Anda di halaman 1dari 2

Ventilasi adalah bagian dari bangunan yang fungsinya sebagai saluran pengaliran udara, aliran ini dapat

dari dalam bangunan atau pabrik menuju ke luar bangunan atau pabrik ataupun sebaliknya. Keberadaan
ventilasi udara ini memungkinkan terjadinya pertukaran udara di dalam maupun di luar secara terus
menerus. Pengertian ventilasi lainnya adalah ventilasi merupakan proses penyaluran udara segar ke
dalam suatu ruangan dan pengeluaran udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alami maupun
mekanis.

Ventilasi industry adalah suatu terapan teknologi hygiene perusahaan yang memiliki tujuan menciptakan
lingkungan kerja yang aman dan sehat. Ventilasi di dalam konsep hygiene industry atau dalam lingkup
industry ini juga disebut sebagai ventilasi industry yang mana ventilasi industry berarti mensirkulasikan
udara dalam ruangan untuk mengendalikan suhu sehingga menjadi segar dan nyaman.

Ventilasi juga berarti terjadinya pertukaran udara di tempat kerja, ventilasi yang baik terjadi sekitar 2
sampai 3 kali per menit setiap orang , ventilasi menurut jenis dapat dibagi menjadi ventilasi buatan dan
alamiah, ventilasi alamiah adalah ventilasi yang terjadi dengan cara alami karena perbedaan tekanan dari
luar suatu tempat dan perbedaan temperature antara dalam dan luar ruangan , sehingga udara panas
dapat naik dan masuk ke saluran ventilasi dan digantikan dengan udara yang lebih dingin tanpa memakai
alat bantu.

Sedangkan ventilasi mekanik atau buatan adalah : sistem ventilasi yang membutuhkan bantuan alat
untuk menukarkan udara seperti kipas dan blower yang mana ventilasi buatan yaitu seperti AC,Exhaus
Fan, blower dll sedangkan ventilasi alamiah seperti jendela, kisi dl.

Adapun Fungsi ventilasi:

1. Mensuplai udara bersih ke dalam suatu ruangan.


2. Mensuplai panas akibat hilangnya panas ruangan atau bangunan.
3. Membebaskan udara ruangan dari bau bauan, asap debu dll.
4. Mengeluarkan kelebihan udara panas yang disebabkan radiasi tubuh dll.

Sistem ventilasi

Untuk membuat sebuah sistem ventilasi, perencanaannya harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan
kontaminan. Sistem ventilasi dibedakan menjadi:

1. Dilusi (general ventilation) Ventilasi ini bertujuan untuk mengendalikan bahaya di tempat kerja dengan
cara mensuplai udara bersih ke dalam ruangan untuk megencerkan udara di dalam ruang yang tercemar.

2. Ventilasi pengeluaran setempat (Local ventilation) Ventilasi ini digunakan untuk menyedot udara pada
suatu titik tertentu dan biasanya ditempatkan dekat dengan sumber pencemar. Cara kerjanya adalah
melalui proses pengisapan dan pengeluaran udara terkontaminasi dari sumber pencemaran sebelum
udara yang terkontaminasi berada pada zona pernafasan dan menyebar ke seluruh ruangan kerja.

3. Hood, berfungsi untuk menangkap pencemar. Faktor yang mempengaruhi pembuatan hood adalah
berdasarkan pada bentuk, kecepatan serta arah di mana kontaminan dilepaskan.
4. Duct, berfungsi untuk menyediakan jalan bagi udara yang terkontaminasi kebagian pembersih udara.
Kecepatan dari udara dari saluran ini harus cukup tinggi untuk mencegah partikel-partikel besar
mengendap di dalam saluran duct dan menutup saluran ini sehingga keefektifan kerjanya berkurang.

5. Air cleaner, berfungsi memisahkan kontaminan dari aliran udara sebelum dilepaskan ke atmosfer atau
di daur ulang ke area kerja. Pembersih udara terdiri dari dua bagian yaitu: filter udara dan pengumpul
debu. Filter atau penyaring udara berfungsi untuk memisahkan partikel yang berukuran kecil dari udara
yang disedot. Pengumpul debu berfungsi untuk memisahkan partikel yang berukuran lebih besar, yang
biasanya terdapat di udara pada proses industri.

Terdapat dua model aliran udara:

1. Flow bucking, dimana kontaminan mengalami perputaran di sekitar pekerja (contoh pekerja las),
pola ini terjadi karena adanya aliran yang saling berlawanan
2. Terbentuk aliran udara yang saling sinergis sehingga kontaminan menuju satu titik pengeluaran
tanpa mengalami perputaran dalam ruang terbatas.

Undang- undang yang mengatur tentang ventilasi

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
UndangUndang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung pada pasal 39 dan 40.

Efek ventilasi bila melebihi nilai ambang batas:


a) Ketidaknyamanan bekerja.
b) Mengurangi aktivitas kerja.
c) Gangguan kesehatan pekerja

Sumber :

Pratiwi, A. D. Higiene Industri: Pengantar bagi Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. GUEPEDIA.


Setyaningsih, Y. (2018). Buku Ajar Higiene Lingkungan Industri. Semarang: FKM Undip Press

Anda mungkin juga menyukai