Afirsta Irvi Bustania - 20223114
Afirsta Irvi Bustania - 20223114
Disusun Oleh :
BIDANG KEPERAWATAN
RS WAVA HUSADA
2023
BRONKITIS
A. Definisi
Bronkitis adalah infeksi saluran pernafasan yang menyebabkan inflamasi
yang mengenai trakea, bronkus utama dan menengah yang kebanyakan
disebabkan virus RSV, Virus influenza, virus parainfluensa dengan tanda dan
gejala timbulnya suara nafas yang berat dan kasar, demam dan produksi
dahak yang berlebihan (Nanda, 2014).
Bronkitis adalah proses inflamasi selintas yang mengenai trakea, bronkus
utama dan menengah yang memanifestasi sebagai batuk dan sesak karena
terjadi peningkatan pembentukan mukus, serta biasanya akan membaik tanpa
terapi dalam 2 minggu (IDAI, 2010).
Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya inflamasi
dan batuk sebagai tanda paling dominan, disebabkan oleh virus dan bakteri
dengan factor presdiposisi alergi, perubahan cuaca, dan polusi udara
(Ngastiyah, 2012).
Bronkitis adalah suatu infeksi saluran pernafasan yang menyebabkan
inflamasi yang mengenai trakea, bronkus utama dan menengah yang
bermanifestasi sebagai batuk, dan biasanya akan membaik tanpa terapi dalam
2 minggu. Bronkitis umumnya disebabkan oleh virus seperti Rhinovirus,
RSV, virus influenza, virus parainfluenza, Adenovirus, virus rubeola, dan
Paramixovirus dan bronkitis karena bakteri biasanya dikaitkan dengan
Mycoplasma pneumonia, Bordetella pertussis, atau Corynebacterium
diphtheria (Rahajoe, 2012).
Corynebacterium diphtheriae bronkitis dibagi menjadi dua:
1. Bronkitis akut
[Date]
40
2. Bronkitis kronis
B. Etiologi
Menurut Marni (2014), penyakit ini bisa disebabkan oleh virus dan
bakteri. Virus yang sering menyebabkan penyakit Respiratorik Syncytial
Virus. Penyebab lain yang sering terjadi pada bronkhitis ini adalah asap
rokok, baik perokok aktif maupun perokok pasif, atau sering menghirup udara
yang mengandung zat iritan.
[Date]
41
Ikatan Dokter Anak Indonesia tahun (2010) mengatakan:
a. Virus
Sebagian besar disebabkan oleh virus, antara lain yaitu Rhinovirus, RSV,
Virus Influenza, Virus para influenza, Adenovirus, virus rubeola dan
paramyxovirus. Tetapi zat iritan seperti asam lambung, atau polusi
lingkungan.
b. Bakteri
Jumlah bronkitis akut bacterial jauh lebih sedikit dari pada bronkitis akut
viral. Invasi bakteri ke bronkus dapat merupakan infeksi sekunder setelah
terjadi kerusakan permukaan mukosa oleh virus sebelumnya. Bakteri
penyebabnya diantaranya staphylococcus aureus, streptococcus
pnumoniae dan haemophilus influenza.
c. Faktor lingkungan
Karena terpapar polusi udara yang terus menerus seperti karena asap
rokok, perubahan cuaca.
C. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada bronkitis akut biasanya batuk, terdengar ronki,
suara yang berat dan kasar, wheezing, menghilang dalam 10-14 hari, demam,
produksi sputum. Kemudian untuk tanda dan gejala bronkitis kronis yaitu
batuk yang parah pada pagi hari dan pada kondisi lembab, sering mengalami
infeksi saluran napas (seperti pilek atau flu) yang dibarengi dengan batuk,
gejala bronchitis akut lebih dari 2-3 minggu, demam tinggi, sesak napas jika
saluran tersumbat, produksi dahak bertambah banyak berwarna kuning atau
hijau. Menurut Corwin (2009) tanda dan gejala bronchitis adalah:
c. Takipnea
d. Dispnea
f. Sianosis
[Date]
42
D. Patosfisiologi
Serangan bronkitis terjadi karena tubuh terpapar oleh agen infeksi seperti
virus maupun bakteri atau oleh agen non infeksi seperti asap rokok. Virus
masuk melalui saluran pernafasan, masa intubasi virus ini adalah selama 5
sampai 8 hari, setelah itu akan timbul gejala infeksi, agen infeksi ini akan
menyebabkan iritasi akan timbul respons inflamasi yang akan menyebabkan
edema mukosa yang akan mengganggu system pembersihan di paru.
[Date]
43
Saluran nafas dalam Invasi virus atau bakteri
Edema Hiperventilasi
Timbul reaksi balik
paru
Atelectasis
Kelelahan MK. Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
Hipoksemial
Pengeluaran energi MK. Intoleran aktivitas
berlebih
MK. Ketidakefektifan
pola nafas
Kebersihan mulut
menurun
[Date]
44
E. Komplikasi
Menurut Marni (2014) komplikasi bronchitis dengan kondisi kesehatan
yang jelek, antara lain:
a. Sinusitis
b. Otitis media
c. Bronkhietasis
e. Gagal napas
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan fungsi paru
Bertujuan untuk melihat batas normal kapasitas paru dan volume, apabila
ada kelebih atau kekurang itu menunjukkan malfungsi pada system paru.
Normalnya yaitu 12-16x / menit, yang dapat mengangkat udara sekitar
lima liter pada usia dewasa, dan pada usia anak normalnya adalah 24x /
menit. Nama alatnya yaitu spirometer.
2. Rontgen thoraks
c. PH normal 7,35-7,45
e. Total nilai normal CO2 yang terdapat pada plasma yaitu 24-31 mEq/l
[Date]
45
4. Pemeriksaan laboratorium
G. Penatalaksanaan
Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada penderita
dewasa bisa diberikan aspirin atau acetaminophen; kepada anak-anak
sebaiknya hanya diberikan acetaminophen. Dianjurkan untuk beristirahat dan
minum banyak cairan.
Jika gejalanya menetap atau berulang atau jika bronkitisnya sangat berat,
maka dilakukan pemeriksaan biakan dari dahak untuk membantu menentukan
apakah perlu dilakukan penggantian antibiotik.
A. PENGELOLAAN UMUM
Contoh :
[Date]
46
melakukan drainase postural dilakukan selama 10 – 20 menit, tiap
hari dilakukan 2 sampai 4 kali. Prinsip drainase postural ini adalah
usaha mengeluarkan sputum (secret bronkus ) dengan bantuan gaya
gravitasi. Posisi tubuh saat dilakukan drainase postural harus
disesuaikan dengan letak kelainan bronchitisnya, dan dapat dibantu
dengan tindakan memberikan ketukan padapada punggung pasien
dengan punggung jari.
B. PENGELOLAAN KHUSUS
[Date]
47
o Menentukan dari mana asal secret
2. Pengobatan simtomatik
4. Pengobatan hipoksia.
5. Pengobatan haemaptoe.
6. Pengobatan demam.
7. Pengobatan pembedahan
o Indikasi pembedahan:
[Date]
48
Pasien bronchitis yang terbatas tetapi sering mengaami infeksi
berulang atau haemaptoe dari daerakh tersebut. Pasien dengan
haemaptoe massif seperti ini mutlak perlu tindakan operasi.
o Kontra indikasi
o Syarat-ayarat operasi.
- Bagian paru yang lain harus masih baik misalnya tidak ada
bronchitis atau bronchitis kronik.
o Cara operasi.
o Persiapan operasi :
[Date]
49
H. Pengkajian
Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan
penentuan masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi,
observasi, psikal assesment.
1. Identitas klien
Penderita berjenis kelamin laki-laki, usia antara 50-60 tahun, biasanya
pasien menderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik bekerja di pabrik atau
merokok.
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang sering pada klien Penyakit Paru Obstruksi Krinis
yaitu: sesak nafas, batuk tak kunjung sembuh, ditemukan suara nafas
wheezing.
a) Keadaan umum
c) TB/BB
[Date]
50
d) Kulit
e) Rambut
f) Kuku
Inspeksi : lihat kondisi kukunpucat atau tidak, ada sianosis atau tidak
g) Kepala
h) Mata
i) Hidung
k) Telinga
[Date]
51
l) Thorax
m) Abdomen
n) Genetalia
o) Ekstremitas
b) Pola Nutrisi
c) Pola eliminasi
[Date]
52
e) Pola aktifitas dan istirahat
h) Pola persepsi
I. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang biasa terjadi pada pasien dengan bronkitis yaitu :
1. (D.0001) Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif bd proses infeksi dd mengi,
wheezing dan/ atau ronkhi kering
2. (D.0005) Pola Nafas Tidak Efektif bd depresi pusat pernafasan dd pola
nafas abnormal
3. (D.0130) Hipertermia bd proses penyakit dd suhu tubuh diatas nilai normal
[Date]
53
J. Perencanaan Keperawatan
1. (D.0001) Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif bd proses infeksi dd mengi,
wheezing dan/ atau ronkhi kering
Observasi:
a) Monitor pola napas (frekuensi,irama, kedalaman, upaya napas)
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Terapeutik
[Date]
54
Edukasi
Kolaborasi
Terapeutik
a) Sediakan lingkungan yang dingin
Edukasi
Kolaborasi
K. Evaluasi
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan proses infeksi
ditandai dengan mengi, wheezing dan/ atau ronkhi kering. Kriteria hasil
yang telah di tetapakan dalam tinjauan pustaka sebagai berikut pasien bisa
melakukan batuk efektif, ronkhi menurun.
2. Pola Nafas Tidak Efektif berhubungann dengan depresi pusat pernafasan
ditandai dengan pola nafas abnormal. Kriteria hasil yang telah ditetapkan
[Date]
55
dalam tinjauan pustaka yaitu frekuensi nafas pasien membaik, sesak
berkurang.
3. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan suhu
tubuh diatas nilai normal. Kriteria yang telah ditentukan tinjauan
pustakayaitu suhu tubuh kembali normal 36,5 C
[Date]
56
DAFTAR PUSTAKA
Kurniyawati Efi, 2015, Chest Physical Therapy dan Terapi Latihan (CPT)
PadaKardiopulmonal, diakses tanggal 2 Mei 2016, dari
efikurniyawati61.blogspot.co.id/2015/04/chest-physical-therapy-dan- terapi.html
[Date]
57
Asuhan keperawatan pada Tn, G di Rawat jalan
1. Asesmen Rawat Jalan
[Date]
58
[Date]
59
[Date]
60
[Date]
61
[Date]
62
[Date]
63
2. Data Penunjang
[Date]
64
[Date]
65
[Date]
66
46