Oleh:
Dosen Pengampuh:
Rini Herliani SE., M.Si., Ak
Choms Gary GT.Sibarani SE.,M.Si.,Ak,Ca
Nomor Jawaban
Kuesioner dan Langkah Kerja Komentar
Qs Lk Ya Tidak
6.1 KETERSEDIAAN SUMBER PT. Coca-Cola Bottling
DAYA Indonesia, Jawa Timur yang
Apakah organisasi telah berada di wilayah
menentukan dan menyediakan Pasuruan memasarkan
sumber daya yang dibutuhkan produknya diseluruh wilayah
secara memadai untuk : Jawa Timur. Diharapkan
a.menerapkan,memelihara dan adanya
meningkatkan efektivitas sistem penilaian atas Sistem
manajemen kualitas? kepastian kualitas berasarkan
b. meningkatkan kepuasan ISO 9001:2008 untuk menilai
pelanggan dengan cara memenuhi aktivitas, praktik dan
persyaratan pelanggan ? kebijakan perusahaan untuk
menentukan standar kualitas
yang
ditelah ditetapkan dalam
operasinya.
6.2 SUMBER DAYA MANUSIA Personel yang ditetapkan
1 Umum ialah Audit Kepastian
Apakah setiap personel yang Kualitas itu sendiri dan yang
bertanggung jawab dalam sistem sudah dinyatakan memiliki
manajemen kualitas telah potensi
ditetapkan dengan cermat dan Pendidikan,pelatihan,Keahlia
memiliki potensi berdasarkan n,dan pengalaman yang
relevansi: bagus.
a. Pendidikan ?
b. Pelatihan?
c. Keahlian?
d. Pengalaman?
2 Kompetensi,Kepedulian,dan Organisasi sudah menentukan
Pelatihan kompetensi yang tepat yaitu
Apakah organisasi sudah: Audit Kepastian Kualitas itu
a. Menentukan Kompetensi yang sendiri,dan sudah ada
tepat,personel pada bagian yang pelatihan dan Tindakan
dapat memengaruhi kualitas lainnya untuk memenuhi
produk? kebutuhan kompetensi ini.
b. Memberikan pelatihan atau Organisasi juga mengevaluasi
Tindakan lainnya untuk efektivitas atas Tindakan
memenuhi kebutuhan kompetensi yang dilakukan untuk
ini? mencapai tujuan kualitas
c. Mengevaluasi efektivitas Dan juga memelihara
Tindakan yang dilakukan? catatan/rekaman atas kegiatan
d. Memastikan bahwa personel yang dilakukannya.
tersebut memiliki kepedulian akan
relevan dan pentingnya kontribusi
aktivitas mereka untuk mencapai
tujuan kualitas?
e. Memelihara rekaman/catatan
yang sesuai dengan
Pendidikan,pelatihan dan
pengalaman?
6.3 INFRASTRUKTUR Organisasi telah menetapkan,
Apakah organisasi telah menyediakan, dan
menetapkan,menyediakan dan memelihara peraturan yang
memelihara infrastruktur yang dibutuhkan untuk mencapai
dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian terhadap
kesesuaian terhadap persyaratan persyaratan produk.
Produk? Perusahaan ini
Apakah infrastruktur tersebut mengutamakan kualitas
secar memadai telah mencakup: produk dan pelayanan serta
a.Gedung,ruang kerja,da peraltan menjaga kepercayaan
penunjang? pelanggan sesuai dengan
b. Perlatan yang dipakai dalam Peraturan Presiden Republik
proses(perangkat keras dan Indonesia Nomor 28 Tahun
perangkat lunak)? 2008 tentang Kebijakan
c. sarana pendukung Industri Nasional dan
(transportasi,komunikasi dan Sertifikasi Produk BSN 16.
sistem informasi)? dan infrastruktur yang
digunakan sudah memadai.
6.4 LINGKUNGAN KERJA Perusahaan ini memiliki
Apakah organisasi telah komitmen untuk menjalankan
menentukan dan mengelola bisnis yang ramah lingkungan
lingkungan kerja yang dibutuhkan (green business) dan
untuk memenuhi persyaratan berupaya mewujudkan visi
Produk? "World without Waste" yang
diluncurkan oleh Coca-Cola
secara global. Coca-Cola
Bottling Indonesia juga
memiliki strategi agresif yang
didukung oleh kekuatan
internal untuk memanfaatkan
peluang yang ada.
Ya Tidak
Kelompok 3 16 -
November 2023
Nama Perusahaan : PT. Coca Cola Bottling Indonesia Periode Audit No.KKA
Klausul/Persyaratan : 7 [Realisasi Produk] November 2023
Ya Tidak
Kelompok 3 16 -
November 2023
Nama Perusahaan : PT.Coca Cola Buttling Indonesia
Klausul/Persyaratan : 8 (Pengukuran, Analisis, Peningkatan)
Nomor JAWABAN
Kuisioner dan langkah kerja KOMENTAR
Qs Lk YA TIDAK
UMUM Coca Cola umumnya
Apakah Organisasi telah merencanakan dan memiliki sistem
menerapkan proses pemantauan, pengukuran, manajemen kualitas yang
analisis dan pengembangan yang dibutuhkan ketat untuk memastikan
untuk : kesesuaian produk, sistem,
a. Memperlihatkan kesesuaian produk? dan untuk melakukan
b. Memastikan kesesuaian sistem manajemen perbaikan berkelanjutan.
8.1 berkualitas? ✓ Oleh karena itu, mereka
mungkin memiliki proses
pemantauan, pengukuran,
c. Melakukan peningkatan berkelanjutan analisis, dan
yang efektif terhadap sistem manajemen pengembangan yang sesuai
kualitas? dengan standar manajemen
kualitas internasional
seperti ISO 9001
PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN 1. Survei Pelanggan: PT
Coca Cola Indonesia
mungkin melakukan survei
pelanggan secara teratur
untuk mendapatkan umpan
balik tentang kepuasan
pelanggan terhadap produk
dan layanan mereka.
2. Umpan Balik Pelanggan:
Organisasi mungkin
memiliki sistem yang
Keputusan Pelanggan : memungkinkan pelanggan
Apakah organisasi telah menetapkan metode memberikan umpan balik
1. untuk memperoleh informasi tentang kepuasan secara langsung melalui
8.2 atau ketidakpuasan pelanggan? berbagai saluran, seperti
✓
1. situs web, formulir online,
Apakah organisasi telah memantau secara cermat atau saluran media sosial.
2. informasi yang berhubungan dengan pandangan 3. Analisis Keluhan
pelanggan untuk menilai kemampuan organisasi Pelanggan: Perusahaan
dalam memenuhi persyaratan pelanggan? cenderung memantau
keluhan pelanggan dan
mengambil langkah-
langkah untuk
menyelesaikannya. Ini
dapat memberikan
wawasan tentang area di
mana perbaikan mungkin
diperlukan.
4. Analisis Data Penjualan
dan Distribusi: Data
penjualan dan distribusi
dapat memberikan
informasi tentang
preferensi pelanggan dan
performa produk di pasar.
5. Studi Pasar: Analisis
pasar umumnya dapat
memberikan wawasan
tentang tren industri dan
preferensi pelanggan.
2. PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN 1. PT Coca-Cola Bottling
Indonesia Jawa Timur telah
Audit Internal : menjadwalkan lingkup
1. Apakah organisasi telah menjadwalkan lingkup perencanaan audit internal
perencanaan audit internal untuk meentukan untuk mengevaluasi apakah
apakah manajemen kualitas sudah : manajemen kualitas telah
a. memenuhi pengaturan yang direncanakan memenuhi pengaturan yang
pada persyaratan ini dan pada persyaratan direncanakan pada
sistem manajemen kualitas yang ditetapkan persyaratan standar dan
oleh organisasi? persyaratan sistem
b. Diterapkan dan dipelihara secara efektif? manajemen kualitas yang
2. ditetapkan oleh organisasi.
Apakah organisasi telah menerapkan prosedur Audit internal dilakukan
tertulis Sebagai panduan audit internal yang untuk memastikan bahwa
mencakup sistem manajemen kualitas
a. tanggung jawab? dijalankan dan dipelihara
b. persyaratan untuk perencanaan dan secara efektif.
pelaksanaan audit? 2. Ya, PT Coca-Cola
c. hasil laporan? Bottling Indonesia Jawa
Timur telah menetapkan
d. pemeliharaan rekaman? ✓
prosedur tertulis sebagai
Apakah program audit yang direncanakan telah panduan untuk audit
3. mempertimbangkan : internal. Prosedur ini
mencakup tanggung jawab
a. status dan kepentingan dari aktivitas serta yang terkait dengan
area yang diaudit? perencanaan dan
b. hasil audit terdahulu? pelaksanaan audit,
pelaporan hasil, dan
Apakah kriteria ruang lingkup frekuensi dan pemeliharaan rekaman.
4. metode audit telah ditentukan Dalam prosedur audit
internal, organisasi
Apakah seleksi auditor dan pelaksanaan audit telah
menetapkan tanggung
memastikan tujuan dan kejujuran dari proses audit?
5. jawab yang jelas untuk tim
Apakah manajemen yang bertanggung jawab audit, termasuk
untuk daerah yang diaudit telah memastikan perencanaan audit,
tindakan korektif yang dilakukan untuk penentuan ruang lingkup,
6. menghilangkan deteksi ketidaksesuaian dan pengumpulan data, analisis,
dan pelaporan hasil.
penyebabnya?
Prosedur ini juga
mencakup langkah-langkah
Apakah tidak lanjut yang dilakukan telah untuk pemeliharaan
7. memasukkan rekaman audit, termasuk
penyimpanan dan
a. verifikasi tindakan yang dilakukan? pengarsipan yang aman.
b. laporan hasil verifikasinya? 3. Dalam audit internal, PT
Coca-Cola Bottling
Indonesia Jawa Timur
mempertimbangkan status
dan kepentingan dari
aktivitas serta area yang
akan diaudit. Program audit
yang direncanakan
dirancang untuk mencakup
berbagai aspek yang
relevan dengan kegiatan
dan area yang akan diaudit.
4. Ya, PT Coca-Cola
Bottling Indonesia Jawa
Timur telah menentukan
kriteria ruang lingkup,
frekuensi, dan metode audit
dalam proses audit internal
mereka. Mereka
memastikan bahwa kriteria
ini sesuai dengan
kebutuhan organisasi dan
mencakup area yang
relevan untuk diaudit.
5. Selain itu, PT Coca-Cola
Bottling Indonesia Jawa
Timur juga memastikan
bahwa seleksi auditor dan
pelaksanaan audit
dilakukan dengan
mempertimbangkan tujuan
dan kejujuran dari proses
audit. Auditor yang dipilih
memiliki kualifikasi,
pengetahuan, dan
pengalaman yang sesuai
dengan area yang akan
diaudit. Mereka juga
diharapkan menjalankan
audit dengan integritas,
objektivitas, dan
profesionalisme.
6. Ya, manajemen yang
bertanggung jawab untuk
daerah yang diaudit di PT
Coca-Cola Bottling
Indonesia Jawa Timur telah
memastikan tindakan
korektif dilakukan untuk
menghilangkan deteksi
ketidaksesuaian dan
penyebabnya. Mereka
memiliki tanggung jawab
untuk mengambil langkah-
langkah yang diperlukan
guna memperbaiki masalah
yang diidentifikasi selama
proses audit.
7. PT Coca-Cola Bottling
Indonesia Jawa Timur juga
memastikan bahwa tindak
lanjut yang dilakukan
mencakup verifikasi
terhadap tindakan yang
telah dilakukan dan laporan
hasil verifikasinya. Setelah
tindakan korektif
diimplementasikan, mereka
melakukan pengecekan dan
evaluasi untuk memastikan
bahwa masalah telah
diatasi dengan efektif.
Dengan memastikan
tindakan korektif yang
dilakukan dan melibatkan
verifikasi serta laporan
hasil verifikasi, PT Coca-
Cola Bottling Indonesia
Jawa Timur dapat
memastikan bahwa
masalah yang diidentifikasi
selama proses audit
ditangani dengan serius dan
efektif. Hal ini membantu
meningkatkan kualitas,
kepatuhan, dan efisiensi
dalam operasional
perusahaan.
3. Pemantauan Dan Pengukuran Proses Ya. PT Coca cola bottling
Indonesia jawa timur sudah
menggunakan metode yang
Apakah organisasi telah menggunakan metode tepat untuk memantau dan
yang tepat untuk memantau dan mengukur proses ✓
mengukur proses
manajemen kualitas? manajemen kualitas dalam
1. mengoreksi hasil yang
tidak sesuai dengan
Apakah metode yang digunakan telah rencana dalam memastikan
2. memperlihatkan kemampuan proses dengan hasil kesesuaian produk
yang telah direncanakan?
Apakah organisasi telah menetapkan tindakan
koreksi terhadap hasil yang tidak sesuai dengan
3. rencana untuk memastikan kesesuaian produk?
Kelompok 3
Laporan Hasil Audit Sistem Kepastian Kualitas
Kepada
Yth. Direktur PT.COCA COLA Bottling Indonesia
Jawa Timur
Saya telah melakukan audit manajemen atas pengendalian produksi pada PT. Coca Cola
Bottling Indonesia untuk periode Bulan Oktober 2015. Audit ini tidak dimaksudkan untuk
memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan perusahaan dan oleh karenanya saya
tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan tersebut. Audit ini hanya mencakup sistem
kepastian kualitas yang terjadi pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia. Audit tersebut
dimaksudkan untuk menilai efisiensi dan efektifitas. Audit manajemen atas sistem kepastian
kualitas pada PT. Coca Cola Buttling Indonesia ini dilakukan untuk memberikan saran
perbaikan atas kelemahan yang ditemukan selama audit, sehingga diharapkan dimasa yang
akan datang dapat dicapai perbaikan atas kekurangan tersebut dan perusahaan dapat beroperasi
dengan lebih efisien dan efektif dalam mencapai tujuannya.
Hasil audit ini disajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi:
BAB I : Informasi Latar Belakang
BAB II : Kesimpulan Audit yang didukung dengan temuan audit
BAB III : Rekomendasi
BAB IV : Ruang Lingkup audit.
Dalam melaksanakan audit, saya telah memperoleh banyak bantuan, dukungan dan kerjasama
dari berbagai pihak baik jajaran direksi maupun staf yang berhubungan dengan pelaksanaan
audit ini. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang terjalin dengan baik
ini.
Auditor
Kelompok 3
BAB I
PT. Coca-Cola Bottling Indonesia, Jawa Timur (selanjutnya disebut “Perusahaan”) merupakan
salah satu dari 12 pabrik Coca-Cola yang ada di Indonesia. Berlokasi di Jl. Raya Surabaya-
Malang Km 43, Pasuruan, Jawa Timur. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1992 sebagai hasil
kerjasama antara The Coca-Cola Company dan PT. Tirtalina Jaya Abadi oleh para pendiri yang
terdiri atas:
Sedangkan tujuan dilakukannya audit adalah untuk menilai efektivitas dan efisiensi
sistem kepastian kualitas yang diterapkan oleh perusahaan. Audit ini juga bertujuan untuk
mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang terkait dengan sistem
kepastian kualitas. Audit ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi perbaikan dan
peningkatan kinerja perusahaan dalam hal kualitas produk dan pelayanan.
BAB II
KESIMPULAN AUDIT
Berdasarkan temuan (bukti) yang penulis peroleh selama pelaksanaan audit, penulis
dapat menyimpulkan sebagai berikut:
Kondisi:
Kriteria:
Penyebab:
1) Beberapa kemungkinan penyebab dari kondisi ini adalah kurangnya pemahaman dan
pelatihan karyawan terkait dengan SAP & e-SIC, kurangnya pengawasan dan audit
internal terhadap dokumen dan implementasi SAP & e-SIC, kurangnya ketersediaan
dan aksesibilitas dokumen SAP & e-SIC, dan kurangnya komunikasi dan koordinasi
antara area produksi yang berbeda.
2) Beberapa kemungkinan penyebab dari kondisi ini adalah kurangnya perhatian dan
prioritas manajemen puncak terhadap sistem manajemen kualitas, kurangnya
mekanisme dan media untuk mengkomunikasikan kebijakan kualitas, kurangnya
partisipasi dan keterlibatan karyawan dalam penyusunan dan peninjauan kebijakan
kualitas, dan kurangnya pembaruan dan penyesuaian kebijakan kualitas sesuai dengan
perubahan lingkungan internal dan eksternal.
Akibat
Kondisi:
1) Terdapat analisa mikro yang dilakukan oleh operator yang belum bersertifikat, yang
menunjukkan bahwa tanggung jawab manajemen terhadap kompetensi dan pelatihan
karyawan belum terpenuhi. Hal ini dapat berdampak pada kualitas dan keamanan
produk yang dihasilkan. Temuan ini terkait dengan kriteria 6.2.2 dari ISO 9001:2008.
Kriteria
Penyebab
1) Beberapa kemungkinan penyebab dari kondisi ini adalah kurangnya analisis dan
perencanaan kebutuhan kompetensi dan pelatihan karyawan, kurangnya alokasi
sumber daya dan waktu untuk menyelenggarakan pelatihan, kurangnya standar dan
kriteria untuk menentukan kelayakan dan sertifikasi karyawan, dan kurangnya
pemantauan dan penilaian terhadap kompetensi dan pelatihan karyawan.
Akibat
Kondisi
1) Terdapat beberapa masalah terkait dengan kondisi lingkungan kerja, seperti kursi kain
di area filler line 6, selang angin line 5 bocor, temperature ruangan line 6 saat siang
hari mencapai 39 derajat celcius, dan pengendalian debu di gudang eks karoseri masih
belum maksimal. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen sumber daya belum
optimal dalam menyediakan dan memelihara lingkungan kerja yang sesuai dengan
persyaratan produk. Hal ini dapat berdampak pada kenyamanan dan kesehatan
karyawan, serta kualitas produk yang dihasilkan. Temuan ini terkait dengan kriteria
6.3 dan 6.4 dari ISO 9001:2008.
2) Terdapat beberapa peralatan laboratorium yang kadaluarsa masa kalibrasinya, seperti
alat untuk cek temperature produk di line 6 dan EBI (electronic bottle inspection).
Hal ini menunjukkan bahwa manajemen sumber daya belum efektif dalam
mengendalikan dan memastikan kesesuaian peralatan pengukuran. Hal ini dapat
berdampak pada akurasi dan validitas hasil pengukuran yang digunakan untuk
memantau dan mengukur proses dan produk. Temuan ini terkait dengan kriteria 7.6
dari ISO 9001:2008.
Kriteria
1) Organisasi harus menentukan dan mengelola lingkungan kerja yang dibutuhkan untuk
mencapai kesesuaian produk. Lingkungan kerja mencakup faktor-faktor seperti
kondisi fisik, sosial, psikologis, dan lingkungan. Organisasi harus menyediakan dan
memelihara infrastruktur yang dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian produk.
Infrastruktur mencakup bangunan, ruang kerja, peralatan proses, dan fasilitas
pendukung.
2) Organisasi harus menentukan proses dan menyediakan sumber daya yang dibutuhkan
untuk memastikan bahwa peralatan pengukuran yang digunakan untuk memberikan
bukti kesesuaian produk terhadap persyaratan yang ditetapkan dapat mengukur
dengan akurasi dan presisi yang sesuai. Organisasi harus memastikan bahwa
peralatan pengukuran dikalibrasi atau diverifikasi pada interval yang ditentukan atau
sebelum digunakan, terhadap standar pengukuran yang dapat ditelusuri. Organisasi
harus menyesuaikan, mengidentifikasi, melindungi, dan memelihara peralatan
pengukuran, serta menetapkan proses untuk mengendalikan, mengkalibrasi, dan
menjaga kesesuaian peralatan pengukuran.
Penyebab
1) Beberapa kemungkinan penyebab dari kondisi ini adalah kurangnya analisis dan
perencanaan kebutuhan lingkungan kerja dan infrastruktur, kurangnya alokasi sumber
daya dan anggaran untuk menyediakan dan memelihara lingkungan kerja dan
infrastruktur, kurangnya standar dan kriteria untuk mengevaluasi dan memperbaiki
lingkungan kerja dan infrastruktur, dan kurangnya pemantauan dan penilaian
terhadap lingkungan kerja dan infrastruktur.
2) Beberapa kemungkinan penyebab dari kondisi ini adalah kurangnya analisis dan
perencanaan kebutuhan peralatan pengukuran, kurangnya alokasi sumber daya dan
anggaran untuk menyediakan dan mengkalibrasi peralatan pengukuran, kurangnya
standar dan kriteria untuk menentukan interval dan metode kalibrasi, dan kurangnya
pemantauan dan penilaian terhadap peralatan pengukuran.
Akibat
4. Realisasi Produk
Kondisi
1) Terdapat beberapa masalah terkait dengan realisasi produk, seperti ditemukan semut
di area gula selatan, bak chlorine berlendir/jamur di area syrup, belum ada alarm saat
terjadi perbedaan tekanan di pasteurizer, pemantauan terjadwal ‘Net Content’ belum
dilakukan, dan sertifikasi SNI kadaluarsa pada 2 Aug 2015. Hal ini menunjukkan
bahwa realisasi produk belum memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh
pelanggan, peraturan, dan standar yang berlaku. Hal ini dapat berdampak pada
kepuasan pelanggan, reputasi perusahaan, dan ketaatan terhadap hukum. Temuan ini
terkait dengan kriteria 7.2.1, 7.6, 8.2.3, dan 8.2.4 dari ISO 9001:2008.
2) Terdapat belum ada monitoring yang cukup untuk memastikan syrup yang digunakan
saat produksi untuk memastikan concentrate utilization yang benar. Hal ini
menunjukkan bahwa realisasi produk belum efisien dan efektif dalam mengelola
bahan baku dan sumber daya yang digunakan. Hal ini dapat berdampak pada biaya
produksi, profitabilitas, dan kinerja lingkungan. Temuan ini terkait dengan kriteria
8.2.4 dari ISO 9001:2008.
Kriteria
Penyebab
1) Beberapa kemungkinan penyebab dari kondisi ini adalah kurangnya analisis dan
perencanaan kebutuhan produk, kurangnya alokasi sumber daya dan anggaran untuk
menyediakan dan menguji produk, kurangnya standar dan kriteria untuk menjamin
kualitas dan keamanan produk, dan kurangnya pemantauan dan penilaian terhadap
produk dan kepuasan pelanggan.
2) Beberapa kemungkinan penyebab dari kondisi ini adalah kurangnya analisis dan
perencanaan kebutuhan bahan baku dan sumber daya, kurangnya alokasi sumber daya
dan anggaran untuk mengelola bahan baku dan sumber daya, kurangnya standar dan
kriteria untuk menentukan concentrate utilization yang benar, dan kurangnya
pemantauan dan penilaian terhadap bahan baku dan sumber daya.
Akibat
Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi perhatian
manajemen di masa yang akan datang. Kelemahan ini dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
1. kelemahan yang terjadi pada sistem manajemen kualitas dalam hal dokumentasi dan
implementasi serta komunikasi dan komitmen manajemen.
2. kelemahan yang terjadi pada kompetensi dan pelatihan karyawan
3. kelemahan yang terjadi pada manajemen sumber daya yang belum optimal dalam
menyediakan dan memelihara lingkungan kerja yang sesuai dengan persyaratan
produk, serta belum efektifnya manajemen sumber daya dalam mengendalikan dan
memastikan kesesuaian peralatan pengukuran.
4. Kelemahan yang terjadi pada realisasi produk yang belum memenuhi persyaratan
yang ditetapkan oleh pelanggan, peraturan, dan standar yang berlaku serta belum
efisien dan efektif dalam mengelola bahan baku dan sumber daya yang digunakan.
Atas keseluruhan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi atau
langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan tersebut.
Rekomendasi:
Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada manajemen,
tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki kami mengkhawatirkan terjadi akibat yang
lebih buruk pada Sistem Kepastian Kualitas Perusahaan di masa yang akan datang.
BAB IV
Ruang Lingkup Audit
Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi masalah
Sistem Kepastian Kualitas PT. Coca-Cola Bottling Indonesia, Jawa Timur untuk periode tahun
2014/ 2015. Audit kami mencakup penilaian atas kecukupan sistem manajemen kualitas,
tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, dan realisasi produk.