Dalam dimensi konseptual, perubahan konstitusi itu adalah merupakan sebuah keniscayaan
(hal yang bukan tidak mungkin dapat dilakukan oleh suatu negara yang memang memiliki
sebuah konstitusi sebagai aturan dasar negaranya). Walaupun pada prinsipnya konstitusi itu
adalah dokumen yang disusun dengan cita cita yang besar dan diharapkan dapat aplikatif dalam
waktu yang lama, tapi selalu terbuka peluang bagi setiap negara untuk melakukan perubahan
konstitusi. Terbukanya peluang bagi untuk melakukan perubahan konstitusi setidak-tidaknya
terjadi karena actor pembentuk dan cara pembentukan uud pasti memiliki sbeuah kelemahan.
Pendapat ahli: konstitusi sebagai produk manusia dapat dipastikan adalah produk yang tidak
akan pernah mencapai titik yang ideal.
Pertanyaan: mengapa sebuah konstitusi yang menjadi aturan dasar negara tidak akan pernah
mencapai titik yang ideal?
Perubahan konstitusi tidak mungkin dihindari apalagi bagi negara yang menganut sistem civil
law/eropa continental. Itulah sebab mengapa banyak negara yang menggunakan konstitusi
tertulis umumnya mengatur mekanisme perubahan konstitusi di dalam konstitusinya.
Contoh: Indonesia sebagai negara civil law, mengakui bahwa konstitusi bukan merupakan
produk yang ideal dan terbuka peluang untuk melakukan perubahan terhadap konstitusi. Dalam
pasal 37 diatur mekanisme bagi negara apabila negara ingin melakukan perubahan terhadap
konstitusi.
Dalam negara hukum modern saat ini, adal dua model yang berkembang dalam sistem
perubahan konstitusi
Di Indonesia pernah terjadi tahun 2015 ketika MK menguji UU MD3 terkain kewenangan
DPD. Terkait pengujian itu, secara tidak langsung MK merubah kewenangan DPD yang
diatur dalam konstitusi, khususnya kewenangan DPD pada program legislasi.
4. Perubahan yang terjadi karena adanya praktik kebiasaan ketatanegaraan yang berbeda
dengan UUD.
terjadi di Indonesia, contohnya sidang tahunan. Sidang tahunan sebagai konvensi
ketatanegaraan secara tidak langsung merubah arti dari kewenangan MPR untuk
melakukan sidang sedikitnya satu kali dalam setahun. Di UUD dikatakan, MPR bersidang
sedikitnya 1 kali dalam setahun di ibu kota negara. Artinya ada keharusan bagi MPR untuk
melakukan sidang minimal sekali dalam setahun. Konvensi ketatanegaraan kemudian
menunjukkan suatu fenomena, ternyata MPR justru membuat sidang tahunan tiap tahun
(jadi MPR sidanganya sekali saja dalam setahun, dan itu menajdi konvensi ketatanegaraan
yang secara tidak langsung merubah pasal 2 UUD).
a. Reformasi sampai saat ini (UUD diamandemen jadi UUD NRI 1945)
Bocoran: Nanti soalnya dikontekstualkan sama kondisi konstitusi Indonesia (sebutin bukti
fakta, yang mendukung pendapat).
a. Bagaimana cara perubahan konstitusi menururt cf strong, dan mana yang aplikatif di
Indonesia (yang pernah diberlakukan di indonesi)
b. Komparasi cara perubahan uud di negara ris.
c. Apakah perubahan konstitusi kita menganut formal amandemen (nanti disertai bukti
yang mendukung pendapat)