Anda di halaman 1dari 4

DAFTAR ISI

A. PENDAHULUAN
Bagian Pendahuluan menguraikan latar belakang yang mengungkap tentang situasi dan
kondisi bangsa, negara yang menjadi alasan mengangkat gagasan menjadi PKM-GFT
(dilengkapi dengan data atau informasi yang mendukung). Bagian ini juga mengungkap
tujuan dan besarnya manfaat yang ingin dicapai.

Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai resiko adanya dampak polusi udara yang
tinggi. Udara memiliki fungsi yang sangat penting dalam kehidupan makhluk hidup dan
keberadaan benda-benda lainnya. Sehingga udara adalah sumber daya alam yang harus
dilindungi untuk hidup, kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Oleh sebab itu, udara
dalam pemanfaatannya harus dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan
kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. Untuk mendapatkan udara sesuai
dengan tingkat kualitas yang diinginkan maka pengendalian pencemaran udara menjadi
sangat penting untuk dilakukan. Udara merupakan media lingkungan yang perlu menjadi
perhatian dan sasaran.
Pencemaran didefenisikan sebagai perusak terhadap kualitas udara. Kerusakan kualitas ini di
sebabkan oleh berbagai sumber yang merusak Kesehatan. Polusi udara merupakan salah satu
dari jenis pencemaran lingkungan hidup yang dapat bersumber dari berbagai macam antara
lain : asap kendaraan bermotor, asap pabrik, limbah industry , limbah rumah tangga dan lain-
lain.
Pencemaran udara merupakan suatu kondisi dimana kehadiran satu atau lebih substansi
kimia, fisik, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang membahayakan bagi Kesehatan
manusia.
Penyebab pencemaran udara di Indonesia 70% merupakan hasil dari emisi kendaraan
bermotor, kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan
dampak negatif, baik terhadap Kesehatan manusia maupun lingkungan.
Pencemaran udara pada saat ini sudah mencapai tingkat mengkhawatirkan, karena didukung
oleh perkembangan dunia industry. Pencemaran udara di Indonesia sudah sangat
mengkhawatirkan, pencemaran asap kendaraan bermotor menjadi sumber yang paling utama
pencemaran udara di Indonesia. Selain itu adanya illegal logging menjadi salah satu hal yang
sangat berpengaruh terhadap pencemaran udara di Indonesia. Kasus illegal logging yang
meningkat dan juga kurang nya lahan di perkotaan menjadi sumber utama dari permasalahan
pencemaran udara di Indonesia. Efek dari penceamaran udara sangat lah banahak termasuk
adanya efek rumah kaca.
Efek rumah kaca menyebabkan adanya perubahan iklim dan pemanasan global.
Pada saat ini telah ada alat yang dapat memantau kualitas udara du suatu tempat, alat yang
dapat memantau kualitas udara tersebut dinamakan papan indeks standar pencemar udara
(ISPU). Papan ISPU merupakan laporan kualitas udara kepada masyarakat untuk
menerangkan seberapa bersih atau tercemarnya udara dan bagaimana dampaknya terhadap
Kesehatan setelah menghirup udara tersebut selama beberapa jam atau hari.
Asap knalpot motor dan adanya cerobong asap industry yang mengakibatkan karbon
monoksida (CO) tinggi di udara. salah satu cara untuk menurunkan kadar CO terzebut adalah
dengan menggunakan penyaring udara.
B. GAGASAN
Bagian gagasan berisi:
1. Pemicu gagasan (diperoleh dari fenomena sosial budaya masyarakat di semua strata
dan tatanan kehidupan, yang didukung oleh sumber-sumber terpercaya);
Untuk mendapatkan kualitas kerja Penyejuk Udara yang optimal, perawatan yang baik
dan benar dari tiap komponennya menjadi syarat utama guna proses penyejukan yang
optimal.
Salah satu hal yang dapat mempengaruhi kualitas kerja Penyejuk Udara adalah saat filter
udaranya telah kotor, dimana kompresor akan beroperasi lebih lama ataupun terus menerus
untuk mensirkulasikan udara dingin, sampai suhu ruang sama dengan suhu yang dipilih.
Hal ini dapat meningkatkan konsumsi energi listrik dari peralatan Penyejuk Udara karena
kompresornya akan bekerja terus menerus selama Penyejuk Udara tetap dioperasikan .
Sistem yang terpadu dalam pembuatan sistem pendeteksi dan penginformasi kekotoran
penyaring udara peralatan Penyejuk Udara menggunakan mikrokontroler.
2.3. Perancangan Sistem Deteksi Filter Udara AC
Perancangan sistem deteksi filter udara AC dilakukan dengan menggabungkan modul-
modul sistem seperti modul driver relay, modul driver sensor arus, modul driver
alaram, modul input berupa tombol tekan dan LCD yang berfungsi sebagai display.
Modul-modul tersebut terintegrasi dengan mikrokontroler ATMega 8535 yang berfungsi
sebagai pusat pengendali kerja dari keseluruhan sistem, berdasarkan alur kerja program
yang ditanamkan kedalam mikrokontroler ATMega 8535. Gbr. 3 memperlihatkan
perancangan sistem deteksi filter udara air conditioning.
2. Tawaran solusi yang terkait dengan permasalahan yang diangkat;
Adanya alat untuk memfilter udara kotor di industry pabrik, sehingga udara yang kotor dapat
menjadi bersih, selain itu alat ini menggunakan system tumbuhan dimana karbon monoksida
menjadi oksigen dan menjadi solusi dari besarnya dampak penebangan hutan.
Keterangan algoritma sistem sebagai berikut:
1. Tahap awal sistem akan membaca keadaan tombol on
2. Keterangan :
1. Kit mikrokontroler ATMega 8535 berfungsi sebagai pengatur kerja keseluruhan sistem.
2. Tombol on/off berfungsi untuk mengaktifkan dan menonaktifkan kerja sistem.
3. Tombol reset, berfunsi untuk mereset sistem pada saat terindikasi filter udara air
conditioning telah kotor (ditandai dengan aktifnya indikator alaram).untuk mengaktifkan
keseluruhan sistem.
2. Setelah sistem aktif, peralatan air conditioning akan diaktifkan melalui rangkaian driver
relay.
3. Selanjutnya sistem akan mebaca keadaan tombol off apakah ditekan atau tidak, jika
ditekan, maka sistem akan menonaktifkan kerja air conditioning, kemudian sistem
kembali ke tahap 1. Jika tombol off tidak ditekan, maka sistem menuju ke tahap
selanjutnya.
4. Tahap selanjutnya, membaca data sensor arus melalui ADC kemudian
membandingkannya dengan nilai setpoint
5. Jika data sensor arus berada pada rentang nilai setpoint saat kompresor dalam keadaan
off (hanya indoor yang bekerja), maka sistem akan menghitung konsumsi energi listrik
(Wh) dan jumlah bayar (Rp) dan menampilkannya melalui LCD.
6. Jika data sensor arus berada pada rentang nilai setpoint saat kompresor dalam keadaan
on (out door dan indoor yang bekerja), maka sistem akan menghitung konsumsi energi
listrik (Wh) dan jumlah bayar (Rp) dan menampilkannya melalui LCD.
7. Jika data sensor arus lebih besar dari nilai setpoint saat meningkatnya konsumsi arus
listrik karena kerja kompresor yang lama akibat kekotoran filter udara air conditioning,
maka sistem akan menonaktifkan kerja air conditioning dan mengaktifkan alaram serta
menampilkan informasi melalui LCD bahwa filter udaranya telah kotor.
8. Selanjutnya sistem akan membaca keadaan tombol reset untuk menonaktifkan alaram
dan menginformasikan bahwa sistem harus dinonaktifkan untuk dilakukan pembersihan
terhadap filter udara yang kotor dari peralatan air conditioning.
9. Setelah proses perawatan air conditioning dilakukan, pengoperasian sistem kembali ke
tahap awal yaitu membaca keadaan tombol on untuk mengaktifkan sistem.

3. Pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat membantu mengimplementasikan


gagasan dan peran atau kontribusi masing-masingnya;
1. pemerintah
2. pelaku industry, perusahaan yang besar dan memiliki dampak pencemaran udara yang
tinggi.
3. Masyarakat sekitar dan pengamat udara.
4. BMKG
4. Langkah-langkah strategis dan timeline dalam merealisasikan gagasan sehingga
dampak sistemik yang diharapkan, tercapai.

KESIMPULAN
1. Nyatakan gagasan yang diajukan;
Gagasan nya membuat alat yang dapat mengurangi dampak asap industry dan alat
yang dapat memfilter udara dari yang sangat berbahaya menjadi udara yang bersih
atau aman.
2. Cara merealisasikannya dan berapa lama waktu yang diperlukan;
Caranya membuat alat yang dirancang dan lama pengerjaanya adalah 10 tahun.
3. Prediksi dampak gagasan bagi masyarakat atau bangsa.
Prediksi dampaknya tentu sangat membantu masyarakat yang terkena dampak udara kotor
dan dapat menjadi solusi dalam saat sekarang ini yang sudah memasuki industry 5.0 dengan
membuat alat memfilter udara dan dapat membersihkan udara tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, serta Dosen Pendamping;
Lampiran 2. Kontribusi Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping;
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim Penyusun

Anda mungkin juga menyukai