Anda di halaman 1dari 6

JurnalElektronika, Kelistrikan, Control, Robot, Power,

Telekomunikasi, Komputer, AI

Vol. 1 No. 2 (2023)

Perawatan Dust Collector Untuk Mencegah Kebocoran


Debu Limbah Pabrik Di PT. Wahyu Daya Mulia
Hamdan Nasyech Fauzi1, Jati Widyo Leksono2, Imamatul Ummah3
1,2,3 Teknik
Elektro,Fakultas Teknik,Universitas Hasyim Asy’ari
E-mail: hnfask3639@gmail.com1

Keywords Abstract

plywood In general, Dust Collector is a tool that functions as an air


polution filter in a factory environment, and is a must-have tool
dust collector because it follows applicable government regulations. This
aims to increase the level of work safety for employees and
the surrounding environment. This tool will filter out
sources of pollution and solid particles from industrial
products that are prohibited by the government for the
purpose of reducing air pollution. The particles referred to
here are particles generated by industrial activities that are
hazardous and can cause respiratory problems and other
health problems for humans and other living things. Dust
Collector Systems convert contaminated air, through filters
or separation systems, to separate these harmful particles.

Abstrak. Secara umum, Dust Collector merupakan alat yang berfungsis sebagai penyaring udara
di lingkungan pabrik, serta menjadi alat yang harus dimiliki karena mengikuti peraturan
pemerintah yang berlaku. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat keselamatan kerja bagi
karyawan serta lingkungan sekitar. Alat ini akan memfilter sumber polusi dan partikel dari
produk industri yang dilarang pemerintah untuk tujuan mengurangi polusi udara. Partikel yang
dimaksud di sini adalah partikel yang ditimbulkan oleh kegiatan industri yang memiliki dampak
negatif bagi manusia dan organisme hidup lainnya. Sistem Dust Collector membersihkan udara
yang tercampur dengan polusi, melewati penyaringan atau sistem pemisahan, untuk mengurai
partikel yang membahayakan.
Kata Kunci: kayu lapis, polusi, dust collector

1. Pendahuluan
Kayu lapis atau yang sering disebut triplek sadalah papan pabrikan yang terdiri
dari beberapa lapisan kayu (venir kayu) yang direkatkan. Kayu lapis merupakan produk
dari kayu yang paling sering digunakan, karena kayu lapis bersifat fleksibel, murah,
dapat dibentuk, dapat di daur ulang, dan tidak memerlukan teknik yang rumit dalam
produksinya. Kayu lapis merupakan salah satu produk pengembangan dari industry
pengolahan kayu yang menggunakan kayu gelondongan. Kayu lapis merupakan
komoditi ekspor non migas yang cukup besar nilainya setelah produk tekstil. Namun
Websaite : http://ejournal.unhasy.ac.id/index.php/elconika
7
Hamdan Nasyech Fauzi, Jati Widyo Leksono

polusi yang dihasilkan dari proses produksi kayu lapis juga tidak dapat disepelekan
karena hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas udara di area sekitar pabrik dan
mengganggu kesehatan masyarakat yang berada disekitar pabrik, peraturan tentang hal
ini sudah tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999 tentang
pengendalian pencemaran udara didefinisikan sebagai udara bebas pada permukaan
bumi pada lapisan troposfer yang berada di dalam wilayah yuridiksi Republik Indonesia
yang di butuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur
lingkungan hidup lainnnya.

2. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang meliputi: (1)
Monitoring Dust Collector hal ini bertujuan untuk mengetahui proses Dust Collector
dalam menyaring udara yang mengandung partikel hasil dari proses produksi. (2)
Perawatan Dust Collector. (3) Pemanfaatan debu hasil dari penyaringan Dust Collector.

3. Hasil dan Pembahasan


3.1. Pengertian Dust Collector

Dust Collectoradalah peralatan yang digunakan untuk menyaring udara yang


dihasilkan oleh pabrik, gudang dan industri. Hal ini dilakukan untuk memenuhi
persyaratan keselamatan lingkungan dan tempat kerja. Di dunia industri, banyak
dampak buruk yang menimpa para pekerja.

Gambar 3.1 Bentuk Dust Collector

8
Perawatan DustCollector Untuk Mencegah Kebocoran Debu Limbah Pabrik Di PT. Wahyu Daya Mulia

Hal ini dapat terjadi karena adanya zat-zat berbahaya dari debu yang dihasilkan
oleh proses produksi. Untukmeminimalisir dampak yang muncul akibat debu hasil
produksi pabrik,maka diciptakan suatu alat yang bernama Dust Collector.

Alat ini berfungsi untuk menyaring polusi dan partikel padat dari proses produksi
industri yang bertujuan untuk mengurangi polusi pada udara. Partikel yang dimaksud di
sini adalah partikel yang dihasilkan oleh kegiatan industri yang memiliki dampak negatif
bagi manusia dan organisme hidup lainnya. Sistem Dust Collector membersihkan udara
yang tercampur dengan polusi, melalui penyaringan atau sistem pemisahan, untuk
memisahkan partikel berbahaya ini.

Batasan mengenai emisi hasil dari kegiatan industri baik itu berupa debu, asap atau uap
yang dilepaskan ke atmosfir juga telah ditetapkan oleh Occupational Safety and Health
Administration (OSHA) dan Environmental Protection Agency (EPA). Sehingga untuk
mematuhi panduan ini,perusahaan manufaktur atau industri membuat sistem yang
bernama Dust Collector. Di Indonesia indeks standar polusi udara (ISPU) menerapakan
lima jenis ISPU yakni baik,sedang,tidak sehat,sangat tidak sehat dan berbahaya.
Biasanya nilai ISPU diperlihatkan dengan angka, yang mana udara yang dinggap baik
berkisar antara 0 – 50. Sehingga perusahaan atau industri yang menghasilkan polusi
harus memperhatikan nilai ISPU yang dihasilkan oleh perusahan maupun industri
dengan cara menggunakan sistem Dust Collector. Perawatan rutin pada Dust Collector
juga sangat diperlukan agar sistem Dust Collector dapat bekerja dengan maksimal serta
stabil.

3.2. Fungsi Dust Collector

FungsidariDust Collector yakni menyaring, memisah,danmengumpulkan debu dan


partikel yang disebabkan oleh proses produksi serta melepaskan udara yang telah
sanitasi sehingga hal ini dapat mengurangi dampak dari polusi yang dihasilkan oleh
perusahaan, sehingga meningkatkan taraf kesehatan karyawan serta masyarakat di area
sekitar serta di dalam pabrik juga tidak menimbulkan masalah pada lingkungan. Adapun
fungsi peralatan ini meliputi: (1) Meningkatkan taraf kesehatan dan keselamatan kerja;
(2) Meningkatkan produktifitas; (3) Meningkatkan kualitas produk; (4) Mematuhi
peraturan yang berlaku; (5)Menjamin keselamatan dan kesehatan karyawan.

9
Hamdan Nasyech Fauzi, Jati Widyo Leksono

3.3. Cara kerja Dust Collector

Dust Collector dirancang untuk meminimalisir zat – zat berbahaya yang bercampur
dengan udara hasil proses pembuatan. Sistem Dust Collector ini memakan banyak
tempat dan tidak mudah ditata ulang, efek dari pemakaian sistem Dust Collector yang
efisien dan efektif dapat menambah durasi masa pakai peralatan dan meningkatkan
taraf kesehatan pekerja pabrik.

Gambar 3.2 Sistem Kerja Dust Collector

Bagian dari Dust Collector yang terlihat dari Gambar di atas terdiri dari saluran
udara, pegangan, kapknalpot, dan unit vakum sentral untuk mengumpulkan partikel
debu yang dikumpulkan dari komponen lain.

Jenis partikel yang tersaring di dalam Dust Collector juga berbeda-beda,


menyesuaikan dengan kebutuhan industri, karena setiap jenis kegiatan industri akan
menghasilkan jenis partikel yang berbeda. Material partikel dari kegiatan industri dapat
memiliki banyak bentuk, dari asap, debu dan serbuk yang dihasilkan oleh gergaji. Desain
dan jenis sistem pengendalian debu untuk setiap bahan dibedakan berdasarkan
seberapa efisien sistem tersebut mengurangi kadar polusi berbahaya tersebut.

Gambar 3.3 Alur proses Dust Collector

10
Perawatan DustCollector Untuk Mencegah Kebocoran Debu Limbah Pabrik Di PT. Wahyu Daya Mulia

Dari gambar diatas diketahui Dust Collector menyaring udara yang mengandung
polusi dari hasil produksi, yang kemudian dikeluarkan menjadi udara yang lebih bersih.
Debu dari hasil penyaringan Dust Collector juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan
bakar boiler dengan cara memadatkannya menggunakan alat pres sehingga debu dari
hasil penyaringan Dust Collector tidak terbuang secara percuma.

3.4. Perawatan Dust Collector

Perawatan Dust Collector meliputi pembersihan area Dust Collector, perawatan


filter penyaring, dan perawatan motor listrik blower hisap.

a) Pembersihan area Dust Collector

Hal ini bertujuan untuk menjaga area Dust Collector agar tetap kondusif, karena hasil dari
proses penyaringan Dust Collector berupa serbuk kayu maka dapat dengan mudah terbakar,
sehingga pembersihan ini sangat penting.

b) Perawatan filter Dust Collector

Pengecekan ini bertujuan untuk meminimalisir kerusakan pada filter atau baut longgar yang
berfungsi sebagai penahan filter dan penyumbatan pada filter yang di akibatkan oleh
menumpuknya debu pada filter sehingga menyebabkan debu yang belum tersaring keluar
melalui sela – sela filter yang longgar akibat tekanan udara yang disebabkan oleh filter yang
tersumbat atau baut yang longgar.

c) Perawatan motor listrik blower hisap pada Dust Collector

Perawatan motor listrik mencakup pembersihan motor listrik dan kipas pada blower hisap
serta penggantian Fan Belt yang berfungsi sebagai penerusputaran yang berasal dari motor
listrik ke blower hisap. Perawatan ini bertujuan agar motor listrik maupun kipas pada
blower hisap tetap berfungsi normal.

3.5. Manfaat perawatan pada Dust Collector

Manfaat dari perawatan pada Dust Collector adalah untuk menjaga kinerja dari Dust
Collector dan meminimalisir kerusakan sedini mungkin sehingga tidak menimbulkan kerusakan
yang mengharuskan mematikan Dust Collector yang memiliki fungsi fital pada proses produksi,
jika Dust Collector dimatikan maka debu yang dihasilkan dari proses sander (penghalusan
permukaan plywood) akan menyebar di dalam area pabrik sehingga akan mengganggu kegiatan
produksi.

11
Hamdan Nasyech Fauzi, Jati Widyo Leksono

4. Simpulan dan Saran


Simpulan
Peralatan Dust Collector merupakan salah satu komponen penting dalam industry
kayu lapis (Plywood) karena berfungsi sebagai penyaring udara dari kontaminasi debu
udara hasil produksi pabrik. Dengan adanya Dust Collector, tingkat polusi udara yang
dihasilkan oleh pabrik dapat diminimalisir. Polusi udara yang dikeluarkan pabrik tidak
sampai membahayakan kesehatan bagi para karyawan dan masyarakat di lingkungan
sekitar.
Saran
Sistem keselamatan kerja dengan menggunakan alat Dust Collector ini harus
semakin diperbanyak di tempat produksi. Hal ini bertujuan agar tidak berdampak buruk
terhadap karyawan untuk kegiatan magang selanjutnya, perlu diberikan informasi
mengenai perusahaan yang telah melakukan MoU agar mahasiswa dapat lebih cepat
mendapatkan tempat belajar.

5. Daftar Pustaka
[1] “Mengenal Dust Collector Beserta Fungsinya bagi Perusahaan Industri”. dekafilter.com.
Diakses pada 19 Desember 2022 melalui https://www.dekafilter.com/mengenal-dust-
collectors-beserta-fungsinya-bagi-perusahaan-industri/

[2] “Mengenal Sistem Dust Collector / baghouse dalam Industri”. dekafilter.com. Diakses
pada 16 Desember 2022 melaluihttps://www.dekafilter.com/mengenal-sistem-dust-
collector-baghouse-dalam-industri/

[3] Mashuri, Chamdan, dkk. 2022.“Petunjuk Teknis MAGANG/PRAKTIK KERJA


MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI
TEBUIRENG JOMBANG”. Jombang: LPPM UNHASY TebuirengJombang.

[4] Peraturan Pemerintah. 1999. Undang – Undang No. 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara. Lembaran Negara Tahun 1999, No. 88.
Sekretariat Negara.

12

Anda mungkin juga menyukai