Anda di halaman 1dari 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY MATERI


MENJELAJAHI ALAM SEMESTA

Muliati
Sekolah Dasar Negeri 008 Batu Sopang, Paser, Kalimantan Timur
e-mail: muliati.gs@gmail.com

Abstract: Based on the results of observations of the implementation of Class 1 science learning at SDN 008
Batu Sopang, several problems were encountered such as students asking fewer questions, less motivation to
learn, less use of media and learning models, and still being teacher-centred. Thus, students' daily test
assessments on the theme of the Universe still do not meet the minimum completion standard (KKM) 65. Inquiry-
based science learning can improve student learning in these conditions. This research involved 27 Class 1
students of SDN 008 Batu Sopang in 2023/2024, 15 men and 12 women. Two cycles were used for this
investigation. This classroom action research follows Kemmis and McTaggart's cycle of planning, implementing,
observing and reflecting. The results of this research prove that the increase in learning outcomes had a quite
good effect in cycle 1, but there were still some students who had not completed it , and in cycle 2 there was a
very good improvement, almost all students completed the test questions given. By implementing an inquiry
learning design, students can think critically, solve problems creatively, and gain a more useful understanding of
learning in improving learning outcomes.

Keywords: the universe, improving learning outcomes, inquiry learning

Abstrak: Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran IPA Kelas 1 SDN 008 Batu Sopang, ditemui
beberapa masalah seperti siswa lebih sedikit bertanya, kurang termotivasi belajar, kurang memanfaatkan media
dan model pembelajaran, serta masih berpusat pada guru. Dengan demikian, penilaian ulangan harian siswa
pada topik Tema Alam Semesta masih belum memenuhi standar ketuntasan minimal (KKM) 65. Pembelajaran
sains berbasis inkuiri dapat meningkatkan pembelajaran siswa dalam kondisi tersebut. Riset ini melibatkan 27
siswa Kelas 1 SDN 008 Batu Sopang tahun 2023/2024, 15 laki-laki dan 12 perempuan. Dua siklus digunakan
untuk penyelidikan ini. Riset tindakan kelas ini mengikuti siklus perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi Kemmis dan McTaggart. Hasil riset ini membuktikan peningkatan hasil belajar berpengaruh cukup baik
pada siklus 1, namun masih terdapat beberapa siswa yang belum tuntas, dan pada siklus 2 mengalami
peningkatan yang sangat baik hampir semua siswa tuntas dalam mengerjakan soal ulangan yang diberikan.
Dengan menerapkan rancangan pembelajaran inkuiri, siswa dapat berpikir kritis, memecahkan masalah secara
kreatif, dan memperoleh pemahaman belajar yang lebih bermanfaat dalam meningkatkan hasil belajar.

Kata kunci: alam semesta, peningkatan hasil belajar, pembelajaran inquiry


PENDAHULUAN
Menurut UU Struktur Pendidikan Nasional (2003), pendidikan diartikan sebagai
keinginan yang disengaja serta terorganisir yang bertujuan dalam menumbuhkan lingkungan
dan perpindahan belajar yang kondusif, dimana siswa secara aktif mengembangkan kapasitas
yang melekat dalam diri mereka untuk memperoleh ketabahan religius dan spiritual, disiplin
diri, individualitas, kecerdasan, budi pekerti yang berbudi luhur, dan kompetensi yang
diperlukan untuk pembangunan pribadi, masyarakat, bangsa, dan Negara. Pendidikan ialah
upaya yang disengaja yang bertujuan untuk memupuk kemampuan yang melekat pada setiap
individu, memungkinkan mereka untuk maju dan berkembang baik sebagai individu maupun
sebagai anggota masyarakat yang berkontribusi, sehingga mencapai kesejahteraan dan
kepuasan pribadi 1.
Sesuai ketentuan yang dituangkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 3 menjelaskan tujuan utama pendidikan sebagai pengembangan
kemampuan bawaan peserta didik akan mewujudkan religious kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa, berperilaku terpuji, sehat jasmani, memperoleh ilmu pengetahuan, menunjukkan
kompetensi, menumbuhkan kreativitas, mencapai kemandirian, dan pada akhirnya mengambil
peran sebagai warga negara yang demokratis. Konsep tanggung jawab mengandung
kewajiban moral atau etika untuk memenuhi kewajiban atau tugas seseorang 2.
Pendidikan merupakan suatu usaha yang disengaja yang bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas individu, sehingga menumbuhkan karakter dan menumbuhkan
kemandirian. Pendidikan dipandang sebagai investasi strategis dalam pengembangan dasar
manusia, dengan khusus mendorong pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, lembaga
pemerintah dengan penuh semangat mengadvokasi promosi dan kemajuan upaya pendidikan.
Penerapan sistem pembelajaran yang ideal secara efektif sangat penting bagi keberhasilan
pendidikan. Perolehan pengetahuan dan keterampilan merupakan dasar fundamental dari
proses penyampaian pendidikan.
Mayoritas kegiatan pembelajaran di sekolah dasar, khususnya bidang sains, di
Indonesia masih dilakukan dengan menggunakan metode tradisional 3. Menurut Asrizal
(2022), pendekatan pendidikan sains yang ideal ialah yang mengutamakan pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Hal ini memerlukan keterlibatan aktif siswa dalam proses membangun
pengetahuan melalui berbagai cara, seperti mendeteksi fenomena, pemecahan masalah,
membaca, pengambilan informasi, penyelidikan, dan penerapan praktis. Selain itu,
pendekatan ini harus dilakukan secara kolaboratif dan selaras dengan tuntutan pembelajaran
abad ke-21 (Supena, 2021). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang
penting dan berperan dalam mengembangkan karakter dan keterampilan siswa, serta dalam
menanamkan pemahaman dasar tentang sains dan teknologi 4.

1
Rohmatul Khoeriyah, Shoimatun Febriyani, dan M Ilham Rahman Riyadi, “Workshop
Inovasi Pembelajaran di Sekolah Dasar SHEs: Conference Series 3 (4) (2020) 1625– 1633,”
2020.
2
Khoeriyah, Febriyani, dan Riyadi.
3
Sofia Ranti dan Yeni Dwi Kurino, “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis IPA Peserta Didik” 2 (2023).
Berdasarkan hasil observasi dalam pelaksanaan pembelajaran IPA di Kelas 1 SDN
008 Batu Sopang, ditemui beberapa masalah seperti siswa kurang aktif bertanya, siswa kurang
termotivasi dalam belajar, kurangnya penggunaan media dan model pembelajaran, serta
pembelajaran masih berpusat pada guru. Sehingga hasil tes harian siswa pada mata pelajaran
IPA Tema Alam Semesta cukup rendah dan tidak mencapai standar ketuntasan minimal
(KKM) yaitu dibawah 65.
Berdasarkan tantangan-tantangan yang disebutkan di atas, sangatlah penting untuk
menerapkan langkah-langkah yang bertujuan untuk memajukan mutu pendidikan. Langkah-
langkah tersebut terutama mengaitkan murid secara aktif dalam proses pembelajaran dan
penanaman perilaku ilmiah pada siswa. Dengan mengadopsi pendekatan-pendekatan ini,
siswa dapat memperoleh pengetahuan pengalaman yang berharga dan mengembangkan
pemahaman konsep yang lebih dalam, sehingga memusatkan pengembangan hasil
pembelajaran 5. Salah satu pendekatan pedagogi potensial yang cocok dengan keadaan
tersebut dan berpotensi meningkatkan hasil belajar siswa ialah penggunaan rancangan
pembelajaran inkuiri 6. Model pembelajaran berbasis inkuiri ialah pendekatan pedagogi yang
memfasilitasi integrasi konten pembelajaran dengan pengalaman hidup siswa, mendorong
pengembangan hubungan antara informasi yang diperoleh dan penerapan praktisnya dalam
konteks kekeluargaan dan komunitas. Pendekatan ini memberikan arti penting dalam belajar
siswa, sehingga berpotensi meningkatkan prestasi akademiknya dengan mencapai tingkat
ketuntasan minimal (KKM) sekolah sebesar 65 7.
Dalam kurikulum Indonesia, model pembelajaran inquiry telah direkomendasikan
sebagai model pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
kreativitas dan pemecahan masalah siswa. Model pembelajaran inquiry ialah metode
pembelajaran berbasis pendekatan saintifik dimana siswa diajak untuk mengumpulkan
informasi dengan cara bertanya dan menjawab, membuat hipotesis, melakukan percobaan dan
mengevaluasi hasilnya 8.
METODE PENELITIAN

4
Miftahur Wahida, I Gede Margunayasa, dan I Wayan Gunartha, “Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar IPA Siswa
SD,” Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti 9, no. 2 (16 November 2022): 274–85,
https://doi.org/10.38048/jipcb.v9i2.676.
5
I Gede Sumaka, “Usaha Maksimal Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Dengan
Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Siswa SD Negeri 2 Bebetin,” 30 November
2022, https://doi.org/10.5281/Zenodo.7367510.
6
Adi Neneng Abdullah dan Benedikta Boleng, “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dalam
Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Sekolah Dasar,” Jurnal Basicedu 6, no. 6 (24
Januari 2023): 10174–80, https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i6.3779.
7
Nelfa Henthis, “Pengaruh Pendekatan Inkuiri terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI
Sekolah Dasar,” Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan 4, no. 2 (13 Februari 2022): 1991–2000,
https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i2.2042.
8
Ni Luh Sutarningsih, “Model Pembelajaran Inquiry untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
IPA Siswa Kelas V SD,” Journal of Education Action Research 6, no. 1 (20 Februari 2022):
116, https://doi.org/10.23887/jear.v6i1.44929.
Subjek riset ialah siswa Kelas 1 SDN 008 Batu Sopang Tahun Pelajaran 2023/2024,
yang berjumlah 27 orang, terdiri dari 15 anak laki-laki dan 12 anak perempuan. Riset
dilakukan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2023/2024 di SDN 008 Batu Sopang yang
beralamat di Jl. Negara KM 163 RT. 002 Desa Busui Kecamatan Batu Sopang Kabupaten
Paser 76252. Desain siklus dalam PTK ini menggunakan prosedur riset dengan pedoman
pengambilan siklus menurut Kemmis dan Mc Taggart. Dalam PTK ini pengambilan siklus
direncanakan sebanyak dua kali, setiap siklus dilakukan satu kali pertemuan. Setiap satu
pertemuan berdurasi 2JP (2 x 35 menit). Masing-masing siklus ini terdiri dari empat langkah,
antara lain: perencanaan, pelaksanaan, observasi/pengamatan dan refleksi 9.

Gambar 1. Penelitian Tindakan Kelas


a. Siklus 1
1) Perencanaan
Di kelas 1 SDN 008 Batu Sopang, peneliti mengamati rendahnya nilai ulangan harian
siswa IPA Tema Alam Semesta yang tidak mencapai KKM. Observasi ini
menginformasikan rencana kegiatan peneliti untuk memecahkan masalah. Peneliti
menggunakan langkah-langkah perencanaan tindakan antara lain: (a) membuat RPP,
(b) menyiapkan materi, alat dan media pembelajaran, (c) membuat soal tes evaluasi
dan LKPD yang dibutuhkan dalam melaksanakan proses belajar mengajar, (d)
membuat skenario pembelajaran yang aktif dengan menggunakan media yang
dibutuhkan, (e) menyiapkan daftar hadir siswa kelas 1, (f) membuat instrument riset
berupa lembar observasi guru dan siswa serta menyiapkan alat dokumentasi berupa
handphone, tripot, buku catatan, dan alat pendukung lainnya.
2) Pelaksanaan
Adapun langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut: (a) guru memulai pembelajaran
dengan salam, (b) guru meminta siswa untuk berdoa secara bersama-sama, (c) guru
menanyakan kabar siswa, (d) guru mengecek kehadiran siswa, (e) menyanyikan lagu
“Mengenal Permukaan Bumi” secara bersama-sama, (f) apersepsi: siswa diajak untuk
mengingat materi sebelumnya dengan cara bertanya-jawab dengan guru, (g) guru

9
I G.A.K. Wardani dan Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas (Edisi 2) (Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka, 2021).
menyampaikan tema/sub tema, tujuan pembelajaran serta model pembelajaran yang
akan digunakan, (h) guru memberi materi pembelajaran Tema Alam Semesta Sub
tema Mengenal Permukaan Bumi, (i) guru menjelaskan materi mengenal permukaan
bumi dengan media flash card, (j) guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
untuk mengerjakan LKPD, (k) guru membagikan dan menjelaskan cara mengerjakan
LKPD, (l) guru mengapresiasi dan mengevaluasi penyampaian hasil diskusi dari setiap
kelompok serta memberikan kesimpulan pembelajaran, (m) guru memaparkan rencana
ajar selanjutnya dan mengakhiri KBM dengan salam dan doa bersama.
3) Observasi
Kegiatan dilaksanakan dengan mengamati siswa dan guru kelas 1 SDN 008 Batu
Sopang dan mencatat tindakannya pada lembar observasi. Setiap siklus diakhiri
dengan evaluasi hasil belajar. Kegiatan yang dilakukan selama ini antara lain: (a)
melihat hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Tema Alam Semesta Sub tema
Mengenal Permukaan Bumi serta aktivitas siswa dalam belajar dengan menggunakan
lembar observasi, (b) mengadakan evaluasi untuk menjalankan siklus berikutnya.
4) Refleksi
Tindakan refleksi sering kali dilakukan setelah berakhirnya suatu siklus tertentu. Pada
saat ini, peneliti mengevaluasi pelaksanaan dan hasil yang dicapai dalam
melaksanakan intervensi kelas dalam satu kali pengulangan, dan temuan dari
introspeksi ini berfungsi sebagai landasan untuk meningkatkan dan menyempurnakan
desain dan pelaksanaan intervensi pada pengulangan berikutnya.
b. Siklus 2
1) Perencanaan
Pelaksanaan siklus 2 merupakan rangkaian tindakan selanjutnya yang dibangun
berdasarkan temuan refleksi siklus 1. Pemahaman tersebut menjadi landasan bagi
rencana perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus 2 yang
rencananya akan dimulai pada hari Rabu, 25 Oktober 2023. Beberapa uraian
perencanaan yang dilakukan peneliti pada tahap ini yaitu: (a) membuat RPP, (b)
menyiapkan materi pembelajaran yang dibutuhkan, (c) membuat soal tes evaluasi dan
LKPD yang dibutuhkan dalam melaksanakan proses belajar mengajar, (d) membuat
skenario pembelajaran yang aktif dengan menggunakan media yang dibutuhkan, (e)
menyiapkan daftar hadir siswa kelas 1, (f) membuat instrument riset berupa lembar
observasi guru dan siswa, serta menyiapkan alat dokumentasi berupa laptop,
handphone, tripot, proyektor, speaker, buku catatan, dan alat pendukung lainnya.
2) Pelaksanaan
Tindakan yang dilakukan peneliti dalam siklus 2 ini ialah melakukan proses
pembelajaran dengan menggunakan rancangan pembelajaran inquiry berbantuan video
pembelajaran Tema Alam Semesta, jika pada siklus 1 menggunakan media flash card
dipilihkan oleh guru, maka pada siklus 2 menggunakan video pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa saat belajar. Sehingga saat
penyampaian hasil diskusi didepan kelas terdapat banyak variasi judul yang
disampaikan.
3) Observasi
Observasi yang dilakukan terhadap hasil belajar IPA siswa atau pengamatan sikap
siswa selama proses kegiatan belajar mengajar secara tatap muka dapat dijadikan
sebagai bahan refleksi.
4) Refleksi
Peneliti mengevaluasi hasil belajar siswa yang dilakukan pada siklus dua dan
selanjutnya melakukan analisis perbandingan dengan hasil yang dicapai atas siklus
satu. Riset ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan video pembelajaran
bersamaan dengan model pembelajaran inquiry meningkatkan hasil belajar IPA siswa
kelas 1.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Siklus 1
Di sela-sela pelaksanaan prosedur, guru (peneliti) menyampaikan materi pengajaran yang
berkaitan dengan tema alam semesta. Pelaksanaan tindakan siklus 1 dilaksanakan melalui
satu kali pertemuan tatap muka selama dua jam pelajaran, dengan jatah waktu yang
ditentukan 2JP x 35 menit. Siklus 1 dimulai pada tanggal 18 Oktober 2023, hari Rabu.
Pelaksanaan upaya ini berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
telah ditetapkan secara khusus:
a. Kegiatan Awal/Pendahuluan
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran guru mengucap salam dan mengajak
siswa untuk berdo’a sebelum belajar, mengabsen dan menanyakan kabar, kemudian
dilanjutkan dengan menyanyi bersama lagu “Mengenal Permukaan Bumi”. Setelah itu
guru memberikan apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran serta
guru menyampaikan tema/sub tema pelajaran.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, Guru memberikan materi pembelajaran Tema Alam Semesta Sub
tema Mengenal Permukaan Bumi. Guru menjelaskan materi mengenal permukaan
bumi dengan menggunakan media flash card. Kemudian guru dan siswa melakukan
tanya jawab terkait gambar pada flash card. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok, siswa mulai melakukan diskusi kelompok dan mengerjakan lembar diksusi
berupa LKPD tentang mengenal permukaan bumi. Setelah selesai diskusi kelompok,
siswa mempresentasikan hasil diskusi mengenal permukaan bumi didepan kelas secara
bergantian. Guru dan siswa secara bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi. Siswa
diminta untuk menceritakan pengalaman selama berdiskusi dengan teman
sekelompoknya. Guru membuat kesimpulan mengenai tugas yang telah dikerjakan
siswa. Guru membagikan lembar tes formatif berupa checklist cara merawat bumi.
Siswa mulai mengerjakan lembar tes formatif. Setelah selesai mengerjakan siswa
mengumpulkan dan menyerahkannya kepada guru. Guru melakukan tes sumatif
berupa soal evaluasi lisan kepada siswa, siswa mulai menjawab secara lisan soal
evaluasi yang ditanyakan oleh guru secara bergantian.
c. Kegiatan Akhir/Penutup
Guru menyimpulkan materi dan memperkuat pembelajaran selama kegiatan penutup.
Seorang siswa dipilih oleh instruktur untuk memimpin doa. Setelah berpamitan,
instruktur mengakhiri pelajaran dan berangkat pulang.
Observasi yang dilakukan bersama rekan oleh pendidik (peneliti). Fokus kegiatan
observasi ialah tingkat keterlibatan yang ditunjukkan oleh siswa dan guru selama proses
pembelajaran.
Proses pembelajaran ternyata cukup aktif, terbukti dengan antusiasnya siswa dalam
mengikuti kegiatan pendidikan. Difasilitasi dengan melibatkan materi pendidikan. Sepanjang
diskusi kelompok, siswa terlihat sangat aktif dalam menyuarakan pendapatnya mengenai
materi pelajaran yang berkaitan dengan permukaan bumi. Upaya kolaboratif antar siswa
terlihat jelas saat mereka terlibat dalam LKPD kelompok yang terdistribusi. Siswa juga
terlibat dalam pertanyaan aktif ketika dihadapkan pada isi pelajaran yang melampaui
pemahaman mereka. Oleh karena itu, terjadi interaksi yang sangat baik antara guru dan siswa.
Siswa dapat menanggapi penilaian sumatif dan formatif dalam bentuk pertanyaan evaluasi
lisan untuk mengukur kemanjuran materi yang telah mereka peroleh.
Guru harus memperhatikan faktor-faktor tertentu ketika menyajikan informasi tentang
permukaan bumi. Terlihat bahwa beberapa anak terlibat dalam percakapan dan menunjukkan
kurangnya perhatian, sementara yang lain tetap pasif selama diskusi kelompok. Untuk
mengatasi masalah ini, guru harus menerapkan strategi untuk memotivasi siswa, mendorong
partisipasi aktif mereka dalam berbagai kegiatan. Dalam konteks upaya kolaboratif, tindakan
individu berkumpul dan membentuk kelompok ialah hal yang umum dilakukan.
Guru (peneliti) dan teman sejawat menilai dan merenungkan upaya perencanaan,
pelaksanaan, dan observasi. Melalui proses terlibat dalam latihan reflektif ini, individu
mampu mengidentifikasi area kelemahan dan area kekuatan yang muncul sepanjang aktivitas
belajar mereka. Penilaian mandiri ini memungkinkan identifikasi bidang-bidang tertentu yang
mungkin menjadi sasaran perbaikan guna meningkatkan hasil pembelajaran di masa depan.
Pada siklus 1 diperoleh hasil belajar siswa kelas 1 dengan memakai rancangan
pembelajaran inquiry sebagai berikut:
Tabel 1. Data Nilai Ulangan Harian Siswa Siklus 1
Nama KKM Poin Keterangan
Afc1 65 100 Lulus
Ards2 65 60 Belum Lulus
Ara3 65 100 Lulus
An4 65 90 Lulus
Fj5 65 100 Lulus
Hat6 65 60 Belum Lulus
Mcm7 65 90 Lulus
My8 65 80 Lulus
Mn9 65 60 Belum Lulus
Maa10 65 100 Lulus
Mah11 65 90 Lulus
Mhn2 65 90 Lulus
Mqr13 65 75 Lulus
Mnsa14 65 90 Lulus
Mrk5 65 60 Belum Lulus
Mza6 65 60 Belum Lulus
Mzn17 65 80 Lulus
Nh18 65 60 Belum Lulus
Njr19 65 90 Lulus
Nih20 65 90 Lulus
Nal21 65 80 Lulus
Nlh22 65 60 Belum Lulus
Rad23 65 80 Lulus
Rko24 65 75 Lulus
Sal25 65 75 Lulus
Sdy26 65 90 Lulus
Srd27 65 100 Lulus
Jumlah 2175
Rata-Rata Kelas 81
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60

Berdasarkan statistik di atas, terlihat bahwa nilai kumulatifnya ialah 2175. Nilai rata-
rata siswa dihitung sebesar 81, nilai tertinggi tercatat 100 dan nilai terendah 60. Data nilai
tersebut dapat dikategorikan antara lain:
Tabel 2. Nilai Rata-Rata Siklus 1 Mata Pelajaran IPA
Kelompo Nilai Jumlah Siswa Persentase
k
A 80-100 17 63%
B 65-79 3 11%
C < 65 7 26%
Jumlah 27

Sesuai kumpulan data di atas dapat peroleh:


a. A dengan poin 80 – 100 ada 17 siswa, dinyatakan lulus.
b. B dengan poin 65 – 79 ada 3 siswa, dinyatakan lulus.
c. C dengan poin < 65 ada 7 siswa, belum lulus.
Bersadarkan data diatas jumlah siswa yang mencapai KKM pada penilaian hasil
belajar ada 20 siswa (74%) sementara yang belum mencapai KKM ada 7 siswa (26%).
2. Siklus 2
PTK Siklus 2 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 25 Oktober 2023 dengan tahapan
kegiatan yang sama dengan Siklus 1, kecuali pada media pembelajaran dan subtema
pembelajaran yang berbeda. Perencanaan siklus 2 didasarkan pada hasil refleksi Siklus 1,
karena masih banyak siswa yang belum menyelesaikan mata pelajaran IPA dengan
memuaskan. Model pembelajaran inquiry dan tahapan proses pembelajaran dilaksanakan
dalam kegiatan pembelajaran selaras dengan revisi RPP yang telah ditetapkan pada siklus
2 10. Prosedur pembelajaran selanjutnya yang akan dilaksanakan berdasarkan:
a. Kegiatan Awal/Pendahuluan
Guru memulai sesi pengajaran dengan melakukan apersepsi dan mengkomunikasikan
hasil pembelajaran yang diinginkan.
b. Kegiatan Inti
Guru menyampaikan materi tentang manfaat matahari bagi makhluk hidup. Guru
menjelaskan tentang materi manfaat matahari bagi makhluk hidup menggunakan
media video pembelajaran untuk membuat siswa menjadi lebih aktif. Guru
mengelompokan siswa menjadi beberapa kelompok kemudian meminta siswa untuk
menonton video pembelajaran yang diputarkan. Setelah itu guru menjelaskan apa yang
harus mereka kerjakan dan diskusikan bersama kelompok yaitu mereka akan
menjawab LKPD berupa mengisi peta konsep yang kosong tentang manfaat matahari
bagi makhluk hidup. Setelah siswa selesai mengerjakan, setiap kelompok akan maju
kedepan kelas untuk menampilkan hasil pendapat yang telah mereka simpulkan secara
bersama-sama. Guru menyampaikan feedback pada siswa atas hasil kerjanya baik
secara individu atau kelompok. Siswa mengumpulkan hasil diskusi mereka kepada
guru. Kemudian guru membagikan lembar tes formatif berupa LKPD menjodohkan
gambar manfaat matahari bagi makhluk hidup dengan tulisan yang benar. Siswa
mengumpulkan lembar tes formatif kepada guru. Guru melakukan tes sumatif berupa
soal evaluasi lisan kepada siswa. Siswa menjawab soal evaluasi lisan secara
bergantian.
c. Kegiatan Akhir/Penutup
Dalam menyimpulkan materi, guru memperkuat konsep-konsep yang telah dipelajari.
Siswa diajak menyanyikan lagu matahari terbenam. Setelah selesai menyanyi, guru
menunjuk seorang siswa untuk smemimpin do'a. Setelah berpamitan, guru mengakhiri
pelajaran dan pulang.

Sri Anitah W. dkk, Strategi Pembelajaran di SD (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka,


10

2014).
Observasi dilakukan pada siklus dua sama dengan yang dilakukan pada siklus satu
yaitu penggunaan lembar observasi untuk mencatat aktivitas belajar siswa dan guru. Hasil
observasi menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada siklus 2 lebih unggul dibandingkan
siklus 1. Dalam suasana belajar setiap siswa tampak lebih terlibat dan tidak ada yang pasif.
Materi pengajaran yang digunakan oleh guru sangat menarik dan relevan dengan topik yang
dibahas. Kegiatan pembelajaran berlangsung secara lancar dan sistematis, sehingga setiap
siswa dapat berpartisipasi aktif dalam diskusi yang bertujuan untuk mengisi peta konsep
mengenai manfaat sinar matahari bagi organisme. Interaksi antar siswa terjalin erat. Siswa
mempunyai rasa percaya diri untuk bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran yang
belum jelas. Untuk menilai efektivitas belajar siswa melalui penyelesaian tugas siswa dan
dokumen evaluasi, setiap kegiatan dilaksanakan tepat waktu.
Setelah pelaksanaan tahap perencanaan dan observasi, peneliti melakukan refleksi
siklus 2 untuk menilai kemajuan siswa dalam memahami materi dan mencapai hasil belajar
yang diinginkan. Penilaian dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran siklus 2 untuk
mengetahui hasil belajar siswa mengenai manfaat sinar matahari bagi organisme. Berikut
hasil belajar siswa siklus 2 ketika diterapkan model pembelajaran inquiry:
Tabel 3. Data Nilai Ulangan Harian Siswa Siklus 2
Nama KKM Poin Keterangan
Afc1 65 100 Lulus
Ards2 65 90 Lulus
Ara3 65 80 Lulus
An4 65 100 Lulus
Fj5 65 100 Lulus
Hat6 65 75 Lulus
Mcm7 65 90 Lulus
My8 65 75 Lulus
Mn9 65 100 Lulus
Maa10 65 80 Lulus
Mah11 65 60 Belum Lulus
Mhn2 65 90 Lulus
Mqr13 65 75 Lulus
Mnsa14 65 80 Lulus
Mrk5 65 75 Lulus
Mza6 65 100 Lulus
Mzn17 65 90 Lulus
Nh18 65 80 Lulus
Njr19 65 100 Lulus
Nih20 65 75 Lulus
Nal21 65 100 Lulus
Nlh22 65 100 Lulus
Rad23 65 100 Lulus
Rko24 65 90 Lulus
Sal25 65 75 Lulus
Sdy26 65 100 Lulus
Srd27 65 80 Lulus
Jumlah 2360
Rata-Rata Kelas 87
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60

Dari data yang disajikan dapat diketahui bahwa nilai totalnya ialah 2360, rasio nilai
siswa terhadap nilai tertinggi 100 ialah 87, dan nilai terendahnya ialah 60. Data nilai tersebut
dapat dikelompokan antara lain:
Tabel 4. Nilai Rata-Rata Siklus 2 Mata Pelajaran IPA
Kelompok Nilai Jumlah Siswa Persentase
A 80-100 20 74%
B 65-79 6 22%
C < 65 1 4%
Jumlah 27

Sesuai kumpulan data di atas dapat peroleh:


a. A dengan poin 80 – 100 ada 20 siswa, telah lulus.
b. B dengan poin 65 – 79 ada 6 siswa, telah lulus.
c. C dengan poin < 65 ada 1 siswa, belum lulus.
Bersadarkan data diatas jumlah siswa yang mencapai KKM pada penilaian hasil
belajar ada 26 siswa (96%) sementara yang belum mencapai KKM ada 1 siswa (4%).
PEMBAHASAN
Pada tahap awal siklus 1, peneliti melakukan persiapan yang diperlukan untuk mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Persiapan tersebut meliputi penyusunan RPP yang
komprehensif, pembuatan materi pembelajaran yang sesuai, perancangan lembar observasi
baik untuk guru maupun siswa, perumusan soal tes evaluasi, dan identifikasi media yang
diperlukan untuk memfasilitasi pembelajaran 11. Setelah tahap perencanaan, langkah
selanjutnya ialah tahap pelaksanaan. Tahap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
dijadwalkan berlangsung pada hari Rabu tanggal 18 Oktober 2023 di kelas 1 SDN 008 Batu
Sopang. Proses belajar mengajar meliputi pelaksanaan RPP selama siklus 1, dilanjutkan
dengan pemberian tes untuk menilai hasil belajar siswa. Melalui pelaksanaan ujian ini, kita
dapat memastikan kemampuan siswa dalam menyelesaikan pertanyaan yang diajukan secara
efektif. Temuan riset yang dilakukan terhadap penggunaan rancangan pembelajaran inquiry
dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas satu SDN 008 Batu Sopang 12. Proses pembelajaran
dilakukan peneliti sesuai dengan tahapan desain pembelajaran, dengan menggunakan model
inquiry sebagai kerangka pembelajaran yang dipilih 13. Hasil penerapan proses pembelajaran
selama siklus 1 disajikan secara visual dalam grafik berikut:

11
I.G.A.K. Wardani dkk., Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) (Edisi 3) (Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka, 2021).
12
Amalia Sapriati dkk., Pembelajaran IPA di SD (Edisi 2) (Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka, 2021).
13
Murni Winarsih, Buku Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri Berbasis Literasi
Media dan Informasi (Yogyakarta: Bintang Pustaka Madani, 2021).
70
60 63
50
40
30
20 26

10
11
0
A B C

Pengelompokan Nilai Hasil Ulangan Siklus 1


Grafik 2. Nilai Rata-Rata Siklus 1 Mata Pelajaran IPA
Berdasarkan Grafik 2 di atas menggambarkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa
ialah 81 dengan tingkat ketuntasan belajar siswa sebesar 74%. Dari keseluruhan angkatan
yang berjumlah 27 orang, terdapat 20 orang siswa yang telah berhasil memenuhi syarat
penyelesaian studinya, sedangkan 7 orang siswa masih harus mengulang studinya. Hasil
siklus 1 tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan karena gagal mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Secara spesifik, nilai rata-rata kurang dari yang diharapkan yaitu 85, sedangkan
ketuntasan presentasi klasikal berada pada bagian yang telah ditentukan sebesar 80%. Salah
satu faktor penyebab gagalnya nilai siklus 1 mencapai tujuan yang diinginkan ialah kurang
optimalnya penerapan model pembelajaran inkuiri yang dilakukan peneliti, khususnya dalam
hal pengorganisasian kelas dan kurangnya sumber belajar. Berdasarkan temuan pada siklus 1
terlihat siswa belum mencapai tingkat ketuntasan belajar yang diinginkan. Oleh karena itu,
peneliti melanjutkan untuk melakukan lebih banyak pengulangan riset tindakan kelas pada
siklus 2. Upaya pembelajaran pada siklus 2 dilaksanakan pada hari tertentu yaitu Rabu, 25
Oktober 2023. Proses belajar mengajar berkaitan dengan pra-RPP yang sudah ada. Pihak
administrasi telah mengagendakan ujian hasil belajar siswa akan dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 25 Oktober 2023. Grafik berikut menggambarkan hasil penerapan pada siklus 2:

80
70 74
60
50
40
30
20
22
10
0 4
A B C

Pengelompokan Nilai Hasil Ulangan Siklus 2


Grafik 4. Nilai Rata-Rata Siklus 2 Mata Pelajaran IPA
Berdasarkan Grafik 4 menampilkan bahwa siswa telah memperoleh nilai rata-rata
sebesar 87. Dari seluruh angkatan yang berjumlah 27 siswa, terdapat 26 siswa yang berhasil
mencapai nilai ketuntasan minimal (KKM), sedangkan satu siswa masih belum memenuhi
persyaratan KKM. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa nilai
ketuntasan klasikal telah tercapai sebesar 96%, sesuai dengan indikasi ketuntasan yang
ditetapkan sebesar 80%. Setelah dilaksanakannya penilaian pada siklus 2, terlihat adanya
peningkatan yang nyata pada hasil berlatih siswa. Kondisi ini muncul pada rata-rata nilai yang
diraih siswa sudah memenuhi nilai ketuntasan minimal (KKM) atau dianggap berhasil. Secara
spesifik, siswa yang berjumlah 26 orang memperoleh nilai rata-rata 87. Alasannya karena
peneliti memperbaiki kesalahan yang timbul pada saat pelaksanaan siklus 1. Karena hasil
yang baik diperoleh pada siklus kedua, maka peneliti memilih untuk tidak melanjutkan ke
siklus ketiga. Penggunaan rancangan pembelajaran inkuiri dalam konteks pendidikan IPA,
khususnya yang berfokus pada topik Alam Semesta, memiliki nilai penting karena mendorong
peningkatan keterlibatan siswa dan partisipasi aktif dalam pengalaman pembelajaran.
Melibatkan siswa dalam berbagai aktivitas sepanjang proses pembelajaran dapat
meningkatkan kebermaknaan dan kenikmatan pengalaman pendidikan mereka, sehingga
memfasilitasi pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-konsep ilmiah.
Menurut wacana yang ada, efektivitas riset ini dikatakan memuaskan apabila rata-rata
skor penilaian hasil belajar siswa pada tema alam semesta melampaui nilai kompetensi
minimal yang telah ditetapkan, yaitu 65. Siswa yang mencapai nilai di atas kelulusan minimal
(KKM) mewakili setidaknya 80% dari total keseluruhan. Pada akhir siklus dua, data rata-rata
hasil belajar siswa ialah 87. Dari total 27 siswa, 26 (96%) berhasil menyelesaikan siklus dua,
sedangkan 1 siswa (4%) tidak. Berdasarkan temuan analisis data pada siklus dua riset
tindakan kelas ini, dapat disimpulkan bahwa intervensi yang dilaksanakan telah memberikan
hasil yang baik.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan pada siklus 1 tanggal 18 Oktober 2023
dan siklus 2 tanggal 25 Oktober 2023 dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan
model pembelajaran inquiry dapat mengoptimalkan hasil belajar IPA siswa kelas 1 SDN 008
Batu Sopang Tahun Pelajaran 2023/2024. Melalui model pembelajaran inquiry siswa
semangat belajar. Proses pembelajaran menjadi lebih aktif dan kreatif karena semua siswa
dapat berperan secara aktif dalam mengutarakan pendapatnya dan siswa tidak akan merasa
bosan. Dengan memakai rancangan pembelajaran inquiry siswa dapat berpikir kritis,
kreativitas memecahkan masalah dan siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih
bermakna sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Berdasarkan pengamatan di atas, penulis menyajikan sejumlah rekomendasi bagi para
pendidik, siswa, dan lembaga pendidikan untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan
mencapai hasil yang diinginkan antara lain (1) guru harus melibatkan siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran, (2) guru selalu memberikan motivasi siswa dalam belajar, (3) guru bisa
memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran, (4) guru bisa memakai
perangkat pembelajaran yang menyenangkan, (5) siswa harus aktif ketika menyimak
pembelajaran, (6) siswa berani menanyakan materi yang tidak dimengerti, (7) siswa
hendaknya berani mengemukakan pendapatnya pada saat berdiskusi kelompok, (8) sekolah
bisa menfasilitasi segala kebutuhan yang diperlukan oleh guru dalam menyampaikan proses
pembelajaran, (9) sekolah maunya mewajibkan guru untuk mengikuti KKG agar pengetahuan
dan keterampilan guru dalam mengajar dapat bertambah dan berwawasan yang luas.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Adi Neneng, dan Benedikta Boleng. “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Sekolah Dasar.” Jurnal Basicedu
6, no. 6 (24 Januari 2023): 10174–80. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i6.3779.
Anitah W. dkk, Sri. Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka,
2014.
Henthis, Nelfa. “Pengaruh Pendekatan Inkuiri terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI
Sekolah Dasar.” Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan 4, no. 2 (13 Februari 2022): 1991–
2000. https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i2.2042.
I Gede Sumaka. “Usaha Maksimal Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Dengan
Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Siswa SD Negeri 2 Bebetin,” 30
November 2022. https://doi.org/10.5281/Zenodo.7367510.
Khoeriyah, Rohmatul, Shoimatun Febriyani, dan M Ilham Rahman Riyadi. “Workshop
Inovasi Pembelajaran di Sekolah Dasar SHEs: Conference Series 3 (4) (2020) 1625–
1633,” 2020.
Ranti, Sofia, dan Yeni Dwi Kurino. “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis IPA Peserta Didik” 2 (2023).
Sapriati, Amalia, Hartinawati, Momon Sulaiman, A.A Ketut Budiastra, Isti Rockiyah, Maman
Rumanta, Rusna Ristasa, Neohi Nasution, dan Sri Sulistyarini. Pembelajaran IPA di
SD (Edisi 2). Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2021.
Sutarningsih, Ni Luh. “Model Pembelajaran Inquiry untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPA
Siswa Kelas V SD.” Journal of Education Action Research 6, no. 1 (20 Februari
2022): 116. https://doi.org/10.23887/jear.v6i1.44929.
Wahida, Miftahur, I Gede Margunayasa, dan I Wayan Gunartha. “Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar IPA
Siswa SD.” Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti 9, no. 2 (16 November 2022): 274–
85. https://doi.org/10.38048/jipcb.v9i2.676.
Wardani, I G.A.K., dan Kuswaya Wihardit. Penelitian Tindakan Kelas (Edisi 2). Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka, 2021.
Wardani, I.G.A.K., Siti Julaeha, Ucu Rahayu, Ngadi Marsinah, Widiasih, Amalia Sapriati,
dan Suhartono. Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) (Edisi 3). Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka, 2021.
Winarsih, Murni. Buku Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri Berbasis Literasi Media
dan Informasi. Yogyakarta: Bintang Pustaka Madani, 2021.

Anda mungkin juga menyukai