Sejarah e-commerce (electronic commerce) bermula di awal tahun 1970 an, dengan adanya
inovasi semacam electronic fund transfer (EFT). Saat itu tingkat aplikasinya masih terbatas
pada perusahaan-perusahaan besar, lembaga keuangan, dan segelintir perusahaan kecil yang
nekat.
Dengan adanya komersialisasi internet diawal tahun 1990-an, serta pesatnya pertumbuhan yang
mencapai hingga jutaan pelanggan potensial, maka muncullah istilah electronic commerce (e-
Commerce), yang aplikasinya segera berkembang pesat.[1]
Istilah 'digital economy' dicetuskan pertama kalinya oleh Don Tapscott pada tahun 1995 dalam
buku best seller yang berjudul The Digital Economy : Promise and Peril in the Age of Networked
Intelligence.
Ketika dirinya menulis buku tersebut 20 tahun yang lalu, ia menyatakan bahwa internet akan
sepenuhnya mengubah sifat bisnis dan pemerintahan. Teknologi digital dengan cepat
mengubah praktek bisnis, ekonomi dan masyarakat.
Ekonomi digital, kadang-kadang juga disebut "bisnis digital" telah menjadi filosofi bagi banyak
tim eksekutif puncak karena mereka mencari keunggulan kompetitif dalam dunia yang bergerak
cepat dengan adanya perubahan teknologi.
Ketika kita berbicara tentang teknologi digital, kita tidak hanya berbicara tentang internet, atau
hanya ICT (teknologi informasi dan komunikasi), tetapi konsep-konsep lain seperti telepon
selular, telekomunikasi atau konten (Mochón, F. & Gonzalvez, J.C., 2015).
Revolusi yang sangat besar dalam bidang bisnis adalah bagaimana terjadinya perubahan yang
cukup signifikan atas konsep pasar.
Perubahan besar dan mendasar yang ditawarkan oleh e-commerce menjadikannya kegiatan
ekonomi yang sangat potensial bagi negara-negara di seluruh dunia.
Dengan jangkauannya yang bersifat mengglobal, dalam arti pedagang ataupun pembeli dapat
berasal dari seluruh dunia maka aspek-aspek universalitas akan menjadi fondasi dasar
terbentuknya kegiatan e-commerce ini.
Semua negara di seluruh dunia masih mempunyai peluang yang sama untuk dapat menjadi
pemain utama didalam bisnis e-commerce ini, tinggal bagaimana negara-negara tersebut
memberikan fasilitas dengan perangkat infrastruktur serta aturan-aturan yang menunjang
terciptanya kondisi yang kondusif bagi berkembangnya kegiatan serta pelakupelaku e-
commerce untuk terlibat didalamnya. Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana dengan kondisi
kegiatan e-commerce di Indonesia.[2]
E-commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali banner-
elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web (website).
Istilah “perdagangan elektronik” telah berubah sejalan dengan waktu. Awalnya, perdagangan
elektronik berarti pemanfaatan transaksi komersial, seperti penggunaan EDI untuk mengirim
dokumen komersial seperti pesanan pembelian atau invoice secara elektronik.
Kemudian dia berkembang menjadi suatu aktivitas yang mempunyai istilah yang lebih tepat
“perdagangan web” pembelian barang dan jasa melalui World Wide Web melalui server aman
(HTTPS), protokol server khusus yang menggunakan enkripsi untuk merahasiakan data penting
pelanggan.
Pada awalnya ketika web mulai terkenal di masyarakat pada 1994, banyak jurnalis
memperkirakan bahwa e-commerce akan menjadi sebuah sektor ekonomi baru.
Namun, baru sekitar empat tahun kemudian protokol aman seperti HTTPS memasuki tahap
matang dan banyak digunakan. Antara 1998 dan 2000 banyak bisnis di AS dan Eropa
mengembangkan situs web perdagangan ini.
Menurut Robert E. Johnson, e-commerce merupakan suatu tindakan melakukan transaksi bisnis
secara elektronik dengan menggunakan internet sebagai media komunikasi yang paling utama.
Menurut Gary Coulter dan John Buddiemeir (e-commerce outline), e-commerce berhubungan
dengan penjualan, periklanan, pemesanan produk yang semuanya dikerjakan melalui internet.
Beberapa perusahan memilih untuk menggunakan kegiatan bisnis ini sebagai tambahan
metode bisnis tradisional, sementara yang lainnya menggunakan internet secara ekslusif untuk
mendapatkan para pelangan yang berpotensi.
E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem
manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-commerce ini sebagai aplikasi dan penerapan
dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana
secara elektronik, SCM (supply chain management), pemasaran elektronik (e-marketing), atau
pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction
processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll.
E-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak
hanya sekadar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan
nasabah, lowongan pekerjaan dll.
Selain teknologi jaringan www, e-commerce juga memerlukan teknologi basis data atau
pangkalan data (databases), surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang
lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang ini.[3]
Jika kita melihat perkembangan legal e-commerce khususnya yang berkaitan dengan masalah
formalitas untuk dibuat dalam bentuk tertulis, maka beberapakontrak yang harus dibuat dalam
bentuk tertulis adalah:
Contract the dale or other the disposition of immovable property or any interest in immovable
property.
Power of attorney.
Wills.
Negotiablein struments.
Documents of title.[4]
Referensi :
Sri Peni Mugi Handayani dan Eka purnama, “Pembuatan Websaite E-commerce Pada Distro
Java Trend” Artikel pada seruni-Seminar Riset Unggulan nasional Informatika dan Komputer, FTI
UNSA, Vol. 2 No. 1 Maret 2013. hlm. 19.
OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Porperty Rights), Raja Grafindo
Persada, Jakarta: 2010, hlm. 537.
1. Etalase/Halaman Display yang memuat nama, deskripsi dan harga barang/jasa yang
ditawarkan.
2. Katalog, yang bisa dieksplorasi isinya dengan mudah untuk mencari produk/jasa yang kita
inginkan, umumnya difasilitasi dengan fungsi Search/Cari.
3. Shopping Cart (keranjang belanja), yaitu tempat kita menaruh barang atau jasa yang kita
inginkan. Memuat Nama barang, Quantity dan Harga serta Jumlah bayar, umumnya dilengkapi
dengan automatic calculation yang dapat memunculkan informasi nominal pembayaran yang
harus dilakukan. 4. Payment Methode, umumnya menawarkan tiga metode cara bayar, yaitu
6. Contact Link, berisi alamat dan/atau nomor telepon atau saluran lain (email/IM) yang dapat
digunakan untuk komunikasi antara pelanggan dan penjual, umumnya disertakan pula Contact
Form yang terdiri dari field- field untuk memasukkan identitas pengirim (nama, email/website)
serta berita/pesan yang ingin disampaikan. Isi pesan yang disampaikan melalui
Baca Juga: 4 Ide Bisnis Kekinian dengan Peluang Besar, Berani Coba?
Setelah anda melakukan survei, tentunya anda akan mengetahui produk apa saja yang best
seller pada lapak e-commerce. List dari produk-produk best seller tersebut dapat anda gunakan
sebagai acuan pemilihan produk yang ingin anda tawarkan.
Pilihlah tipe atau jenis produk best seller yang sesuai dengan jumlah modal yang anda miliki.
Pada saat anda sudah menentukan produk yang cocok, pikirkan juga tentang supplier produk
tersebut.
Apabila produk tersebut ingin anda produksi sendiri, lakukan pertimbangan tentang kemudahan
produksi, berapa banyak produk yang bisa anda hasilkan dalam kurun waktu tertentu dan modal
produksi.
Baca Juga: Bagi yang Mengalami Sakit Persendian, Wajib Baca Ini
PR
Editor’s picks
Apabila produk sudah siap untuk dipasarkan, daftarkan bisnis anda di e-commerce yang anda
pilih. Pendaftran bisnis di e-commerce tidak membutuhkan biaya tertentu, alias gratis!
Namun, pada saat pendaftaran pastikan anda memasukkan data diri dengan benar. Hal ini
berguna untuk kenyamanan serta keamanan transaksi jual-beli.
Pada saat sudah mendaftarkan bisnis anda, otomatis anda akan memiliki laman bisnis sendiri.
Maksimalkan laman tersebut agar terlihat rapi dan menarik.
Misalnya saja, anda bisa memposting visualisasi produk berupa foto-foto real hasil jepretan
anda sendiri. Jangan lupa serta deskripsi produk dengan detail agar konsumen merasa yakin
dan nyaman untuk membeli produk anda tersebut.
Laman bisnis di sebuah e-commerce dapat anda share ke sosial media. Gunakan fitur tersebut
sebaik mungkin. Misalnya, anda bisa share produk serta link bisnis tersebut di Instagram,
Facebook atau Twitter pribadi anda.
Sejak hari pertama, anda juga harus pintrar untuk mengajak keluarga atau teman ikut serta
dalam mempromosikan produk anda. Dengan demikian, akan terjadi peluasan informasi
mengenak laman bisnis serta produk yang anda tawarkan di e-commerce tersebut.
Pastikan anda selalu aktif dan cepat dalam merespon kegiatan di laman bisnis anda. Hal ini
berguna untuk mencegah konsumen lari ke lapak laman bisnis lain. Jangan biarkan konsumen
menunggu balasan anda terlalu lama, karena itu dapat membuat ketertarikan konsumen
menghilang.
Beli :
Cari Barang ( Anda dapat mencari barang yang anda inginkan di dalam menu kategori maupun
tombol serch )
Tambah Keranjang ( pilih barang yang kamu inginkan, lalu klik keranjang )
Lanjut Berbelanja ( Jika anda ingin berbelanja kembali maka klik tombol “LANJUT BELANJA” )
Selesai Belanja ( Anda bisa langsung klik tombol “SELESAI BELANJA” untuk langsung membeli )
Konfimasi Pesanan ( Kamu wajib mengecek kembali pesan dan alamat pengiriman barang )
Alamat Pengiriman ( Kamu wajib mengecek kembali alamat pemesanan barang atau bisa
menambah alamat pemesanan barang )
Voucher Belanja ( Anda bisa memasukan kode Voucher sebelum melanjutkan ke pembayaran )
Pembayaran ( Anda dapat melakukan pembayaran ke rekening Myclub yang sudah di sediakan )
Melalui Mobile ( Anda bisa mengirimkan bukti pembayaran ke No Telepon yang tercantum )
Melalui WEB ( Anda bisa mengisi form konfirmasi pembayaran yang di sertai bukti pembayaran )
4. Manfaat E-commerce
b) Lebih aman membuka toko online dibanding membuka toko biasa. c) Berjualan di dunia
maya internet tidak mengenal hari libur dan hari
besar, semua transaksi bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. d) Tanpa batas-batas
wilayah dan waktu, sehingga memberikan
e) Revenue stream (arus pendapatan) yang baru yang mungkin sulit atau tidak dapat diperoleh
melalui cara konvensional.
cukup hanya dengan penggunaan software tertentu maka semua aktifitas dalam transaksi
perdagangan dapat dilakukan.
h) Penghematan besar yang dimungkinkan melalui e-mail. Penghematan ini terjadi karena
berkurangnya penggunaan kertas dalam segala proses transaksi, dimana segala sesuatunya
didalam e-commerce memungkinkan data digital sehingga tidak membutuhkan kertas sebagai
media yang pada akhirnya memberikan penghematan besar terhadap pengeluaran dalam
proses transaksi.
b) E-Commerce menyediakan produk dan jasa yang tidak mahal kepada pelanggan dengan cara
mengunjungi banyak tempat dan melakukan perbandingan secara cepat.
c) E-Commerce memberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan, mereka bisa memilih
berbagai produk dari banyak vendor.
d) Memberikan kesempatan kepada pelanggan yang berada dibelahan dunia manapun untuk
menggunakan sebuah produk atau mendapatkan service yang dihasilkan dari beberapa negara
yang berbeda dengan melakukan transaksi tanpa dibatsi oleh ruang dan waktu.
a) Semakin banyak manusia yang bekerja dan beraktifitas dirumah dengan menggunakan
internet berarti mengurangi perjalanan untuk bekerja, belanja, dan aktifitas lainnya sehingga
mengurangi kemacetan jalan dan mereduksi polusi udara.
b) Meningkatkan daya beli dan kesempatan masyarakat untuk mendapatkan produk atau
service yang terbaik karena perusahaan yang mengeluarkan produk atau service dapat
menjualnya lebih murah karena biaya produksi yang rendah.
c) Mengurangi pengangguran karena masyarakat semakin bergairah berbisnis karena cara kerja
yang gampang dan tanpa modal yang besar. d) Meningkatkan daya kreatifitas masyarakat,
berbagai jenis produk dapat
dipasarkan dengan baik, sehingga akhirnya juga membantu pemerintah untuk menggairahkan
perdagangan khususnya usaha kecil menengah. 2.2.4.5 Kekurangan E-commerce
Walaupun adanya e-commerce memberi banyak manfaat, masih terdapat berbagai kekurangan
dari e-commerce, antara lain:
Terdapat sejumlah laporan mengenai website dan basis data yang dibobol oleh hacker maupun
cracker. Hal ini dialami oleh sejumlah perusahaan besar seperti Microsoft dan lembaga
perbankan. Masalah keamanan ini sangat penting karena pihak lain yang tidak berwenang bisa
menembus sistem dan menghancurkan bisnis yang telah berjalan.
Di bawah tekanan untuk berinovasi dan membangun bisnis untuk memanfaatkan kesempatan
yang ada dapat memicu terjadinya tindakan ilegal yaitu peniruan ide dan perang harga.
Dengan perkembangan dan inovasi teknologi baru, sering muncul masalah yaitu sistem bisnis
yang lama tidak dapat berkomunikasi dengan infrastruktur berbasis web dan internet. Hal ini
memaksa perusahaan untuk menjalankan dua sistem independen yang tidak dapat saling
berbagi, sehingga mengakibatkan pembengkakan biaya. 2. Bagi pelanggan
Tanpa menguasai keahlian komputer, pelanggan akan kesulitan untuk berpartisipasi dalam e-
commerce. Pengetahuan dasar komputer diperlukan, antara lain pengetahuan mengenai
internet dan web.
Komputer diperlukan untuk mengakses internet, tentu saja dibutuhkan biaya untuk
mendapatkannya. Perkembangan komputer yang sangat pesat menyarankan pelanggan untuk
juga mengupdate peralatannya apabila tidak ingin ketinggalan teknologi.
Segala hal mungkin terjadi saat pelanggan mangakses internet untuk menjalankan e-commerce,
termasuk risiko bocornya data pribadi karena ada orang lain yang ingin membobol sistem
tersebut.
d) Berkurangnya waktu untuk berinteraksi langsung dengan orang lain. Transaksi e-commerce
yang berlangsung secara online telah mengurangi waktu pelanggan untuk dapat melakukan
proses sosial dengan orang lain. Hal ini tidak baik karena dikhawatirkan akan dapat mengurangi
rasa kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya.
b) Kesenjangan sosial
Terdapat bahaya potensial karena dapat terjadi kesenjangan sosial antara orang-orang yang
memiliki kemampuan teknis dalam E- Commerce dengan yang tidak, yang memiliki keahlian
digaji lebih tinggi daripada yang tidak.
Munculnya teknologi baru akan membuat teknologi lama tidak dimanfaatkan lagi. Misalnya
dengan komputer model lama atau software model lama yang sudah tidak relevan untuk
digunakan.
terdeteksi. Karena jumlah jaringan yang terus berkembang semakin luas dan jumlah pengguna
yang semakin banyak, seringkali membuat pihak berwenang kesulitan dalam membuat
peraturan untuk internet.
Refrensi
arkplus Insight. (2014). Markplus Insight Consumer Survey Update : Youth, Women, Netizen in
Indonesia 2014. Retrieved from http://www.markplusinsight.com
Markplus Insight. (2015). Dibalik Dompet Youth Women Netizen 2015 (Markplus Insight Youth
Women Netizen Monitoring 2015). Marketeers Magazine, 40. Retrieved from
www.marketeers.com
APJII. (2016). Infografis Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia - Survey 2016.
Retrieved from apjii.or.id
Curty, R. G., & Zhang, P. (2011). Social commerce: Looking back and forward. Proceedings of
the ASIST Annual Meeting, 48(1), 1–10. https://doi.org/10.1002/meet.2011.14504801096
Huang, Z., & Benyoucef, M. (2014). User preferences of social features on social commerce
websites: An empirical study. Technological Forecasting and Social
Curty, R. G., & Zhang, P. (2013). Website features that gave rise to social commerce: a historical
analysis. Electronic Commerce Research and Applications, 12(4), 260–279.
https://doi.org/10.1016/j.elerap.2013.04.001
Edosomwan, S., Prakasan, S. K., Kouame, D., Watson, J., & Seymour, T. (2011). The
History of Social Media and its Impact on Business. Management, 16(3), 79–91.
Retrieved from http://search.proquest.com.eproxy.ucd.ie/docview/889143980
McIntyre, K. E. M. (2014). Karen McIntyre. The Journal of Social Media in Society, 3(2), 5–25.
Retrieved from http://thejsms.org/index.php/TSMRI/article/view/89
Sajithra, K., & Patil, R. (2013). Social Media – History and Components. IOSR Journal of
Business and Management (IOSR-JBM), 7(1), 69–74. Retrieved from
http://iosrjournals.org/iosr-jbm/papers/Vol7-issue1/I0716974.pdf