Jurnal PGSD
Jurnal PGSD
Muliati
Sekolah Dasar Negeri 008 Batu Sopang, Paser, Kalimantan Timur
e-mail: muliati.gs@gmail.com
Abstract: Based on the results of observations of the implementation of Class 1 science learning at SDN 008
Batu Sopang, several problems were encountered such as students asking fewer questions, less motivation to
learn, less use of media and learning models, and still being teacher-centred. Thus, students' daily test
assessments on the theme of the Universe still do not meet the minimum completion standard (KKM) 65. Inquiry-
based science learning can improve student learning in these conditions. This research involved 27 Class 1
students of SDN 008 Batu Sopang in 2023/2024, 15 men and 12 women. Two cycles were used for this
investigation. This classroom action research follows Kemmis and McTaggart's cycle of planning, implementing,
observing and reflecting. The results of this research prove that the increase in learning outcomes had a quite
good effect in cycle 1, but there were still some students who had not completed it , and in cycle 2 there was a
very good improvement, almost all students completed the test questions given. By implementing an inquiry
learning design, students can think critically, solve problems creatively, and gain a more useful understanding of
learning in improving learning outcomes.
Abstrak: Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran IPA Kelas 1 SDN 008 Batu Sopang, ditemui
beberapa masalah seperti siswa lebih sedikit bertanya, kurang termotivasi belajar, kurang memanfaatkan media
dan model pembelajaran, serta masih berpusat pada guru. Dengan demikian, penilaian ulangan harian siswa
pada topik Tema Alam Semesta masih belum memenuhi standar ketuntasan minimal (KKM) 65. Pembelajaran
sains berbasis inkuiri dapat meningkatkan pembelajaran siswa dalam kondisi tersebut. Riset ini melibatkan 27
siswa Kelas 1 SDN 008 Batu Sopang tahun 2023/2024, 15 laki-laki dan 12 perempuan. Dua siklus digunakan
untuk penyelidikan ini. Riset tindakan kelas ini mengikuti siklus perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi Kemmis dan McTaggart. Hasil riset ini membuktikan peningkatan hasil belajar berpengaruh cukup baik
pada siklus 1, namun masih terdapat beberapa siswa yang belum tuntas, dan pada siklus 2 mengalami
peningkatan yang sangat baik hampir semua siswa tuntas dalam mengerjakan soal ulangan yang diberikan.
Dengan menerapkan rancangan pembelajaran inkuiri, siswa dapat berpikir kritis, memecahkan masalah secara
kreatif, dan memperoleh pemahaman belajar yang lebih bermanfaat dalam meningkatkan hasil belajar.
1
Rohmatul Khoeriyah, Shoimatun Febriyani, dan M Ilham Rahman Riyadi, “Workshop
Inovasi Pembelajaran di Sekolah Dasar SHEs: Conference Series 3 (4) (2020) 1625– 1633,”
2020.
2
Khoeriyah, Febriyani, dan Riyadi.
3
Sofia Ranti dan Yeni Dwi Kurino, “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis IPA Peserta Didik” 2 (2023).
Berdasarkan hasil observasi dalam pelaksanaan pembelajaran IPA di Kelas 1 SDN
008 Batu Sopang, ditemui beberapa masalah seperti siswa kurang aktif bertanya, siswa kurang
termotivasi dalam belajar, kurangnya penggunaan media dan model pembelajaran, serta
pembelajaran masih berpusat pada guru. Sehingga hasil tes harian siswa pada mata pelajaran
IPA Tema Alam Semesta cukup rendah dan tidak mencapai standar ketuntasan minimal
(KKM) yaitu dibawah 65.
Berdasarkan tantangan-tantangan yang disebutkan di atas, sangatlah penting untuk
menerapkan langkah-langkah yang bertujuan untuk memajukan mutu pendidikan. Langkah-
langkah tersebut terutama mengaitkan murid secara aktif dalam proses pembelajaran dan
penanaman perilaku ilmiah pada siswa. Dengan mengadopsi pendekatan-pendekatan ini,
siswa dapat memperoleh pengetahuan pengalaman yang berharga dan mengembangkan
pemahaman konsep yang lebih dalam, sehingga memusatkan pengembangan hasil
pembelajaran 5. Salah satu pendekatan pedagogi potensial yang cocok dengan keadaan
tersebut dan berpotensi meningkatkan hasil belajar siswa ialah penggunaan rancangan
pembelajaran inkuiri 6. Model pembelajaran berbasis inkuiri ialah pendekatan pedagogi yang
memfasilitasi integrasi konten pembelajaran dengan pengalaman hidup siswa, mendorong
pengembangan hubungan antara informasi yang diperoleh dan penerapan praktisnya dalam
konteks kekeluargaan dan komunitas. Pendekatan ini memberikan arti penting dalam belajar
siswa, sehingga berpotensi meningkatkan prestasi akademiknya dengan mencapai tingkat
ketuntasan minimal (KKM) sekolah sebesar 65 7.
Dalam kurikulum Indonesia, model pembelajaran inquiry telah direkomendasikan
sebagai model pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
kreativitas dan pemecahan masalah siswa. Model pembelajaran inquiry ialah metode
pembelajaran berbasis pendekatan saintifik dimana siswa diajak untuk mengumpulkan
informasi dengan cara bertanya dan menjawab, membuat hipotesis, melakukan percobaan dan
mengevaluasi hasilnya 8.
METODE PENELITIAN
4
Miftahur Wahida, I Gede Margunayasa, dan I Wayan Gunartha, “Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar IPA Siswa
SD,” Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti 9, no. 2 (16 November 2022): 274–85,
https://doi.org/10.38048/jipcb.v9i2.676.
5
I Gede Sumaka, “Usaha Maksimal Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Dengan
Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Siswa SD Negeri 2 Bebetin,” 30 November
2022, https://doi.org/10.5281/Zenodo.7367510.
6
Adi Neneng Abdullah dan Benedikta Boleng, “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dalam
Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Sekolah Dasar,” Jurnal Basicedu 6, no. 6 (24
Januari 2023): 10174–80, https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i6.3779.
7
Nelfa Henthis, “Pengaruh Pendekatan Inkuiri terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI
Sekolah Dasar,” Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan 4, no. 2 (13 Februari 2022): 1991–2000,
https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i2.2042.
8
Ni Luh Sutarningsih, “Model Pembelajaran Inquiry untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
IPA Siswa Kelas V SD,” Journal of Education Action Research 6, no. 1 (20 Februari 2022):
116, https://doi.org/10.23887/jear.v6i1.44929.
Subjek riset ialah siswa Kelas 1 SDN 008 Batu Sopang Tahun Pelajaran 2023/2024,
yang berjumlah 27 orang, terdiri dari 15 anak laki-laki dan 12 anak perempuan. Riset
dilakukan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2023/2024 di SDN 008 Batu Sopang yang
beralamat di Jl. Negara KM 163 RT. 002 Desa Busui Kecamatan Batu Sopang Kabupaten
Paser 76252. Desain siklus dalam PTK ini menggunakan prosedur riset dengan pedoman
pengambilan siklus menurut Kemmis dan Mc Taggart. Dalam PTK ini pengambilan siklus
direncanakan sebanyak dua kali, setiap siklus dilakukan satu kali pertemuan. Setiap satu
pertemuan berdurasi 2JP (2 x 35 menit). Masing-masing siklus ini terdiri dari empat langkah,
antara lain: perencanaan, pelaksanaan, observasi/pengamatan dan refleksi 9.
9
I G.A.K. Wardani dan Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas (Edisi 2) (Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka, 2021).
menyampaikan tema/sub tema, tujuan pembelajaran serta model pembelajaran yang
akan digunakan, (h) guru memberi materi pembelajaran Tema Alam Semesta Sub
tema Mengenal Permukaan Bumi, (i) guru menjelaskan materi mengenal permukaan
bumi dengan media flash card, (j) guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
untuk mengerjakan LKPD, (k) guru membagikan dan menjelaskan cara mengerjakan
LKPD, (l) guru mengapresiasi dan mengevaluasi penyampaian hasil diskusi dari setiap
kelompok serta memberikan kesimpulan pembelajaran, (m) guru memaparkan rencana
ajar selanjutnya dan mengakhiri KBM dengan salam dan doa bersama.
3) Observasi
Kegiatan dilaksanakan dengan mengamati siswa dan guru kelas 1 SDN 008 Batu
Sopang dan mencatat tindakannya pada lembar observasi. Setiap siklus diakhiri
dengan evaluasi hasil belajar. Kegiatan yang dilakukan selama ini antara lain: (a)
melihat hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Tema Alam Semesta Sub tema
Mengenal Permukaan Bumi serta aktivitas siswa dalam belajar dengan menggunakan
lembar observasi, (b) mengadakan evaluasi untuk menjalankan siklus berikutnya.
4) Refleksi
Tindakan refleksi sering kali dilakukan setelah berakhirnya suatu siklus tertentu. Pada
saat ini, peneliti mengevaluasi pelaksanaan dan hasil yang dicapai dalam
melaksanakan intervensi kelas dalam satu kali pengulangan, dan temuan dari
introspeksi ini berfungsi sebagai landasan untuk meningkatkan dan menyempurnakan
desain dan pelaksanaan intervensi pada pengulangan berikutnya.
b. Siklus 2
1) Perencanaan
Pelaksanaan siklus 2 merupakan rangkaian tindakan selanjutnya yang dibangun
berdasarkan temuan refleksi siklus 1. Pemahaman tersebut menjadi landasan bagi
rencana perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus 2 yang
rencananya akan dimulai pada hari Rabu, 25 Oktober 2023. Beberapa uraian
perencanaan yang dilakukan peneliti pada tahap ini yaitu: (a) membuat RPP, (b)
menyiapkan materi pembelajaran yang dibutuhkan, (c) membuat soal tes evaluasi dan
LKPD yang dibutuhkan dalam melaksanakan proses belajar mengajar, (d) membuat
skenario pembelajaran yang aktif dengan menggunakan media yang dibutuhkan, (e)
menyiapkan daftar hadir siswa kelas 1, (f) membuat instrument riset berupa lembar
observasi guru dan siswa, serta menyiapkan alat dokumentasi berupa laptop,
handphone, tripot, proyektor, speaker, buku catatan, dan alat pendukung lainnya.
2) Pelaksanaan
Tindakan yang dilakukan peneliti dalam siklus 2 ini ialah melakukan proses
pembelajaran dengan menggunakan rancangan pembelajaran inquiry berbantuan video
pembelajaran Tema Alam Semesta, jika pada siklus 1 menggunakan media flash card
dipilihkan oleh guru, maka pada siklus 2 menggunakan video pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa saat belajar. Sehingga saat
penyampaian hasil diskusi didepan kelas terdapat banyak variasi judul yang
disampaikan.
3) Observasi
Observasi yang dilakukan terhadap hasil belajar IPA siswa atau pengamatan sikap
siswa selama proses kegiatan belajar mengajar secara tatap muka dapat dijadikan
sebagai bahan refleksi.
4) Refleksi
Peneliti mengevaluasi hasil belajar siswa yang dilakukan pada siklus dua dan
selanjutnya melakukan analisis perbandingan dengan hasil yang dicapai atas siklus
satu. Riset ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan video pembelajaran
bersamaan dengan model pembelajaran inquiry meningkatkan hasil belajar IPA siswa
kelas 1.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Siklus 1
Di sela-sela pelaksanaan prosedur, guru (peneliti) menyampaikan materi pengajaran yang
berkaitan dengan tema alam semesta. Pelaksanaan tindakan siklus 1 dilaksanakan melalui
satu kali pertemuan tatap muka selama dua jam pelajaran, dengan jatah waktu yang
ditentukan 2JP x 35 menit. Siklus 1 dimulai pada tanggal 18 Oktober 2023, hari Rabu.
Pelaksanaan upaya ini berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
telah ditetapkan secara khusus:
a. Kegiatan Awal/Pendahuluan
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran guru mengucap salam dan mengajak
siswa untuk berdo’a sebelum belajar, mengabsen dan menanyakan kabar, kemudian
dilanjutkan dengan menyanyi bersama lagu “Mengenal Permukaan Bumi”. Setelah itu
guru memberikan apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran serta
guru menyampaikan tema/sub tema pelajaran.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, Guru memberikan materi pembelajaran Tema Alam Semesta Sub
tema Mengenal Permukaan Bumi. Guru menjelaskan materi mengenal permukaan
bumi dengan menggunakan media flash card. Kemudian guru dan siswa melakukan
tanya jawab terkait gambar pada flash card. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok, siswa mulai melakukan diskusi kelompok dan mengerjakan lembar diksusi
berupa LKPD tentang mengenal permukaan bumi. Setelah selesai diskusi kelompok,
siswa mempresentasikan hasil diskusi mengenal permukaan bumi didepan kelas secara
bergantian. Guru dan siswa secara bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi. Siswa
diminta untuk menceritakan pengalaman selama berdiskusi dengan teman
sekelompoknya. Guru membuat kesimpulan mengenai tugas yang telah dikerjakan
siswa. Guru membagikan lembar tes formatif berupa checklist cara merawat bumi.
Siswa mulai mengerjakan lembar tes formatif. Setelah selesai mengerjakan siswa
mengumpulkan dan menyerahkannya kepada guru. Guru melakukan tes sumatif
berupa soal evaluasi lisan kepada siswa, siswa mulai menjawab secara lisan soal
evaluasi yang ditanyakan oleh guru secara bergantian.
c. Kegiatan Akhir/Penutup
Guru menyimpulkan materi dan memperkuat pembelajaran selama kegiatan penutup.
Seorang siswa dipilih oleh instruktur untuk memimpin doa. Setelah berpamitan,
instruktur mengakhiri pelajaran dan berangkat pulang.
Observasi yang dilakukan bersama rekan oleh pendidik (peneliti). Fokus kegiatan
observasi ialah tingkat keterlibatan yang ditunjukkan oleh siswa dan guru selama proses
pembelajaran.
Proses pembelajaran ternyata cukup aktif, terbukti dengan antusiasnya siswa dalam
mengikuti kegiatan pendidikan. Difasilitasi dengan melibatkan materi pendidikan. Sepanjang
diskusi kelompok, siswa terlihat sangat aktif dalam menyuarakan pendapatnya mengenai
materi pelajaran yang berkaitan dengan permukaan bumi. Upaya kolaboratif antar siswa
terlihat jelas saat mereka terlibat dalam LKPD kelompok yang terdistribusi. Siswa juga
terlibat dalam pertanyaan aktif ketika dihadapkan pada isi pelajaran yang melampaui
pemahaman mereka. Oleh karena itu, terjadi interaksi yang sangat baik antara guru dan siswa.
Siswa dapat menanggapi penilaian sumatif dan formatif dalam bentuk pertanyaan evaluasi
lisan untuk mengukur kemanjuran materi yang telah mereka peroleh.
Guru harus memperhatikan faktor-faktor tertentu ketika menyajikan informasi tentang
permukaan bumi. Terlihat bahwa beberapa anak terlibat dalam percakapan dan menunjukkan
kurangnya perhatian, sementara yang lain tetap pasif selama diskusi kelompok. Untuk
mengatasi masalah ini, guru harus menerapkan strategi untuk memotivasi siswa, mendorong
partisipasi aktif mereka dalam berbagai kegiatan. Dalam konteks upaya kolaboratif, tindakan
individu berkumpul dan membentuk kelompok ialah hal yang umum dilakukan.
Guru (peneliti) dan teman sejawat menilai dan merenungkan upaya perencanaan,
pelaksanaan, dan observasi. Melalui proses terlibat dalam latihan reflektif ini, individu
mampu mengidentifikasi area kelemahan dan area kekuatan yang muncul sepanjang aktivitas
belajar mereka. Penilaian mandiri ini memungkinkan identifikasi bidang-bidang tertentu yang
mungkin menjadi sasaran perbaikan guna meningkatkan hasil pembelajaran di masa depan.
Pada siklus 1 diperoleh hasil belajar siswa kelas 1 dengan memakai rancangan
pembelajaran inquiry sebagai berikut:
Tabel 1. Data Nilai Ulangan Harian Siswa Siklus 1
Nama KKM Poin Keterangan
Afc1 65 100 Lulus
Ards2 65 60 Belum Lulus
Ara3 65 100 Lulus
An4 65 90 Lulus
Fj5 65 100 Lulus
Hat6 65 60 Belum Lulus
Mcm7 65 90 Lulus
My8 65 80 Lulus
Mn9 65 60 Belum Lulus
Maa10 65 100 Lulus
Mah11 65 90 Lulus
Mhn2 65 90 Lulus
Mqr13 65 75 Lulus
Mnsa14 65 90 Lulus
Mrk5 65 60 Belum Lulus
Mza6 65 60 Belum Lulus
Mzn17 65 80 Lulus
Nh18 65 60 Belum Lulus
Njr19 65 90 Lulus
Nih20 65 90 Lulus
Nal21 65 80 Lulus
Nlh22 65 60 Belum Lulus
Rad23 65 80 Lulus
Rko24 65 75 Lulus
Sal25 65 75 Lulus
Sdy26 65 90 Lulus
Srd27 65 100 Lulus
Jumlah 2175
Rata-Rata Kelas 81
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60
Berdasarkan statistik di atas, terlihat bahwa nilai kumulatifnya ialah 2175. Nilai rata-
rata siswa dihitung sebesar 81, nilai tertinggi tercatat 100 dan nilai terendah 60. Data nilai
tersebut dapat dikategorikan antara lain:
Tabel 2. Nilai Rata-Rata Siklus 1 Mata Pelajaran IPA
Kelompo Nilai Jumlah Siswa Persentase
k
A 80-100 17 63%
B 65-79 3 11%
C < 65 7 26%
Jumlah 27
2014).
Observasi dilakukan pada siklus dua sama dengan yang dilakukan pada siklus satu
yaitu penggunaan lembar observasi untuk mencatat aktivitas belajar siswa dan guru. Hasil
observasi menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada siklus 2 lebih unggul dibandingkan
siklus 1. Dalam suasana belajar setiap siswa tampak lebih terlibat dan tidak ada yang pasif.
Materi pengajaran yang digunakan oleh guru sangat menarik dan relevan dengan topik yang
dibahas. Kegiatan pembelajaran berlangsung secara lancar dan sistematis, sehingga setiap
siswa dapat berpartisipasi aktif dalam diskusi yang bertujuan untuk mengisi peta konsep
mengenai manfaat sinar matahari bagi organisme. Interaksi antar siswa terjalin erat. Siswa
mempunyai rasa percaya diri untuk bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran yang
belum jelas. Untuk menilai efektivitas belajar siswa melalui penyelesaian tugas siswa dan
dokumen evaluasi, setiap kegiatan dilaksanakan tepat waktu.
Setelah pelaksanaan tahap perencanaan dan observasi, peneliti melakukan refleksi
siklus 2 untuk menilai kemajuan siswa dalam memahami materi dan mencapai hasil belajar
yang diinginkan. Penilaian dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran siklus 2 untuk
mengetahui hasil belajar siswa mengenai manfaat sinar matahari bagi organisme. Berikut
hasil belajar siswa siklus 2 ketika diterapkan model pembelajaran inquiry:
Tabel 3. Data Nilai Ulangan Harian Siswa Siklus 2
Nama KKM Poin Keterangan
Afc1 65 100 Lulus
Ards2 65 90 Lulus
Ara3 65 80 Lulus
An4 65 100 Lulus
Fj5 65 100 Lulus
Hat6 65 75 Lulus
Mcm7 65 90 Lulus
My8 65 75 Lulus
Mn9 65 100 Lulus
Maa10 65 80 Lulus
Mah11 65 60 Belum Lulus
Mhn2 65 90 Lulus
Mqr13 65 75 Lulus
Mnsa14 65 80 Lulus
Mrk5 65 75 Lulus
Mza6 65 100 Lulus
Mzn17 65 90 Lulus
Nh18 65 80 Lulus
Njr19 65 100 Lulus
Nih20 65 75 Lulus
Nal21 65 100 Lulus
Nlh22 65 100 Lulus
Rad23 65 100 Lulus
Rko24 65 90 Lulus
Sal25 65 75 Lulus
Sdy26 65 100 Lulus
Srd27 65 80 Lulus
Jumlah 2360
Rata-Rata Kelas 87
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60
Dari data yang disajikan dapat diketahui bahwa nilai totalnya ialah 2360, rasio nilai
siswa terhadap nilai tertinggi 100 ialah 87, dan nilai terendahnya ialah 60. Data nilai tersebut
dapat dikelompokan antara lain:
Tabel 4. Nilai Rata-Rata Siklus 2 Mata Pelajaran IPA
Kelompok Nilai Jumlah Siswa Persentase
A 80-100 20 74%
B 65-79 6 22%
C < 65 1 4%
Jumlah 27
11
I.G.A.K. Wardani dkk., Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) (Edisi 3) (Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka, 2021).
12
Amalia Sapriati dkk., Pembelajaran IPA di SD (Edisi 2) (Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka, 2021).
13
Murni Winarsih, Buku Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri Berbasis Literasi
Media dan Informasi (Yogyakarta: Bintang Pustaka Madani, 2021).
70
60 63
50
40
30
20 26
10
11
0
A B C
80
70 74
60
50
40
30
20
22
10
0 4
A B C