Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Cerebellum

p-ISSN: 2407-4055  e-ISSN:-

Pengaruh Komunikasi Efektif Terhadap Kejadian Tidak


Diharapkan (KTD)

Muhammad Tegar Nurachman1,*, Iit Fitrianingrum2


1Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Kalimantan Barat, Indonesia
2Departemen Bioetika dan Humaniora, Fakultas Kedokteran, Universitas Kedokteran Tanjungpura, Kalimantan Barat,
Indonesia
*Korespondensi: tegarnurachman22@gmail.com

Abstrak
Latar Belakang: Komunikasi efektif merupakan aspek utama dalam membangun rasa saling percaya dengan
aspek fundamental. Melalui komunikasi yang baik, pasien dapat menyampaikan, mengungkapkan pendapat dan
bersikap baik saat berinteraksi dengan dokter maka melalui proses komunikasi dapat menciptakan hubungan
timbal balik antara kedua belah pihak. Salah satu peran utama dokter yaitu dapat memberikan edukasi yang bersifat
promotif dan preventif sehingga komunikasi yang disampaikan oleh dokter haruslah tepat agar tidak terjadi
kesalahpahaman.Tujuan: Artikel ilimiah ini menggambarkan mengenai pengaruh komunikasi efektif terhadap
kejadian tidak diharapakan (KTD) Metode: Penyusunan artikel ilmiah menggunakan pendekatan jurnal, buku,
serta literature review. Kesimpulan: Komunikasi efektif memiliki peran penting dalam membangun
keharmonisan terhadap pasien yang bertujuan untuk meningkatkan rasa saling percaya yang tinggi terhadap dokter
dalam proses pengobatan yang mana nantinya akan memudahkan dokter untuk memperoleh informasi klinis
selengkap mungkin serta akurat untuk mendiagnosis serta mencegah adanya kejadian tidak diharapkan dan kualitas
mutu pelayanan.

Kata kunci: Komunikasi efektif, Kejadian tidak diharapkan

Effect of Effective Communication on Unexpected Events (KTD)

Abstract
Background: The Effective of communication is the main aspect in building mutual trust with fundamental aspects.
Through good communication, patients can deliver, express opinions and behave well when interacting with
doctors, so through the communication process activity, it can creates a reciprocal relationship between the two
parties. One of the main roles of doctors is that they can provide promotional and preventive education so that the
communication delivered by the doctor must be correct and there is no misunderstanding. Purpose : This scientific
article described about the effect of The Effective communication on unexpected events (KTD). Methods: The
preparation of scientific articles uses the approach of journals, books, and literature reviews.Conclusion: The
Effective of communication has an important role in building harmony with patients in order to create patient trust
and confidence in doctors in the healing process. It was such as to get an easy access, complete and accurate
clinical data in diagnosing and preventing unexpected events and quality of service.

Keywords: Effective communication, Adverse event

pendapat dan bersikap yang baik saat berinteraksi


Pendahuluan
dengan dokter, dengan demikian melalui proses
Komunikasi efektif merupakan prioritas utama komunikasi dapat terjalin hubungan timbal balik
dalam pelayanan dokter pada pasien. Dokter antara kedua belah pihak.1,2
diharapkan mampu menjadi komunikator yang baik Komunikasi dilakukan dengan memberikan
selama proses komunikasi. Melalui komunikasi yang informasi yang akurat agar tidak menyebabkan salah
baik, pasien dapat menyampaikan, mengungkapkan persepsi. Pada pelayanan kesehatan, salah satu aspek

12 Jurnal Cerebellum 2022;8(2):12-15


DOI: 10.26418/jc.v%vi%i.54151
M. Tegar Nurachman et al  Pengaruh Komunikasi Efektif Terhadap Kejadian Tidak Diharapkan 13

atau kemampuan yang sangat perlu di perhatikan bahwa komunikasi atau interaksi terhadap pasien
yakni mempunyai keahlian dalam mewawancarai merupakan suatu faktor resiko terjadinya atapun
pasien yang biasa disebut dengan anamnesis pasien, penentu terciptanya insiden.8
dengan demikian hal tersebut diharapkan hubungan Dengan demikian salah satu peran utama dokter
antara dokter dan pasien mempunyai ikatan yang baik yaitu dapat memberikan edukasi yang bersifat
selama proses pengobatan yang berlangsung.3 promotif dan preventif sehingga komunikasi yang
Interkasi tidak efisien hendak berakibat kurang baik disampaikan oleh dokter haruslah tepat agar tidak
untuk penderita, sebagian besar peristiwa sentinel di terjadi kesalahpahaman dan mencegah terjadinya
rumah sakit diakibatkan sebab kegagalan komunikasi kejadian tidak diharapkan.
serta menyebabkan kematian.
Berdasarkan pada pasal 15 nomor 11 tahun 2017
Metode
dalam Peraturan Menteri Kesehatan menyebutkan
bahwa Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) Penyusunan artikel ilmiah menggunakan
merupakan peristiwa yang dapat menyebabkan pendekatan jurnal, buku, serta literature review.
hilangnya nyawa pasien, luka permanen dan luka
berat serta membutuhkan pengobatan yang intensif
baik jiwa dan raga, yang tidak terpaut dengan Pembahasan
perjalanan kondisi penderita. Terdapat bermacam
Interaksi yang terjalin dalam pelayanan kesehatan
berbagai peristiwa tidak diharapkan( KTD), ialah
antara tenaga kesehatan dengan pasien diketahui
salah berikan obat, salah membaca hasil pengecekan
dahulunya merujuk pada pendekatan paternalisme
laboratorium serta salah mendiagnosis penderita.4
yang mana pelaku pelayanan kesehatan memiliki
Keselamatan penderita jadi isu terbaru dalam
kedudukan yang tinggi dalam mengambil
pelayanan kesehatan rumah sakit semenjak tahun
keputusan ataupun yang lain, perihal tersebut tentu
2000 dengan meningkatnya peristiwa yang tidak
sudah saatnya diganti yang mana hubungan tersebut
diharapkan( KTD). Peristiwa tidak diharapkan ialah
harusnya setara antara dokter dan pasien. Efektifitas
sesuatu kejadian yang bisa menimbulkan perihal yang
dalam menjalin hubungan serta interaksi yang terjalin
tidak terduga ataupun tidak di idamkan sehingga
antara kedua belah pihak akan berakibat baik dalam
membahayakan keselamatan penderita.5 Berdasarkan
usaha pelayanan kesehatan, tentu hasil yang diperoleh
hasil riset yang dilakukan oleh The Joint Commission
yakni pasien akan mendapatkan kepuasaan dan
pada tahun 2016 menemukan dari sebagian rumah
kondisi yang nyaman, dampak lain yang didapatkan
sakit di Amerika ditahun 2015 sebanyak 744 kasus,
adalah rendahnya resiko terjadinya kejadian yang
permasalahan tersebut bersumber dari terjadinya
tidak harapkan, dan mecegah konflik yang terjalin
kesalahan dalam berkomunikasi antara pelaku
antara kedua belah pihak ialah dokter dan pasien.9
komunikasi terhadap pasien. diketahui bahwa
Tujuan komunikasi dokter serta penderita bisa
kesalahan dalam penyampaian informasi merupakan
menghasilkan ikatan interpersonal yang baik dimana
salah satu bentuk terciptanya suatu insiden atau
ikatan antara dokter serta penderita yang baik serta
kejadian yang tidak diharapkan.6 Pada penelitian
komunikatif hendak berakibat positif untuk penderita
Marjani 2015 menyebutkan agar selalu
semacam terwujudnya kepuasan pengetahuan serta
memperhatikan data klinis yang didapatkan dari
uraian penderita, kepatuhan terhadap penyembuhan
anamnesis atau wawancara medis, dampak yang
serta hasil kesehatan yang terukur. Dampak yang
terjadi jika data klinis kurang lengkap ataupun tidak
terjadi dari interaksi efektif oleh pelaku pelayanan
akurat dapat menimbulkan insiden terhadap pasien.
kesehatan terhadap pasiennya tentu dapat
Diketahui 70% kejadian yang tidak harapkan akan
mempengaruhi ikatan keduanya seperti:10
berdampak fatal pada keselamatan pasien seperti
1. Tingginya angka kesembuhan dan kepuasaan
kematian ataupun cedera yang parah. salah satu faktor
pasien, serta dapat menimbulkan kenyamanan yang
tersebut dikarenakan adanya kegagalan dalam
tentunya akan menurunkan risiko terjadinya
berkomunikasi.7 Didukung oleh penelitian Qomariah
malpraktik.
2015 didapatkan bahwa sebesar 13% ditemui adanya
2. Meningkatkan angka kepatuhan pasien
insiden terhadap pasien yang disebabkan dari
3. Mengurangi persilisihan oleh pelaku pelayanan
minimnya komunikasi sedangkan 87% jumlah
kesehatan terhadap individu yang terkait maupun
tersebut tidak ditemukannya insiden dikarenakan
pihak pendukung dari individu tersebut
adanya perlakuan komunikasi yang baik dan efektif
4. Mencegah adanya rasa kekhawatiran penderita
sehingga dengan demikan hasil tersebut menunjukan
14 Jurnal Cerebellum 2022;8(2):12-15

5. Dalam proses penentuaan keputusan penyakit informasi sejelas mungkin. Sehingga dokter pun
pasien atau diagnosis akan lebih tepat dan mampu mengetahui penyakit atau keluhan pasien
menyeluruh secara keseluruhan. Adapun bagian terpenting yang
Interaksi yang terjalin dapat dilaksanakan dengan harus dilakukan dalam proses berlangsungnya
pendekatan ataupun motode verbal dan non verbal wanwancara pasien atau anamnesis sabagai berikut:13
yang nantinya akan memudahkan pasien dalam 1. Toleransi
memahami kondisi serta keadaan yang dialaminya. Sikap toleransi yang merujuk pada kondisi
Hal tersebut tentu akan memudahkan dokter dalam keterbukaan berdasarkan dari hal kemauan
perencanaan tatalaksana maupun terapi yang partisipan yang membuka diri dalam
diberikan.10 Syarat wawancara ataupun anamnesis berkomunikasi terhadap lawan bicaranya.. Sifat
yang baik oleh dokter dan pasien apabila keterbukaan yang dibangun bertujuan agar
terpunuhinya beberapa syarat yaitu dokter tidak komunikasi antarpribadi yang terjalin efektif dan
terburu-buru, dokter tidak terbawa emosi, dokter kualitas komunkasi ditentukan dari seberapa
menggunkan bahasa yang dimengerti pasien, dan partisipan saling terbuka satu sama lain.
dokter paham keinginan pasien.11 2. Empati
Pada proses awal hubungan pelaku pelayanan Kemampuan seseorang untuk bisa merasakan
kesehatan biasanya dilakukan dengan mewawancarai berbagai hal dari lawan bicaranya agar dapat
pasien, hal tersebut bertujuan untuk menggali melakukan pemahaman terhadap pihak lain.
sebanyak mungkin informasi klinis dari pasien Empati dapat terjadi atau diterapkan secara verbal
yang menyebakannya datang ke rumah sakit. dengan atau nonverbal.
demikian dari proses tersebut akan memudahkan 3. Sikap Mendukung
dalam membuat suatu perencanaan serta tatalaksana Sikap saling mendukung antar partisipan bertujuan
terapi selanjutnya.3 Pada saat interaksi berlangsung untuk menciptakan situasi komunikasi antarpribadi
antara dokter dan pasien tentu memerlukan sesuatu yang efektif. Komunikasi antarpribadi dapat
metode ataupun pendekatan dalam mempermudah terjalin efektif bila kedua belah pihak tidak
jalannya proses anamnesis pasien, yakni dengan menumbuhkan sikap defensive. Tujuan lain dari
pendekatan ataupun metode reseptif serta metode sikap mendukung yaitu dengan saling menghargai
manipulatif. yang dimaksud dari metode reseptif lawan bicara, tanpa menyelak, menghargai dan
yaitu ketikan memperhatikan arah pandang pasien, memberikan timbal balik pesan sesuai dengan
penyampaian yang dilakukan pasien, menulis respon konteks yang sedang dibahas.
emosional penderita dan anggapan bagi pelaku 4. Sikap Positif
pewawancara sedangkan metode manipulatif yaitu Komunikasi interpersonal, setiap individu harus
merujuk pada hal diceritakan, membatasi ataupun memiliki kemampuan dalam menyadari terhadap
memusatkan cerita, memformulasikan persoalan, cara pandang dirinya sendiri dengan baik dan juga
memperjelas informasi yang didapat dan terakhir pada individu lain serta menerima dan memahami
merencanakan kesimpulan.3kualitas hasil yang baik akan pentingnya kondisi pihak yang berkaitan.
dari ikatan yang terjalin antara pelaku pelayanan 5. Kesejajaran
kesehatan terhadap penderita nantinya akan Komunikasi antarpribadi dapat efektif jika terdapat
menentukan dari suatu kepuasan penderita dalam kesetaraan di antara para partisipan yaitu dengan
kepatuhan proses penyembuhan. saling menghargai satu sama lain dalam
Proses dalam menciptakan suatu hubungan yang komunikasi, dengan memunculkan sifat
baik antar individu diperlukan adanya beberapa aspek keseimbangan antar individu yang bertujuan untuk
yang harus dipenuhi seperti dengan keadaan yang membangun rasa kenyamanan dan kesamaan antar
penuh keakraban, atensi, minimnya ketegangan, dan partisipan dalam berkomunikasi.
pendekatan emosional yang baik dari dokter maupun
penderita tersebut. Melalui pendekatan emosional
yang baik, ramah, dan juga sopan santun akan Kesimpulan
menciptakan kondisi yang nyaman bagi pasien pada
saat interaksi ataupun proses wawancara medis Komunikasi efektif memiliki peran penting dalam
berlangsung.12 membangun keharmonisan terhadap pasien serta
Komunikasi antarpribadi yang terjalin antara mengembangkan sensitivitas dokter dalam
dokter dengan pasien haruslah efektif, agar tidak memahami penderitaan pasien yaitu sikap empati.
terjadi kesalahpahaman dan mampu mendapat
M. Tegar Nurachman et al  Pengaruh Komunikasi Efektif Terhadap Kejadian Tidak Diharapkan 15

Komunikasi yang baik dari seorang dokter 6. Joint Commission On Accreditation Of


memudahkan data klinis yang lebih lengkap, dan Healthcare Organizations. U.S Department Of
mendiagnosis sehingga dapat mencegah kejadian Health And Human Services. Oakbrook Terrace,
Illinois Usa. 2016.
yang tidak diharapkan. Kegagalan komunikasi
7. Marjani, Farida, Et All. Pengaruh Dokumentasi
memberi pengaruh yang besar terhadap terjadinya Timbang Terima Pasien Dengan Metode
kejadian tidak diharapkan dan kualitas mutu Situation, Background, Assement,
pelayanan. Recomendation(Sbar) Terhadap Insiden
Keselamatan Pasien Di Ruang Medikal Bedah
Daftar Pustaka Rs. Panti Waluyo Surakarta. 2015.
8. Qomariah, Siti Nur; Lidiyah, Uyan Ari.
1. 1. Kementerian Kesehatan RI. Peran Hubungan Faktor Komunikasi Dengan Insiden
keluarga Prasanti D. Komunikasi Terapeutik Keselamatan Pasien (Correlation Of
Tenaga Medis Tentang Obat Tradisionalbagi Communication Factor With Patient Safety
Masyarakat. Mediator [Internet]. 2017;10(1):53- Incident). Journals Of Ners Community, 2015,
64. 6.2: 166-174.
2. Tanveer F, Shahid S, Hafeez Mm. Impact Of 9. Dianne Berry. Health Communication: Theory
Doctor’s Interpersonal Communication Skill On and Pratice. New Yor: McGraw-Hill
Patient’s Satisfaction Level. Isra Medical Journal Educational; 2007
[Internet]. 2018 Sep;10(5):306-309. Available 10. Arianto. Komunikasi Kesehatan: Komunikasi
From:https://www.researchgate.net/publication/ antara dokter dan pasien. JSTIKNA.
32 5603811. 2017;1(1):31-40
3. Setyawan, Febri Endra Budi. Komunikasi Medis: 11. Taylor SE. Psikologi sosial. Jakarta; Kencana:
Hubungan Dokter-Pasien. Magna Medica: 2012.
Berkala Ilmiah Kedokteran Dan Kesehatan, 12. Larasati, T. A. Komunikasi Dokter-Pasien
2017, 1.4: 51-57. Berfokus Pasien Pada Pelayanan Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Primer. Jurnal Kedokteran Universitas
Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Lampung, 2019, 3.1: 160-166.
Keselamatan Pasien, Pasal 15. 13. Panitra, Tommy Dwi, et al. Komunikasi
5. Nursery, S. M. C. Pelaksanaan Enam Sasaran Antarpribadi Dokter Dengan Pasien dalam
Keselamatan Pasien Oleh Perawat Dalam Membantu Penyembuhan Pasien di Klinik
Mencegah Adverse Event Di Rumah Sakit. Cendana. Koneksi, 2019, 3.1: 71-76.
Jurnal Keperawatan Suaka Insan (Jksi). 2018.
3(2), 1-10.

Anda mungkin juga menyukai