Anda di halaman 1dari 46

HARI 1

Regions capitis et cervicalis

Pembagian Leher

Leher dapat kita bagi menjadi 2 daerah (region) besar, yaitu:

1. Regio Colli sensu strictiori (leher dalam arti yang sempit).


2. Regio Nuchae (tengkuk).
Kedua Regio dipisahkan oleh garis khayal antara processus mastoidesus dan acromion.

Regio Colli Sensu Strictiori

Regio ini dibagi oleh m.Sternocleidomastoideus menjadi 2 regio yang lebih kecil. Oleh karena
berbentuk segitiga, disebut:
1. Trigonum Colli Anterior
2. Trigonum Colli Posterior ( Trigonum Colli Laterale)
1) Trigonum Colli Anterior
Batas –batas
- Anterior : Linea Mediana
- Posterior : Pinggir depan m. sternocleidomastoideus
- Superior : Pinggir bawah corpus mandibulae (merupakan basis segitiga)
Puncaknya menuju ke kaudal, yaitu pada sternum.
Trigonum Colli anterior oleh os. hyoid dan venter posterior musculi digastrici, dibagi menjadi 2
regio: Regio Suprahyoid dan Regio Infrahyoid.

I. Regio Suprahyoid
Merupakan bagian dari trigonum colli anterior yang terletak di atas os. hyoideus.
Terdiri atas 2 segitiga:
1. Trigonum submentale
Terletak dibawah lengkung dagu.
#Batas:
 Dextra – sinistra : venter anterior musculi digastrici
 Posteroinferior : os. hyoid
Puncak segitiga : symphisis mental.
#Dasar : m.mylohyoideus

#isi :

1) L.n. submentale
2) Cabang – cabang kecil v. jugularis anterior
2. Trigonum submandibulae ( Trigonum submaxillare/ trigonum digastricus )
#Batas:
 Superolateral : basis mandibulae, processus mastoideus
 Inferomedial : venter posterior musculi digastrici, m.
stylohyoideus
 Anteromedial : venter anterior musculi digastrici
#Dasar:

Dari anteriuor  posterior:

 M. mylohyoideus
 M. hyoglossus
 M. constrictor pharyngis medius
#Isi:

1) Gl. Submandibulare
2) L.n. submandibulare
3) N. hypoglossus
4) a. lingualis, a. maxillaris externa
5) v.fascialis anterior
6) ramus muscularis untuk m. mylohyoid dan venter anterior musculi
digastrici.
II. Regio Infrahyoid
Bagian dari trigonum colli anterior di sebelah caudal os. hyoideus dan venter
posterior m. digastrici, oleh venter superior m. omohyoidei dibagi menjadi 2
bagian: Trigonum caroticum superior dan Trigonum caroticum inferior.
a. Trigonum Caroticum Superior ( trigonum caroticum )
#Batas:
 Dorsal : m. sternocleidomastoideus
 Ventrocaudal : m. omohyoideus venter superior
 Ventrocranial : m. digastricus venter posterior, m. stylohyoideus
#Dasar:

 M. Thyrohyoideus
 M. Hyoglossus
 M. Constrictor Pharyngis Medius
 M. Constrictor Pharyngis Inferior
#Isi:

1)
Bagian terminal a. carotis communis
2)
Pangkal a. carotis externa dan a .carotis interna Terbungkus dalam
3)
V. Jugularis interna vagina carotica
4)
N. vagus
5)
Truncus Sympathicus
6)
Cabang – cabang a. carotis externa
7)
Vena – vena yang mengikuti cabang – cabang a. carotis externa terrsebut
diatas
8) Lymphonodi cervicalis profunda
9) N. Accessorius
10) N. Hypoglossus
11) R. thyreohyoideus n. hypoglossi
12) Ansa Cervicalis
b. Trigonum Caroticum Inferior ( Trigonum musculare )
#Batas:
 Anterior : linea mediana colli
 Posterosuperior : venter superior m. omohyoidei
 Posteroinferior : pinggir depan bagian m. sternomastoid
#isi:

1) M. sternohyoideus
2) M. sternothyroideus
3) Isthmus gl.thyroidea
4) Larynx
5) trachea

2) Trigonum Colli Posterior (Trigonum Colli Laterale)


#Batas:
 Caudal : clavicula
 Lateral : tepi muka m.trapezius
 Medial : tepi belakang m.sternocleidomastoideus
#Dasar:

Dari superior  inferior:

 M. Splenius capitis
 M. Levator Scapulae
 M. Scalenus posterior
 Costa I dan digitasi I m.Seratus anterior
Oleh venter inferior m.omohyoideus, trigonum ini dibagi menjadi: Trigonum
Omotrapezoideus dan trigonum omoclaviculare.
I. Trigonum Omotrapezoideus ( Trigonum Occipital )
#Batas
 Anterior : m. Sternocleidomastoideus
 Posterior : m. Trapezius
 Inferior : venter inferior m.omohyoideus
Puncaknya : pada os occipitale
#Dasar
 M. Splenius Capitis
 M. Levator Scapulae
 M. Scalenus Medius Posterior
#Isi
1) N. accessorius
2) N. Occipitalis minor
3) Nn. Supraclaviculares
4) N. Cutaneus Colli
5) Plexus Brachialis bagian atas
II. Trigonum Omoclaviculare ( Trigonum subclavia )
#Batas
 Anterior : m. sternocleidomastoideus
 Superior : venter inferior m. omohyoideus
 Inferior : os. clavicula
#Dasar
 Costa I
 Digitasi I m. serratus anterio
#Isi
1) A. subclavia
2) Plexus brachialis
3) a/v. transversa colli
4) a/v. transversa scapulae

OTOT – OTOT PENYUSUN DINDING LEHER


1. Platysma Myoides
2. M. Sternocleidomastoideus
3. M. Trapezius
4. M. Splenius Capitis
5. M. Levator Scapulae
6. M. Semispinalis capitis
7. Mm. Suprahyoidei:
i. M. digastricus venter anterior et posterior
ii. M. Stylohyoideus
iii. M. Mylohyoideus
iv. M. Geniohyoideus
8. Mm. Infrahyoidei:
i. M. Sternohyoideus
ii. M. Sternothyroideus
iii. M. Thyrohyoideus
iv. M. Omohyoideus
9. Mm.Scaleni
i. M. scalenus anterior
ii. M. scalenus media
iii. M. scalenzus posterior
iv. M. scalenus minimus
10. M. Longus Colli
11. M. Longus Capitis
12. M. rectus capitis anterior
13. M. Rectus Capitis lateralis
OSSA CAPITIS

Ossa Capitis dapat dibagi menjadi 2 golongan:

1. Ossa Cranii
Terdiri dari 8 tulang:
 Os. frontale
 Os. parietal
 Os. occipital
 Os. temporal
 Os. Sphenoidale
 Os. Ethmoidale
2. Ossa Faciei
Terdiri dari 14 tulang (15 dengan os hyoideum):
 Choncha Nasalis inferior
 Os. Lacrimale
 Os. Nasal
 Vomer
 Maxilla
 Os. Palatinum
 Os. Zygomaticum
 Mandibul
Region Faciei

I. Musculi facei
II. Parotis
Glandula parotis
Merupakan kelenjar ludah terbesar, berbentuk segitiga dan tidak teratur. Keatas mencapai
meatus acusticus eksternus dan kebawah mencapai di bawah angulus mandibula.
Saluran gl. Parotis : ductus parotideus stenson, yang
Muara : papilla parotidea, papilla di vestibulum oris, berhadapan dengan gigi
molar II atas). Kelenjar parotis dibungkus oleh fascia colli superficial. Kelenjar ini
mengeluarkan saliva yang bersifat serous.

III. PALPEBRA
Palpebra merupakan pelindung bola mata dan terletak di bagian terdepan bola mata. Ada dua
macam, yaitu palpebra superior dan palpebra inferior. Batas pinggir palpebra disebut rima
palpebrae. Bagian lateral rima palpebrae disebut canthus lateralis (canthus externa) sedangkan bagian
medialnya disebut canthus medialis (canthus internus). Pada daerah canthus medialis terdapat
caruncula yang berwarna kekuning-kuningan. Disebelah lateral caruncula terdapat penebalan conjunctiva
bulbi, disebut plica semilunaris. Ini merupakan lipatan yang berbentuk bulan sabit. Didaerah canthus
medialislah air mata berkumpul sebelum masuk ke dalam punctumlacrimalis.
Pada margo palpebralis, tumbuh tiga deret cilia (bulu mata) yang berfungsi sebagai penahan kotoran
dari luar. Cilia ini melengkung ke arah luar. Pada margo palpebralis superior dan inferior di bagian
medial terdapat lubang saluran air mata, disebut punctum lacrimalis.
Palpebra dibagi menjadi dua bagian oleh sulcus orbitopalpebralis menjadi pars orbitalis dan pars
tarsalis. Di sebelah luar, palpebra dibatasi kulit yang sangat tipis sedangkan dibagian dalam dibatasi oleh
lapisan mucosa.
Di dalamnya terdapat otot, pembuluh darah, pembuluh lymphe, saraf dan beberapa macam kelenjar.
Keterangan gambar :
1. Supercilium
2. Pars supratarsalispalpebra superior
3. Pars tarsalispalpebra superior
4. Angulus oculi lateralis
5. Comissurapalpebralislateralis
6. Palpebra inferior
7. Limbus anterior palpebra
8. Limbus posterior palpebra
9. Angulus oculi medialis
10. Carunculalacrimalis
Struktur palpebra terdiri atas 4 lapis, yaitu
- Kulit.
- Otot
- Tarsus dan fascia
- Mucosa yang diuraikan tersendiri.
A. LAPISAN KULIT
Kulit pembungkus palpebra sangat tipis dan elastis. Mempunyai lapisan tanduk dan tersusun atas
sel-sel berlapis. Kulit melekat secara longgar dengan jaringan di bawahnya dan mengandung cilia,
kelenjar keringat dan kelenjar lemak.
B. LAPISAN OTOT
Otot-otot yang terdapat pada palpebra ialah
1. M.orbicularis oculi
Otot ini merupakan otot serat lintang yang tipis, berbentuk oval seperti ellips oleh karena serabut-
serabutnya berjalan melingkari rima palpebrae. Beberapa serabutnya meluas ke pipi, pelipis dan dahi.
Secara garis besar otot ini dibagi menjadi dua bagian ialah
a. Pars orbitalis :
Bagian ini terletak di pinggir, berbentuk cincin yang pipih dan lebih tebal daripada bagian yang lain,
yaitu pars palpebralis. Serabut-serabutnya melingkar pada margo orbitalis dan meluas ke pipi, pelipis dan
daerah supercilia. Origonya terdiri atas :
- Bagian dalam, merupakan bagian utama origonya pada bagian medial margo orbitae disamping
hidung.
- Bagian luar, dibentuk oleh beberapa serabut yang origonya pada pars anterior ligamentum palpebralis
medialis.
Pars orbitalis tidak mempunyai insertio tetapi serabut-serabutnya berjalan melingkar. Ini merupakan
sphincter mata. Permukaan luar otot dipisahkan dari kulit oleh jaringan-jaringan lemak yang tipis.
Permukaan dalamnya berhubungan dengan otot-otot yang berdekatan, yaitu disamping dengan
m.temporalis, di atas dengan m.corrugator spercilii dan di bawah dengan m.zygomaticus dan caput
zygomatii m.quadratus labii superior.
b. Pars palpebralis :
Bagian ini terletak di tengah, berbentuk setengah ellips pada masing-masing palpebra dan lebih tipis.
Bagian ini dibedakan menjadi preseptal dan pretarsal. Batas keduanya terlihat dari luar setinggi sulcus
palpebralis.

Ada beberapa komponen khusus m.orbiculanis oculi yang berasal dari pars orbitalis., preseptal dan
pretarsal. Komponen khusus pars orbitalis terdiri atas
- M. superciliaris dibentuk oleh beberapa serabut otot yg memanjang dari pinggir atas bagian tengah
pars orbitalis ke kulit bagian tengah alis mata.
- M. malaris merupakan serabut tipis yang menutupi m. zygomaticus, m. quadratus labii superior dan
melekat pada kulit pipi.
Pada preseptal hanya ada satu komponen khusus yaitu: m. merkel yang berasal dan preseptal inferior,
berjalan dari pars anterior lig. palpebralis medialis ke arah temporal bawah dan melekat pada kulit
pertengahan palpebra inferior.
Komponen khusus pretarsal ialah :
- M. lacrimalis anterior (M. Gerlach) adalah bagian luar dari origo pretarsal superior dan inferior yang
berada di depan fossa lacrimalis
- Pars lacrimalis (M. Horner) dibentuk oleh beberapa serabut bagian dalam pretarsal yang berjalan dan
origonya ke arah luar dan melekat pada jaringan ikat yang mengelilingi canaliculi superior dan
infenior
- Pars ciliaris (M. Riolani) berjalan sepanjang margo palpebralis di belakang follikel rambut dan bulu
mata.
- Pars subtarsalis merupakan serabut-serabut pars ciliaris yang berjalan di belakang muara kelenjar
Meibom.
Perlu diketahui lebih lanjut, bahwa :
- Serabut preseptalis (pars septalis) adalah bagian yang menutupi septum orbitale. Serabut ototnya
berasal dan lig. palpebralis medialis dan berjalan ke lateral rnencapai canthus lateralis. Serabut
preseptalis dan palpebra superior dan inferior pada canthus lateralis akan bertemu dan membentuk
raphe palpebrae lateralis yang akan melekat pada pars orbitalis Os. zygomaticus.
- Serabut pretarsalis (pars tarsalis) akan berjalan di depan tarsus, serabut ototnya berasal dan lig.
palpebralis medialis, berjalan ke lateral sepanjang tarsus untuk mencapai canthus lateralis. Serabut
pretarsal dan palpebra superior dan inferior akan bersatu membentuk tendon pretarsal dan melekat
pada tuberculum orbitalis lateralis.
VASCULARISASI
M. Orbicularis oculi mendapat nutrisi lewat
- Arcus arteriosus palpebralis.
- cabang a. facialis
- cabang a. ophtalmica
Venanya akan menuju ke v. facialis anterior, v. temporalis superficialis dan v. ophthalmica.

INNERVASI
Otot ini mendapat persarafan dari N.VII

2. M. Levator palpebrae
Serabut-serabut otot ini berasal dan dinding periosteum os. sphenoid di atas annulus zinnii
didepan foramen opticum, berjalan ke depan terletak diatas m. rectus superior dan makin melebar
berbentuk kipas. Kemudian otot ini akan membelah menjadi dua lekatan aponeurosis.
Otot ini mempunyai perlekatan pada :
a. Septa antara serabut-serabut m. orbicularis oculi yang membentuk sulcus pada kulit.
b. Permukaan depan atas tarsus.
c. Fornix superior conjunctiva
d. Lig. palpebralis lateralis dan medialis.
Otot ini mendapat persarafan dari N.III

3. M. Muller
Otot ini merupakan otot polos, origonya berasal dari permukaan dalam m. levator palpebrae.
Panjangnya 10 mm, berjalan ke arah depan bawah diantara m. elevator palpebrae dan conjunctiva
palpebralis serta berakhir pada tepi atas tarsus. Berfungsi untuk mempertahankan palpebra dalam
keadaan terbuka. Mendapat persarafan dan serabut-serabut sympathis dan ganglion cervicale
superior.

C. LAPISAN TARSUS
Tarsus merupakan pemadatan jaringan ikat fibrosa yang secara struktural memberi bentuk dan
menyokong palpebra. Tarsus tidak mengandung jaringan tulang rawan.
Tarsus superior lebih besar dari pada yang inferior, berbentuk semilunair, bagian yang horizontal
berbatasan dengan pars ciliaris (M. Riolani) pada margo palpebrae, Bagian yang semilunair panjangnya
25-30 mm. Permukaan anterior tarsus ini bersatu dengan aponeurosis m. lelevator palpebrae. Di bagian
medial membentuk lig. tarsalis medialis. Dibagian ini pula didapati punctum lacrimalis. Di bagian lateral
membentuk lig. tarsalis lateralis. Lapisan tarsus dipisahkan oleh janingan ikat longgar dengan m.
orbicularis oculi di bagian depan, dan berinsentio pada septum orbitale.
Tarsus inferior lebih tipis dan berbentuk ellips dengan lebar 5 mm. Permukaan posteriornya bersatu
dengan conjunctiva dan bentuknya menyesuaikan dengan curvature bola mata.
Lapisan tarsus mengandung kelenjar sebacea yang dikenal sebagai Glandula Meibom dimana
ductus excretoriusnya bermuara pada margo palpebrae. Jumlah glandula Meibom pada tarsus superior
lebih banyak daripada yang inferior. Glandula Meibom mengeluarkan minyak yang merupakan lapisan
superficial dari air mata dan berguna untuk mencegah penguapan yang cepat.
Septum orbitale ialah suatu fascia yang membentang di sebelah posterior m. orbicularis oculi
diantara sisi orbita dan tarsus. Pada palpebra superior bersatu dengan aponeurosis m. levator palpebrae.
Ke arah lateral bersatu dengan canthus lateralis. Ke arah peniorbita menutupi tuber culum orbitale. Pada
palpebra inferior, septum ini meluas ke reticulum laterale sepanjang tepi bawah tarsus. Septum orbitale
merupakan barrier antara palpebra dan bulbus oculi.

Palpebra mernpunyai beberapa kelenjar, yaitu


a. Kelenjar Meibom tampak sebagai garis-garis kekuningan yang berjajar pada lapisan tarsus dan
tidak berhubungan dengan follikel rambut.
b. Kelenjar Moll berbentuk spiral, merupakan kelenjar keringat.
c. Kelerijar Zeis : merupakan modifikasi kelenjar Meibom, berukuran lebih kecil dan berhubungan
dengan follikel rambut.
d. Kelenjar Krause dan Woifring merupakan kelenjar air mata tambahan, terdapat pada fornix
conjunctivae. Struktur histologi menyerupai kelenjar air mata. Menghasilkan sekresi mucin yang
menyerupai sekresi sel goblet.

VASCULARISASI
Palpebra mendapat pendarahan dari :
- Facial system yang berasal dari a. carotis external ialah :
- a. facialis
- a. temporalis superficial
- a. infraorbitalis
- Orbital system yang berasal dari a. carotis interna ialah :
- a. nasalis dorsalis
- a. frontalis
- a. supraorbitalis
- a. lacrimalis
Kedua sistim tersebut bercabang-cabang dan beranastomose membentuk suatu arcus yaitu arcus
marginalis dan arcus peripher.
Sistim vena mengikuti jalannya arteri dan terdiri dari :
- Bagian superficial (pretarsal)
- v. facialis anterior yang menuju ke v. jugularis interna.
- v. temporalis superficialis yang menuju v. jugularis externa.
- Bagian profunda (post tarsal)
- Vena dan daerah orbita menuju ke sinus cavernosus.
- v. facialis yang sebelah dalam menuju ke plexus pterygoideus, sinus cavernosus dan
vena bagian dalarn di daerah muka.
Aliran lymphenya dibedakan menjadi
a. Superficial (plexus pre tarsal) : menerima dari daerah kulit dan m. orbicularis.
b. Profunda (plexus post tarsal) : menerima dari bagian tarsal dan conjunctiva.
Kemudian cairan lyrnphe akan mengalir ke kelenjar lymphe preauricular, parotis dan submaxillaris.

INNERVASI
N. ophthalmicus memberi sensoris pada palpebra superior. Selain ini, saraf tersebut bersama-
samna n. maxillaris juga memberi sensoris pada palpebra inferior. N. facialis memberikan serabut-serabut
motoris pada m. orbicularis oculi. N. III (n. oculomotorius) mensarafi m. levator palpebrae. M. muller
mendapatkan serabut sympathis.
FUNGSI PALPEBRA
Fungsi utama palpebra adalah sebagai pelindung bola mata, baik terhadap benda asing maupun
terhadap sinar matahari. Juga menjaga agar cornea tetap bersih dan basah. Kontraksinya m. levator
palpebrae akan menyebabkan palpebra superior terangkat. Sedangkan m. Muller akan mempertahankan
terbukanya palpebra, oleh karena otot ini akan memberikan tarikan secara langsung ke tarsus.
Menutupnya palpebra disebabkan karena kontraksinya m. orbicularis oculi yaitu pars
palpebralisnya.
Gerakan mengedip adalah suatu refieks spontan, volunter atau spasmodik. Refleks ini dibedakan
menjadi :
a. Refleks sensoris dan rangsangan pada palpebra, conjunctiva dan cornea.
b. Refleks mengedip optical, terjadi melalui N.II. Misalnya oleh karena silau atau ancaman.
Mengedip spontan terjadi secara teratur pada waktu orang itu terjaga (tidak tidur). Kekuatannya
dapat ditekan oleh karena alkohol dan dapat dipercepat oleh status emosi. Mengedip volunter pada
umurnnya monoculer dan membutuhkan kontraksi pars orbitalis m.orbicularis oculi.

HARI 2
ORBITA

2.1 Bentuk

Cavum orbita merupakan suatu ruangan berbentuk piramida sisi empat.Terdapat sepasang, kanan
dan kiri. Orbita memiliki bagian – bagian :
b. Basis orbita: berbentuk segi empat, merupakan pintu masuk ke dalam orbita,karenanya
disebut aditus orbitae. ini menghadap ke depan dan sedikit lateral. Tepi atas dan tepi
bawahnya masing-masing disebut margo supraorbitalis dan margoinfraorbitalis. Basis
orbitae ini dibentuk oleh bagian-bagian tulang :os frontale, os zygomaticus dan maxilla
serta sutura-sutura : frontomaxillaris, zygomaticofrontalis dan zygomaticomaxillaris.
c. Apex orbita: terdapat pada ujung medial fissura orbitalis superior dekat canalis opticus.
Dibentuk oleh foramen opticum.
d. Atap orbita: disebelah depan adalah pars orbitalis ossis frontalis sedangkan di sebelah belakang
ialah ala magna ossis sphenoidalis. Antara kedua tulang ini dihubungkan oleh sutura
sphenofrontalis. Dinding atap ini tipis, pada orang tua substansinya mirip periosteum. Atap ini
membatasi orbita dengan fossa cranii anterior.
e. Dasar orbita :
 di bagian anterolateral dibentuk oleh facies orbitalis ossis zygomaticus.
 di bagian tengah oleh facies orbitalis maxillae
 di bagian belakang oleh processus orbitalis ossis palatini.
Dasar orbita ini membatasi orbita dari sinus maxillaris.
f. Dinding lateral: merupakan dinding yang paling tebal, perluasannya kiri dan kanan akan
mernbentuk sudut hampir900. Disebelah depan dibentuk processus frontalis ossis zygomaticum
sedangkan disebelah belakang dibentuk oleh ala magna ossis sphenoidalis dan pars orbitalis
ossis frontalis.
g. Dinding medial : dari depan ke belakang berturut-turut dibentuk oleh processus frontalis
maxillae, os lacrimalis, lamina orbitalis ossis ethmoidalis dan sebagian kecil corpus
sphenoidalis. Dinding ini paling tipis, licin, kanan dan kiri hampir sejajar dan letaknya vertikal.
Dinding ini membatasi orbita dengan sinus ethmoidalis, sinus sphenoidalis dan cavum nasi.

A. BANGUNAN-BANGUNA PADA DINDING ORBITA

Gambar Cavum Orbita


Keterangan gambar:
1. Margo supraorbital
2. Foramen supraorbital
3. Canalis opticus
4. Margo medialis
5. Maxilla, proc. Frontalis
6. Margo infraorbitalis
7. Foramen zygomaticofaciale
8. Os zygomaticum, facies orbitalis
9. Os zygomaticum, proc. Frontalis
10. Os. frontale, proczygomaticum

1. Antara atap dan dinding medial


Disini terdapat sutura-sutura : frontomaxillaris, frontolacrimalis, frontoethmoidalis dan
sphenofrontalis. Pada sutura frontoethmoidalis terdapat dua lubang yaitu yang di depan disebut
foramen ethmoidale anterior sedangkan yang di belakang disebut foramen ethmoidale posterius.
Ini untuk lewat vasa ethmoidale anterior dan posterior. Canalis opticus ialah saluran yang
dibentuk oleh corpus sphenoidale dan ala parva ossis sphenoidalis. Ini terdapat pada apex orbitae
dan dilewati oleh N.Opticus dan a. ophthalmica.

2. Pada atap
Di bagian anterolateral terdapat fossae glandulae lacrimalis sedangkan pada ujung anteromedial
terdapat fossa lebih kecil disebut fovea trochealis. Di samping fovea ini terdapat spina
trochlearis.
3. Antara atap dan dinding lateral
Disini terdapat fisura orbitalis supenior. Fissura ini dibatasi oleh corpus dan kedua ale ossis
sphenoidalis. Di bagian dorsomedial, fissura ini lebar, dan makin menyempit ke arah
lateroventral. Bangunan-bangunan yang melalui fissure ini ialah N.Frontaiis, N.Lacrimalis,
N.Nasociliaris, N.Ophthalmicus N.Oculomotorius, N.Trochlearis, N.Abduscens,
V.Ophthalmicus, Plexus sympathicus dan ramus meningea a.ophthalmica.
4. Pada dinding lateral
Disini dijumpai foramen zygomaticofaciale yang dilewati oleh N.Zygomaticus dan vasa kecil
cabang vasa lacrimalis.
5. Antara dinding lateral dan dasar orbita
Disini dijumpai fissura orbitalis inferior. Celah ini berlawanan dengan fissura orbitalis superior,
karena makin ke arah lateroventral makin lebar. Fissura ini menghubungkan orbita dengan fossa
infratemporalis dan fossa pterygopalatina. Kedua fissura tersebut diatas akan bertemu pada sudut
mediodorsal. Bangunan-bangunan yang melewatinya ialah N.Maxillaris, vasa infraorbitalis,
N.Zygomàticus dan ganglion sphenopalatinum.
6. Pada lantai atau dasar:
Disini terdapat sulcus infraorbitalis yang dimulai dan pertengahan fissura orbitalis inferior
menerus ke depan untuk membentuk canalis infraorbitalis dan berakhir sebagai foramen
infraorbitale. Ini dilewati oleh van infraorbitale.
7. Pada dinding medial.
Disini terlihat tiga sutura vertikal berturut-turut dari depan ke belakang ialah lacrimornaxillare,
lacrimoethmoidale dan sphenoetmoidale. Disebelah depan dijumpai sulcus lacrimalis dan fossa
sacci lacrimalis untuk menerus pada canalis nasolacrimalis. Batas depan dan belakang sulcus
lacrimalis ini disebut crista lacrimalis anterior dan posterior.
Pelapis orbita

Didalam orbita didapati :


1. Periorbita atau fascia orbitae ialah periosteum dinding orbita. Terdapat mulai dari
margo orbitae, kemudian melanjut sebagai septum orbitae yang melekat pada bagian
atas tarsus. Juga ada beberapa serabut septum orbitaeyang menuju ke otot-otot.
2. Fascia bulbi disebut juga capsula Tenon ialah fascia yang mengelilingi bulbus oculi.
Memisahkan bola mata dari lemak orbita. Meskipun demikian, fascia ini tetap dipisahkan
dari bulbus oculi oleh spatium episclerale. Disebelah frontal fascia bulbi melekat pada sc lera
dan berhubungan erat dengan jaringan subconjunctiva. Di sebelah posterior fascia bulbi
menghilang didekat N.Opticus dengan jalan melekat pada sclera dan duramater. Fascia ini
ditembus oleh otot-otot extrinsik bola mata.
3. Corpus adiposum orbitae ialah jaringan lemak yang mengisi orbita. Ditembus oleh N.II
dan selubungnya. Disebelah frontal ditutupi oleh fascia bulbi dan septum orbitae.
Oleh karena orbita dikelilingi tulang dan satu-satunya jalan yang terbuka adalah kearah depan,
maka setiap pembesaran baik bulbus oculi maupun bangunan disekitarnya akan mengakibatkan
bola mata terdorong kedepan dan terlihat menonjol. Keadaan ini disebut protrusio bulbi.
Bangunan-bangunan yang terdapat didalam orbita ialah :
a. Bulbus oculi
b. Glandula lacrimalis
c. N.Opticus
d. Otot-otot extrinsik bola mata dan m..levator palpebrae
e. N.III, N.IV, N.VI dan N.Ophthalmicus
f. Ganglion ciliare
g. Vascular

HARI 3
HARI 4
I.MUSCULI EXTRINSIK BULBI
Kedua bola mata digerakkan oleh otot-otot extrinsik bola mata. Pada setiap mata terdapat 6 otot
penggerak bola mata yang terdiri dari 4 musculi recti dan 2 Musculi obliqui.
Musculi recti
 Origo: annulus tendineus communis Zinii sekeliling N.II yang terletak pada apex orbitae.
 Insertio: menuju kebagian sisi kuadran bola mata sesuai dengan letaknya dan akhirnya
melekat pada sclera. Letak insertionya pada sclera tidak sama jauh jaraknya terhadap limbus
yaitu :
- m.rectus medialis berjarak : 5 mm
- m. rectus inferior berjarak : 6 mm
- m.rectus lateralis berjarak : 7 mm
- m.rectus superior berjarak : 8 mm
Musculi obliqui
M.obliquus superior dan m.obliquus inferior.
M.obliquus inferior
 Origo: dinding nasal orbita, beberapa milimeter dan margo orbitalis berjalan dibawah
m.rectus inferior, melengkung sekeliling bola mata
 Insertio: pada sclera dibawah (profundal) m.rectus lateral.
M.obliquus superior
 Origo: annulus tendineus Zinnii diatas m.rectus superior, berjalan ke depan menuju trochlea
yang melekat pada bagian nasal margo orbitalis superior, kemudian berjalan ke bawah luar
 Insertio:melekat pada sclera di bawah m.rectus superior.
Ke enam otot extninsik bola mata tadi menyebabkan rotasi bola mata melalui sumbu-sumbu vertikal,
horizontal sagital. Pusat rotasi kurang lebih sesuai dengan pusat bola mata, sehingga gerakan akan bebas
ke segala arah.
Keterangan gambar:
1.M.rectus superior
2.M.rectallateralis
3.M.obliquus inferior
4.M.rectus inferior
5.M.rectusmedialis
6.M.obliquus superior,tendo

Gambar Oculus Tampak Dorsal tampak musculi ekstrinsik oculi


Gerakan pada sumbu vertikal meliputi adduksi dan abduksi. Gerakan pada sumbu horizontal meliputi
elevasi dan depresi. Gerakan pada sumbu sagital meliputi torsi atau rotasi yang terdiri dari intorsi
(endorotasi) dan extorsi (exorotasi).

Kecuali m.rectus lateralis dan medialis, yang hanya mempunyai fungsi adduksi dan abduksi, otot-otot
lainnya mempunyai fungsi ganda yakni fungsi utama (primiar) dan fungsi tambahan (sekunder).
OTOT FS .UTAMA FS. TAMBAHAN
m. rectus lateralis Abduksi -
m. rectus medialis Adduksi -
m. rectus superior Elevasi adduksi, intorsi
m.rectus inferior Depresi aduksi, extorsi
m.obliquus sup Depresi abduksi, intorsi
m.obliquus inf Elevasi abduksi, extorsi

A. GERAKAN DUA MATA


Hasil kerja otot dapat dilihat dari arah pandangan dimana otot tadi berfungsi secara dominan.
Pada setiap gerakan bola mata, beberapa otot dan kedua mata akan bekerja bersama-sama. Tetapi bila
gerakannya tertuju pada salah satu arah pandangan dari ke enam arah cardinalnya, maka hanya ada satu
otot yang bekerja predominan pada arah itu. Ke enam arah cardinal ( utama ) ialah :
OTOT PREDOMINAN
ARAH GERAKAN MATA KANAN MATA KIRI
Ke kanan Rectus lat Rectus med
Ke kiri Rectus med Rectus lat
Ke kanan atas Rectus sup Obliq inf
Ke kanan bawah Rectus inf Obliq sup
Ke kiri atas Obliq inf Rectus lat
Ke kiri bawah Obliq sup Rectus inf
Pergerakan mata lurus ke atas dan lurus ke bawah tidak gerakan cardinal karena disini tidak ada
pasangan otot (yoke muscles) yang bertanggung jawab.

Pergerakan kedua mata dapat dibedakan menjadi :


1. Versi (conjugate) yaitu gerakan terkoordinir dari kedua mata ke arah yang sama.
Macamnya : - dextroversi : ke arah kanan.
- levoversi : ke arah kiri
- supraversi : ke arah atas
- infraversi : ke arah bawah
- dextrocycloversi : pergerakan memutar dari kedua mata ke kanan (clockwise)
- levocycloversi : pergerakan memutar dan kedua mata ke kiri (counter clockwise).
Gerakan ini menggambarkan bahwa pada setiap mata, pasangan otot yang synergisticataupun agonis
akan kontraksi bersama-sama, sedangkan pasangan yang antagonis akan relaksasi serentak.
2. Vergens (disjunctive) yaitu gerakan terkoordinir dari kedua mata pada arah yang berlawanan.
Macamnya : - Convergens : masing-masing mata bergerak ke medial
- Divergens : masing-masing mata bergerak ke lateral
Pada pergerakan mata yang terkoordinir, satu otot dan satu mata bergandengan dengan satu otot dan
mata yang lain ini yang disebut yoke muscle. Menurut hukum Hering, pada setiap gerakan mata
bersama, yoke muscle ini mendapat rangsangan kekuatan yang sama.
 M.rectus lateralis rnendapat persarafan dari N.VI.
 M.obliquus superior mendapat persarafan dari N.IV.
 MM.recti superior, medialis, inferior dan m.obliquus inferior mendapat persarafan
dari N.III.

KONTROL SARAF PADA GERAKAN MATA


Otot-otot extninsik bola mata dipengaruhi oleh tiga sistim utama, ialah :
a. Sistim afferen : mempunyai beberapa komponen.
- Rangsangan visual berjalan pada visual afferent pathway, sehingga kesadaran visual tentang
suatu obyek akan merangsang/ menimbulkan gerak mata pada bentuk tertentu. Ini merupakan
bagian dan refleks psycho optical.
- Rangsangan proprioceptive timbul dan 1abyrinth, otot leher dan otot extrinsik bola mata. Ini
adalah postural refleks.
- Rangsangan. auditor timbul di telinga dalam.
b. Sistem efferent : ini mempunyai beberapa komponen.
- Cortical centre / frontal centre, berhubungan dengan produksi gerakan binoculair sebagai akibat
dari respons terhadap perintah.
- Occipital centre berkepentingan dengan produksi gerakan binoculair dalam menanggapi respons
terhadap rangsangan visual sehingga merupakan bagian dan refleks psycho optical. Hemisphere
kanan berkepentingan dengan gerakan ke kiri, sedangkan hemisphere kiri berkepentingan dengan
gerakan ke kanan.
- Intermediary centre/ supranucleair centre ditentukan di dalam bagian tectal dan mid brain dalam
region colliculus superior untuk gerakan vertikal dalam pretectal untuk convergensi serta dekat
nucleus N.VI untuk gerakan ke lateral.
- Nucleus cranialis III, IV dan VI dan juga saraf cranialnya akan mengatur otot-otot tertentu.
c. Sistim motor extra pyramidalis.
Sistim ini merupakan mekanisme saraf yang kompleks, terdiri dari pusat cortex, ganglia basalis,
massa nucleair pada mid brain, formatio reticularis dan cerebellum. Sistim ini bertanggung jawab pada
pemeliharaan tonus otot, ritme yang tepat dan sangat penting dalam mengadakan gerakan mata yang
tepat.
Pada bayi baru lahir, pergerakan kedua mata tidak tertur dan tidak terkoordinasi. Pada umur 4
minggu, refleks fiksasi bersama sudah mulai terbentuk dan kedua mata bayi dapat mengikuti cahaya
yang digerakkan secara perlahan-lahan. Sejak umur 3 bulan kedua mata sudah dapat mengikuti segala
benda yang bergerak meskipun kadang-kadang masih terdapat kelainan deviasi. Pada umur 6 bulan
fovea centralis sudah berkembang. Jadi bila masih terdapat gerak mata yang tidak teratur pada bayi
berumur lebih dari 6 bulan, menunjukkan bayi itu menderita strabismus (juling) dan harus segera
dilakukan tindakan.
Pada mata dikenal dua macam istilah istirahat mata, yaitu :
1. istirahat anatomis : ialah kedudukan mata pada waktu tidur dimana pupil terletak temporal atas.
Hal ini untuk penyesuaian dari bola mata dengan ruang orbita, sehingga dengan demikian tak ada
tarikan pada N.II. Hal ini terjadi oleh karena tonus otot-otot extrinsik bola mata.
2. Istirahat fisiologi : terjadi pada waktu seseorang melihat jauh atau melamun dimana pada mata
tidak ada akomodasi.

A. GLANDULA LACRIMALIS
Glandula lacrimalis terletak pada dinding superolateral orbita, di belakang margo orbitae.
Kelenjar ini oleh aponeurosis m. levator palpebrae dibagi menjadi pars orbitalis (pars superior) dan pars
palpebralis (pars inferior) akan tetapi di bagian belakang tetap berhubungan.
Permukaan atas cembung mengikuti permukaan dalam fossa grandulae lacrimalis ossis frontalis
dan melekat pada perioseum melalui jaringan fibreus. Sedangkan permukaan bawahnya cekung,
mengikuti permukaan bola mata diatas m. levator palpebrae. Batas bagian depannya sejajar margo orbitae
sedangkan batas bagian belakangnya ialah septum orbitale. Disebelah lateral dibatasi oleh m.rectus
lateralis dan di medial oleh aponeurosis m. levator palpebrae.
Pars palpebralisnya kira-kira setengah ukuran pars orbitalis. Terdiri dari 3-4 lobulus dibawah
aponeurosis m. levator palpebrae tepat diatas conjunctiva fornicis superior bagian lateral.
Semua ductus glandula lacnimalis akan melalui pars palpebralis dan bermuara pada conjunctiva
fornicis superior bagian lateral.
Secara mikroskopis glandula lacrimalis merupakan kelenjar serosa yang terdiri dari lobulus-
lobulus. Setiap lobulus dibentuk oleh tubulus-tubulus. Setiap tubulus dibatasi di bagian dalamnya oleh sel
cylindris yang mengelilingi lumen sentralis dan di bagian luarnya dibatasi oleh sel pipih (basalis) yang
menempel pada membrana basalis. Sel basalis ini bersifat kontraktil.
Stroma glandula lacrimalis terdiri dari jaringan ikat elastis, jaringan limfoid dan sel plasma.
Susunan jaringan ikat makin bertamhah dengan bertambahnya umur.

VASCULARISASI
Pendarahan glandula lacrimalis berasal dari a. lacrimalis cabang a. ophthalmica cabang arteria
maxil1aris.
Aliran venanya melalui v. 1acrimalis yang akan mengalir ke v. ophthalrnica superior dan terus ke
sinus cavernosus.

ALIRAN LYMPHE
Cairan lymphe dan glandula lacrimalis bersama-sama dengan cairan lymphe dan conjunctiva dan
palpebra akan menuju ke llnn. preauricularis.

INNERVASI
Persarafan glandula lacrimalis berasal dari :
a. N. lacrimalis yang bersifat sensoris
b. Serabut sympathis dan ganglion cervicale superior.
c. Serabut parasympathis berasal dari nucleusnya dalam pons cerebri dan berjalan bersama
n. lacrimalis.
Serabut sympathis dan parasympathis membentuk efferen (secremotor), serabut sympathis memelihara
sekresi normal (basal) sedangkan parasympathis utuk refleks lacrimasi.
Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa pada keadaan normal air mata dihasilkan oleh kelenjar
lacrimalis accessorius dan sel-sel kelenjar conjunctiva yang tidak dipengaruhi persarafan tersebut.
B. GLANDULA LACRIMALIS ACCESSORIUS
Glandula lacnimalis accessonius terdiri dari kelenjar Krause dan kelenjar Wolfring. Susunan
kelenjar ini menyerupai kelenjar lacrimalis, hanya lebih kecil. Kelenjar Krause berbentuk lobulus dengan
satu ductus dan terletak dalam conjunctiva fornicis bagian lateral. Kelenjar Wolfring merupakan lobulus-
lobulus tanpa ductus yang tersebar dalam conjunctiva diatas tarsus.

C. DUCTUS LACRIMALIS

Saluran lacrimalis dimulai dari punctum lacrimalis kemudian berturut-turut masuk ke dalam
canaliculi lacrimalis, sacus lacrimalis dan ductus nasolacrimalis yang berakhir pada meatus nasi
inferior.
Punctum lacrimalis merupakan lubang kecil pada papilla lacrimalis yang terdapat pada canthus
internus. Ada 2 macam, yaitu punctum lacrimalis superior dan inferior. Lubang ini dikelilingi oleh
jaringan ikat yang relatif tebal dan avascular, sehingga nampak lebih pucat.
Canaliculi lacrimalis merupakan lanjutan punctum lacrimalis. Tepat di belakang punctum,
canaliculi ini melebar dan terletak vertical, lalu menyempit dan terletak horizontal ke medial masuk ke
dalam sacus lacrimalis. Pada umumnya sebelum masuk sacus lacrimalis, canaliculi superior dan inferior
akan membentuk canaliculi comunis dan agak melebar disebut pula ampula Maier. Canaliculi ini dilapisi
oleh sel epithel berlapis yang dikelilingi oleh jaringan elastis.
Saccus lacrimalis terletak dalam fossa lacrimalis dan benbentuk seperti kantong serta dikelilingi
oleh crista lacrimalis anterior dan crista lacrimalis posterior.
Ductus nasolacrimalis merupakan lanjutan sacus lacrimalis yang berbentuk saluran dan
kebawah akan bermuara pada meatus nasi inferior. Mucosa saluran lacrimalis membentuk lipatan seperti
katup yang di beberapa tempat disertai penyempitan untuk mencegah regurgitasi lendir atau udara dari
rongga hidung ke saluran lacrimalis.

VASCULARISASI
Arteri yang mendarahi sistem lacrimalis ialah :
a. a. palpebralis superior media
b. a. palpebralis inferior
c. a. angularis
d. r. nasalis a.sphenopalatina

INNERVASI
- Sensoris : dari N.infratorchlearis.
- Motoris : berasal dari N.facialis

D. ALIRAN LACRIMAL
Produksi air mata dapat terjadi karena :
 Sekresi basal yang dilakukan oleh glandula lacrimalis accessorius.
 Refleks lacrimasi
 Psikis misalnya karena emosi.
 Pengaruh obat-obatan.
Air mata membentuk lapisan tear film yang terdiri dari lipid, air dan mucin. Air mata dapat dikatakan
merupakan sumber utama oxigen untuk cornea. Tanpa rangsangan terhadap refleks lacrimasi air mata
mengalir secara terus menerus sepanjang hari kecuali pada waktu tidur. Pada waktu kelopak mata
terbuka, ampula dan canaliculi lacrimalis terbuka dan timbul tekanan negatip karena elastisitasnya
sehingga air mata terisap ke dalam punctum lacrimalis, sementara sacus lacrimalis dalam keadaan colaps
menekan isinya ke dalam ductus nasolacrimalis. Ketika kelopak mata menutup, rima palpebralis bergerak
ke arah nasal menekan air mata ke arah sacus lacrimalis, sementara isi canaliculi tertekan ke dalam sacus
lacrimalis yang membuka akibat tarikan otot preseptalis dan m.orbicularis oculi.
Jadi yang berperan dalam pengaliran air mata adalah pompa palpebra, canaliculi serta pompa sacus
lacrimalis.
Air mata masuk ke dalam hidung karena valvulanya secara sinchron membuka ketika kelopak mata
terbuka, dan waktu sacus lacrimalis dilatasi ketika kelopak mata menutup, valvulanya menutup pula
untuk mencegah regurgitasi.
HAR 5

OCULUS
SKEMA PEMBAGIAN ORGANON VISUUM

ORGANON VISUUM

ORGANON OCULUS
OCULI ACCESORI

N.OPTICUS BULBUS
OCULI
GLANDULA CONJUNGTIVAPALPEBRA
MUSCULI OCULI
LACRIMALIS

ISI BULBUS SELUBUNG


OCULI BULBUS OCULI

CORPUS LENSA HUMOR TUNICA TUNICA


TUNICA FIBRO
VITREUM CRYSTALIN AQUOSUS NERVOSA VASCULOSA

1. BULBUS OCULI
Pada bulbus oculi didapati dua buah kutup, yaitu polus anterior dan polus posterior. Polus
anterior merupakan titik pusat cornea. Selain itu juga kita kenal suatu titik yang disebut Nodal Point
yang dianggap sebagai pusat optik mata. Titik ini letaknya ±7 mm di belakang cornea. Garis khayal
yang menghubungkan polus anterior dan titik Nodal disebut axis optica. Axis optica akan memotong
dinding belakang bola mata pada polus posterior. Axis optica kedua bola mata hampir sejajar. Jadi
berbeda dengan axis orbitae. Seperti di ketahui bahwa di retina terdapat suatu lekukan yang disebut
fovea centralis di macula lutea. Garis khayal yang menghubungkan benda yang dipandang, titik nodal
dan macula lutea disebut axis visualis. Sudut yang dibentuk antara axis optica dengan axis visualis
disebut sudut gamma.
Keterangan gambar:
1. Stratum nervosum retinae
2. Stratum pigmentosum retinae
3. Lensa
4. Iris
5. Kornea
6. Humor aquosus
7. Limbus kornea
8. Corpus ciliare
9. Sclera
10. M.rectus lateral
11. Corpus vitreus

Gambar Bulbus Oculi Potongan Horisontal Setinggi


tempat keluar N. Opticus

KELAINAN CONGENITAL
1. Anophthalmia : ialah keadaan dimana struktur bola mata diganti dengan massa kristik atau pada
yang tidak berkembang normal. Akibatnya menjadi sangat kecil. Kelainan ini dapat terjadi
homolateral maupun bilateral. Bila terjadi homolateral, maka mengakibatkan tidak seimbangnya
orbita kanan dan kiri. Biasanya kelainan ini disertai kelainan congenital organ lain.
2. Microphthalmia : ialah keadaan dimana ukuran bola mata pada semua diameter lebih
kecil dari pada normal.
3. Macrophthalmia : ialah keadaan bola mata lebih besar daripada normal. Ini sering terdapat
pada penyakit glaucoma congenital.
A. CORNEA
Cornea berasal dari perkataan cornu yang berarti tanduk. Hal ini disebabkan karena cornea pada
orang hidup terlihat jernih, tetapi bila orang tersebut telah meninggal, maka corneanya akan
berubah menjadi keruh menyerupai lapisan tanduk. Selain jernih, cornea juga transparans dan
avasculair. Kearah peripher cornea berhubungan langsung dengan sclera dengan cara limbus
corneae masuk kedalam sulcus sclerae. Batas cornea dan sclera ini disebut limbus cornea.

Pada orang dewasa diameter cornea 12 mm. Ketebalannya dibagian peripher 1mm
sedangkan di bagian sentral 0,52 mm. akibatnya permukaan depan dan hampir sejajar.
Radius kelengkungan cornea pada permukaan depan 7,8 mm
sedangkanpadapermukaanbelakang 6,2 mm.

Cahaya yang masuk ke dalam cornea akan mengalami pembiasan. Pembiasan tersebut terutama
dilakukan pada permukaan anterior. Oleh karena itu cornea merupakan salah satu media refrakta.
Media refrakta yang lain adalah : humor aquosus, lensa crystalina dan corpus vitreum.

Lapisan cornea dari luar ke dalam ialah :


1. Epithel (lanjutan epitel conjunctiva bulbi)
2. membran bowman (lamina basalis anterior)
3. substansia propria (stroma)
4. membrana descemet (lamina basalis posterior)
5. endothel

VASKULARISASI
Telah dijelaskan diatas, bahwa cornea tidak mengandung pembuluh darah akan tetapi di limbus
cornea terdapat arcus arteriosus yang berasal dari a. ciliaris anterior. Arteri inilah yang membawa
nutrisi pada cornea dengan jalan difusi melalui pembuluh darah. Selain itu nutrisi juga didapat
dari humor aquosus yang terdapat didalam camera oculi anterior dengan jalan difusi melalui
lapisan endothel. Jadi epithel dan endothel cornea berfungsi sebagai membrana semipermiabel.

INNERVASI
Persarafan cornea berasal dari N.Ciliaris cabang N. Opthalmicus.

B. SCLERA
Sclera berasal dari kata scleros yang berarti keras. Sclera ini merupakan dinding bulbus oculi
yang paling keras, sehingga sangat penting untuk mempertahankan bentuk bulbus oculi. Permukaan
luar sclera berwarna keputih-putihan dan tertutup oleh :
- Conjungtiva bulbi, yang merupakan refleksi conjungtiva palpebralis.
- Capsula Tenon
- Jaringan episclera yang banyak mengandung pembuluh darah.
Permukaan dalamnya berwarna kecoklatan. Dipisahkan dari choroidea yang berada di sebelah
profundalnya oleh spatium suprachoroidea. Tebal sclera 1mm, dan ketebalan ini akan menipis yaitu 0,4
mm di tempat perlekatan distal otot-otot extrinsik bola mata.

STRUKTUR LAPISAN SCLERA


Dari luar ke dalam, lapisan sclera dapat dibedakan menjadi :
- Substantia propria sclerae.
a. Lapisan yang di sebelah luar akan berjalan equatorial.
b. Lapisan yang di sebelah dalam berjalan meridional tetapi saling beranyaman seperti anyaman
keranjang yang longgar.
Dengan demikian dapat dimengerti bahwa poluis posterior merupakan bagian yang terlemah. Bila
tekanan bola mata meninggi, maka polus posterior dapat menonjol ke belakang dengan akibat
axis optica akan memanjang pula. Hal ini akan mempengaruhi ketajaman penglihatan.
- Lamina fuschka
Di sebelah posterior equator bola mata, sclera ditembus oleh 4 buah vv.vorticosa, selain itu ± 4
mm dari limbus cornea, sclera ditembus oleh vasa ciliaris anterior.
Nervus opticus akan keluar dari bola mata dengan jalan menembus sclera 2,5 mm sebelah
nasal polus posterior. Bagian sclera yang ditembus ini disebut lamina cribosa sehingga
merupakan locus minorus resistentiae.
Pada substantia propria dekat limbus corneae terdapat suatu saluran yang dibatasi endothel dan
berjalan melingkari limbus disebut sinus venosus sclerae. Pada penampangnya nampak seperti
celah yang berbentuk oval. Dinding luar celah ini dibentuk oleh sulcus sclerae. Ke belakang celah
ini meluas sejauh tepi proyeksi jaringan sclera yang disebut scleral spur. Pada potongan nampak
berbentuk segitiga. Dinding dalam sinusvenosus sclerae dibentuk oleh jaringan trabeculair yang
ke depan menerus pada membrana Descemet. Diantara jaringan ini (disebut pula trabecular
meshwork) terdapat ruangan yang dilalui oleh humor aquosus. Dengan perkataan lain,
trabecular meshwork bertindak sebagai filter.
Angulus iridocornealis dari camera oculi anterior terletak diantara trabecular meshwork dan
scleral spur di pihak bagian depan, dengan iris di pihak bagian belakang.
VASCULARISASI
Sclera mendapat nutrisi dari pembuluh darah yang terdapat pada jaringan episclera, yaitu vasa
episcleralis dan dari tunica choroidea.
INNERVASI
Persarafan pada sclera berasal dari N.Ciliaris
KELAINAN SCLERA
C. UVEA (IRIS –CORPUS CILIARIS- KOROID)
Uvea juga disebut sebagai: lapis uvea, traktus uvea, tunika vaskulosa merupakan lapis berpigmen
dilapis kedua dari ketiga lapis pembungkus bola mata. Uvea terdiri atas 3 bagian iris, badan siliar (pars
plana) dan koroid.Secara klinik dibagi atas uvea anterior (iris dan badan siliar) dan uvea posterior
(koroid).

Fungsi uvea
Uvea mempunyai fungsi:
Memberi nutrisi dan pengaturan gas, badan siliar langsung mer berikan makanan pada retina
sebelah dalam, lensa dan kornea.
 Menyerap sinar, melindungi mata dari pantulan sinar dalam bola mats
 Badan siliar berperan dalam akomodasi yang diatur saraf autonor
Stroma uvea mengandung pembuluh darah dan saraf dari nervus siliar posterior masuk dari sekitar saraf
optik.

D. TUNICA CHOROIDEA
Tunica choroidea disebut pula uvea posterior. Istilah ini berasal dari perkataan chorion yang berarti
selaput pembungkus janin. Disebut demikian, karena lapisan ini sangat tipis dan kaya pembuluh
darah. Sehingga pada umumnya selaput tipis yang banyak mengandung pembuluh darah disamakan
dengan chorion. Lapisan ini berwarna coklat tua, meliputi lamina Fuschka sclera. Di bagian belakang
lapisan ini lebih tebal daripada bagian depan. Permukaan depannya melekat pada epithel pigmen retinae.
Susunan tunica choroidea dari luar ke dalam ialah :
1. Lapisan suprachoroidea
2. Pembuluh darah besar.
3. Pembuluh darah sedang
4. Lamina choriocapillare
5. Membrana Bruch
KELAINAN CONGENITAL
Coloboma, yaitu tidak terbentuknya tunica choroidea baik sebagian maupun
keseluruhannya.
E. CORPUS CILIARE

Gambar Corpus Ciliare dan Lensa Mata

1. Pars plicata : disebut pula pars corona.


Bagian ini diliputi oleh dua lapis epithel yang merupakan lanjutan dari epithel iris. Pars plicata
terdiri dari bagian yang menonjol dan bagian yang melekuk. Tonjolannya ada yang panjang dan
ada yang pendek.
Tonjolan yang panjang disebut processus ciliaris, dan tonjolan yang pendek disebut plica
ciliaris. Processus dan plica ciliaris berwarna keputih-putihan karena tidak mengandung pigmen.
Tiap procesus ciliaris mengandung stroma dan pembuluh darah.
Processus ciliaris ini menghasilkan humor aquosus. Dari sini pula terbentang zonula zinii
(ligamentum suspensorium lentis) yang berfungsi sebagai bangunan penggantung lensa
crystalina.
2. Pars plana
Terdiri dari jaringan otot, pembuluh darah, stroma serta diliputi oleh epithel. Pars plana ini
disebut pula pars orbiculus iridis. Otot yang terdapat disini adalah m.ciliaris termasuk kelompok
otot polos. Serabut-serabutnya terdiri dari yang berjalan meridional dan radiair mempunyai origo
pada ligamentum pectinatum ke arah titik tengah bola mata. Serabut-serabut sirculair secara
anatomis tidak terlihat, akan tetapi secara fisiologis kontraksinya akan memperkuat kerja serabut
radiair. Kontraksi m.ciliaris secara keseluruhan  corpus ciliare terdorong ke depan
bawahzonula zinii menjadi kendor sehingga lensa crystalina akan menjadi lebih cembung.
Peristiwa lebih cembungnya lensa ini disebut akomodasi. Oleh karena itu m.ciliare disebut pula
otot akomodasi.

VASCULARISASI
Corpus ciliare mendapat pendarahan dari a.ciliaris anterior dan circulus iridis major. Oleh
karena bangunan ini kaya pembuluh darah, maka berfungsi pula memberikan nutrisi pada : cornea,
lensa dan sebagian corpus vitreum. Pembuluh baliknya ialah v.ciliaris anterior akan mengalir ke
v.vorticosa.

INNERVASI
Corpus ciliare mengandung banyak sel saraf dan sel ganglion terutama pada m.ciliaris. Otot
ini mendapat persarafan parasympathis yang berasal dari N.III.

F. IRIS
Iris merupakan lanjutan corpus ciliare ke depan dan merupakan diaphragma yang membagi bola
mata menjadi segmen anterior dan segmen posterior. Iris dibagian tengah membentuk celah yang
disebut pupil. Selain itu iris juga membagi camera oculi menjadi dua bagian yaitu camera oculi anterior
dan camera oculi posterior.

Keterangan gambar:

1. Choroidea
2. Iris,Margo pupillaris
3. Pupil
4. Plicae iridis
SUSUNAN IRIS
1. Endothelium iridis : merupakan lanjutan epithel camera oculi anterior, yang berasal dari
mesenchym. Pada tepi pupil, lapisan ini berhubungan dengan stratum pigmenti iridis.
2. Stroma Iridis : terdiri dari jaringan ikat, sel-sel yang berbentuk stellata, sel-sel yang
mengandung pigmen jaringan ikat polos, pembuluh darah dan pembuluh saraf.
Ada dua macam otot polos, yaitu
- M.Sphincter pupillae.
Otot ini istimewa, oleh karena berasal dari jaringan circulair dan terletak dekat tepi pupil.
Apabila kontraksi, maka akan terjadi konstriksi pupil yang disebut myosis, sedang
sebaliknya bila otot ini relaksasi akan terjadi dilatasi pupil yang disebut mydriasis. Otot ini
mendapat persarafan parasympathis yang berasal dari N.Oculomotorius.
- M.Dilatator pupillae
Otot ini juga berasal dari jaringan ectodermal berada radiair dari tepi iris. Margo pupillare
menuju ke radix iridis. Kontraksi otot ini akan menyebabkan mydriasis. Otot ini mendapat
parsarafan dari serabut-serabut sympathies setinggi daerah cervicalis.
Dengan susunan histologis seperti tersebut diatas, maka secara mikroskopis iris nampak berlipat-lipat.
Lipatan ini disebut crypte.

VASCULARISASI
Iris mendapat perdarahan dari a.ciliaris posterior longus dan a.ciliaris anterior yang membentuk
circulus iridis major dan circulus iridis minor. Antara kedua circulus tadi terdapat anastomose berupa
a.spiralis. pembuluh darah vena yang senama akan menuju ke v.vorticosa.

INNERVASI
- Plexus nervosus yang terdapat pada corpus ciliare.
- Serabut parasympathis dari N.III
- Serabut saraf sympathis.

G. STRATUM PIGMENTI
Stratum pigmenti menutupi permukaan dalam uvea. Bagian yang menutupi iris disebut stratum
pigmenti iridis. Bagian yang menutupi corpus ciliare disebut stratum pigmenti corporis iridis. Ke arah
posterior, stratum pigmenti ini akan menutupi pars optica retinae dan disebut stratum pigmenti retinae.
Lapisan ini disusun oleh selaput epitel berbentuk cuboid dan mengandung pigmen. Jadi warna iris
tergantung dari banyaknya pigmen pada :
- Stroma iridis
- Stratum pigmenti iridis.
H. RETINA
Retina merupakan membran saraf yang tipis, halus, tidak berwarna dan transparans. Berfungsi
sebagai receptor sinar. Permukaan luarnya berhubungan dengan tunica choroidea, sedangkan permukaan
dalamnya berhubungan dengan membrana hyaloidea, pembungkus corpus vitreum.
Ke arah belakang salah satu lapisan retina akan menerus sebagai nervus opticus. Retina dapat dibedakan
menjadi tiga bagian, yaitu :
- Pars coeca retinae : bagian retina yang tidak dapat untuk melihat.
- Pars optica retinae : ialah bagian retina yang dapat untuk melihat. Bagian ini disebut retina sensu
strictiori.
- Ora serrata : ialah batas antara pars coeca dan pars optica retinae.

1. STRATUM PIGMENTI RETINAE.


berfungsi untuk melindungi retina dari cahaya yang berlebihan.
2. LAPISAN CONUS DAN BACILUS
Sel-sel conus dan bacillus ini merupakan receptor sesungguhnya di dalam retina. Ia sangat
peka terhadap rangsangan cahaya sehingga disebut potoreceptor.

ASPEK SEL CONUS SEL BACILLUS


Bentuk Lebih bundar Batang
Jumlah ± 7 Juta ± 130 Juta
Fungsi  Untuk melihat warna  Melihat cahaya dengan
 Untuk melihat cahaya intensitas rendah
dengan intensitas tinggi  Tak dapat melihat warna
 Untuk penglihatan sentral  Untuk penglihatan peripher
dan orientasi ruangan

3. MEMBRANA LIMITANS EXTERNA


Lapisan ini merupakan membran yang dibentuk oleh rangkaian ujung-ujung sel neuroglia (sel
penyokong retina ke arah luar).
4. STRATUM GRANULOSUM EXTERNUM
Ini merupakan lapisan yang dibentuk oleh granula-granula yang terdapat pada nucleus conus
dan bacillus.
5. STRATUM FIBROSUM
Merupakan lapisan yang dibentuk oleh lanjutan ke distal dari conus. Hanya tampak jelas pada
polus posterior.
6. STRATUM RETICULARE EXTERNUM
Lapisan ini merupakan deretan tempat pergantian neuron (synap) antara neurit sel conus dan
bacillus dengan dendrite sel-sel horizontale (sel bipolar).
7. STRATUM GRANULOSUM INTERNUM
Lapisan ini merupakan deretan nucleus sel-sel penyokong. Terdiri dari tiga deretan, yaitu :
- Terluar : sel-sel horizontal (multipoler) berbentuk pyramida, stellata atau pipih.
- Tengah : terdiri dari sel-sel bipolar terdalam : terdiri dari sel-sel amacrin (multipoler),
berbentuk stellata.
8. STRATUM RETICULARE INTERNUM
Lapisan ini merupakan tempat pergantian neuron antara neurit- neurit sel bipolar dan sel
amacrin dengan dendrite sel multipoler dari sratum ganglionare.
9. STRATUM GANGLIONARE
Lapisan ini terdiri dari sel-sel multipoler.
10. MEMBRANA LIMITANS INTERNA
Suatu membran yang dibentuk oleh ujung sel neuroglia ke arah dalam. Diantara lapisan-
lapisan ini yang paling renggang hubungannya adalah antara stratum pigmenti retina dengan
lapisan conus dan bacillus. Pada orang yang mengalami trauma misalnya, dapat berakibat
mengelupasnya kedua lapisan tadi. Keadaan ini disebut ablation retina.

Tempat dimana axis visualis memotong retina disebut macula lutea. Ditengahnya terdapat lekukan
disebut fovea centralis. Pada pemeriksaan funduscopi, macula lutea tampak lebih merah daripada
sekitarnya dan pada fovea centralis seolah-olah ada cahaya yang disebut fovea refleks. Besar macula
lutea kurang lebih 1,5 mm. daerah ini daya penglihatannya paling tajam.
Gambar Fundus Oculi Gambar oftalmoskopik

MACULA LUTEA
Struktur macula lutea :
- Tidak ada serabut saraf.
- Sel-sel ganglion sangat banyak dipinggirnya, tetapi di macula sendiri tidak ada.
- Lebih banyak sel conus daripada sel bacillus, bahkan di fovea centralis sendiri hanya ada
sel conus.
Nasal dari macula lutea, kira-kira pada jarak dua diameter papil terdapat papilla nervi optic, yaitu
tempat N.Opticus menembus sclera. Papil ini hanya terdiri dari serabut saraf, tidak mengandung conus
maupun bacillus. Oleh karena itu tidak dapat melihat sama sekali dan disebut scotoma fisiologi atau
blind spot (bintik buta). Bentuk pupil lonjong, berbatas tegas, pinggirnya agak lebih tinggi daripada
retina di sekitarnya. Dibagian tengah ada lekukan yang nampak lebih pucat, besarnya 1/3 diameter papil.
Inilah yang disebut exacavatio fisiologis. Dari tempat ini keluarlah vasa centralis retinae yang kemudian
bercabang ke atas dan bawah, selanjutnya bercabang lagi ke nasal dan temporal. Arteri ini bersifat end
arteri.

VASCULARISASI
Retina mendapat nutrisi dari a. centralis retinae dan cabang-cabangnya dari tunica choroidea
yaitu choriocapilare. Arteri retina sentral masuk mata pada bagian tengah papil saraf optik Yang
memperdarahi lapis dalam retina. lapis luar termasuk kerucut dan batang diberi makanan oleh lapis
kapiler koroid. Pembuluh darah vena mepunyai lapis otot yang sedikit.

INNERVASI
Retina tidak mempunyai saraf yang merasakan sakit, dengan demikian penyakit di retina tidak
menimbulkan keluhan sakit.

HARI 7
INNERVASI BOLA MATA
. NERVUS OPTICUS
Nervus Opticus merupakan kumpulan neurit atau axon sel-sel multipoler yang terdapat pada
stratum ganglionare retina. Setelah menembus sclera pada lamina cribrosa, saraf ini mendapatkan
selubung myelin, tetapi tetap tidak mempunyai neurilemna. Nervus Opticus sebenarnya
merupakan bagian dari otak, karenanya juga mempunyai selubung meningens yaitu duramater,
arachnoidea dan piamater. Ini semua melekat pada sclera. Piamater melekat pada substansi
N.Opticus. Antara piamater dan arachnoidea terdapat spatium subarachnoidea yang berisi liquor
cerebro spinalis. Didalam substansi N.II terdapat vasa centralis retinae.
Bila tekanan intracranial meninggi, kenaikan tekanan ini akan diteruskan pada liquor cerebro
spinalis yang mengelilingi N.II, sehingga N.II seakan-akan terjepit. Demikian pula vasa centralis
retinae. Dalam hal ini, yang lebih menderita adalah venanya, sehingga alirannya terganggu. Terjadi
bendungan pada v.centralis retinae, yang mengakibatkan oedem pada papilla nervi optici.
Menurut letaknya, N.II dihagi menjadi 3 bagian:
- Pars bulbularis (intra bulbair) ialah dalam bentuk papilla nervi optici.
- Pars orbitalis (intra bulbair ) ialah bagian yang terdapat di dalam orbita, berbentuk
seperti huruf S, panjangnya sekitar 25 mm
- Pars cranialis (intra cranial) ialah bagian yang terletak dalam cavum cranii. Bagian ini
dimulai dan foramen sampai chiasma optica panjangnya 6 mm.
Nervus opticus berjalan ke arah posteromedial, meninggalkan foramen opticum. Segera
sesudah melampaui canalis opticus, kedua saraf ini bergabung di garis median membentuk chiasma
optica. Pada chiasma ini serabut-serabut yang mengadakan decussatio adalah serabut yang berasal
dari bagian nasal retina. Serabut ini berfungsi untuk melihat lapang pandangan sebelah
temporal. Serabut-serabut yang berasal dari bagian temporal retina tidak mengadakan persilangan.
Serabut ini berfungsi untuk melihat lapang pandangan sebelah nasal.
Setelah melalui chiasma optica, serabut optik tadi disebut sebagai tractus opticus dan
berjalan ke arah dorsolateral, mengelilingi pedunculus cerebri. Sebagian besar tractus ini berakhir
pada corpus geniculatum laterale, dan sebagian kecil meninggalkan tractus opticus sebagai radix
mesencephalicus tractus optici yang akan menuju ke nucleus pretectalis dan colliculus cranialis.
Serabut yang menuju corpus geniculatum laterale berfungsi untuk penglihatan sadar. Serabut yang
menuju area pretectalis berfungsi untuk refleks cahaya pupil dan refleks optiklainnya dan
akomodasi. Setelah berganti neuron di corpus geniculatum laterale maka axonnya akan menuju ke
area Broadman 17 dan serabut geniculocalcarina ini membentuk radiatio optica. Radiatio optica akan
mengelilingi cornu inferior dan ventriculus lateralis terlebih dahulu sebelum sampai pada area striata.
Sifat-sifat cortex area penglihatan primer ialah
- Terdapat dan sangat tipis.
- Stratum granulosum internumnya berkembang sempurna
- Terdapat sel-sel piramidal dalam stratum ganglionare yang disebut sel Meynert.
Axon sel-sel ini berjalan ke caudal menuju mesencephalon sebagai fibra corticotegmentalis
yang dapat mengantarkan irnpuls dan cortex ke nucleus oculomotorius.
Serabut-serabut yang menuju area pretectalis dapat berakhir di dua tempat, yaitu :
1. Colliculus cranialis
Impuls dan retina yang mencapai daerah ini akan melanjutke caudal menuju medulla spinalis
melalui tractus tectospinalis untuk memungkinkan refleks optik yang menyangkut gerakan-
gerakan leher, truncus dan membrum.
2. Nucleus pretectalis :
Ini merupakan kumpulan sel-sel neuron kecil yang terletak di sebelah ventral colliculus
cranialis. Serabut yang menuju nucleus pretectalis ini berperan pada refleks cahaya pupil.
Dan sini impuls retina itu dapat diteruskan ke nucleus Edinger Wesphal pada sisi homo dan
kontra lateral melalui fibrae pretecto-oculo-motorii. Kemudian serabut-serabutnya akan
menuju ke ganglion ciliare. Serabut postganglionernya yaitu n.ciliaris brevis akan menuju ke
m.sphincter pupillae sehingga pupil mengecil dan menuju ke m.ciliaris sehingga terjadi
akomodasi.
KERUSAKAN N. OPTICUS
1. Bila ada pembesaran hypophyse maka serabut-serabut yang mengadakan decusatio akan tertekan
sehingga serabut tadi tidak dapat membawa impuls yang datang dari bagian nasal retina. Akibatnya
retina bagian nasal menjadi buta. Lapang pandangan separo temporal tidak tampak. Keadaan ini
disebut hemianopsi bitemporalis heteronym.
2. Tractus opticus dapat terganggu karena radang pada selubungnya. Apabila yang terkena tractus
opticus sebelah kiri, maka bagian kiri retina mata kanan dan bagian kiri retina mata kiri menjadi buta.
Lapang pandangan kanan kedua mata tidak tampak. Keadaan ini disebut hemianopsi homonym.
3. Kalau a.carotis interna yang jalannya di sebelah lateral chiasma optica rnengalami arteriosclerosis
kedua-duanya, maka kanan kiri chiasma optica mendapat tekanan. Akibatnya serabut-serabut yang
tidak mengalami decussatio akan terganggu, sehingga bagian temporal retina kanan dan kiri akan
buta. Lapang pandangan bagian nasal kedua mata tidak tampak. Keadaan ini disebut hemianopsi
binasalis heteronym.
4. Kelainan yang masih sukar diterangkan ialah kelainan dimana pupil tidak bereaksi terhadap
cahaya, tetapi masih dapat akomodasi. Ini disebut gejala Argyl Robertson. Terdapat pada penderita
syphilis.

3. NERVUS ABDUSCENS
Saraf ini mempunyai nucleus yang terletak pada fossa rhomboidea kurang lebih 1/3 caudal pons dekat
garis median. Axonnya menuju ventrocaudal, menyilang fibrae pyramidalis di daerah basis pontis,
kemudian keluar dari truncus cerebri pada tepi caudal pons. Selanjutnya berjalan di dalam sinus
cavernosus, melalui fissura orbitalis superior didalam anulus tendinosus akan masuk orbita. Saraf ini
melayani m.rectus lateralis.
4. NERVUS TROCHLEARIS
Saraf ini mempunyai nucleus yang terletak pada mesencephalon setinggi colliculus caudalis di
sebelah dorsal fasciculus longitudinalis medialis. Axonnya menuju ke dorsal menyusuri tepi
substantia griseá centralis, Selanjutnya mengadakan decussatio pada ujung cranial velum medullare
craniale dan keluar dari permukaan dorsal truncus cerebri di sebelah caudal colliculus caudalis.
Kemudian mengitari mesencephalon menuju ke ventral. Dalam perjalanannya menuju ke orbita saraf
ini lewat di dalam sinus cavernosus, masuk fissura orbitalis superior di luar anulus tendinosus. Saraf
ini melayani m.obliquus superior.
5. NERVUS OCULOMOTORIUS
Saraf ini mengandung dua macam komponen serabut yaitu serabut efferen somatik dan serabut
efferen visceral sehingga mernpunyai dua kelompok nucleus yaitu :
– Nucleus oculomotorius terdiri dan sel-sel multipoler, terletak pada mesencephalon setinggi
colliculus superior disebelah dorsal fasciculus longitudinalis medialis, pada bagian ventral
substantia grisea centralis.
– Nucleus Edinger Wesphal terdiri atas sel-sel kecil berbentuk ovoid. Nucleus ini terletak pada
ujung dan permukaan dorsomedial bagian cranial nucleus motorius. Nucleus ini merupakan pusat
parasympathis didalam batang otak, oleh karena itu meru pakan sumber serat efferen visceral.
Axon dari kedua nucleus tadi akan menuju ke ventral. Sebagian akan melalui nucleus ruber dan
sebagian lagi berada di sebelah lateral nucleus ruber. Kemudian axon-axon itu akan bersatu kembali
dan akhirnya mencapai permukaan batang otak pada fossa interpeduncularis (mesencephalon).
Selanjutnya memasuki orbita lewat fissura orbitalis superior didalam anulus tendinosus. Serabut
efferen sornatiknya akan mempercabangkan :
- Ramus superior yang melayani m.rectus superior dan m.levator palpebrae.
- Ramus inferior yang melayani m.rectus media, m.rectus inferior dan m.obliquus inferior.
Serabut-serabut efferen visceralnya (parasympathis preganglionair) akan menuju ke ganglion ciliare
dan mengadakan sinapsis disini. Kemudian serabut-serabut postganglionairnya akan disebut n.ciliaris
brevis dan menembus bulbus oculi untuk melayani m.ciliaris serta m.sphincter pupillae.
Serabut-serabut corticonucleair dari ketiga nervi craniales tersebut diatas berasal dan cortex
daerah optokinetik frontal (frontal eye field) sesuai dengan daerah Broadman 8. Pusat ini mengatur
pergerakan langsung bulbus oculi dibawah pengendalian kemauan. Ada pula pusat cortical lainnya
yaitu pada lobus occipitalis didaerah Broadman 18 (area parastriata) dan Broadman 19 (area
peristriata) yang berhubungan dengan refleks mata, misalnya jika mata mengikuti suatu obyek atau
fiksasi tatapan automatik. Serabut-serabut ini berjalan disebelah medial radiatio optica dan melalui
crus posterior capsula interna akan mencapai nucleus motorii yang bersangkutan. Dalam
perjalanannya serabut-serabut corticonucleair tadi tidaklah sama, yaitu :
- N.III serabut-serabutnya disebarkan secara bilateral pada nucleusnya.
- N.IV: serabutnya disebarkan secara homolateral
- N.VI serabutnya disebarkan terutama kontralateral.
4. NERVUS OPHTHALMICUS (CABANG I NERVUS TRIGEMINUS)
Nervus ophthalmicus ialah cabang pertama N.Trigeminus dan merupakan suatu saraf afferen
yang mensarafi bola mata, conjunctiva, glandula lacrimalis, mucosa cavum nasi, sinus frontalis,
hidung bagian luar, palpebra superior, dahi dan kulit kepala. Saraf ini muncul dan ganglion
trigeminale dan terletak didalam duramater disebelah lateral sinus cavernosus. Mengandung serabut
saraf sensibel. Didekat fissura orbitalis superior saraf ini mempercabangkan :
 N.lacrimalis
Saraf ini memasuki orbita melalui fissura orbitalis superior diatas otot-otot extrinsik bola
mata. Berjalan sepanjang batas atas m.rectus lateralis dan berakhir didepan orbita untuk
mensarafi glandula lacrimalis, conjunctiva dan kulit kelopak mata atas. Didalam orbita saraf ini
berhubungan dengan N,Zygomaticus cabang N.Maxillaris. Ada serabut-serabut postganglioner
dari ganglion sphenopalatinum yang menuju ke N.maxillaris yang membentuk salah satu
N.sphenopalatinus. Dari sini kemudian masuk ke N.zygomaticus, lalu N.zygomaticotemporalis,
kemudian N.lacrimalis dan sampai pada glandula lacrimalis. Dengan demikian N.lacrimalis ini
akan mengandung serabut-serabut secretoris. Kecuali serabut secretoris diatas, datang pula pada
saraf ini serabut anti secretoris yang berasal dari cornu lateralis medulla spinalis segmental
cervical delapan yang bersifat sympathis. Serabut ini berganti neuron pada ganglion cervicale
superior kemudian mengikuti plexus caroticus internus melalui foramen lacerum masuk canalis
pterygoideus datang pada ganglion sphenopalatinum. Disini tidak berganti neuron. Adapun
perjalanan selanjutnya ialah
– Menuju glandula lacrimalis bersama serabut parasympathis
– Masuk fissura orbitalis inferior untuk m.orbicularis.
– Mengikuti percabangan arteri sarnpai pada otot-otot polos yang terdapat di orbita yaitu
m.tarsalis superior dan inferior.
 N.frontalis
Saraf ini memasuki orbita melalui fissura orbitalis superior dan berjalan lurus kedepan
diatas m.levator palpebrae. Saraf ini mempercabangkan
– N.supraorbitalis
Merupakan lanjutan langsung N.Frontalis, meninggalkan orbita melalui foramen
supraorbitale dan menyebar pada dahi, kulit kepala, kelopak mata atas dan sinus frontalis.
– N.supratrochlearis
Saraf ini lebih meninggalkan orbita pada bagian tepi medial margo orbitalis. Mensarafi dahi
dan kelopak mata atas.
 N.nasociliaris
Saraf ini merupakan saraf sensoris pada mata. Memasuki orbita melalui fissura orbitalis superior,
sehingga berada didalam conus yang dibentuk oleh otot-otot extrinsik bola mata. Mula-mula
saraf ini terletak pro fundal n.lacrimalis dan n.frontalis, selanjutnya terletak diantara kedua
cabang N.III, kemudian kedepan dibawah m.rectus superior dan menyilang N.II bersama
A.ophthalmica. Setelah memberikan cabang untuk ganglion ciliare dan cabang ke cornea
( N.ciliaris posterior ), maka berakhir pada ujung hidung. Percabangannya ialah
– Cabang communicans pada ganglion ciliare.
– n. ciliaris longus yang membawa serabut sympathis pada m.dilatator pupillae dan serabut
afferen dari uvea dan cornea.
– n.infratrochlearis yang mensarafi kelopak mata bagian medial, kulit hidung dan saccus
lacrimalis
– n.ethmoidalis posterior yang akan menuju ke sinus ethrnoidalis dan sinus sphenoidalis.
– n.ethmoidalis anterior yang dianggap sebagai kelanjutan n.nasociliaris. Saraf ini berjalan
melalui foramen ethmoidale anterior dan masuk ke fossa cranii anterior. Kemudian mencapai
cavum nasi dan terbagi menjadi ramus nasalis interna yang mensarafi dinding cavum nasi.
Salah satu cabang mencapai kulit hidung sebagai r.nasalis externus.
Didalam perluasannya n.nasociliaris bersama-sama dengan kelanjutan n.ethmoidale anterior
menyilang berturut-turut fossa cranii medialis, orbita, fossa cranii anterior, cavum nasi dan apex
nasi.
GANGLION CILIARE
Ganglion ciliare berukuran 2-3 mm panjangnya, terletak di belakang bulbus oculi, di sebelah lateral
N.II dan di sebelah medial m.rectus lateralis.
Tepat di belakang ganglion ini berjalan a.ophthalmica yang melingkari N.II Ganglion ini mempunyai 3
radices, ialah
i. Radix longa : berasal dan n.nasociliaris dan bersifat sensibel. Serabut ini hanya
melewati ganglion saja, jadi tak berhenti disini.
ii. Radix brevis : berasal dan ramus inferior N.III bersifat parasympathis dan
berhenti di ganglion ini.
iii. Radix sympathica berasal dan plexus cavernosus dan tidak berhenti disini.
Dan ganglion ciliare ini keluar nn.ciliares breves yang pergi ke bulbus oculi. Nervi ini mengandung
lanjutan radix longa, serabut postganglioner parasympathis dan serabut postganglioner sympathis yang
berasal dan plexus Cavernosus. Dia akan menembus sclera, berjalan diantara sclera dan choroidea, masuk
ke corpus ciliare. Serabut para sympathis akan menuju ke pembuluh darah, m.ciliaris dan m.sphincter
pupillae. Serabut sympathis akan menuju ke pembuluh darah dan m.dilatator pupillae.
Serabut sensibel ada yang menembus sclera serta mensarafinya kemudian berjalan diluar sinus venosus
sclerae masuk kedalam cornea untuk mencapai sela-sela epithelnya. ini merupakan afferen untuk rasa
sakit dan taktil.

HARI 9
VASCULARISASI BOLA MATA
Pembuluh darah yang menuju ke orbita dan bola mata berasal dari dua sumber, yaitu
- a.carotis interna yang kemudian mempercabangkan arteria opthalmica.
- a.carotis externa yang kemudian mempercabangkan arteria maxillaries interna.

Gambar
vaskularisasi bola mata
ARTERIA OPHTALMICA
Arteria ini mempunyai beberapa cabang, yaitu
1. Cabang-cabang yang menuju ke bola mata.
b. A.centralis retinae
Arteria ini berfungsi untuk memberi pendarahan pada lapisan dalam retina. Dipercabangkan di
dekat apex orbitae. Kemudian arteri ini akan menuju ke depan, mendekati permukaan bawah
N.Opticus, menembus duramater dan arachnoid, dan akhirnya piamater, sehingga dapat berada
pada bagian sentral substansi N.II, selanjutnya arteri ini akan sampai pada papilla N.II. Cabang-
cabangnya ialah :
- Rr. piales menuju ke piamater
- cabang kolateral untuk mendarahi N II
- cabang intraneural untuk papilla N.II
- Cabang retinalis : mula-mula mempercabangkan a.papillarls superior dan a.papillaris. inferior.
Kemudian masing-masing akan bercabang lagi menjadi r.temporalis dan r.nasalis. Selanjutnya cabang
ini terus membagi diri secara dichotom sehingga menyebar sampai dekat ora serrata.
c. Cabang-cabang ciliair.
Cabang ini ada 2 yaitu :
- a.ciliaris posterior
- a.ciliaris posterior longus
- a.ciliaris posterior brevis
- a.cilliaris anterior

 A.ciliaris posterior brevis


Arteria ini berjalan ke depan dalarn orbita, kemudian menembus slcera di dekat papilla N.II
dan masuk ke dalam choroidea. Cabang-cabangnya ialah :
- Plexus arteriosus dalam duramater N.II
- Plexus episcleralis
- Circulus Haller Zin yaitu dipercabangkan sewaktu berada di dalam sclera. Salah satu
circulus ini ialah a cilioretinae
- Cabang terminal dalam choroidea untuk mendarahi peripapiller dan tunica
choroidea.
 A.ciliaris posterior longus
Arteri ini dibedakan menjadi a.ciliaris posterior longus lateralis dan medialis. Arteri ini
menembus sclera secara obliq, kemudian masuk spatium suprachoroidea, selanjutnya
berjalan di sebelah lateral dan medial bola mata bersama N.ciliaris.
Pada waktu mencapai corpus ciliare, akan beranastomose dengan a.ciliaris anterior dan
membentuk circulus iridis major belakang radix iridis.
 A.ciliaris anterior
Arteri ini merupakan lanjutan rr.musculares pada ke empat mm.recti. Setelah meninggalkan
tendo otot-otot tersebut maka mempercabangkan :
- a. episclera1is
- a.intersclera1is
- rr. yang beranastomose dengan a.ciliaris posterior longus sebagai circulus iridis
major. Cabang-cabang circulus ini berupa a.spiralis yang akan menuju ke margo
pupillare iridis dan membentuk circulus iridis minor.
d. Cabang-cabang musculer
ada dua macam :
- rr. musculares superior : menuju ke m.elevator palpebrae, m.rectus superior dan
m.obliquus superior.
- rr. musculares inferior : menuju ke m.rectus medialis, m.rectus inferior, m.rectus
lateralis dan m.obliquus inferior.
2. Cabang-cabang menuju orbita :
- a.supraorbitalis : mendarahi dahi, kulit kepala, palpebra, m.rectus superior, periorbita.
- a.ethmoidalis superior dan a.ethmoidalis inferior
- a.frontalis
- a.dorsalis nasi
- a.lacrimalis mendarahi glandula lacrimalis. Mempercabangkan a.palpebralis lateralis superior dan
inferior.
- cabang yang menuju ke cranium.
- a.zygomatica
- a.meningea anterior
- a.palpebralis medialis

III. ALIRAN VENA


Aliran vena di dalam bola mata terdiri dari
1. V. Vorticosa
Sistem vena ini bertanggung jawab terhadap aliran vena di hampir seluruh choroidea, corpus ciliare
dari dan iris. Vena-vena choroidea dibentuk oleh choriocapilare yang akhirnya pada masing-masing
kuadran membentuk v.vorticosa dan menembus sclera. Aliran vena dan corpus ciliare terdiri dari :
- Aliran yang besar terdiri dan kapiler dalam processus ciliare yang kemudian ikut membentuk
v.vorticosa.
- Aliran yang kecil berasal dan vena-vena yang ada di dekat m.ciliaris dan bagian depan corpus
ciliare akan menuju ke v.ciliaris anterior
2. V.ciliaris anterior
Vena ini mengangkut darah dan bagian depan dan luar corpus ciliare serta merupakan vena
penampung aliran humor aquosus. Menembus sclera dan menuju episclera. Didalam sclera
membentuk plexus venosus intrasclerae yang berhubungan dengan canalis Schlemm. Akhirnya akan
bermuara ke dalam v.ophthalmica.
3. V.ciliaris posterior
Vena ini meninggalkan bulbus oculi disekeliling tempat keluar N.Opticus. Dia mendapat darah dan
v.episcleralis dan v.centralis. Jadi v.ciliaris posterior berbeda dengan a.ciliaris posterior
Aliran vena dalam orbita terdiri dari :
1. V.Ophthalmica superior
Vena ini merupakan vena yang terbesar dalam orbita, dan beranastomose dengan v. facialis Sejak itu
dia tidak mempunyai katup lagi. Vena ini bermuara pada sinus cavernosus. V.ophthalmica dimulai &
margo orbitalis superior sebelah caudal tendo m.obliquus superior, kemudian berjalan pada dinding
nasal orbita, membelok ke temporal, berjalan diantara N.II dan m.rectus superior. Selanjutniya
melalui fissura orbitalis superior menuju sinus cavernosus. Vena ini menampung darah dari :
- v.conjunctivalis posterior.
- v. ethmoidalis anterior
- v. lacrimalis yang mendapat darah dan v.palpebralis.
- vv .musculares
3. V. Opthalmica inferior
Vena ini berjalan antara dinding nasal dan dasar orbita kemudian mengadakan percabangan :
- Cabang yang besar akan melewati fissura orbitalis superior dan bermuara pada sinus cavernosus.
- Cabang yang kecil akan melewati fissura orbitalis inferior menuju plexus pterygoideus dan ramus
profundus v.facialis anterior.
V. Ophthalmica inferior mendapat darah dari bagian bawah orbita yaitu
- vv.musculares
- v.palpebralis
- v.vorticosa
- v.ciliaris posterior
Kecuali itu dia juga beranastomose dengan v.ophthalmica superior.
3. V.centralis retinae
Vena ini setelah meninggalkan substansi N.II kemudian akan berhubungan dengan v.ophthalmica
superior dan inferior. Tetapi kadang-kadang secara langsung akan masuk ke dalam sinus cavernosus.
SINUS CAVERNOSUS

Sinus cavernosus terdapat dalam cranium. Merupakan suatu ruangan yang besar terletak di
sebelah lateral os sphenoid dan sella tursica serta di sebelah anterior sedikit lateràl N.II dan hypophyse.
Aliran vena disini sangat lambat. Sinus cavernosus berhubungan dengan v. jugularis interna melalui r.
plexus di sekitar a. carotis interna, v. petrosus superior dan v. petrosus inferior. Disebelah anterior dan
posterior hypophyse, sinus cavernosus ini berhubungan dengan pihak yang lain melalui suatu anastomose.

Anda mungkin juga menyukai