artikel yang tersebut,
kita bisa mengingat-ingat ulang jika storyboard merupakan
komponen sekaligus proses yang krusial dalam pembuatan sebuah
video profesional.

Lalu, apa semua video professional butuh proses storyboard?

Tentu saja.

Mengingat storyboard berperan sebagai alat untuk mempra-


visualisasikan ide atau gagasan cerita, baik live-action video dan
video animasi akan lebih terlihat lebih profesional setelah melewati
tahapan storyboard.

Nah, di artikel kali ini, kita akan lebih berfokus pada penggunaan
storyboard untuk video animasi disertai contoh storyboard animasi
yang paling sering digunakan dalam berbagai industri.
Langsung cek aja yuk!

Kenali Dulu Jenis-jenis Storyboard


Sebelum kita ke contoh storyboard animasi, kita akan mengenali
jenis-jenis storyboard terlebih dahulu.

Storyboard yang baik akan membantu pemahaman suatu konsep


cerita, bahkan cerita yang sulit untuk dirangkai dalam tulisan
sekalipun. Dengan fungsi tersebut, ada setidaknya tiga jenis
storyboard; thumbnail storyboard, rough storyboard, dan clean up
storyboard.

Ketiga jenis storyboard tersebut tak jarang juga digunakan oleh


sebagian storyboard artist sebagai urutan proses membuat
storyboard.

Jadi, bagi sebagian dari mereka, proses storyboard dimulai dengan


thumbnail storyboard dan diakhiri dengan clean up storyboard.

Dari pada penasaran, kita akan bahas satu-persatu, ya!


Thumbnail Storyboard
Thumbnail storyboard berisi sketsa yang sangat awal dan paling
sederhana. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran atau
ide awal bagi tim produksi.

Biasanya, storyboard artist menggunakan garis dan stick figures


untuk jenis storyboard yang satu ini. Jadi, meskipun kamu tidak
memiliki kemampuan menggambar tingkat dewa, kamu tetap bisa
membuat jenis storyboard thumbnail.

Tak peduli seberapa sederhana garis dan karakter yang dibuat.


Nantinya, gambar-gambar tersebut akan dikembangkan menjadi
lebih detail.
Rough Storyboard

Jika thumbnail storyboard adalah jenis storyboard yang paling


sederhana, rough storyboard mungkin dapat dikatakan sebagai
jenis pengembangan dari thumbnail storyboard tersebut.

Meskipun pada dasarnya rough storyboard bersifat masih “mentah,”


namun gambar di storyboard jenis ini sudah lebih “halus.”
Storyboard artists biasanya sudah memikirkan pencahayaan dan
tata letak kamera dengan membuat arsiran gelap terang untuk
setiap gambar.

Namun, tetap saja, pembuatan rough storyboard masih cenderung


sangat singkat.
Clean Up Storyboard

Jenis storyboard yang terakhir kita bahas adalah clean storyboard.


Seperti yang bisa kamu lihat pada contoh storyboard animasi di
atas, gambar-gambar dalam setiap frame sudah jadi, lengkap
dengan segala deskripsi yang diperlukan.

Tak jarang pula storyboard menggunakan warna-warna yang dapat


membantu tim untuk memahami penerangan dan sudut
pengambilan gambar.

Keterangan dan deskripsi lain seperti keterangan waktu, suara,


gerak, dialog, efek visual dan lain-lain juga biasanya dimasukkan
dalam jenis storyboard ini.

Dengan adanya storyboard ini, proses selanjutnya dalam produksi


video dapat segera dilakukan.

Perbedaan Storyboard Secara Umum dan


Storyboard Animasi
Jika semua video professional butuh proses storyboard, adakah
perbedaan antara storyboard untuk live-action dengan storyboard
untuk animasi?

Di bagian ini, kita akan belajar lebih lanjut mengenai perbedaan di


antara keduanya.

Namun, pada dasarnya, semua fungsi storyboard masih mengarah


pada satu tujuan: memvisualisasikan ide yang masih abstrak
sehingga mudah dipahami oleh tim produksi karena setiap orang
memiliki interpretasi yang berbeda-beda.
Jadi, secara fungsi, storyboard untuk video live-action and video
animasi tidak jauh berbeda.

Di sisi lain, jika kita membahas dari segi proses atau


pengerjaannya, tentu saja ada sedikit perubahan.

Pada storyboard untuk film atau live-action, banyak storyboard


artist yang memilih untuk mengerjakan storyboard mereka dengan
manual di atas kertas menggunakan tangan mereka sendiri.

Cara yang seperti membuat mereka lebih bebas untuk


menggambar raut wajah, ekspresi, maupun dialog yang akan
diucapkan oleh tokoh.

Sedangkan dalam storyboard untuk video animasi, banyak


storyboard artists yang lebih memilih mendesain storyboard mereka
dengan bantuan software. Hal ini dianggap lebih mudah karena
banyak proses animasi yang saat ini sangat bergantung pada
proses digital dan kemampuan teknologi serta perangkat lunak.

Contoh Storyboard Dengan Kertas Secara Manual


Menggambar storyboard dengan kertas manual tentu saja
membutuhkan kemampuan menggambar.

Dengan kemampuan menggambar yang mumpuni, kamu dapat


mendesain storyboard dengan jelas. Storyboard yang jelas tersebut
akan lebih mempermudah anggota tim untuk memahami maksud
dari gambar demi gambar.

Jangan khawatir. Jika kamu tidak memiliki bakat gambar tingkat


dewa, kamu masih bisa mendesain storyboard jenis thumbnail, lho!
Masih ingat kan?

Namun, di era digital ini, menggambar storyboard diatas kertas juga


terkadang dibantu oleh software atau komputer untuk
menyempurnakan hasilnya. Hal-hal yang bisa dilakukan komputer
di sini yaitu memberikan warna background, mengatur lebar dan
panjang frame, menyempurnakan garis-garis gambar, dan lainnya.

Contoh Storyboard Dengan Framing Dan Angle


Yang Detail
Dengan frame dan angle yang detail, outline storyboard pada
contoh ini sudah jauh lebih rapi dibanding contoh pertama.

Selain membuat storyboard lebih menarik dan rapi, detail framing


dan angle disini tentu saja membantu para kameramen dan
sutradara untuk mengambil sudut gambar yang sesuai dengan
rencana awal di storyboard.

Detail yang seperti ini juga diperlukan dalam pembuatan video atau
film animasi. Meskipun menggunakan tokoh atau karakter fiktif,
framing dan angle juga penting dilakukan dalam proses storyboard
agar animasi terlihat lebih nyata atau realistis.
Framing dan angle inilah yang justru membedakan proses
pembuatan video yang profesional dengan yang pemula. Memang,
dengan adanya teknologi yang menyediakan ribuan software untuk
memproduksi animasi dengan mudah, hampir semua orang dapat
membuat video animasi karya mereka sendiri.

Adanya tata letak dan pengambilan sudut gambar dari storyboard


inilah yang menunjukkan bahwa produksi video melewati langkah-
langkah yang profesional sehingga menghasilkan karya yang
profesional pula.
Proses Pembuatan Storyboard Berdasarkan Contoh Di Atas

Untuk menggambar storyboard seperti detail di atas, terdapat


beberapa hal yang perlu kamu ketahui. Tapi, sebelumnya, kamu
harus tahu dulu bahwa kamu dapat menggunakan cara manual
atau menggunakan software untuk mendesain storyboard seperti
yang bisa kamu lihat di contoh di atas.

Adapun proses lebih lanjutnya meliputi:

 Catat poin-poin penting, ide, serta konsep yang akan


dimasukkan di dalam storyboard. Hal ini penting untuk
mengetahui hal-hal apa yang diperlukan dalam pembuatan
video secara keseluruhan. Adanya poin-poin penting tersebut
juga krusial untuk tetap menjaga produksi video dalam
jalurnya sehingga tetap sesuai dengan rencana awal.

 Storyboard pada dasarnya merupakan gambar serial, dan


dilengkapi uraian semua langkah dan keterangan yang
diperlukan. Pastikan frame demi frame di storyboard mu
masih saling berhubungan dan membentuk cerita dengan alur
yang menarik. Hal ini memudahkan tim produksi dan
penonton untuk memahami jalan cerita secara keseluruhan.

 Membuat sketsa kasar visual untuk semua


frame. Pertama-tama mulailah dengan gambar yang
sederhana seperti yang bisa kamu lihat lagi di jenis storyboard
thumbnail. Di sini, kamu hanya perlu fokus pada adegan dan
perilaku karakter saja yang nantinya bisa kamu kembangkan
lagi.
 Visual dengan jelas menampilkan adegan utama. Setelah
menggambar ide awal, saatnya menambahkan beberapa
elemen pembantu untuk memperjelas storyboard mu. Hal ini
termasuk penataan cahaya dan sudut pengambilan gambar.
Kamu bisa memberikan deskripsi ataupun panah sebagai
keterangan.

 Storyboard dapat dibuat menggunakan kertas dengan


tulisan manual atau dengan template yang disediakan
oleh beberapa software. Seperti yang sudah disinggung
sebelumnya, terdapat banyak cara untuk membuat
storyboard– dari manual hingga digital. Jika kamu
memutuskan untuk menggambarnya secara manual kamu
bisa menggunakan kertas putih (biasanya ukuran B4, A3, A4
atau sesuai kebutuhan) yang sudah dibagi menjadi beberapa
frame. Sedangkan jika kamu menggunakan software, kamu
bisa menggunakan template yang sudah disediakan.

Anda mungkin juga menyukai