Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Inovasi dan Teknologi Material, Nomor Artikel 202102, Volume 2, Nomor 2, Bulan Desember 2021

Kajian Sistematis External Fixation System


External Fixation System: A Systematic Review
Aghni Ulma Saudi*, Siti Amalina Azahra, Muhammad Kozin, Iwan Setyadi
Pusat Teknologi Material Badan Riset dan Inovasi Nasional, Gedung 224 PUSPIPTEK, Tangerang
Selatan, 15314
*Surel: aghni.ulma@brin.go.id

INFO ARTIKEL Abstract

Diterima 12 Oktober 2021 External fixation is a fracture healing process that has been established since
Direvisi 13 Desember 2021 early 1900. This process is performed when the internal surgery method cannot
Disetujui 30 Desember 2021 be undertaken due to several medical issues, such as severe soft tissues damage
Nomor Artikel 202102 and osteomyelitis. Until now, external fixation system is classified into four types,
Halaman 15 - 23 which include unilateral, bilateral, circular, and hybrid. The strength and stability
of the system is the essential part to determine the success rate of patients. Having
the high mechanical properties, low density, and good surface quality are the
Kata kunci:
External Fixation characteristics of ideal material for external fixation. Aside from those, it also
needs to take into account the biocompatibility of material which directly interacts
Ti6Al4V
with soft tissues, one of the example to increase the biocompatibility from
SS316L
materials is by coating method. This article will systemmatically discuss the
Biocompatible
classification of external fixation system, good materials selection, coating
Hydroxyapatite
process to enhance biocompatibility, and mechanical testing for external fixation
system.

Abstrak
External fixation merupakan proses penyembuhan tulang patah yang sudah
dikembangkan sejak tahun 1900an. Proses ini dilakukan jika operasi bedah secara
internal tidak dapat dilakukan dikarenakan alasan medis, seperti kerusakan besar
pada jaringan lunak dan peradangan pada tulang patah. Hingga saat ini, sistem
external fixation diklasifikasikan menjadi empat tipe, yaitu unilateral, bilateral,
circular, dan hybrid. Kekuatan dan kestabilan dari sistem merupakan hal penting
yang menentukan kesuksesan pemulihan pada pasien.. Memiliki kekuatan dan
kekakuan yang tinggi, ringan dan mempunyai sifat permukaan yang baik
merupakan material yang ideal untuk external fixation. Selain itu,
biokompatibilitas material pada komponen yang berinteraksi langsung dengan
jaringan lunak juga perlu diperhatikan, salah satunya adalah dengan cara
pelapisan. Pada artikel ini akan dibahas secara sistematis klasifikasi sistem
external fixation, pemilihan material yang baik, proses pelapisan untuk
meningkatkan biokompatibilitas pada komponen external fixation, dan pengujian
mekanis untuk sistem external fixation.

© 2021 JITM

15
Jurnal Inovasi dan Teknologi Material, Nomor Artikel 202102, Volume 2, Nomor 2, Bulan Desember 2021

PENDAHULUAN • Long bone fractures; patah pada bagian tulang hu-


merus (tulang lengan atas), radius dan ulna (tu-
External fixation adalah tindakan medis untuk perbai- lang lengan bawah), femur (tulang paha), serta
kan tulang yang patah di mana peralatan bedahnya tibia dan fibula (tulang kering).
tidak dimasukkan ke dalam tubuh melalui operasi,
melainkan hanya dipasang di luar tubuh menggunakan • Kondisi pasien yang tidak stabil secara he-
jarum dan kawat (pins and wires) atau sekrup (screws) modinamis, sehingga pasien akan kehilangan ban-
yang disangga dengan perancah (scaffold) pada area tu- yak darah jika pembedahan dilakukan.
lang yang patah. Pin, wires dan screws disematkan di
• Pasien yang mengalami patah tulang pada bagian
bagian atas dan bawah tulang dari luar, ditujukan untuk
tulang yang pernah dilakukan proses pen-
menstabilkan tulang yang patah untuk tetap pada po-
cangkokkan.
sisinya [1].
Secara umum, diketahui bahwa 85% patah tu-
Metode penyembuhan tulang yang patah dengan
lang ekstrem yang dialami orang dewasa terjadi pada
external fixation diperkenalkan pertama kali pada awal
anggota tubuh bagian bawah, yang termasuk di da-
abad ke 20 oleh Albin Lambotte, yang merupakan dok-
lamnya femur (tulang paha), patella (tulang lutut), tibia
ter ahli bedah di Belgia. Lambotte memperkenalkan
dan fibula (tulang kering), dan talus (tulang telapak
istilah osteosynthesis, yang merupakan perbaikan tu-
kaki) [4]. Diketahui juga bahwa patah tulang pada tu-
lang menggunakan alat mekanis, dan melakukan
lang tibia adalah yang paling banyak terjadi. Salah satu
pemasangan external fixation pertamanya pada tahun
jenis patah tulang yang umum terjadi pada tulang tibia
1902 [2].
adalah pilon fracture. Menurut klasifikasi perpatahan
Namun, external fixation yang dibuat pertama tulang tibia oleh Ruedi dan Allgower, ada 3 tipe pilon
kali ini belum sempurna dan dilakukan perbaikan oleh fracture, Tipe I, Tipe II dan Tipe III. Untuk Tipe I dan
Anderson dan Hoffman, dengan menambahkan pin II, patah tulang dapat disembuhkan dengan internal fix-
clamp yang bisa diatur sehingga sistem external fixa- ation, karena perpatahan hanya melibatkan bagian
tion dapat disesuaikan pada tiga bidang. Desain yang artikular, tanpa atau dengan displacement. Sementara
dikembangkan oleh Anderson dan Hoffman ini meru- untuk Tipe III, di mana terjadi displacement yang san-
pakan cikal bakal dari desain external fixation yang ada gat besar dan melibatkan perpatahan intra-artikular,
saat ini [2]. penyembuhan dengan external fixation harus dilakukan
[5].
External fixation merupakan alternatif tindakan
operasi bedah ortopedi yang dilakukan jika internal fix-
ation tidak memungkinkan untuk ditindaklanjuti. Indi- METODE PENELITIAN
kasi yang mengharuskan external fixation untuk dijal- Metodologi yang digunakan dalam penulisan tulisan ini
ankan adalah antara lain [3]: adalah research on desk. Materi tulisan ini diambil dari
• Open fracture; keadaan ketika kulit di bagian tu- berbagai literatur, seperti buku, jurnal ilmiah, produk
lang yang patah telah rusak sehingga tulang terek- komersial, standar internasional dan paten yang telah
spos. diterbitkan. Pada artikel ini akan dibahas terkait dengan
klasifikasi sistem external fixation, jenis material yang
• Severe soft tissue damage; jika patah tulang
mengakibatkan kerusakan pada jaringan/syaraf digunakan untuk external fixation, peningkatan bio-
internal sehingga pembedahan tidak dapat dil- kompatibilitas material dengan metode coating, dan
akukan. pengujian mekanis untuk sistem external fixation.

• Systemic damage control; pendekatan untuk men- HASIL DAN PEMBAHASAN


stabilkan patah tulang tanpa memperburuk kon-
disi pasien dengan operasi prosedural besar. Klasifikasi External Fixation System
• Limb deformity and limb lengthening; patah tu- Penggunaan sistem external fixation untuk memper-
lang yang mengakibatkan perubahan bentuk dan baiki patah tulang sudah dilakukan sejak 1.000 tahun
ukuran dari anggota tubuh pasien. yang lalu. Desain dan sistem biomekanik dari external
fixation telah berubah dari tahun ke tahun, namun kon-
• Unstable injuries; di mana pasien mengalami sep dasarnya tetaplah sama [6].
trauma berat dan ketidakstabilan ada daerah
perpatahan tulang. Sejauh ini, ada beberapa jenis sistem external
fixation yang beredar di pasaran, antara lain unilateral
• Osteomyelitis; peradangan pada tulang yang patah (uniplanar dan biplanar), bilateral (uniplanar dan bi-
yang disebabkan oleh infeksi. planar), circular dan hybrid. Secara ringkas, per-
bandingan jenis-jenis external fixation disajikan pada
Tabel 1 di bawah ini.

16
Jurnal Inovasi dan Teknologi Material, Nomor Artikel 202102, Volume 2, Nomor 2, Bulan Desember 2021

Tabel 1. Jenis-jenis External Fixation [7] Hybrid • Kombinasi dari


sistem circular
Sistem Struktur Keterangan
dan bilateral.
Unilat- Uniplanar • Sekrup
• Dapat
eral dipasangkan pada
dipasangkan pada
satu bidang/sisi
radius, tibia, fe-
dari tulang.
mur dan humerus.
• Biasanya
dipasangkan pada
tulang lengan Setiap sistem external fixation ini memiliki
bawah (radius), kelebihan dan kekurangan tersendiri. Meskipun
tulang kering demikian, sistem yang diinginkan adalah sistem yang
(tibia), dan tulang stabil dan kaku, sehingga arah perpatahan tulang dapat
paha (femur). dijaga untuk tetap lurus (align). Adanya pergerakan
pada daerah perpatahan adalah sesuatu yang perlu
• Menggunakan dihindari, dikarenakan dapat mengurangi efektivitas
half pins. penyembuhan tulang [8].
Biplanar • Pemasangan Karena menggunakan half pins, sistem unilat-
sekrup pada dua eral memiliki konstruksi yang tidak bulky sehingga
sisi dari tulang. mengurangi risiko kerusakan struktur anatomi tubuh.
• Biasanya Sementara sistem bilateral yang menggunakan trans-
dipasangkan pada fixion/full pins, memiliki konstruksi yang lebih kuat se-
radius dan tibia. hingga lebih kaku, namun hal ini dapat meningkatkan
risiko kerusakan jaringan di dalam tubuh Kedua sistem,
Bilat- Unipla- • Menggunakan full baik unilateral maupun bilateral, dapat dikonfigurasi
eral nar pins fixation. dengan struktur uniplanar dan biplanar. Struktur uni-
planar lebih tidak obstruktif dibandingkan biplanar,
• Tidak bisa
namun kekuatan strukturnya 4 – 7 kali lebih lemah [2].
dipasangkan pada
tulang paha. Ap- Sistem unilateral-uniplanar adalah sistem yang
likasi pada radius paling banyak digunakan saat ini walaupun kestabilan
dan tibia. dan kekakuannya tidak sebaik sistem lainnya. Namun,
hal ini dapat diatasi dengan penggunaan komponen
Biplanar • Kombinasi dari yang lebih kaku, menambah jarak antara pins dengan
unilateral-unipla- tulang, dan mengatur pemasangan bidang dari pins se-
nar dan unilat-
jajar dengan sumbu tekuk dari tulang [2].
eral-biplanar
yang diposisikan
pada sudut 90o an- Material untuk External Fixation System
tara satu dan Jenis material yang dipilih untuk external fixation sys-
lainnya. tem merupakan faktor esensial yang menentukan
• Tidak bisa produk yang dihasilkan. Material yang sesuai adalah
dipasangkan pada material yang memiliki keseimbangan antara kestabi-
lan yang dihasilkan pada external fixation dan juga
tulang paha.
transfer beban ke dalam tulang. Transfer beban menjadi
Circular • Terdiri dari cincin tidak efisien jika material yang digunakan terlalu kaku,
eksternal yang sehingga akan terjadi pengurangan densitas tulang yang
disambungkan ke besar. Sementara jika material yang dipilih terlalu ulet,
batang meman- kestabilan dari external fixation tidak dapat dicapai [5].
jang dengan
Selain kestabilan dan transfer beban, pemilihan
menggunakan
material harus memperhatikan aspek karakteristik
sekrup.
mekanis lainnya, kemudahan dalam proses manufaktur,
• Pemasangan sis- dan juga biaya produksi. Material yang digunakan ha-
tem modular ini rus memenuhi sifat mekanis sebagai berikut [9]:
dapat dikonfigura-
• Kaku, kuat dan stabil
sikan sesuai kebu-
tuhan. • Memiliki densitas yang kecil sehingga ringan

17
Jurnal Inovasi dan Teknologi Material, Nomor Artikel 202102, Volume 2, Nomor 2, Bulan Desember 2021

• Memiliki ketahanan korosi yang baik dibandingkan material lain, densitas logam masih san-
gat tinggi, sehingga menghasilkan external fixation
• Memiliki kualitas permukaan yang baik yang bulky. Densitas stainless steel sendiri pada
• Mampu bekerja di bawah X-ray umumnya berkisar antara 7,5 – 8 gr/cm3 sementara pad-
uan titanium berkisar antara 4,5 gr/cm3. Sudah banyak
Stainless steel dan paduan titanium merupakan penelitian lain yang dilakukan guna menemukan alter-
material yang sudah banyak digunakan untuk external natif material yang lebih ringan namun juga kuat.
fixation komersial. Walaupun demikian, stainless steel
dibuktikan lebih unggul dari paduan titanium dikare- Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan
nakan nilai modulus elastisitasnya yang lebih tinggi (E oleh Pervan et al. [14], yaitu simulasi 3 jenis komposit
stainless steel = 200.000 MPa; E paduan titanium dan 1 produk external fixation komersial berbahan da-
110.000 MPa) sehingga stainless steel lebih kaku dan sar stainless steel pada beban tertentu untuk melihat
stabil ketika diaplikasikan untuk external fixation [10]. performanya. Simulasi FEM (Finite Element Method)
Penelitian yang dilakukan oleh Ramlee et al. [5] terkait dilakukan menggunakan software CATIA. Hasil studi-
perbandingan penggunaan stainless steel dan paduan ti- nya menunjukkan bahwa komposit dengan matriks
tanium untuk external fixation jenis delta untuk ankle epoxy dan reinforcement carbon fiber memiliki per-
joint menunjukkan bahwa penggunaan stainless steel forma yang superior dibandingkan komposit jenis
dapat menurunkan tegangan pada permukaan antara pin lainnya, begitupun dibandingkan dengan produk
dan tulang sebesar 11%. komersial. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kom-
posit carbon fiber mengalami displacement, defleksi
Penelitian yang dilakukan oleh Sham et al. [11] dan perubahan sudut torsi yang paling kecil dengan
terkait jenis material yang digunakan untuk pins pada penambahan beban 600 N [14].
external fixation jenis unilateral pada patah di tulang
tibia juga menunjukkan keunggulan dari penggunaan Selain komposit jenis epoxy yang dipadukan
material stainless steel dibandingkan paduan titanium. dengan carbon fiber, matriks komposit lainnya yang bi-
Diketahui bahwa penggunaan pins berbahan paduan ti- asa digunakan untuk material external fixation adalah
tanium menghasilkan nilai maksimum tegangan von polyphenylenesulphide (PPS), seperti penelitian yang
mises pada permukaan antara pin dan tulang lebih dilakukan oleh Padovec et al. [15], dan polyetherether-
tinggi dibandingkan stainless steel. Hal ini dapat ketone (PEEK), seperti penelitian yang dilakukan oleh
mengakibatkan kekenduran pada pin seiring dengan Xie et al. [16]. Kedua penelitian ini menggunakan re-
beban siklus yang terus diberikan. inforcement carbon fiber dan membandingkan per-
forma external fixation berbahan dasar komposit dan
Meskipun stainless steel unggul dari segi me- logam, yaitu paduan alumunium dan titanium. Hasil
chanical properties, penelitian yang dilakukan oleh Er- kalkulasi FEM yang dilakukan menunjukkan bahwa
win et al. [12] mengenai pemilihan material ring pada kedua material komposit mampu menahan beban sim-
external fixation jenis illizarov atau circular, di mana ulasi yang diberikan. Hasil lain yang didapatkan adalah
dalam penelitian tersebut dibandingkan 5 jenis material komposit jenis PEEK lebih unggul dari external fixa-
logam berdasarkan figure of merit, diketahui bahwa tion jenis titanium karena waktu operasi yang dibutuh-
aluminum alloy (duralumin) memiliki nilai figure of kan lebih singkat untuk mengobati patah tulang perge-
merit yang paling tinggi dibandingkan stainless steel langan tangan [16].
304, Ti6Al4V, brass alloy dan beryllium. Hal ini diper-
timbangkan dari segi ekonomis dan pemanfaatannya. Secara garis besar, material komposit memang
memiliki kelebihan dibandingkan material logam untuk
Selain itu, stainless steel dapat dikatakan unggul aplikasi external fixation. Selain densitasnya yang lebih
untuk external fixation ukuran besar. Penelitian yang kecil, juga komposit terlihat transparan di bawah sinar
dilakukan oleh Basat et al. [13] terkait pemilihan mate- X. Hal ini berguna untuk menginvestigasi external fix-
rial untuk clamp pada patah jari-jari tangan menunjuk- ation yang perlu dipasang di area yang kompleks, sep-
kan paduan titanium Ti6Al4V lebih unggul dibanding- erti di sekitar sendi. Karena pada dasarnya untuk exter-
kan jenis logam lainnya, yaitu paduan alumunium, pad- nal fixation, material yang digunakan yang tidak kontak
uan magnesium, dan stainless steel. Penelitian langsung dengan tulang dan jaringan lunak, material
menggunakan metode Technique for Order Preference untuk external fixation tidak diharuskan untuk biokom-
by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) menunjukkan patibel, selama material tersebut tidak beracun [15].
material Ti6Al4V lebih cocok digunakan untuk aplikasi
external fixation ukuran kecil dikarenakan lebih ringan
Pelapisan pada Komponen dalam External
dibandingkan stainless steel, namun memiliki kekuatan
mekanis yang lebih tinggi dibandingkan paduan alu- Fixation System
munium maupun paduan magnesium. Selain jenis material yang dipilih, pelapisan komponen
Namun demikian, walaupun material logam pada external fixation juga merupakan bagian penting
mempunyai kekuatan mekanis yang superior untuk menghasilkan sebuah sistem yang sempurna.
Walaupun external fixation merupakan teknik penyem-
buhan tulang patah secara eksternal, di mana peralatan

18
Jurnal Inovasi dan Teknologi Material, Nomor Artikel 202102, Volume 2, Nomor 2, Bulan Desember 2021

bedah tidak dimasukkan ke dalam tubuh seperti implan Grade Infeksi mayor, Pin yang
tulang pada umumnya, namun tetap ada komponen 4 infeksi besar menginfeksi
pada external fixation yang berinteraksi langsung pada jaringan dilepas dan exter-
dengan tulang, yaitu komponen jarum atau pin. Pin halus yang nal fixation di-
merupakan bagian yang paling esensial pada external melibatkan ban- hentikan
fixation. Pin membawa semua beban yang diberikan ke yak pin, bi-
fragmen tulang dan menanggung beban yang sangat be- asanya akan ter-
sar, sehingga selain harus memiliki kekuatan mekanis jadi kekenduran
yang baik, pin juga perlu memiliki sifat biokompatibil- pada pin
itas dan juga osteointegritas, sehingga mampu ber-
interaksi dengan baik dengan tulang dan jaringan di da- Grade Infeksi mayor, External fixation
lam tubuh [17]. 5 serupa dengan dihentikan
grade 4, namun
Pin yang kendur dan infeksi merupakan kom- infeksi sudah
plikasi yang paling banyak terjadi pada penggunakan menyebar ke tu-
external fixation [18]. Kedua komplikasi ini dapat ter- lang dan hasil
jadi secara bersamaan maupun independen. Penelitian radiografi
yang dilakukan oleh Pettine et al. [19] menunjukkan menunjukkan
bahwa terjadi pengenduran pada pin walaupun tidak osteomyelitis
ada infeksi sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya ke-
rusakan kortikal mekanis dan termal yang terjadi pada Grade Infeksi mayor, External fixation
saat pemasangan pin dilakukan. Untuk mengantisipasi 6 terbentuknya dihentikan dan
hal ini terjadi, dilaporkan bahwa diameter lubang yang sekuestrum diperlukan
dibuat pada tulang harus 0,1 mm lebih kecil dari diam- pada tulang dan operasi tambahan
eter pin agar tulang dapat berdeformasi. Selain itu, hal sinus. untuk mem-
ini juga untuk menghindari kekenduran dan masuknya bersihkan bekas
bakteri ke celah antara tulang dan pin yang dapat pin
mengakibatkan infeksi. Jika infeksi menyebar dan
makin parah, osteomyelitis, atau inflamasi pada tulang
dapat terjadi [20]. Banyak penelitian yang telah dilakukan sebe-
lumnya untuk meningkatkan biokompatibilitas pin dan
Menurut klasifikasi Checketts dan Otterburn mengurangi infeksi pada antarmuka tulang dan pin,
[21], infeksi pada antarmuka tulang dan pin dibagi yaitu dengan metode pelapisan atau coating pada kom-
menjadi 6 tingkatan (grade), seperti yang tersaji di ponen pin. Berbagai jenis material pelapis, antara lain
Tabel 2 berikut ini. titanium, perak, dan hidroksiapatit (HA), telah dibuk-
Tabel 2. Klasifikasi infeksi antarmuka tulang dan pin menurut tikan mampu memperbaiki interaksi antarmuka antara
Checketts dan Otterburn pin dan tulang [22]. Walaupun demikian, studi in vivo
terbaru oleh Masse et al. [23] menunjukkan bahwa pel-
Grade Gejala Perawatan
apisan pin dengan perak dapat menghasilkan kan-
Grade Infeksi minor, Perawatan pada dungan plasma silver yang dapat mengancam
1 sedikit ruam bagian yang men- kesehatan pasien.
kemerahan pada galami keme-
Di sisi lain, hidroksiapatit (HA),
kulit rahan
Ca10(PO4)6(OH)2, yang merupakan material bioaktif
Grade Infeksi minor, Perawatan pada yang menyerupai struktur tulang dan gigi, adalah jenis
2 ruam keme- bagian yang men- material pelapis yang paling baik dan paling umum
rahan pada ku- galami keme- digunakan untuk pelapisan material sejak sekitar 90 ta-
lit, nyeri pada rahan dan pen- hun yang lalu. HA memiliki sifat osteokonduktif, se-
jaringan halus gobatan antibi- hingga mampu mengakselerasi pembentukan tulang
otik secara oral dan penyembuhan jaringan. Pelapisan pin dengan HA
dapat memperbaiki stabilitas mekanis pada antarmuka
Grade Infeksi minor, Pin yang pin dan tulang melalui osteointegrasi, juga mengurangi
3 gejala serupa menginfeksi risiko infeksi [24].
dengan grade 2, dipindah po-
namun tidak sisinya dan exter- Salah satu penelitian yang menjadi awal
membaik nal fixation dapat pengembangan pelapisan pin pada external fixation
dengan pen- dilanjutkan dengan HA adalah studi yang dilakukan oleh Moroni et
gobatan antibi- al. [25], yang mengaplikasikan HA untuk melapisi Su-
otik secara oral perfixation bicylindrical pin. Studi tersebut
menggunakan 6 pins yang dilapisi HA dan 6 pins yang
tidak dilapisi HA, yang diimplantasi ke tulang tibia kiri

19
Jurnal Inovasi dan Teknologi Material, Nomor Artikel 202102, Volume 2, Nomor 2, Bulan Desember 2021

dari domba, dan dipasangkan sistem external fixation Meskipun demikian, metode pelapisan dan
jenis unilateral. Setelah 6 minggu, pin dilepas dan ketebalan lapisan HA pada permukaan pin
hasilnya dianalisis. Diketahui bahwa pin yang dilapisi menghasilkan lapisan HA dengan struktur, densitas dan
HA menunjukkan kontak antara pin dan tulang yang kemampuan lekat yang berbeda. Ada beberapa metode
dua kali lebih tinggi dibandingkan pin yang tidak dilap- untuk melakukan pelapisan HA pada pin sebagai kom-
isi HA. Osteokonduktivitas dari HA memudahkan ponen external fixation, yang mana high energy plasma
pemulihan pada tulang dan jaringan, juga meningkat- (HEP) diklaim sebagai proses thermal spray yang pal-
kan kekuatan mekanis pada antarmuka pin dan tulang. ing efisien [28]. Karakteristik mekanis lapisan HA yang
Permukaan pin yang dilapisi HA yang berkontur kasar diproduksi menggunakan metode thermal spray di-
juga mempengaruhi peningkatan stabilitas mekanis pengaruhi oleh banyaknya pori dan retak mikro, ukuran
pada antarmuka pin dan tulang. partikel, dan persentase serta distribusi fasa yang ada.
Penelitian pada hewan lainnya juga dilakukan Salah satu studi terkait teknik pelapisan HA
oleh Moroni et al. [26] 2 tahun setelah penelitian sebe- pada pin external fixation adalah penelitian yang dil-
lumnya, menggunakan desain Orthofix tapered pins akukan oleh Heleno et al. [28], yang mengevaluasi per-
untuk menginvestigasi efek pelapisan pada bentuk pin forma lapisan HA yang diproduksi menggunakan high
yang berbeda. Studi ini menggunakan 108 pin berbahan energy atmospheric plasma spray. Substrat yang
dasar stainless steel ASTM F138 yang dibagi menjadi digunakan adalah stainless steel AISI 316L dan
3 tipe, Tipe A tanpa pelapisan, Tipe B dilapisi ketebalan lapisan HA divariasikan dengan ukuran 15
menggunakan HA dengan metode plasma spray, dan m hingga 98 m. Uji klinik dilakukan menggunakan
Tipe C dilapisi menggunakan titanium murni ASTM 184 buah fixation pins, 92 buah dilakukan pelapisan
F67-89 dengan metode plasma spray. Pin tersebut menggunakan HA, sementara 92 buah lainnya tidak.
diimplantasi ke tulang tibia sebelah kiri dari 18 domba, Pin diimplantasi di tulang tibia dan femur orang dewasa
yang masing-masing dipasangkan 6 buah pins dari tipe dan anak-anak. Hasil menunjukkan bahwa pin yang
yang sama, menggunakan instalasi external fixation tidak dilakukan pelapisan menggunakan HA mengaki-
jenis unilateral. Hasil pengamatan mikroskop optik batkan infeksi 90% lebih banyak dibandingkan pin
pada perbesaran 60x menunjukkan kontak antara pin yang dilapisi HA.
dan tulang pada Tipe B dan C lebih tinggi dari Tipe A.
Namun demikian, pengamatan pada perbesaran Pengujian Mekanis untuk External Fixa-
10.000x menunjukkan bahwa kontak langsung hanya
tion System
ditemukan pada pin Tipe B.
Karakteristik mekanis, terutama kekakuan pada
Sementara penelitian penggunaan pin dengan
external fixation merupakan faktor penting untuk
dan tanpa pelapisan pada manusia dilakukan oleh Pom-
mendapatkan sistem external fixation yang baik. Perge-
mer et al. [27] yang menggunakan Schanz pin komer-
rakan external fixation selama dipasangkan ke pasien
sial berbahan titanium tanpa pelapisan, yang
dapat menentukan proses penyembuhan tulang yang
dibandingkan dengan Schanz pin stainless steel ISO
terjadi, sehingga sistem harus kaku dan stabil. Selain
58/32-1 yang dilapisi HA dengan ketebalan 50 m itu, kekakuan external fixation juga dapat mengurangi
menggunakan teknik plasma spray. Pasien yang men- risiko kekenduran pin dan screw [9]. Maka dari itu,
jalani studi ini berjumlah 46 orang, 35 orang pria dan
pengujian mekanik pada sistem external fixation perlu
11 wanita, dengan rata-rata usia 39  14,1 tahun. Pin dilakukan sebelum sistem dipasangkan pada pasien.
diimplantasi secara acak pada tulang tibia selama rata-
rata waktu pemasangan selama 38 minggu. Selama pin Pengujian external fixation system mengacu
dipasang, semua pasien dimonitor menggunakan radio- pada standar ASTM (American Society for Testing Ma-
grafi digital untuk melihat apakah terjadi komplikasi terial) F1541 – Standard Specification and Test
berupa kekenduran pada pin atau infeksi. Hasilnya, Method for External Skeletal Fixation Device. Ruang
pada grup kontrol, yaitu pasien yang dipasangkan pin lingkup dari standardisasi pengujian ini di antaranya
titanium tanpa pelapisan, ditemukan 22 pins (13%) untuk menentukan kekakuan dan kekuatan external fix-
mengalami kekenduran dan infeksi terjadi pada 22 pins ation system secara keseluruhan maupun dalam bentuk
tersebut. Infeksi mayor terjadi pada satu pasien, yang komponen pada pembebanan gaya (aksial, beban geser
mengakibatkan external fixation perlu dilepas. Semen- anterior-posterior, dan beban geser medial-lateral)
tara pada kelompok stainless steel yang dilapisi HA, ataupun pembebanan momen (torsi, anterior-posterior
tidak ditemukan tanda-tanda kekenduran pin maupun bending, medial-lateral bending) [30].
infeksi dari pengamatan radiografi. Sehingga dapat Pengujian komponen yang tercantum di dalam
disimpulkan bahwa pelapisan pin dengan HA mampu ASTM F1541 adalah pengujian untuk komponen pin,
meningkatkan penyembuhan pada tulang dan mengu- connector, bridge, dan joint, yang merupakan gabun-
rangi risiko infeksi selama pemasangan external fixa- gan dari connector dan bridge, atau connector dan an-
tion dilakukan. chorage. Sementara pengujian sistem secara kese-
luruhan dilakukan pada komponen-komponen yang te-
lah dirakit. Pengujian pada sistem melibatkan artificial

20
Jurnal Inovasi dan Teknologi Material, Nomor Artikel 202102, Volume 2, Nomor 2, Bulan Desember 2021

bone yang digunakan sebagai pengganti tulang untuk KESIMPULAN


media pemasangan external fixation guna mensimu-
lasikan patahan segmental. Pada pengujian statis, hal External fixation merupakan alternatif tindakan medis
yang diamati adalah reaksi konstruksi external fixation yang dilakukan kepada pasien yang mengalami patah
terhadap beban yang diberikan (berupa perpinda- tulang jika operasi bedah secara internal tidak
han/displacement, baik linier maupun sudut), yang memungkinkan untuk dapat dilakukan. Sistem external
memungkinkan penghitungan kekakuan dan kekuatan fixation diklasifikasikan menjadi beberapa tipe dan
fixator. Sedangkan untuk pengujan dinamis, yang dia- konfigurasi yang masing-masing memiliki kekurangan
mati adalah kemampuan konstruksi external fixation dan kelebihan tersendiri. Namun pada praktiknya, sis-
untuk bertahan dari penerapan siklus pembebanan ber- tem unilateral-uniplanar merupakan sistem yang pal-
ulang yang telah ditentukan [30]. ing banyak digunakan karena strukturnya yang tidak
bulky sehingga tidak dekonstruktif terhadap jaringan,
Beberapa penelitian telah dilakukan sebe- walaupun kestabilan konfigurasinya lebih rendah
lumnya untuk menguji kekuatan dan kekakuan external dibandingkan sistem lainnya. Namun hal ini dapat diat-
fixation system supaya dapat memenuhi standar. Salah asi dengan pemilihan material yang lebih kaku, seperti
satu penelitiannya adalah studi yang dilakukan oleh stainless steel, sehingga tegangan pada permukaan an-
Sellei et al. [31]. Pada penelitiannya, digunakan exter- tara pin dan tulang dapat dikurangi. Antarmuka pada
nal fixation system Hoffmann 3 dengan pin Apex ber- pin dan tulang adalah bagian yang paling rentan dalam
diameter 6 mm dan Hoffmann II MRI dengan diameter sistem external fixation dikarenakan bagian tersebut
6 mm (H II-6) dan 5 mm (H II-5). Carbon tube dengan menerima beban yang paling tinggi. Maka dari itu, per-
diameter 25 mm dan panjang 180 mm digunakan se- mukaan pin merupakan bagian yang esensial, yang
bagai media pemasangan external fixation system. Pin mana selain harus terbuat dari material yang kuat dan
dipasang dengan jarak 44 mm dari fracture gap, dan di- kaku, juga memiliki sifat permukaan yang baik. Pen-
bor ke dalam carbon tube hingga tersisa 25 mm di luar ingkatan sifat permukaan seperti biokompatibilitas
carbon tube. Fracture gap diatur hingga ukurannya perlu dilakukan, salah satunya dengan metode pela-
sebesar 20 mm pada semua spesimen. Pengujian bend- pisan atau coating. Hidroksiapatit (HA) merupakan
ing dilakukan dengan memberikan pembebanan aksial material pelapis pin pada external fixation yang paling
dengan laju 0,5 mm/s dengan beban 10 kN. Pada pen- populer dikarenakan memiliki sifat osteointegritas
gujian anterior-posterior (AP), pembebanan dilakukan yang sangat baik sehingga risiko infeksi pada jaringan
pada arah yang berlawanan dengan spesimen, se- lunak dapat dihindari. Untuk memvalidasi karakteristik
dangkan pada pengujian medio-lateral (ML) pem- mekanis dari sistem external fixation yang sudah di-
bebanan dilakukan pada arah tegak lurus terhadap produksi, perlu dilakukan pengujian mekanis yang
spesimen. Pengujian torsi dilakukan dengan mem- mengacu ke ASTM F1541, guna memastikan apakah
berikan torsi dengan laju 0,5 °/s. Seluruh pengujian di- sistem external fixation tersebut sudah memenuhi
hentikan sebelum terjadinya deformasi plastis, se- standar internasional.
hingga nilai yield tidak dihasilkan dalam pengujian ini.
Hasilnya, diketahui bahwa external fixation system UCAPAN TERIMAKASIH
Hoffmann 3 memiliki nilai AP bending, ML bending
dan torsi yang paling tinggi dibandingkan jenis lainnya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pusat
Hal ini disebabkan external fixation jenis Hoffmann Teknologi Material - Badan Riset dan Inovasi Nasional,
mempunyai penyangga batang berjumlah 2 buah, se- kegiatan Inovasi Teknologi Implan Ortopedi dan Gigi
hingga konstruksi menjadi lebih stabil. untuk Alat Kesehatan serta kegiatan PRN Mandatori
yang berjudul Pengembangan Teknologi Produksi Ex-
Sementara penelitian yang dilakukan oleh ternal Fixation untuk Alat Kesehatan dengan penda-
Sternick et al. [32] adalah pengujian mekanis berbasis naan dari LPDP atas dukungannya dalam penulisan
simulasi element method untuk mengetahui nilai artikel ini.
kekakuan fixator Cromus. Variabel yang digunakan
adalah variasi jumlah pin, yaitu 2, 3, dan 4 buah, mas-
ing-masing berdiameter 5,5 mm. Pin yang digunakan
DAFTAR PUSTAKA
adalah Schanz pin. Permodelan simulasi diasumsikan [1] Fragomen AT, Rozbruch SR. “The mechanics of
bersifat linear, elastis, homogen, dan isotropis, dan external fixation”, HSS J, pp 13-29, Feb 2007
mengacu ke ASTM F1541. Pemodelan yang telah [2] Moss DP, Tejwani N. “Biomechanics of external
dibuat kemudian diuji dengan pembebanan 200 N, yang fixation: a review of the literature.” Bull NYU
merupakan beban aksial maksimum yang dapat Hosp Jt Dis, pp 294-299, 2007
diterima oleh external fixation system pada proses [3] Baker, M. J., & Offut, S. M. “External Fixation:
penyembuhan tulang. Hasil pengujian kekakuan variasi Indications and Patient Selection.” Clinics in Po-
jumlah pin adalah 307,6; 369; dan 437,9 N/mm, mas- diatric Medicine and Surgery, pp 9-26 , 2003
ing-masing untuk variasi 2, 3 dan 4 pin. Diketahui [4] Ramlee, M., Zainudin, N., Mohd Latip, H., Hong
bahwa semakin banyak pin yang dipasang, external fix- Seng, G., Garcia-Nieto, E., & Abdul Kadir, M.
ation system menjadi lebih kaku.

21
Jurnal Inovasi dan Teknologi Material, Nomor Artikel 202102, Volume 2, Nomor 2, Bulan Desember 2021

(2019). “Biomechanical evaluation of pin place- external fracture fixation device manufactured
ment of external fixator in treating tranverse tibia from composite materials”, Applied and Compu-
fracture: Analysis on first and second cortex of tational Mechanics, Vol. 11, 2017.
cortical bone.” Malaysian Journal Of Fundamen- [16] Xie, M., Cao, Y., Cai, X., Shao, Z., Nie, K., &
tal And Applied Sciences, pp 75-79, 2019 Xiong, L.“The Effect of a PEEK Material‐Based
[5] M. H. Ramlee, A. U. A. Aziz, A. A. Wahab, G. H. External Fixator in the Treatment of Distal Radius
Seng, H. F. Mohd Latip and M. R. A. Kadir, "Bio- Fractures with Non‐Transarticular External Fixa-
mechanical Analysis of Different Material of tion”, Orthopaedic Surgery, Vol 13, pp. 90–97,
Delta External Fixator for Ankle Joint - The Effect 2020
of Standing," in 2nd International Conference on [17] Fragomen AT, Rozbruch SR, “The mechanics of
BioSignal Analysis, Processing and Systems external fixation”, HSS J, pp. 13-29. 2007
(ICBAPS), 2018, pp. 81-86 [18] Saithna, A. “The influence of hydroxyapatite
[6] Bible JE, Mir HR. “External Fixation: Principles coating of external fixator pins on pin loosening
and Applications”, J Am Acad Orthop Surg., pp. and pin track infection: A systematic review.” In-
683-690, Nov 2015 jury, Vol 41, pp. 128-132, 2010
[7] Bhat, Shahnawaz. (2010). External Skeletal Fixa- [19] Pettine K, Chao EYS, Kelly PJ. “Analysis of the
tion Techniques [PowerPoint slides]. Department external fixator pin–bone interface”, Clinic Or-
of Health and Medicine, Jamia Millia Islamia Uni- thopedics,Vol 293, pp. 18–27, 1993
versity. Available : [20] Moroni A, Pegreffi F, Cadossi M, Hoang-Kim A,
https://www.slideshare.net/shankash04/external- Lio V, Giannini S, “Hydroxyapatite-coated exter-
skeletal-fixators nal fixation pins”, Expert Rev Medical Devices,
[8] Grubor, P., Grubor, M., & Asotic, M. (2011). pp. 465-471, 2005
“Comparison of Stability of Different Types of [21] Checketts RG, Otterburn M. “Pin tract infection:
External Fixation”, Medical Archives, pp 157- definition, prevention, incidence”, Abstracts of
159, 2011 the Second Riva Congress, Riva di Garda (Italy),
[9] Tomanec, F., Rusnáková, S., & Žaludek, M. “Op- University of Verona, University of Montpellter I,
timization of the Material of External Fixator with pp. 98-99, 1992
FEM Simulation”, Materials Science Forum [22] Parkhill C., “A new apparatus for the fixation of
Vol. 919, pp. 275–281. April 2018 bones after resection and in fractures with a ten-
[10] Ramlee, M. H. H., Abd Wahab, A. H., Abd dency to displacement”, Trans Am Surgeon Asso-
Wahab, A., Mohd Latip, H. F., Daud, S. A., & Ab- ciation, pp. 251–258, 1997
dul Kadir, M. R. “The effect of stress distribution [23] Massè A, Bruno A, Bosetti M, Biasibetti A, Can-
and displacement of open subtalar dislocation in nas M, Gallinaro P., “Prevention of pin track in-
using titanium alloy and stainless steel mitkovic fection in external fixation with silver coated pins:
external fixator – a finite element analysis”, Ma- clinical and microbiological results”, Journal of
laysian Journal of Fundamental and Applied Sci- Biomedical Mater Res., pp. 600-604, 2000
ences, pp. 477–482, Oct 2017 [24] Moroni A, Aspenberg P, Toksvig-Larsen S. “En-
[11] Sham, N. S. N., Osman, N. A.A., Pingguan-Mur- hanced fixation with hydroxyapatite-coated pins”,
phy, B. The Influence of Different Pin Materials Clinical Orthopedics,Vol. 346, pp. 171-177, 1998
Used for Unilateral External Fixators on Trans- [25] Moroni A, Orienti L, Stea S. “Improvement of the
verse Tibial Fracture. [PDF File] Department of pin-bone interface with hydroxyapatite coating:
Biomedical Engineering, University of Malaya, an in vivo long-term experimental study”, Journal
Malaysia.Available :https://media.isbweb.org/im- of Orthopedics Trauma, pp. 236-242, 1996
ages/conf/2009/data/pdf/391.pdf [26] Moroni A, Toksvig-Larsen S, Maltarello MC., “A
[12] Erwin, Ramandhan, A., Andayani, R. D. “Pemili- comparasion of hydroxyapatite coated, titanium
han Material Ring pada Illizarov Ring External coated and uncoated tapered external fixation
Fixation”, Jurnal Teknik Mesin, Vol. 2, No. 1, pp. pins”, Journal of Bone Joint Surgery Am., pp.
1-44., Jan 2016 547-554, 1998
[13] Basat, P. A. M., Estrella, E. P., & Magdaluyo, E. [27] Pommer, A., Muhr, G., & Dávid, A., “Hydroxy-
R. “Material selection and design of external fix- apatite-Coated Schanz Pins in External Fixators
ator clamp for metacarpal fractures.”, Materials Used for Distraction Osteogenesis”, The Journal
Today: Proceedings, Vol. 33, pp. 1974–1979, of Bone & Joint Surgery, pp. 1162-1166, 2002
2020 [28] Hench, L.L., Wilson, J., "Surface Active Bio-
[14] Pervan, N., Mesic, E., Colic, M., & Avdic, V, materials", Science, pp. 630 – 636, 1984
“Stiffness Analysis of the Sarafix External Fixator [29] Rocha Alves, H., Wagner, N., & Branco, J., “Per-
based on Stainless Steel and Composite Mate- formance Evaluation of Hydroxyapatite Coatings
rial.”, TEM Journal, Vol 4, pp. 366 – 375. 2015 Thermally Sprayed on Surgical Fixation
[15] Padovec, Z., Růžička, P., Sedláček, R., & Pins”, Key Engineering Materials, pp. 396-398,
Růžička, M, “Design, analysis and testing of an 69-75, 2008

22
Jurnal Inovasi dan Teknologi Material, Nomor Artikel 202102, Volume 2, Nomor 2, Bulan Desember 2021

[30] ASTM F1541-17, Standard Specification and


Test Methods for External Skeletal Fixation De-
vices, ASTM International, West Conshohocken,
PA, 2017
[31] Sellei, Richard M., Kobbe, P., Dadgar, A., “Exter-
nal Fixation Design Evolution Enhance Biome-
chanical Frame Performance”, Injury, Int. J. Care
Injured 46 S3, pp. S23–S26, 2015
[32] Sternick, MB, Dallacosta, D., Aguida Bento, D.,
Lemos do Reis, M., “Relationship Between rigid-
ity of external fixation and number of Pins : Com-
puter Analysis using finite element”, Rev Bras
Ortop, pp. 646-650, 2012

23

Anda mungkin juga menyukai