Anda di halaman 1dari 6

PERUBAHAN KONSTITUSI

Dalam dimensi konseptual, perubahan konstitusi itu adalah merupakan sebuah keniscayaan
(hal yang bukan tidak mungkin dapat dilakukan oleh suatu negara yang memang memiliki
sebuah konstitusi sebagai aturan dasar negaranya). Walaupun pada prinsipnya konstitusi itu
adalah dokumen yang disusun dengan cita cita yang besar dan diharapkan dapat aplikatif dalam
waktu yang lama, tapi selalu terbuka peluang bagi setiap negara untuk melakukan perubahan
konstitusi. Terbukanya peluang bagi untuk melakukan perubahan konstitusi setidak-tidaknya
terjadi karena actor pembentuk dan cara pembentukan uud pasti memiliki sbeuah kelemahan.

Pendapat ahli: konstitusi sebagai produk manusia dapat dipastikan adalah produk yang tidak
akan pernah mencapai titik yang ideal.
Pertanyaan: mengapa sebuah konstitusi yang menjadi aturan dasar negara tidak akan pernah
mencapai titik yang ideal?

1. Dari segi aktornya (pembuatnya=manusia)


Karena konstitusi adalah produk buatan manusia, dan produk buatan manusia itu tidak
akan pernah mencapai titik ideal sekalipun ada istilah sakralisasi konstitusi (upaya
untuk menjadikan konstitusi sebagai dokumen sebuah produk yang sacral yang tidak
boleh semabrangan diubah). Namun, karena konstitusi adalah produk buatan manusia,
maka akan selalu terbuka peluang bagi konstitusi itu untuk dilakukan perubahan.
2. Dari segi tata cara pembentukan konstitusi
Dari tata cara pembentukan konstitusi, tidak dapat dinafikkan memiliki sisi sisi
kelemahan tertentu. Misalnya dalam suatu kondisi, tata cara pembentukan konstitusi
tidak dapat menolak anasir-anasir (misalnya politik kepentingan: ekonomi, oligarki,
dll), yang kemudian menjadi bumbu-bumbu/anasir-anasir yang masuk dalam agenda
pembentukan konstitusi, dan akhirnya membuat materi muatan konstitusi menjadi tidak
ideal. Dan ketika satu saat itu disadari materi muatan konstitusi itu tidak mampu
menyikapi kondisi hukum praktek ketatanegaraan yang relevan, maka pada saat itu
terbuka peluang bagi suatu negara untuk melakukan perubahan pada konstitusi.

Perubahan konstitusi tidak mungkin dihindari apalagi bagi negara yang menganut sistem civil
law/eropa continental. Itulah sebab mengapa banyak negara yang menggunakan konstitusi
tertulis umumnya mengatur mekanisme perubahan konstitusi di dalam konstitusinya.
Contoh: Indonesia sebagai negara civil law, mengakui bahwa konstitusi bukan merupakan
produk yang ideal dan terbuka peluang untuk melakukan perubahan terhadap konstitusi. Dalam
pasal 37 diatur mekanisme bagi negara apabila negara ingin melakukan perubahan terhadap
konstitusi.

Model Perubahan Kosntitusi

Dalam negara hukum modern saat ini, adal dua model yang berkembang dalam sistem
perubahan konstitusi

1. Perubahan dalam arti renewal/pembaruan


“terganti yang baru, yang lama gausa diliat lagi”
Saat konstitusi dilakukan pembaharuan, maka yang diberlakukan adalah konstitusi yang
baru secara keseluruhan, sehingga konstitusi yang lama (yang diperbaharui) tidak perlu
lagi dilihat untuk dijadikan sebagai rujukan/dasar dalam penyelenggaraan sistem
ketatanegaraan suatu negara itu. Model pembaharuan ini dianut sebagian besar negara
dengan sistem hukum eropa continental.
2. Perubahan dalam arti amandemen/perubahan
“tidak terpisahkan”
a. Umumnya dianut oleh negara yang sistem hukumnya anglo saxon
b. Perubahan dimaknai, apabila negara melakukan perubahan terhadap konstitusi, maka
konstitusi yang asli (yang tidak diubah) tetap berlaku dan lampiran-lampiran perubahan
menjadi dokumen yang tidak terpisahkan dengan konstitusi yang asli. Model perubahan
amandemen ini dekat dengan makna addendum.
Perubahan konstitusi secara addendum dekat dengan perubahan amandemen, dimana
ketika sudah dilakukan perubahan terhadap suatu konstitusi, konstitusi yang asli tetap
ada (jadi dokumen utuh), sementara pasal-pasal perubahan menjadi lampiran yang tak
terpisahkan dari dokumen konstitusi yang asli.
Konsep amandemen yang dekat dengan addendum mengatur bahwa ketika perubahan
tidak dilakukan secara keseluruhan ataupun tidak mengganti konstitusi itu, maka pasal-
pasal yang tidak diubah pada prinsipnya masih akan tetap berlaku, sementara perubahan
atas pasal-pasal itu menjadi lampiran yang tak terpisahkan dari konstitusi yang diubah
itu.
Contoh model amandemen: UUD Indonesia (isinya ada konstitusi asli, kedua, ketiga
dan keempat)

Cara Perubahan Konstitusi

1. Pendapat George Jellinek


a. Formal amandemen
Cara perubahan konstitusi diatur dalam konstitusi negara. Jadi dalam konstitusi suatu
negara secara rigid mengatur mekanisme bagaimana konstitusi dapat dilakukan
perubahan.
b. Nonformal amandemen
Perubahan yang dilakukan tanpa melalui prosedur formal sebagaimana diatur dalam
konstitusi negara itu. kata lainnya, perubahan yang dilakukan lewat car acara yang
istimewa. Cara-cara istimewa itu ialah cara-cara yang inkonstitusional karena cara-cara
itu tidak diatur dalam konstitusi negara itu. contoh: revolusi, konvensi, reformasi.
Indonesia menganut formal amandemen, buktinya di pasal 37 UUD, mengatur
mekanisme formal perubahan konstitusi.
2. Hans Kelsen
a. Terlepas soal formal atau tidak formal mekanisme perubahan konstitusi, perubahan
konstitusi yang ideal dilakukan oleh Lembaga yang secara khusus diberikan
kewenangan untuk mengubah konstitusi (badan di luar Lembaga legislative), yang
disebut ddengan istilah konstituante. Pernah dipraktikan di Indonesia saat
memberlakukan UUDS, presiden soekarno pernah membentuk badan konstituante yang
diberikan tugas untuk membentuk UUD yang baru. Langkah soekarno ini tidak terlepas
dari pendapat hans kelsen yang ini.
b. Untuk negara federal, suatu perubahan konstitusi pada prinsipnya harus mendapat
persetujuan dari DPR di negara-negara bagian. Gunanya untuk mendapat legitimasi
rakyat di negara bagian atas kebijakan negara untuk melakukan perubahan terhadap
aturan dasar negaranya.
3. CF Strong
a. Perubahan konstitusi itu harusnya dilakukan oleh pemegang kekuasaan legislative,
dengan persyaratan tertentu. (model ini aplikatif di Indonesia saat ini. meski MPR tidak
dapat dimaknai secara langsung sebagai Lembaga legislative, tetapi ketika kewenangan
perubahan konstitusi itu diberikan kepada MPR yang notabene adalah parlemen negara
Indonesia, dan ada persyaratan tertentu yang harus dipenuhi apabila ingin melakukan
perubahan terhadap konstitusi, maka kondisi itulah yang membuat tidak sedikit pakar
hukum tata negara Indonesia yang berpendapat bahwa cara perubahan konstitusi
Indonesia relevan dengan pendapat cf strong yang ini.
Namun, Indonesia dalam praktik ketatanegaraan juga pernah mempraktikan cara
perubahan konstitusi berdasar pendapat cf strong yang kedua, yakni referendum
b. Referendum.
Indonesia pernah melakukan referendum untuk melakukan perubahan konstitusi, dasar
UU no 5 tahun 1985 tentang referendum.
c. Untuk negara federal, cf strong berpendapat bahwa, perubahan konstitusi pada negara
federal harus mendapatkan persetujuan yang proporsional dari negara-negara bagian.
Tujuannya untuk mendapatkan legitimasi public atas putusan kebijakan politik nasional
untuk merubah aturan dasar negara
d. Perubahan yang dilakukan dengan konvensi khusus
Ini pernah dipraktikan di Indonesia dengan hadirnya badan konstituante yang kemudian
dibubarkan soekarno pada 1955.

4 Keadaan Dapat Dilakukan Perubahan Konstitusi – Pendapat KC Wheare

1. Karena adanya kekuatan-kekuatan khusus, seperti kekuatan politik;ekonomi;hukum yang


menjadi penyebab mengapa perubahan kosntitusi dapat terjadi.
Contoh: reformasi 1998. Kekuatan politik, ekonomi, hukum, dll menghantarkan kita pada
reformasi. Dan akhir dari reformasi, salah satunya dalah perubahan terhadap reformasi.
Kekuatan-kekuatan itu yang akhirnya mendorong sampai pada akhirnya pada 1998-2002
Indonesia melakukan perubahan konstitusi sebanyak 4 kali di tahapan perubahan
konstitusi. Tidak menutup kemungkinan ke depannya, (contohnya desakan politik
ekonomi) karena ada pemgaruh oligarki, kapitalis, pemilik modal, yang menganggap ada
muatan konstitusi yang tidak relevan dengan mereka kemudian negara kalah dengan
desakan mereka sehingga pada akhirnya terjadi perubahan konstitusi.
2. Perubahan secara formal amandemen
Konstitusi dapat dilakukan perubahan karena konstitusi itu mengatur mekanisme
perubahan konstitusi, maka perubahan konstitusi dilakukan berdasarkan mekanisme yang
ada di dalam konstitusi.
3. Interpretasi Badan Peradilan
Perubahan konstitusi dengan cara ini terjadi ketika lembaga peradilan (peradilan konstitusi)
bmelakukan penafsiran terhadap konstitusi, yang ternyata secara tidak langsung penafsiran
itu merubah arti dari materi muatan konstitusi.

Di Indonesia pernah terjadi tahun 2015 ketika MK menguji UU MD3 terkain kewenangan
DPD. Terkait pengujian itu, secara tidak langsung MK merubah kewenangan DPD yang
diatur dalam konstitusi, khususnya kewenangan DPD pada program legislasi.
4. Perubahan yang terjadi karena adanya praktik kebiasaan ketatanegaraan yang berbeda
dengan UUD.
terjadi di Indonesia, contohnya sidang tahunan. Sidang tahunan sebagai konvensi
ketatanegaraan secara tidak langsung merubah arti dari kewenangan MPR untuk
melakukan sidang sedikitnya satu kali dalam setahun. Di UUD dikatakan, MPR bersidang
sedikitnya 1 kali dalam setahun di ibu kota negara. Artinya ada keharusan bagi MPR untuk
melakukan sidang minimal sekali dalam setahun. Konvensi ketatanegaraan kemudian
menunjukkan suatu fenomena, ternyata MPR justru membuat sidang tahunan tiap tahun
(jadi MPR sidanganya sekali saja dalam setahun, dan itu menajdi konvensi ketatanegaraan
yang secara tidak langsung merubah pasal 2 UUD).

Sejarah Perubahan Konstiusi Indonesia

Pemakaian model renewal

a. UUD yang asli (1945-1949) berubah menjadi UUD RIS (1949-1950)


b. UUD RIS (1949-1950) berubah menjadi UUDS (1950-1959)
c. UUDS (1950-1959) kembali ke UUD yang asli

Pemakaian model amandemen

a. Reformasi sampai saat ini (UUD diamandemen jadi UUD NRI 1945)

Model Perubahan Konstitusi Indonesia

a. Amandemen: buktinya naskah aslinya masih ada (saat ini)


b. Renewal: 1945-1998

Kesepakatan Dasar Dalam Perubahan UUD 1945

a. Tidak mengubah pembukaan UUD


b. Tetap mempertahankan NKRI
c. Memperkuat sistem presidensil
d. Mengatur seluruh penjelasan yang mengandung norma dipindahkan ke batang tubuh
e. Melakukan perubahan dengan cara addendum (perubahan UUD tanpa menghilangkan
naskah asli/ bahasa sehari-harinya tambal sulam)

Bocoran: Nanti soalnya dikontekstualkan sama kondisi konstitusi Indonesia (sebutin bukti
fakta, yang mendukung pendapat).

a. Bagaimana cara perubahan konstitusi menururt cf strong, dan mana yang aplikatif di
Indonesia (yang pernah diberlakukan di indonesi)
b. Komparasi cara perubahan uud di negara ris.
c. Apakah perubahan konstitusi kita menganut formal amandemen (nanti disertai bukti
yang mendukung pendapat)

Anda mungkin juga menyukai