Anda di halaman 1dari 9

Perdagangan elektronik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Perdagangan elektronik (bahasa Inggris: electronic commerce atau e-commerce)


adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui
sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya.
E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik,
sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-commerce ini sebagai aplikasi dan
penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial,
seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management),
pemasaran elektronik (e-marketing), atau pemasaran online (online marketing),
pemrosesan transaksi online (online transaction processing), pertukaran data
elektronik (electronic data interchange /EDI), dll.
E-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih
luas, tidak hanya sekadar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra
bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www,
e-commerce juga memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan
data (databases), surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang
lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang
ini.

Sejarah dan perkembangan[ | ]


E-commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali
banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-
web (website). Menurut Riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan
penjualan seharga AS$12,2 miliar pada 2003. Menurut laporan yang lain pada bulan
oktober 2006 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika
Serikat diramalkan akan mencapai seperempat triliun dolar US pada tahun 2011.
Istilah "perdagangan elektronik" telah berubah sejalan dengan waktu. Awalnya,
perdagangan elektronik berarti pemanfaatan transaksi komersial, seperti
penggunaan EDI untuk mengirim dokumen komersial seperti pesanan
pembelian atau invoice secara elektronik.
Kemudian dia berkembang menjadi suatu aktivitas yang mempunyai istilah yang
lebih tepat "perdagangan web" — pembelian barang dan jasa melalui World Wide
Web melalui server aman (HTTPS), protokol server khusus yang
menggunakan enkripsi untuk merahasiakan data penting pelanggan.
Pada awalnya ketika web mulai terkenal di masyarakat pada 1994, banyak jurnalis
memperkirakan bahwa e-commerce akan menjadi sebuah sektor ekonomi baru.
Namun, baru sekitar empat tahun kemudian protokol aman seperti HTTPS
memasuki tahap matang dan banyak digunakan. Antara 1998 dan 2000 banyak
bisnis di AS dan Eropa mengembangkan situs web perdagangan ini.

Model[ | ]
Indonesia[ | ]
1. Iklan Baris, merupakan salah satu bentuk e-commerce yang tergolong
sederhana, bisa dianggap sebagai evolusi dari iklan baris yang biasanya
ditemui di koran-koran ke dalam dunia online. Penjual yang menggunakan
social media atau forum untuk beriklan, biasanya tidak bisa langsung
menyelesaikan transaksi pada website yang bersangkutan. Namun penjual
dan pembeli harus berkomunikasi secara langsung untuk bertransaksi.
Contoh iklan baris: OLX.co.id (sebelumnya Tokobagus), Berniaga, dan FJB-
Kaskus.
2. Retail, merupakan jenis e-commerce yang di mana semua proses jual-beli
dilakukan melalui sistem yang sudah diterapkan oleh situs retail yang
bersangkutan. Oleh karena itu, kegiatan jual-beli di retail relatif aman, namun
biasanya pilihan produk yang tersedia tidak terlalu banyak, atau hanya fokus
ke satu-dua kategori produk. Contoh retail: Berrybenzka, Zalora, dan Lazada.
3. Marketplace, bisa dianggap sebagai penyedia jasa mall online, namun yang
berjualan bukan penyedia website, melainkan anggota-anggota yang
mendaftar untuk berjualan di website marketplace yang bersangkutan.
Marketplace umumnya menyediakan lapisan keamanan tambahan untuk
setiap transaksi yang terjadi, seperti sistem pembayaran escrow atau lebih
umum dikenal sebagai rekening bersama. Jadi setiap terjadi transaksi di
dalam sistem marketplace tersebut, pihak marketplace akan menjadi pihak
ketiga yang menerima pembayaran dan menjaganya hingga produk sudah
dikirimkan oleh penjual dan diterima oleh pembeli. Setelah proses pengiriman
selesai, barulah uang pembayaran diteruskan ke pihak penjual.

Masalah[ | ]

1. Penipuan dengan cara pencurian identitas dan membohongi pelanggan.


2. Hukum yang kurang berkembang dalam bidang e-commerce ini.
3. Promo abuse dari konsumen[1]

Aplikasi bisnis[ | ]
Beberapa aplikasi umum yang berhubungan dengan e-commerce adalah:

 E-mail dan Messaging


 Content Management Systems
 Dokumen, spreadsheet, database
 Akunting dan sistem keuangan
 Informasi pengiriman dan pemesanan
 Pelaporan informasi dari klien dan enterprise
 Sistem pembayaran domestik dan internasional
 Newsgroup
 On-line Shopping
 Conferencing
 Online Banking/internet Banking
 Product Digital/Non Digital
 Online SEO
Perusahaan terkenal[ | ]
Perusahaan yang terkenal dalam bidang ini antara lain: eBay, Amazon.com,
dan PayPal. Bidang perdagangan elektronik di Indonesia sendiri mulai menggeliat
sejak hadirnya usaha rintisan yang bergerak di bidang perdagangan elektronik
seperti elevenia, Lazada, bukalapak, tokopedia.

Kecocokan barang[ | ]
Ada beberapa barang yang cocok dijual secara elektronik seperti barang elektronik
kecil, musik, peranti lunak, fotografi, dll. Barang yang tidak cocok seperti barang
yang memiliki rasio harga dan berat yang rendah, barang-barang yang perlu dibaui,
dipegang, dicicip, dan lain-lain.

Apa itu Ecommerce? Kenali Semua Jenis


dan Manfaatnya!
October 13, 2019 6 min read

Berkat adanya internet, perkembangan teknologi telah memunculkan berbagai peluang baru

dalam bisnis. Ecommerce adalah salah satunya. Namun, tahukah Anda apa itu ecommerce?

Akankah bisnis ini menguntungkan Anda? Bagaimana perkembangannya di Indonesia?


Kami akan membahas semuanya di sini, dari apa itu ecommerce sampai perkembangan
ecommerce di Indonesia.
Daftar isi tutup
1 Apa Itu Ecommerce?
2 Apa Saja Jenis Ecommerce?
3 Contoh Ecommerce
4 Perkembangan Ecommerce di Indonesia
5 Apa Manfaat Ecommerce?
6 Ingin Berjualan Online? Jangan Lupa Buat Website
6.1 Membangun kredibilitas
6.2 Dapat berfungsi sebagai katalog
6.3 Meningkatkan pelayanan kepada pembeli
6.4 Brand Anda lebih Mudah Ditemukan Melalui Mesin Pencarian
6.5 Banyak Kompetitor Memiliki Website
6.6 Membuat Website itu Mudah dan Murah
7 Penutup

Apa Itu Ecommerce?

Apa itu ecommerce? Electronic commerce atau ecommerce adalah segala aktivitas jual beli
yang dilakukan melalui media elektronik. Meskipun sarananya meliputi televisi dan telepon,
kini ecommerce lebih sering terjadi melalui internet.

Oleh karena pengertian tersebut, ada kesalahpahaman tentang ecommerce dan marketplace.
Istilah ecommerce digunakan untuk mendeskripsikan semua transaksi yang memakai media
elektronik.

Marketplace sendiri adalah salah satu model ecommerce, di mana ia berfungsi sebagai
perantara antara penjual dan pembeli. Penjual yang berdagang di marketplace hanya perlu
meladeni pembelian. Semua aktivitas lain seperti pengelolaan website sudah diurus oleh
platform tersebut. Situs-situs seperti Shopee dan Lazada adalah dua contoh marketplace.
Apakah pertanyaan mengenai apa itu ecommerce sudah terjawab? Jika sudah, mari lanjut ke
pembahasan berikutnya, yaitu jenis-jenis ecommerce.

Apa Saja Jenis Ecommerce?


Anda mungkin berpikir bahwa perdagangan online hanya terjadi antara penjual dan pembeli.
Akan tetapi, ecommerce sebetulnya dibagi menjadi enam golongan, yaitu:

 Business to business (B2B) — Jenis di mana sebuah perusahaan menjual produk atau
jasa kepada perusahaan lainnya. Dalam model ecommerce ini, biasanya pembeli
memesan barang dalam jumlah besar. Contohnya adalah sebuah perusahaan yang
membeli perlengkapan kantor dari sebuah produsen.
 Business to consumer (B2C) — Dalam jenis ecommerce ini, sebuah perusahaan
menjual produk atau jasa kepada konsumen. Pada umumnya, pelanggan dalam
ecommerce B2C hanya mengecer. Jika anda pernah membeli dari suatu toko online,
aktivitas tersebut termasuk dalam golongan ini.
 Consumer to consumer (C2C) — Pernah menjual barang bekas ke orang lain yang
membutuhkannya melalui internet? Aktivitas tersebut termasuk dalam ecommerce
jenis ini. Dengan kata lain, C2C adalah transaksi online antara dua individu.
 Consumer to business (C2B) — Berkebalikan dengan B2C, ecommerce C2B adalah
skenario di mana seseorang menjual produk atau layanan kepada sebuah perusahaan.
Seorang graphic designer, misalnya, menawarkan dan menjual logo buatannya kepada
sebuah bisnis makanan.
 Business to public administration (B2A) — Model ecommerce ini mirip dengan
B2B, tetapi pelakunya adalah bisnis dan lembaga pemerintah. Contoh B2A adalah
jasa pembuatan website untuk sistem administrasi online.
 Consumer to public administration (C2A) — Jenis ecommerce ini berjalan seperti
C2B. Namun, transaksi dilakukan oleh individu dan lembaga pemerintah. Ecommerce
dengan model C2A jarang ditemui di Indonesia. Jenis transaksi yang terjadi biasanya
berbentuk jasa.

Contoh Ecommerce
Sebelumnya telah disebutkan bahwa terdapat enam golongan ecommerce. Di bawah ini Anda
akan melihat beberapa contoh untuk masing-masing jenis. Namun, contoh ecommerce
customer to public administration tidak ditampilkan dalam daftar ini karena jarang ada
website atau marketplace yang menghubungkan antara pekerja freelance dengan lembaga
pemerintah.

1. Business to business (B2B)


1. Electronic City — menjual perlengkapan elektronik kantor dan rumah tangga
2. Ralali — di samping peralatan kantor dan rumah tangga juga menjual
peralatan industri, restoran, dan pertanian
3. Mbiz — sama seperti Ralali, tetapi juga menyediakan jasa seperti
housekeeping dan perbaikan dinding
2. Business to consumer (B2C)
1. Lazada — menyediakan fashion, aksesoris, kosmetik, dan elektronik pribadi
2. Blibli — seperti Lazada, namun juga menjual perabotan, perlengkapan anak,
peralatan olahraga
3. Shopee — sama seperti Blibli
3. Consumer to consumer (C2C)
1. OLX — menjual berbagai produk, mulai dari keperluan pribadi hingga
kendaraan dan perlatan rumah tangga
2. Tokopedia — seperti Shopee, tetapi pembeli juga dapat menemukan barang
bekas di sini
3. Kaskus — merupakan forum terbuka, namun tidak jarang digunakan pengguna
untuk memasarkan barang bekas
4. Consumer to business (C2B)
1. Freelancer — website di mana pekerja freelance menawarkan keahlian pada
bisnis yang membutuhkan
2. Upwork — sama seperti Freelancer
3. iStock — situs untuk bisnis yang membutuhkan foto, video, dan ilustrasi
digital untuk penggunaan komersial
5. Business to public administration (B2A)
1. Qlue — menyediakan perangkat lunak untuk membantu kinerja perusahaan
dan lembaga pemerintah, termasuk sistem administrasi kendaraan dan aplikasi
analitik
2. Accela — membantu pemerintah melakukan administrasi publik dengan
konsep software as a service

Perkembangan Ecommerce di Indonesia


Industri ecommerce berkembang sangat pesat di Indonesia belakangan ini. Bahkan, negara
kita berada di puncak 10 negara dengan pertumbuhan ecommerce tercepat di dunia.

Pada tahun 2018 sendiri, ecommerce di Indonesia memiliki pertumbuhan 78%. Dari angka
pertumbuhan tersebut, 17,7% diantaranya merupakan transaksi pembelian tiket pesawat dan
pemesanan hotel. Selain itu, pembelian pakaian dan alas kaki menyumbang 11,9% —
sedangkan 10% berasal dari kosmetik dan produk kesehatan.

Dinilai dari statistik tersebut, memiliki sebuah situs ecommerce tentunya akan sangat
menguntungkan, baik bagi Anda yang sudah memiliki bisnis maupun yang baru akan
memulai. Apalagi, ecommerce menawarkan banyak manfaat. Ingin tahu apa saja? Simaklah
bagian berikutnya.

Apa Manfaat Ecommerce?


Perkembangan industri ecommerce di Indonesia sangatlah pesat. Dengan banyaknya pelaku
bisnis online, Anda tentunya bertanya-tanya, apa saja manfaat ecommerce? Berikut adalah
beberapa kelebihan yang bisa Anda dapatkan:

 Jangkauan yang luas — Sebagai pemilik toko konvensional, Anda hanya dapat
menjangkau pembeli dari daerah yang sama. Lain halnya jika Anda memiliki sebuah
website ecommerce. Dengan demikian, pembeli dari berbagai penjuru negeri dapat
melakukan transaksi di toko Anda.
 Tidak dibatasi oleh waktu — Toko di dunia nyata bisa beroperasi selama 24 jam
setiap hari, tetapi biaya untuk mendukungnya pun akan sangat besar. Melalui internet,
pembeli tetap dapat mengakses dan membeli dari toko walaupun Anda tertidur lelap.
 Biaya yang lebih murah — Biaya operasional lapak online sangat rendah
dibandingkan toko berbentuk bangunan. Setidaknya, Anda tidak perlu memikirkan
gaji karyawan, sewa bangunan, serta ongkos listrik.
 Tidak perlu stok barang sendiri — Dalam industri ecommerce, Anda bisa menjadi
seorang dropshipper. Teknik pemasaran ini memungkinkan Anda berjualan tanpa
memiliki stok barang. Ketika order datang, Anda tinggal meneruskannya kepada
produsen barang yang diinginkan. Untuk memahami bisnis dropshipping lebih lanjut,
Anda dapat membaca artikel ini.
 Kemudahan mengelola transaksi dan pengiriman — Dengan memiliki toko
online, Anda tidak perlu pusing memikirkan cara transaksi dan pengiriman barang.
Kini sudah ada berbagai layanan pembayaran elektronik yang dilakukan melalui
internet. Selain itu, barang kiriman dapat dilacak secara online.
 Anda mampu mempelajari kebiasaan pelanggan — Menjalankan bisnis online
tanpa memahami perilaku pelanggan akan menyia-nyiakan investasi Anda. Saat ini
sudah banyak tool analytic yang dapat digunakan untuk mempelajari data toko online
Anda, seperti Google Analytics.
 Kerja dari manapun — Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, toko online dapat
diakses kapanpun. Oleh karena itu, Anda pun dapat menjalankannya dari mana saja
asal memiliki perangkat dan koneksi internet yang memadai.

Ingin Berjualan Online? Jangan Lupa Buat Website


Kini Anda dapat memulai bisnis ecommerce dengan mudah. Setidaknya ada tiga sarana yang
bisa digunakan untuk berjualan secara daring, yaitu marketplace online (seperti Tokopedia
dan Bukalapak), website sendiri, dan media sosial.

Marketplace dan media sosial tentunya adalah cara yang lebih gampang. Untuk memulai,
Anda hanya perlu membuat akun dan mengatur lapak. Bahkan tidak ada biaya operasional
yang perlu Anda keluarkan di awal.

Akan tetapi, meskipun cara ini tidak salah, adanya sebuah website yang merepresentasikan
toko atau bisnis Anda tetaplah penting. Mengapa? Simak penjelasannya di bawah ini!

Membangun kredibilitas

Sosial media atau marketplace memang merupakan etalase online yang mudah digunakan.
Namun, tidak banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperkenalkan diri Anda dalam
kedua jenis platform tersebut. Kemungkinan besar, Anda hanya bisa membuat deskripsi
pendek tentang produk atau jasa yang ditawarkan.

Lain halnya jika bisnis Anda memiliki sebuah situs tersendiri. Dengan website, Anda
memiliki kebebasan dalam menentukan desain dan fitur toko online. Misalnya, Anda dapat
membuat tampilan lapak yang lebih ringkas dan mudah dipahami oleh pembeli.

Selain itu, sebuah studi Verisign menunjukkan bahwa 84 persen konsumen setuju bahwa
pedagang online yang memiliki website lebih dapat dipercaya daripada yang hanya berjualan
di media sosial. Oleh karenanya, Anda perlu memiliki website untuk memasarkan brand
Anda.
Apalagi, 77 persen calon pembeli membaca ulasan produk di internet — dan situs Anda
adalah tempat yang tepat untuk menampilkannya.

Dapat berfungsi sebagai katalog

Ketika menjual produk di media sosial maupun marketplace, Anda tidak diberi kemudahan
untuk mendeskripsikannya. Di lain sisi, tampilan website dapat diatur sesuai keinginan.
Misalnya, Anda dapat memajang berbagai barang dagangan Anda beserta tulisan-tulisan yang
membantu calon pembeli untuk mengenalnya.

Meningkatkan pelayanan kepada pembeli

Marketplace dan media sosial memiliki fitur chat atau message yang bisa diakses kapan saja.
Namun demikian, pengelolaan pesan masuk akan menjadi berantakan jika sudah ada banyak
orang yang ingin berkomunikasi dengan Anda. Tentunya Anda tidak ingin lupa membalas
sebuah pertanyaan dari calon pembeli.

Untuk menanggulangi problema tersebut, Anda perlu website yang memiliki fitur chat atau
ticketing yang lebih mumpuni dan terorganisir. Untuk mengetahui fitur apa saja yang perlu
dimiliki agar Anda bisa memanjakan pembeli, cek artikel ini.

Brand Anda lebih Mudah Ditemukan Melalui Mesin Pencarian

Penelitian yang dilakukan oleh GE Capital Retail Bank menunjukkan bahwa 81 persen orang
riset produk dengan mesin pencarian sebelum melakukan pembelian. Selain itu, 60 persen
pembeli mengunjungi situs ecommerce yang mereka temukan di mesin pencarian, sebelum
akhirnya memutuskan untuk membeli.

Menilai dari fakta tersebut, tentunya berjualan melalui marketplace atau media sosial tidak
menjanjikan publikasi brand yang cukup. Alih-alih menggunakan platform perantara,
sebaiknya Anda berdagang secara mandiri dengan website ecommerce.

Banyak Kompetitor Memiliki Website

Kompetisi bisnis di internet sangatlah berat, terutama jika barang atau layanan yang Anda
jual juga ditawarkan oleh banyak pihak lain.

Di saat Anda masih berdagang melalui marketplace, banyak kompetitor telah memperkuat
brand mereka dengan situs toko online.

Ditambah lagi, Anda perlu mengingat bahwa calon pembeli kini menggunakan mesin
pencarian untuk menemukan brand terpercaya. Sebelum persaingan semakin ketat, ada
baiknya Anda mulai menggunakan website untuk memasarkan usaha.

Membuat Website itu Mudah dan Murah


Banyak orang beranggapan bahwa memulai sebuah website bukanlah hal yang gampang.
Padahal, prosesnya tidak serumit yang dibayangkan.

Sebelum membangun situs toko online pertama Anda, yang perlu dilakukan adalah
membeli layanan hosting dan domain. Keduanya tidak memerlukan dana besar. Di
Niagahoster, Anda bisa mendapatkan hosting mulai dari Rp 10.000 per bulan dan domain
mulai dari Rp 14.000 per bulan.

Selanjutnya, Anda bisa mengikuti panduan membuat website ecommerce ini. Anda dijamin
dapat mempersiapkan toko online dalam hitungan hari!

Penutup
Ecommerce adalah segala transaksi jual-beli yang dilakukan melalui internet. Berdasarkan
pelakunya, ada enam jenis bisnis ecommerce, termasuk business to business dan business to
consumer.

Di Indonesia, industri ini tengah digandrungi dan akan terus berkembang cepat, seperti yang
diproyeksikan oleh McKinsey & Company pada tahun 2018.

Selain itu, ecommerce menawarkan banyak keuntungan dibandingkan toko konvensional.


Misalnya, Anda tidak dibatasi oleh tempat dan waktu untuk menjalankan sebuah website toko
online.

Saat ini juga sudah ada berbagai platform untuk menunjang bisnis ecommerce, termasuk
marketplace online dan media sosial. Akan tetapi, Anda dianjurkan untuk turut memiliki
website yang merepresentasikan profesionalitas brand Anda. Terlebih, website mudah dibuat
dan besar kemungkinan bahwa para kompetitor Anda telah memilikinya.

Semoga artikel tentang apa itu ecommerce ini bermanfaat bagi Anda. Jika memiliki
pertanyaan, jangan sungkan untuk meninggalkan komentar pada kolom di bawah ini.

Anda mungkin juga menyukai