Training Disaster Triage
Training Disaster Triage
• Triage dilakukan tidak lebih dari 30 detik / korban dan setiap pertolongan harus
dilakukan segera mungkin
• Triage dilakukan oleh dokter atau perawat dan Tim P3K dari Tim Tanggap Darurat MRT
yang bertugas saat itu. Jika tidak ada tim medis, triage dipimpin oleh Paramedis (Station
Manager, Station staff, security yang sudah diberi pelatihan P3K) sesuai ketentuan Tim
Tanggap Darurat MRT yang ditentukan SM.
START
1. Petugas menentukan titik triage dan perawatan korban
2. Penderita dibedakan kegawatannya dengan menggunakan pita yang diikat pada tangan atau kaki dengan
memberi kode warna :
b. Label Kuning untuk kasus darurat tidak gawat (memerlukan tindakan segera tetapi tidak mengancam
nyawa)
4. Korban dengan kategori merah langsung mendapatkan pertolongan dan sesudah itu harus langsung dirujuk ke
rumah sakit tipe A/B
5. Korban dengan kategori kuning menjadi prioritas kedua dalam mendapatkan pertolongan dan sesudahnya dirujuk
ke rumah sakit tipe B/C.
6. Rumah sakit yang terdekat dengan lokasi stasiun atau depo dan rumah sakit pemerintah yang diutamakan terlebih
dahulu.
7. Korban dengan kategori hijau menjadi prioritas ketiga dalam mendapatkan pertolongan, dan apabila perlu dirujuk,
akan dirujuk ke Puskesmas / Klinik dan bisa dipulangkan dengan catatan atau kartu pesan observasi dalam 2 x 24
jam .
START
8. Korban dengan kategori hitam dievakuasi dengan kereta jenazah. Untuk korban meninggal dapat dirujuk ke RSCM
(Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo) untuk otopsi atau penyelidikan forensik.
9. Dalam tahap observasi dan penanganan bisa terjadi perubahan warna sesuai derajat kegawatan, bisa menjadi lebih
berat dan lebih ringan.
11. Setelah dilakukan triage pada semua korban, laporkan kepada Perawat (P3K – Tim Tanggap Darurat)
selanjutnya perawat akan melaporkan kepada Senior Staff / Danru selanjutnya SS/Danru melapor ke SM
SM melapor ke OCC selanjutnya OCC melaporkan kepada AGD 119 untuk meminta pertolongan jumlah
ambulans ke TKP
TERIMA KASIH