Disusun oleh :
1. Achmad Muhajirin Ilham ( 01 )
2. Hasby Ibrahim Yusuf Faisal ( 12 )
XII MIPA 6
SMA Negeri 1 Taman
Judul : Perburuan
Pengarang : Pramoedya Ananta Toer
3. 8 November 2023 35-59 Hardo ternyata menuju ke gubuk Pada bagian ini
tak terawat. Dia berbaring sambil menceritakan
memikirkan perkataan bapaknya lebih jelas lagi
tadi. Tiba-tiba terdengar banyak tentang gerakan
langkah kaki menuju ke arah pemberontakan
gubuk. Hardo sudah siap untuk yang dilakukan
melarikan diri, tapi ternyata yang Hardo bersama
dikejar tentara Jepang untuk saat kawannya.
ini bukanlah dia, tapi seorang Sepertinya
penjudi tua berumur 60 tahun. pemberontakan
Hardo pun mengajaknya dilakukan oleh 3
berbicara, pria tua itu dulunya orang tentara,
adalah seorang polisi, dengan istri yaitu Hardo,
dan anaknya yang juga sama Karmin, dan anak
seperti Hardo, tentara PETA. dari pria tua ini.
Anak dari pria tua itu juga Tapi, Karmin
memberontak seperti Hardo, dia berkhianat dan
bersama 2 temannya melaporkannya
memberontak ke Jepang, tapi ada ke Jepang yang
satu orang yang sepertinya berakhir Hardo
berkhianat, yang melaporkan dan anak dari pria
gerakan pemberontakan itu ke tua ini diburu
Jepang. Anak dari pria tua itu juga habis-habisan
diburu oleh Jepang, sama seperti oleh Jepang.
Hardo. Sekarang pria tua itu sudah
tidak mempunyai lagi pegangan di
hidupnya, istrinya meninggal,
anaknya hilang diburu Jepang,
yang pria tua lakukan setiap
harinya hanyalah berjudi demi
kebebasan, kebebasan pikirannya
yang terbelenggu dengan trauma.
Pria tua itu ternyata dulunya juga
seorang lurah Karangjati yang
sudah dipecat Nippon. Kisahnya
persis sekali dengan Hardo dan
bapaknya.
4. 9 November 2023 60-82 Hardo berkata bahwa anak dari Banyak sekali
pria tua itu aman dan sehat kebingungan
keadaannya. Hardo mengatakan pada bagian ini,
jika dia pernah melihat pria tua itu apakah benar
di sebuah gua untuk mencari Hardo adalah
anaknya sambil berteriak anak dari lurang
"Hardo!" dan bersembahyang 5 Karangjati? Atau
waktu di sekitarnya. Pria tua itu Hardo dengan
pun kaget dengan keterangan Mas Hardo itu
Hardo, pria tua itu langsung berbeda orang?
menganggap Hardo adalah Lalu siapakah
anaknya. Tapi Hardo menolak dan lurah
bersumpah kalau dia bukanlah Kaliwangan yang
anak dari pria tua itu. Hardo menjemput
menceritakan bahwa anak dari Hardo
pria tersebut adalah Mas Hardo, sebelumnya?
dia juga seorang tentara sama Apakah Lurah
seperti Hardo. Hardo memberi Kaliwangan itu
peringatan kepada pria tua itu agar hanya mengaku-
tidak menjemput Mas Hardo ngaku sebagai
karena dia pasti tidak akan bapak Hardo dan
menerima bapaknya yang dulunya bekerja sebagai
seorang lurah Karangjati yang mata-mata
diperintah Jepang untuk mencari Jepang? Cerita
pengkhianat. Hardo dengan pria jadi sangat
tua itu pun berdebat cukup lama, menarik sekali
pria tua itu ingin sekali berkat twist pada
menjemput anaknya waktu subuh, bagian ini
sedangkan Hardo melarangnya.
Setelah berdebat lama dan tidak
ada titik terangnya, Hardo pun
memutuskan untuk tidur di gubuk
milik pria tua ini. Pria tua itu pun
mengizinkan dan dia pergi keluar
untuk membakar jagung. Tak
lama kemudian datang lagi opsir
Jepang beserta seorang lurah dan
bawahannya. Opsir Jepang itu
menanyai pria tua tentang Hardo,
pria tua itu menjawab tidak tahu
apa-apa. Kemudian langsung
didobrak gubuk itu tapi tidak
ditemui ada orang di dalamnya.
Akhirnya komplotan Nippon itu
pergi dari gubuk milik pria tua itu.
8. 24 November 152-163 Gadis bernama Ning Sih tewas Bagian novel ini
2023 dalam pelukan Hardo, tertimpa menciptakan
peluru parabellum Jepang. Lurah kisah dramatis
Kaliwangan dan Karmin yang penuh
menyaksikan adegan tragis ini. ketegangan dan
Dalam keheningan yang tercipta, emosi. Dari
Karmin memutuskan untuk perjuangan
menghadapi penghakiman massa melawan
sebagai pengkhianat. Namun, aksi pendudukan
dramatisnya menyelamatkan diri Jepang hingga
dengan menunjukkan dirinya momen
sebagai shodanco, membuat kemerdekaan
orang-orang bermusuhan menjadi yang tak terduga,
terdiam. penulis berhasil
membangun
Keadaan semakin genting ketika narasi yang
seorang opsir Jepang tertangkap, mendalam.
dan Dipo melibatkan diri dalam Karmin yang
perkelahian untuk melawan memilih tampil
Jepang yang mencoba menyerang. terbuka sebagai
Namun, suasana berubah saat shodanco
terdengar berita bahwa Indonesia mengejutkan dan
telah merdeka dan Jepang menunjukkan
menyerah pada Sekutu. Bendera keberanian di
Jepang diturunkan, dan teriakan tengah tekanan.
merdeka memenuhi udara.
Kematian Ning
Dalam momen penuh emosi, Dipo Sih menjadi
hampir saja membunuh opsir puncak tragedi,
Jepang, tetapi peristiwa memberikan
mendebarkan itu dihentikan oleh dimensi
kabar kemerdekaan. Sidokan emosional yang
Jepang yang sebelumnya mendalam pada
mendominasi kini menemui akhir cerita.
tragis, dan senjata mereka Penggambaran
ditinggalkan. suasana perang,
konfrontasi, dan
Namun, terkuaklah kenyataan akhirnya
bahwa Ning Sih tidak mampu kemerdekaan
menikmati kemerdekaan tersebut, menyajikan
meninggal dalam pelukan Hardo. rangkaian
Kedukaan melanda, dan keluarga peristiwa yang
Kaliwangan harus menerima terasa nyata dan
kehilangan yang mendalam. mendalam.
Dalam suasana yang penuh tanda
tanya, penulis membimbing Dengan latar
pembaca melalui dinamika belakang sejarah
emosional yang rumit dan perang dan
beragam. kemerdekaan
Indonesia, novel
ini memberikan
sudut pandang
yang kaya dan
menyentuh.
Pergulatan moral
karakter, seperti
Dipo yang
hampir
membunuh opsir
Jepang,
menambah
kompleksitas dan
ketegangan
dalam cerita.
Secara
keseluruhan,
bagian ini
memberikan
pemahaman yang
mendalam
tentang
perjuangan,
kehilangan, dan
arti sebenarnya
dari
kemerdekaan.
1. Unsur Intrinsik
a. Tema
Tema dari novel ini adalah perjuangan. Hardo berjuang memberontak Jepang agar
Indonesia bisa hidup bebas tanpa penindasan.
b. Alur
Alur dari novel ini adalah maju mundur. Dialog antartokoh kebanyakan
menceritakan tentang hal-hal yang sudah lampau, kemudian menceritakan hal-hal
yang terjadi saat ini.
c. Tokoh
● Hardo = Tokoh dengan semangat juang tinggi, melakukan pemberontakan
terhadap Jepang dan kemudian diburu.
● Lurah Kaliwangan = Bapak dari Ningsih, calon mertua dari Hardo
● Lurah Karangjati = Bapak kandung dari Hardo, seorang penjudi
● Ningsih = Tunangan dari Hardo
● Karmin = Teman seperjuangan Hardo, tetapi berkhianat saat melakukan
pemberontakan.
● Dipo = Teman seperjuangan Hardo
d. Latar
● Tempat = Indonesia, khususnya di sekitar daerah Blora.
● Waktu = Masa Pendudukan Jepang
● Suasana = Menegangkan
e. Amanat
Banyak sekali amanat yang terkandung dalam novel ini. Berikut adalah beberapa
amanat yang ada di novel Perburuan :
● Orang jadi penakut karena keserakahannya sendiri. Bila dia membatasi
kebutuhannya sampai serendah-rendahnya, dia takkan takut kepada apapun dan
siapapun juga.
● Sesungguhnya tidak ada yang seratus persen di dunia ini, itu hanyalah
bayangan pikiran manusia belaka.
● Lebih baik mati dipenggal Nippon daripada mati dibungkus kain. Artinya
adalah lebih baik berkorban demi kebebasan melawan penindasan daripada
hanya duduk diam dan berserah diri.
f. Sudut pandang
Sudut pandang yang digunakan adalah orang ketiga serba tahu.
g. Gaya bahasa
● Retoris
"Sungguh edan. Aku, lurah Kaliwangan. Aku? Aku disuruh men- cari kere oleh
biniku?"
● Metafora
"Celakalah ibunya... meninggal dunia karena makan hati."
● Asosiasi
"Badannya tak bergerak-gerak sebagai paku dan tangan kirinya yang
menulang-nulang berpegangan pada tiang."
● Personifikasi
"Dan apabila habis menatap pengemis seorang itu, dilemparkan pandangnya
pada seperangkat gamelan yang bisu dan pada jajaran wayang di layar yang
mati."
● Hiperbola
"Di antara pengemis-pengemis itu, berdirilah seorang pengemis yang tampak
muda. Seperti yang lain-lain, tulang iga dan tulang dadanya menonjol-nonjol
di dadanya, berlengan tipis, berperut kempes dan berkaki sebagai bilah
tongkat."
2. Unsur Ekstrinsik
a. Latar Belakang Penulis
Pramoedya Ananta Toer lahir di Blora pada 6 Februari 1925 dengan nama lengkap
Pramoedya Ananta Mastoer. Sastrawan yang akrab disapa Pram itu, merupakan
anak sulung dari delapan bersaudara dari pasangan Mastoer dan Oemi Saidah.
Ayahnya adalah seorang guru, sedangkan ibunya seorang pedagang nasi. Pram
sengaja menghilangkan awalan Jawa “Mas” pada nama belakangnya karena merasa
terlalu terkesan aristokratik. Pramoedya Ananta Toer menempuh pendidikan di
sekolah dasar Institut Boedi Oetomo di Blora. Saat Pram berusia 17 tahun, sang ibu
meninggal, yang kemudian disusul oleh adiknya yang masih berusia tujuh bulan
bernama Soesanti. Kemudian, ia harus menjadi tulang punggung keluarga karena
sang ayah hobi berjudi. Pada Mei 1942, Pram memutuskan hijrah ke Jakarta dengan
membawa semua adiknya. Ia bekerja di Kantor Berita Domei untuk menafkahi
dirinya dan adik-adiknya. Sembari bekerja, Pram meneruskan pendidikan di Taman
Dewasa/Taman Siswa (1942-1943) dan mengikuti kursus di sekolah Stenografi
(1944-1945), agar bisa menjadi juru ketik cepat dan menjadi stenograf. Pada 1945,
Pram kemudian menempuh kuliah di Sekolah Tinggi Islam untuk jurusan filsafat,
sosiologi, dan sejarah. Hidup penuh perjuangan di masa muda inilah yang
kemungkinan membentuk Pram menjadi seorang sastrawan yang peka terhadap
kepedihan dan kesengsaraan rakyat kecil. Karya pertama Pramoedya Ananta Toer
adalah Sepoeloeh Kepala Nica yang ditulisnya pada 1946. Namun, naskah ini hilang
di tangan Penerbit Balingka, Pasar Baru, Jakarta, pada 1947.
● Kebangkitan Nasionalisme
Novel ini mencerminkan semangat nasionalisme dan perjuangan untuk meraih
kemerdekaan. Karakter-karakter dalam cerita mencoba menghadapi penjajahan
dengan semangat kebangsaan.
● Kebebasan dan Harga Diri
Novel ini juga menekankan nilai kebebasan dan harga diri. Karakter-
karakternya berjuang untuk mempertahankan martabat dan kebebasan individu,
bahkan dalam kondisi sulit sekalipun.