Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Erik Prastio MATA KULIAH : Hukum Kesehatan

NIM : 221010201182 DOSEN : Agus Purwanto S.Km,S.H,M.H


KELAS : 03HUKP13 MATERI : Informed Cousent

INFORMED COUSENT

Informed Cousent awalnya muncul sebab adanya keterikatan dari dokter dengan pasien melalui
transaksi teraupetik, yang akhirnya memunculkan hak dan kewajiban pada para pihak, baik dari pemberi
pelayanan (medical provider) maupun penerima pelayanan (medical receivers), yang harus tunduk pada
kontrak teraupetik. Provider harus mewujudkan pelayanan/tindakan yang tepat dan sesuai dengan
pengetahuan standar profesi yang dipunyainya. Receivers memiliki hak untuk dapat menentukan atau
mempertimbangkan pelayanan kesehatan.
Wila CH. Supardi, berpendapat bahwa hubungan pasien dengan (dokter, perawat, bidan, tenaga
kesehatan lainnya, dan rumah sakit), selain membentuk hubungan medik, juga membentuk hubungan hukum.
Sebagai hubungan medik maka hubungan tersebut akan diatur dalam kaida-kaidah medik. Sementara sebagai
hubungan hukum akan diatur oleh kaidah-kaidah hukum. Pasal 53 ayat (2) UU 36/2009, menjelaskan bahwa
tenaga kesehatandalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk memenuhi standar profesi dan
menghormati pasien. KMK nomor 585/1989, menjelaskan bahwa persetujuan diberikan oleh pasien atau
keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan/pelayanan kesehatan yang akan dilakukan terhadap
pasien tersebut.
The American Hospital Assosiation (AHA tahun-1992), telah menerbitkan Bill Of Right terhadap
pasien, sbb :
1) Hak atas kepedulian ( dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan lainnya, dan rumah sakit )
2) Penghormatan terhadap privasi dari pasien
3) Hak atas kerahasiaan informasi medis pasien
4) Hak untuk mendapatkan informasi yang jelas dan cukup bagi pasien
5) Hak untuk mendapatkan/diperlihatkan rekam medis/rekam kesehatan/medical record pasien
Pasal 1320 KUHP, menyebutkan bahwa untuk sahnnya suatu perjanjian, diperlukan empat syarat yang
harus dipenuhi, yaitu :
1. Kesepakatan mereka yang megikatkan diri
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
3. Suatu pokok persoalan tertentu
4. Suatu sebab yang halal

Zaakwarneming adalah mengambil alih tanggung jawab dari seseorang sampai yang bersangkutan
sanggup untuk mengurus dirinya sendiri. Dalam demikian perikatan yang timbul tidak berdasarkan suatu
persetujuan pasien tetapi berdasarkan suatu perbuatan hukum yaitu (dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan
lainnya) berkewajiban mengurus pasien dan setelah pasien sadar kembali (dokter, perawat, bidan, tenaga
kesehatan lainnya) berkewajiban memberikan informasi mengenai tindakan medis/pengobatan/pelayanan
kesehatan yangtelah dilakukannya dan mengenai segala kemungkinan yang timbul dari tindakan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai