Anda di halaman 1dari 14

Laporan Hasil Baca dan Analisis Unsur Intrinsik serta

Unsur Ekstrinsik Novel “Perburuan” Karangan


Pramoedya Ananta Toer

Disusun oleh :
1. Achmad Muhajirin Ilham ( 01 )
2. Hasby Ibrahim Yusuf Faisal ( 12 )

XII MIPA 6
SMA Negeri 1 Taman
Judul : Perburuan
Pengarang : Pramoedya Ananta Toer

No. Tanggal Baca Halaman Rangkuman Tanggapan

1. 6 November 2023 1-23 Cerita berawal dari barisan Orientasi cerita


pengemis yang menunggu di yang bagus
depan teras rumah untuk sekali, pengarang
menunggu sedekah. Ramli, anak menjelaskan latar
yang disunat pada hari itu belakang dengan
menengok ke barisan pengemis sangat perlahan-
dan meminta ibunya untuk lahan sehingga
memberi sedekah ke pengemis membuat
itu. Ibunya pun menuruti pembacanya
permintaan Ramli, satu per satu penasaran. Hardo
para pengemis itu pergi karena diperkenalkan
sudah diberi makanan oleh ibunya sebagai
Ramli. Hanya tersisa satu yang pengemis, dan
tidak pergi, yaitu Hardo. Dia kemudian
hanya ingin berdiri disitu dan pembaca diajak
memandang-mandang entah flashback lewat
kemana. Malam sudah dialog Hardo
menjemput, Hardo pun pergi dari dengan bapaknya
teras rumah itu. Dia menyusuri yang
sawah dan akhirnya bertemu mengungkap
dengan bapaknya. Hardo ternyata identitas Hardo
adalah mantan tentara PETA yang sebenarnya
sedang diburu Jepang karena merupakan
melakukan gerakan tentara PETA.
pemberontakan. Selama diburu,
Hardo menyamar sebagai gembel
yang hidupnya tidak menetap.
Hardo dengan bapaknya lama
sekali berdialog, bapaknya Hardo
ingin agar anaknya bisa kembali
lagi menetap di rumahnya.
Bapaknya berjanji akan
melindungi Hardo dari tentara
Jepang (bapaknya Hardo adalah
seorang lurah yang seharusnya
ikut membantu Jepang
menangkap Hardo). Bapaknya
Hardo sudah berusaha
meyakinkan Hardo agar kembali
ke rumah dengan iming-iming
kebun, sawah, tempat tidur, dan
tambak yang sudah dipenuhi ikan.
Tapi hal tersebut tidak membuat
Hardo tertarik untuk kembali ke
rumahnya, Hardo hanya diam dan
senyum-senyum saja selama
berdialog dengan bapaknya.
Hardo hanya tertarik pada satu
hal, yaitu ketika bapaknya
membahas tentang Ningsih,
adiknya Hardo. Keberadaan
Ningsih tidak jelas, bapaknya
hanya bilang bahwa Ningsih
sedang di kota bersama kawannya
Kartini.

2. 7 November 2023 24-34 Setelah berdialog panjang sekali Cerita semakin


antara Hardo dengan bapaknya, menarik karena
Hardo tetap memutuskan untuk tujuan dari Hardo
pergi dari Kaliwangan. Bapaknya disini sepertinya
Hardo menanyakan kapan Hardo adalah mencari
kembali, jawaban dari Hardo Ningsih, adiknya.
hanyalah menyuruh bapaknya, Pembaca
Ramli dan emaknya untuk semakin dibuat
menunggu, menunggu hingga penasaran
Jepang kalah. Bapaknya Hardo dengan
masih tetap mengejar kepergian keberadaan
Hardo sembari meyakinkan Ningsih karena
Hardo untuk kembali ke dalam
Kaliwangan. Bapaknya Hardo percakapan
memberi kabar bahwa dia sudah antara Hardo
dipecat Nippon, sehingga dia dengan
sudah tidak bekerja lagi untuk bapaknya,
menangkap Hardo. Tapi Hardo bapaknya hanya
sama saja masih tidak mau, dia memberi tahu
berkata bahwa ingin pergi ke bahwa Ningsih
bintang, bintang di langit dan sedang berada di
bintang di hatinya. Kota, tidak
dijelaskan secara
detail kota mana
yang ditinggali
Ningsih.
Bapaknya Hardo
mengatakan
bahwa Ningsih
sudah aman di
kota karena
dilindungi
Karmin. Tapi
masih tidak jelas
keadaan Ningsih
sebenarnya,
seperti ada yang
ditutup-tutupi
oleh bapaknya
Hardo.

3. 8 November 2023 35-59 Hardo ternyata menuju ke gubuk Pada bagian ini
tak terawat. Dia berbaring sambil menceritakan
memikirkan perkataan bapaknya lebih jelas lagi
tadi. Tiba-tiba terdengar banyak tentang gerakan
langkah kaki menuju ke arah pemberontakan
gubuk. Hardo sudah siap untuk yang dilakukan
melarikan diri, tapi ternyata yang Hardo bersama
dikejar tentara Jepang untuk saat kawannya.
ini bukanlah dia, tapi seorang Sepertinya
penjudi tua berumur 60 tahun. pemberontakan
Hardo pun mengajaknya dilakukan oleh 3
berbicara, pria tua itu dulunya orang tentara,
adalah seorang polisi, dengan istri yaitu Hardo,
dan anaknya yang juga sama Karmin, dan anak
seperti Hardo, tentara PETA. dari pria tua ini.
Anak dari pria tua itu juga Tapi, Karmin
memberontak seperti Hardo, dia berkhianat dan
bersama 2 temannya melaporkannya
memberontak ke Jepang, tapi ada ke Jepang yang
satu orang yang sepertinya berakhir Hardo
berkhianat, yang melaporkan dan anak dari pria
gerakan pemberontakan itu ke tua ini diburu
Jepang. Anak dari pria tua itu juga habis-habisan
diburu oleh Jepang, sama seperti oleh Jepang.
Hardo. Sekarang pria tua itu sudah
tidak mempunyai lagi pegangan di
hidupnya, istrinya meninggal,
anaknya hilang diburu Jepang,
yang pria tua lakukan setiap
harinya hanyalah berjudi demi
kebebasan, kebebasan pikirannya
yang terbelenggu dengan trauma.
Pria tua itu ternyata dulunya juga
seorang lurah Karangjati yang
sudah dipecat Nippon. Kisahnya
persis sekali dengan Hardo dan
bapaknya.

4. 9 November 2023 60-82 Hardo berkata bahwa anak dari Banyak sekali
pria tua itu aman dan sehat kebingungan
keadaannya. Hardo mengatakan pada bagian ini,
jika dia pernah melihat pria tua itu apakah benar
di sebuah gua untuk mencari Hardo adalah
anaknya sambil berteriak anak dari lurang
"Hardo!" dan bersembahyang 5 Karangjati? Atau
waktu di sekitarnya. Pria tua itu Hardo dengan
pun kaget dengan keterangan Mas Hardo itu
Hardo, pria tua itu langsung berbeda orang?
menganggap Hardo adalah Lalu siapakah
anaknya. Tapi Hardo menolak dan lurah
bersumpah kalau dia bukanlah Kaliwangan yang
anak dari pria tua itu. Hardo menjemput
menceritakan bahwa anak dari Hardo
pria tersebut adalah Mas Hardo, sebelumnya?
dia juga seorang tentara sama Apakah Lurah
seperti Hardo. Hardo memberi Kaliwangan itu
peringatan kepada pria tua itu agar hanya mengaku-
tidak menjemput Mas Hardo ngaku sebagai
karena dia pasti tidak akan bapak Hardo dan
menerima bapaknya yang dulunya bekerja sebagai
seorang lurah Karangjati yang mata-mata
diperintah Jepang untuk mencari Jepang? Cerita
pengkhianat. Hardo dengan pria jadi sangat
tua itu pun berdebat cukup lama, menarik sekali
pria tua itu ingin sekali berkat twist pada
menjemput anaknya waktu subuh, bagian ini
sedangkan Hardo melarangnya.
Setelah berdebat lama dan tidak
ada titik terangnya, Hardo pun
memutuskan untuk tidur di gubuk
milik pria tua ini. Pria tua itu pun
mengizinkan dan dia pergi keluar
untuk membakar jagung. Tak
lama kemudian datang lagi opsir
Jepang beserta seorang lurah dan
bawahannya. Opsir Jepang itu
menanyai pria tua tentang Hardo,
pria tua itu menjawab tidak tahu
apa-apa. Kemudian langsung
didobrak gubuk itu tapi tidak
ditemui ada orang di dalamnya.
Akhirnya komplotan Nippon itu
pergi dari gubuk milik pria tua itu.

5. 10 November 83 - 93 Cerita dimulai dengan gambaran Bagian novel ini


2023 gelap di kolong jembatan kali menciptakan
Lusi di Timur stasiun Blora. atmosfer yang
Orang-orang berkumpul dengan gelap dan
senang di tempat tersebut, misterius di
sementara di atas jembatan kolong jembatan,
terdengar derap kaki pasukan dan memberikan
derum mobil. Suasana sepi ini gambaran yang
dipenuhi oleh suara gercik arus mendalam
kali yang menumbuk batu dan tentang
alang-alang. Deskripsi alam kehidupan
sekitar memberikan gambaran malam di kota
visual yang intens. Dipo dan kecil. Deskripsi
Hardo, dua kere, berbicara tentang alam sekitar
peristiwa sebelumnya. Dipo dengan detail
berusaha meyakinkan Hardo yang diberikan,
untuk melupakan sentimennya seperti gercik
terhadap tunangannya, Karmin, arus kali dan
demi keselamatan mereka. bayangan
Mereka membahas kemungkinan jembatan yang
pengkhianatan dari bapak Hardo melengkung,
dan orang-orang lain yang menciptakan
tertangkap. Suasana pagi yang latar belakang
hidup di sekitar jembatan yang kuat dan
menambahkan latar belakang memikat
dinamis pada percakapan mereka, pembaca. Selain
dengan aktivitas penduduk kota itu, percakapan
kecil yang semakin ramai seiring antara Dipo dan
berjalannya waktu. Hardo menyoroti
ketegangan dan
kompleksitas
hubungan
mereka dengan
sentimen pribadi
dan ancaman dari
pihak luar,
memberikan
dimensi
emosional dan
konflik yang
menarik.
Keseluruhan,
bagian ini
berhasil
membangun
ketegangan
atmosfer dan
membuat
pembaca
penasaran
tentang
perkembangan
cerita
selanjutnya.

6. 15 November 94-133 Kartiman melanjutkan kisahnya Bagian novel


2023 tentang penangkapannya dan tersebut
tuduhan yang dialamatkan menampilkan
kepadanya. Hardo mendengarkan percakapan
dengan serius, wajahnya antara Hardo,
mencerminkan campuran antara Dipo, dan
kebingungan dan ketegangan. Kartiman, yang
Berbagai pertanyaan muncul di menggambarkan
benaknya tentang alasan di balik kompleksitas
penangkapan Bapaknya dan hubungan dan
keterlibatan Kartiman. perasaan
karakter. Konflik
Setelah mendengarkan Kartiman, internal Hardo
Hardo berkata, "Kita perlu terlihat dalam
mencari tahu lebih banyak tentang upayanya
tuduhan ini dan siapa yang berada mempertahankan
di baliknya. Bapakku tak Karmin,
sepantasnya dituduh meskipun
sembarangan. Kita perlu Karmin telah
menyelidiki lebih lanjut." dianggap sebagai
pengkhianat.
Sementara itu, di tengah Sementara Dipo
percakapan mereka, Dipo kembali berpandangan
dari tempat buang air. Wajahnya realistis terhadap
yang tadinya terlihat serius situasi dan
sekarang terlihat lebih cerah. menggambarkan
"Apa yang dibicarakan kalian?" kerasnya perang
tanyanya. dan kebutuhan
untuk
Hardo memberikan ringkasan mempertahankan
singkat tentang penangkapan kelompok
Bapaknya dan perasaannya yang mereka.
bercampur aduk. Dipo, dengan
ekspresi acuh, berkata, "Ini bukan
saatnya untuk terguncang. Kita
harus tetap fokus pada perlawanan
dan menyelesaikan masalah ini
dengan bijaksana. Kalau perlu,
kita akan menyelidiki lebih
lanjut."

Hardo mengangguk setuju.


Mereka bertiga kemudian
merencanakan langkah-langkah
selanjutnya dalam menghadapi
situasi yang semakin kompleks
dan penuh tekanan di tengah
pergolakan perang.

7. 20 November 134-151 Siang hari di Blora yang panas Bagian novel


2023 menciptakan latar belakang untuk tersebut
peristiwa dalam sebuah kamar menggambarkan
tamu. Meja sice dihiasi bunga ketegangan yang
yang mulai layu, menciptakan menyelubungi
suasana yang kurang bersahabat. kisah, diperkuat
Keempat dinding rumah baru oleh latar
dikapur, dan situasi panas ini belakang
semakin terasa. Seorang gadis panasnya siang di
dengan kain berkain mendekati Blora. Detail-
meja tulis, memeriksa buku-buku desain ruang dan
tulis dengan serius. elemen alam
menciptakan
Gadis itu, diketahui bernama suasana yang
Ningsih, berbincang dengan terasa di sekitar
Shodanco Karmin yang tiba. karakter.
Percakapan mereka Pertemuan antara
mengungkapkan ketidakpastian Ningsih dan
masa depan, terutama dengan Karmin
informasi bahwa Bapak Hardo, memberikan
tokoh utama, mungkin terancam. lapisan
Pada saat yang sama, Karmin emosional,
menyampaikan niat baiknya dan terutama dengan
menunjukkan kesediaannya untuk pengungkapan
bergabung kembali dengan Karmin tentang
Hardo. Namun, Ningsih tetap perasaan dan
skeptis dan tidak mudah maksud baiknya.
mempercayai Karmin karena
statusnya sebagai pengkhianat. Konflik karakter,
seperti status
Konflik Karmin dengan label Karmin sebagai
pengkhianat tampak dalam pengkhianat,
upayanya meminta kepercayaan memberikan
Ningsih. Karmin menjelaskan dimensi
perasaannya dan mengungkapkan psikologis yang
niat baiknya, sementara Ningsih menarik.
bersikap hati-hati. Sementara itu, Pertanyaan
ketegangan meningkat dengan tentang nasib
kehadiran mobil sidokan yang Hardo
mendekat, mengancam menambah
keberadaan mereka. Pertemuan ketidakpastian,
ini menghadirkan dramatika yang menjaga daya
kuat dan memunculkan tarik pembaca.
pertanyaan tentang nasib Hardo Selain itu,
dan kelanjutan cerita. hadirnya mobil
sidokan
menciptakan
elemen
ketegangan dan
membuka pintu
bagi
perkembangan
plot yang lebih
intens. Secara
keseluruhan,
penulis berhasil
membangun
atmosfer yang
menarik dan
misterius.

8. 24 November 152-163 Gadis bernama Ning Sih tewas Bagian novel ini
2023 dalam pelukan Hardo, tertimpa menciptakan
peluru parabellum Jepang. Lurah kisah dramatis
Kaliwangan dan Karmin yang penuh
menyaksikan adegan tragis ini. ketegangan dan
Dalam keheningan yang tercipta, emosi. Dari
Karmin memutuskan untuk perjuangan
menghadapi penghakiman massa melawan
sebagai pengkhianat. Namun, aksi pendudukan
dramatisnya menyelamatkan diri Jepang hingga
dengan menunjukkan dirinya momen
sebagai shodanco, membuat kemerdekaan
orang-orang bermusuhan menjadi yang tak terduga,
terdiam. penulis berhasil
membangun
Keadaan semakin genting ketika narasi yang
seorang opsir Jepang tertangkap, mendalam.
dan Dipo melibatkan diri dalam Karmin yang
perkelahian untuk melawan memilih tampil
Jepang yang mencoba menyerang. terbuka sebagai
Namun, suasana berubah saat shodanco
terdengar berita bahwa Indonesia mengejutkan dan
telah merdeka dan Jepang menunjukkan
menyerah pada Sekutu. Bendera keberanian di
Jepang diturunkan, dan teriakan tengah tekanan.
merdeka memenuhi udara.
Kematian Ning
Dalam momen penuh emosi, Dipo Sih menjadi
hampir saja membunuh opsir puncak tragedi,
Jepang, tetapi peristiwa memberikan
mendebarkan itu dihentikan oleh dimensi
kabar kemerdekaan. Sidokan emosional yang
Jepang yang sebelumnya mendalam pada
mendominasi kini menemui akhir cerita.
tragis, dan senjata mereka Penggambaran
ditinggalkan. suasana perang,
konfrontasi, dan
Namun, terkuaklah kenyataan akhirnya
bahwa Ning Sih tidak mampu kemerdekaan
menikmati kemerdekaan tersebut, menyajikan
meninggal dalam pelukan Hardo. rangkaian
Kedukaan melanda, dan keluarga peristiwa yang
Kaliwangan harus menerima terasa nyata dan
kehilangan yang mendalam. mendalam.
Dalam suasana yang penuh tanda
tanya, penulis membimbing Dengan latar
pembaca melalui dinamika belakang sejarah
emosional yang rumit dan perang dan
beragam. kemerdekaan
Indonesia, novel
ini memberikan
sudut pandang
yang kaya dan
menyentuh.
Pergulatan moral
karakter, seperti
Dipo yang
hampir
membunuh opsir
Jepang,
menambah
kompleksitas dan
ketegangan
dalam cerita.
Secara
keseluruhan,
bagian ini
memberikan
pemahaman yang
mendalam
tentang
perjuangan,
kehilangan, dan
arti sebenarnya
dari
kemerdekaan.

Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel "Perburuan" Karya


Pramoedya Ananta Toer

1. Unsur Intrinsik
a. Tema
Tema dari novel ini adalah perjuangan. Hardo berjuang memberontak Jepang agar
Indonesia bisa hidup bebas tanpa penindasan.

b. Alur
Alur dari novel ini adalah maju mundur. Dialog antartokoh kebanyakan
menceritakan tentang hal-hal yang sudah lampau, kemudian menceritakan hal-hal
yang terjadi saat ini.

c. Tokoh
● Hardo = Tokoh dengan semangat juang tinggi, melakukan pemberontakan
terhadap Jepang dan kemudian diburu.
● Lurah Kaliwangan = Bapak dari Ningsih, calon mertua dari Hardo
● Lurah Karangjati = Bapak kandung dari Hardo, seorang penjudi
● Ningsih = Tunangan dari Hardo
● Karmin = Teman seperjuangan Hardo, tetapi berkhianat saat melakukan
pemberontakan.
● Dipo = Teman seperjuangan Hardo

d. Latar
● Tempat = Indonesia, khususnya di sekitar daerah Blora.
● Waktu = Masa Pendudukan Jepang
● Suasana = Menegangkan

e. Amanat
Banyak sekali amanat yang terkandung dalam novel ini. Berikut adalah beberapa
amanat yang ada di novel Perburuan :
● Orang jadi penakut karena keserakahannya sendiri. Bila dia membatasi
kebutuhannya sampai serendah-rendahnya, dia takkan takut kepada apapun dan
siapapun juga.
● Sesungguhnya tidak ada yang seratus persen di dunia ini, itu hanyalah
bayangan pikiran manusia belaka.
● Lebih baik mati dipenggal Nippon daripada mati dibungkus kain. Artinya
adalah lebih baik berkorban demi kebebasan melawan penindasan daripada
hanya duduk diam dan berserah diri.

f. Sudut pandang
Sudut pandang yang digunakan adalah orang ketiga serba tahu.

g. Gaya bahasa
● Retoris
"Sungguh edan. Aku, lurah Kaliwangan. Aku? Aku disuruh men- cari kere oleh
biniku?"

● Metafora
"Celakalah ibunya... meninggal dunia karena makan hati."

● Asosiasi
"Badannya tak bergerak-gerak sebagai paku dan tangan kirinya yang
menulang-nulang berpegangan pada tiang."

● Personifikasi
"Dan apabila habis menatap pengemis seorang itu, dilemparkan pandangnya
pada seperangkat gamelan yang bisu dan pada jajaran wayang di layar yang
mati."

"Seekor tokek terdengar menembang dua belas kali."

● Hiperbola
"Di antara pengemis-pengemis itu, berdirilah seorang pengemis yang tampak
muda. Seperti yang lain-lain, tulang iga dan tulang dadanya menonjol-nonjol
di dadanya, berlengan tipis, berperut kempes dan berkaki sebagai bilah
tongkat."

2. Unsur Ekstrinsik
a. Latar Belakang Penulis
Pramoedya Ananta Toer lahir di Blora pada 6 Februari 1925 dengan nama lengkap
Pramoedya Ananta Mastoer. Sastrawan yang akrab disapa Pram itu, merupakan
anak sulung dari delapan bersaudara dari pasangan Mastoer dan Oemi Saidah.
Ayahnya adalah seorang guru, sedangkan ibunya seorang pedagang nasi. Pram
sengaja menghilangkan awalan Jawa “Mas” pada nama belakangnya karena merasa
terlalu terkesan aristokratik. Pramoedya Ananta Toer menempuh pendidikan di
sekolah dasar Institut Boedi Oetomo di Blora. Saat Pram berusia 17 tahun, sang ibu
meninggal, yang kemudian disusul oleh adiknya yang masih berusia tujuh bulan
bernama Soesanti. Kemudian, ia harus menjadi tulang punggung keluarga karena
sang ayah hobi berjudi. Pada Mei 1942, Pram memutuskan hijrah ke Jakarta dengan
membawa semua adiknya. Ia bekerja di Kantor Berita Domei untuk menafkahi
dirinya dan adik-adiknya. Sembari bekerja, Pram meneruskan pendidikan di Taman
Dewasa/Taman Siswa (1942-1943) dan mengikuti kursus di sekolah Stenografi
(1944-1945), agar bisa menjadi juru ketik cepat dan menjadi stenograf. Pada 1945,
Pram kemudian menempuh kuliah di Sekolah Tinggi Islam untuk jurusan filsafat,
sosiologi, dan sejarah. Hidup penuh perjuangan di masa muda inilah yang
kemungkinan membentuk Pram menjadi seorang sastrawan yang peka terhadap
kepedihan dan kesengsaraan rakyat kecil. Karya pertama Pramoedya Ananta Toer
adalah Sepoeloeh Kepala Nica yang ditulisnya pada 1946. Namun, naskah ini hilang
di tangan Penerbit Balingka, Pasar Baru, Jakarta, pada 1947.

b. Latar Belakang Masyarakat


Selama pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945), masyarakat mengalami
transformasi sosial dan ekonomi yang signifikan. Jepang menggantikan
pemerintahan Belanda dan menerapkan kebijakan yang memengaruhi kehidupan
sehari-hari. Secara ekonomi, Indonesia dimanfaatkan untuk mendukung keperluan
perang Jepang, menyebabkan pengurasan sumber daya dan inflasi. Kondisi pangan
memburuk karena penyerapan beras untuk kepentingan militer, menyebabkan
kelaparan di beberapa daerah. Sosial-budaya juga mengalami perubahan. Jepang
mempromosikan Asia Raya dengan menghapus unsur kolonialisme Barat, namun
sekaligus memberlakukan kerja paksa dan penindasan terhadap perlawanan.
Banyak warga yang mengalami kesulitan ekonomi, terutama para buruh yang
dikerahkan untuk proyek-proyek infrastruktur militer. Terdapat pula pembentukan
romusha atau pekerja paksa yang harus bekerja di berbagai proyek konstruksi. Pada
akhir pendudukan, kekecewaan terhadap Jepang semakin meningkat akibat janji
kemerdekaan yang tidak terpenuhi. Meski memberikan dorongan awal bagi gerakan
kemerdekaan Indonesia, periode ini juga meninggalkan trauma dan dampak jangka
panjang terhadap masyarakat yang harus melewati masa sulit di bawah penjajahan
Jepang.

c. Nilai-nilai yang Terkandung


Dalam novel ini banyak nilai-nilai sosial yang terkandung. Berikut adalah nilai-nilai
sosial yang ada di novel Perburuan :
● Perlawanan terhadap Penindasan
Cerita dalam "Perburuan" mencerminkan semangat perlawanan terhadap
penindasan. Pramoedya menyampaikan pesan bahwa perlawanan adalah jalan
untuk mencapai kebebasan.

● Kebangkitan Nasionalisme
Novel ini mencerminkan semangat nasionalisme dan perjuangan untuk meraih
kemerdekaan. Karakter-karakter dalam cerita mencoba menghadapi penjajahan
dengan semangat kebangsaan.
● Kebebasan dan Harga Diri
Novel ini juga menekankan nilai kebebasan dan harga diri. Karakter-
karakternya berjuang untuk mempertahankan martabat dan kebebasan individu,
bahkan dalam kondisi sulit sekalipun.

Anda mungkin juga menyukai