Anda di halaman 1dari 15

PEMBUATAN  

LARUTAN
Larutan baku atau larutan standar adalah larutan yang
konsentrasinya sudah diketahui dengan tepat.

Ada  dua macam larutan standar yaitu :


1. larutan standar primer    
2. larutan standar sekunder.  
Larutan standar sekunder harus distandarisasi lebih dulu
dengan larutan standar primer  sebelum digunakan.

Larutan standar dapat dibuat dari :


1.    Zat yang  berbentuk cair
2.    Zat yang  berbentuk padat atau Kristal
Pembuatan larutan standar dari zat yang  
berbentuk cair
Pembuatan larutan standar dari zat yang  berbentuk cair,  
biasanya disebut pengenceran,  yaitu dari zat cair yang  
lebih pekat menjadi zat yang  lebih encer.   Untuk
pengenceran ini umumnya digunakan akuades.

Pengenceran suatu zat cair untuk pembuatan larutan


standar dapat dilakukan terhadap :
1.    Zat cair yang  telah diketahui normalitasnya
2.    Zat cair yang  belum diketahui normalitasnya
a. Pembuatan larutan standar dari zat cair yang  telah
diketahui normalitasnya
Untuk pengencerannya digunakan rumus :      

V1 X    N1 =    V2 X    N2

V1 =  Volume  zat yang  dicari


N1 =  Normalitas zat yang  dicari
V2 =  Volume  zat yang  diketahui
N2 =  Normalitas zat yang  diketahui
Misalnya akan dibuat suatu larutan HCl 0,1  N  sebanyak 500  ml  dari
larutan HCl yang  normalitasnya 5  N.

Caranya :   V1 X      N1 =      V2 X        N2


500  X    0,1       =      V2   X    5
V2 =      10  ml

Prosedur :
1. Ambil 10  ml  larutan HCl 5  N  dengan pipet  volume  ukuran 10  ml.
2. Masukkan kedalam labu ukur 500  ml  yang  sebagian telah diisi
dengan akuades.
3. Tambahkan lagi akuades ke dalam labu ukur hingga permukaan
larutan sampai tanda batas.
4. Gojog larutan sampai homogen,  maka akan terjadi larutan HCl
0,1  N  sebanyak 500  ml.
b.  Pembuatan larutan standar dari zat yang  
normalitasnya belum diketahui
a  =   N    x    V    x    BM a   :  volume  yang  dicari (  ml  )
10  x  n  x  L  x  K N   :  normalitas yang  dicari (  N  )
V   :  volume  larutan yang  dikehendaki (  ml  )
BM   :  berat molekul zat cair
n   :  valensi
L :  kerapatan /  berat  jenis (  gr/ml  )
K   :  kadar (  %  )
Contoh :  Buat larutan HCl 0,1  N  sebanyak 500  ml  dari HCl pekat.

Diketahui kerapatan HCl pekat tersebut 1,1980  gr/ml kadarnya 40  %.  


Karena HCl adalah asam monobasis maka n  =  1,  BM=  36,5  
maka dengan menggunakan rumus :
a  =   N    x    V    x  BM   à a  =    0,1      x    500    x    36,5 à a    =    3,81 ml
10  x  n  x  L  x  K 10  x  1  x  1,198  x  40
Atau
40  %  b/v  =  40  gram  dalam  100  ml,  
BJ  dikalikan  kadarnya  1,1980  gr /  ml  x  40  %  =  47,92  gr /  100  ml
Dicari  normalitasnya N =       g à N =                      47,92    
BE  x  V 36,5  x  (100/1000)
N =    47,92 à N =    13,13  N
3,65
Dimasukkan  rumus  pengenceran      V1 x  N1 =    V2  x  N2
500  x  0,1   =    V2 x  13,13
50 =    13,13  V2
V2 =    3,81  ml
Prosedur :
1. Dengan menggunakan pipet ukur ambillah dari HCl pekat
tersebut sebanyak 3,81 ml larutan
2. masukkan kedalam labu ukur 500 ml yang sebagian telah
diisi dengan akuades
3. tambahkan akuades hingga permukaan larutan dalam labu
ukur sampai pada tanda batas.
4. Gojoglah larutan tersebut sampai betul-­‐‑betul homogen,
maka terjadilah larutan HCl 0,1 N sebanyak 500 ml.
Zat cair HnA yang   BJ  /  kerapatannya =  L  gram  /  ml  berarti bahwa
setiap ml  larutan beratnya =  L  gram  atau 1000  L  mgram.  
Sedangkan zat cair HnA yang  mempunyai kadar =  K  %  berarti setiap
100  ml  larutan terkandung HnA murni sebanyak K  ml  yang  beratnya
sama dengan 1000    x  L  x  K  mgram.  

Mek  zat  yang  dicari       =   mek  zat  yang  diketahui


V1      x      N1 =     V2    x  N2                                misal  vol  yg  dicari  =  a  ml
a      x            mg                =     V  (ml) x  N2 BE  =  BM  /  n
BE  x  V
a x        L  x  K     =      V  (ml)  x  N2
BM  /  n  x  (100  /1000)
a x  L  x  K  x  n =     V  x  N  x  BM  x  1/10
a =      V  x  N  x  BM  x  1/10
n  x  L  x  K  
a =        V  x  N  x  BM (terbukti)
10  x  n  x  L  x  K  
2.  Pembuatan  larutan  standard  dari  zat  yang  
berbentuk  kristal
1. Apabila larutan standar dibuat dari zat padat yang  mempunyai
kemurnian tinggi,  maka cara pembuatannya sangat sederhana,  
yaitu menimbang zat tersebut pada berat tertentu kemudian
dilarutkan dengan akuades dalam suatu labu ukur volume  
tertentu sesuai dengan normalitas yang  dikehendaki.  
2. Jika larutan ini telah terjadi maka dapat langsung
dipergunakan sebagai larutan standar dalam proses  titrasi
tanpa distandarisasi lebih dulu.  Larutan standar demikian ini
disebut larutan standar primer.
SYARAT  ZAT  STANDAR  PRIMER
• Harus diperoleh dalam keadaan murni ( mempunyai kemurnian tinggi ),
atau mudah dimurnikan dengan jalan dipanaskan pada 110 – 120 0 C, dan
tahan disimpan lama dalam keadaan murni . Keadaan semacam ini
biasanya tidak terdapat pada zat – zat terhidrat, karena kelembaban pada
zat ini sukar dihilangkan secara sempurna tanpa mengalami peruraian.
• Dapat ditimbang dengan tepat, hal ini berati bahwa zat harus tidak
higroskopis, tidak mudah teroksidasi oleh udara dan juga tidak
dipengaruhi oleh adanya C02 dalam udara. Jadi zat tersebut susunannya
harus tidak berubah selama disimpan (dalam penyimpanan).
• Zat harus dapat dites ketidak kemurniannya ( impuritiesnya ) secara
kualitatif , dan impurities tersebut harus tidak lebih dari 0,01 – 0 ,02 %.
• Harus mempunyai berat ekivalen yang tinggi , sehingga kesalahan pada
penimbangan dapt diabaikan. Untuk ketelitian 0,1 %, kesalahan
penimbangan sekitar 0,2 gram harus lebih kecil dari 0,1 – 0,2 mgram.
• Zat harus mudah dan cepat larut dalam suatu zat pelarut yang sesuai .
• Harus dapat bereaksi cepat dengan larutan standard (larutan yang akan
distandardisasi ) secara kuantitatif menurut proses – proses tertentu .
Tetapi apabila zat padat tersebut tidak mempunyai kemurnian yang
tinggi seperti pada sebagian besar hidroksida logam alkali,
beberapa asam organik dan zat-­‐‑zat yang mudah mencair, maka cara
pembuatannya adalah sebagai berikut :

§ Mula-­‐‑mula dibuat lebih dulu larutan dari zat padat tersebut


yang normalitasnya mendekati normalitas yang dikehendaki.
§ Larutan ini distandarisasi dengan larutan standar primer untuk
mengetahui faktor normalitasnya.

Pembuatan larutan standar dengan cara ini disebut secara tidak


langsung, dan pada umumnya dipergunakan untuk pembuatan
larutan-­‐‑larutan : Natrium Hidroksida (NaOH), Kalium permanganat
(KMnO4), Natrium tiosulfat (Na2S2O3), Ammonium tiosianat
(NH4CNS).

Larutan standar demikian ini disebut larutan standar sekunder.


Sebagai contoh misalnya pembuatan larutan standar NaOH 0,1N
sebanyak 100 ml. NaOH mempunyai sifat higroskopis sehingga tidak dapat
digunakan sebagai zat standar primer, oleh karena itu NaOH harus
distandarisasi dengan larutan standar primer asam oksalat.
Caranya :
1. Pembuatan larutan standar sekunder NaOH 0,1 N 100 ml
N = g à BE = BM / n à BE = 40 /1 (melepas 1 ion OH-­‐‑)
BE X Vol
0, 1= g à g = 0,1 X 40 X 0,1 à g = 0,4 gram
40 X (100/1000)

1. Ditimbang dengan teliti 0,4 gram NaOH pa, kemudian dilarutkan dengan
akuades dalam gelas beaker.
2. Pindahkan kedalam labu ukur 100 ml, tambahkan dengan akuades sampai
tanda batas.
3. Kocok sampai homogen.
4. Pindahkan larutan kedalam botol kosong dengan sumbat dari karet yang
sudah dibilas terlebih dahulu dengan sedikit larutan NaOH 0,1N.
5. Beri etiket / label yang jelas.
2.  Pembuatan  larutan  standard  primer  H2C2O4.2H2O    (asam  oksalat)  0,1  N  
100  ml

N =            g à BE  =  BM  /  n à BE  =  126  /  2  (melepas  2  ion  H+)


BE  X  Vol

0,1  =                    g à g  =  0,1  X  63  X  0,1 à g =    0,63  gram


63X  (100/1000)

1. Ditimbang  dengan  teliti  0,63  gram  asam  oksalat  pa,  kemudian  


dilarutkan  dengan  akuades  dalam  gelas  beaker.  
2. Pindahkan  kedalam  labu  ukur  100  ml,  tambahkan  akuades  sampai  
tanda  batas.  Kocok  sampai  homogen.  
3. Pindahkan  larutan  kedalam  botol  kosong  yang  sudah  dibilas  terlebih  
dahulu  dengan  sedikit  larutan  asam  oksalat  0,1  N.  
4. Beri  etiket  atau    label  yang  jelas.
3.  Standarisasi  larutan  NaOH  0,1  N  dengan  larutan  Asam  Oksalat  0,1  N

1. Dipipet 10,0 ml larutan baku primer asam oksalat 0,1 N, masukkan ke


dalam labu titrasi.
2. Tambahkan 2-­‐‑3 tetes indikator pp.
3. Larutan dititrasi dengan larutan NaOH yang akan dibakukan sampai
terjadi perubahan warna menjadi merah muda.

Perhitungan
Diketahui :  N  Asam oksalat :  0,1  N V  Asam oksalat :  10,0  ml
V  NaOH (misal):  9,88  ml
Ditanya : N  NaOH ?
Jawab : (N  xV)  Asam oksalat =   (N  x  V)  NaOH
0,1    X    10 =   N  NaOH X    9,88
1 =   N  NaOH X    9,88
N  NaOH = 1  /  9,88
N  NaOH =   0,1012  N
Jadi konsentrasi larutan NaOH setelah distandarisasi adalah 0,1012  N

Anda mungkin juga menyukai