Anda di halaman 1dari 1

KKG MIN1 Kendal Selenggarakan Bedah Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia

Kendal – KKG MIN 1 Kendal yang terbentuk sebagai tindak lanjut Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Islam Nomor 1381 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis
Pengembangan dan Penyelenggaraan Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP), dan Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK)
Madrasah, mulai melaksanakan program kerjanya. Bersama Miftahudin salah satu
nara sumber asesmen nasional, KKG membedah assessmen kompetensi siswa
Indonesia, Kamis (18/2).
Mustofa, selaku Ketua KKG mengatakan sebagai wadah pengembangan profesi secara
berkelanjutan, KKG MIN 1 Kendal sudah memiliki Struktur Organisasi, AD/ART, dan
Program Kerja. Oleh karena itu, pada pagi hari ini dihadirkan nara sumber untuk
membedah seputar asesmen nasional.
“Manfaatkan sebaik-baiknya kegiatan pada pagi hari ini, target dan produk yang sudah
diprogramkan semoga dapat tercapai,” pungkasnya.
Sementara Subiyono, selaku kepala MIN 1 Kendal mengapreasiasi apa yang dilakukan
oleh Pengurus KKG MIN 1 Kendal dan berharap bapak ibu guru dapat memanfaatkan
kesempatan ini untuk meningkatkan kompetensi guru.
Kaintannya dengan tema bedah asesmen nasional, kamad mengharapkan bapak ibu
guru tidak terperosok kepada bagaimana mengedril siswa mengerjakan soal-soal AKSI,
tetapi lebih pada bagaimana membangun kultur budaya belajar di madrasah.
Selanjutnya, Miftahudin sebagai nara sumber, memaparkan bahwa berdasarkan PISA
2018 menempatkan Cina sebagai peringkat pertama dari semua aspek, membaca,
matematika, dan sains; sementara Indonesia menempati peringkat 6 dari bawah untuk
semua aspek.
Lebih lanjut Miftah menyebutkan kelemahan siswa Indonesia pada literasi membaca,
siswa tidak cermat membaca informasi yang ada pada footnote, hanya sebanyak 4,33
% menjawab benar. Kelemahan siswa pada literasi Sains, lemahnya berfikir scientific
untuk meverfikasi suatu informasi logis ataukah tidak berdasarkan bukti ilmiah, hanya
5% yang menjawab benar. Sedangkan pada literasi matematika, kemampuan
mengolah informasi mencerna permasalahan, mengindentifkasi informasi masih sangat
rendah, hanya 1 % menjawab benar.
Oleh karena itulah muncul kebijakan-kebijakan merdeka belajar, salah satu diantaranya
adalah kebijakan asesmen nasional. Asesmen tersebut tidak dilakukan berdasarkan
mata pelajaran atau penguasaan materi kurikulum seperti yang diterapkan dalam ujian
nasional selama ini, melainkan melakukan pemetaan terhadap dua kompetensi
minimum siswa, yakni dalam hal literasi dan numerasi.
Pada akhir sesi, nara sumber memberikan tips penting bagi guru menyongsong
asesmen nasional: Mencari stimulus yang menantang, kontekstual, dan rasional;
Ingatkan selalu materi esensial tentang literasi dan numerasi; Fokus AKM dapat
dijadikan inspirasi membuat soal; Tetapkan target keberhasilan secara jelas; Amati dan
pahami inpirasi soal AKM yang ada dan mencoba membuatnya; dan Hindari membuat
soal yang rutin.
Demikian jelas nara sumber, mengenai Tips asesmen nasional bersama Miftah. (sby)

Anda mungkin juga menyukai