KELOMPOK 5
1. Rivali Hamzah Abas (1011422146)
2. Aisyah Salsabillah Al-Falaq Inaku
(1011422137)
3. Sabrina Salsabila Syukur KELAS J/SEMESTER 3
(1011422127) FAKULTAS HUKUM JURUSAN ILMU HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
A. Perubahan Konstitusi
Sistem perubahan konstitusi yang dipergunakan oleh negara-negara dalam mengubah konstitusinya, dapat
dibedakan menjadi dua macam: pertama, UUD lama (aslinya) akan dicabut dan digantikan oleh UUD baru
secara keseluruhan. Kedua, perubahan memelui amandemen, disini UUD atau konstitusi lama (aslinya)
tetap dipertahankan berlakuanya, sedangkan amandemen perubahan atas pasal-pasalnya itu disisipakan
sebagai lampiran yang kedua inilah (addendum) yang saat ini menjadi system perubahan Indonesia.
Menurut C.F. Strong, prosedur perubahan konstitusi-konstitusi ada empat macam cara
perubahan, yaitu:
1. Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh pemegang kekuasaan legislatif, akan tetapi menurut
pembatasan-pembatasan tertentu;
2. Perubahan kostitusi yang dilakukan oleh rakyat melalui referendum;
3. Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh sejumlah negara-negara bagian dan biasa terjadi di negara
serikat;
4. Perubahan konstitusi yang dilakukan dalam suatu konvensi atau dilakukan oleh suatu lembaga negara
khusus yang di bentuk hanya untuk keperluan perubahan.
1. METODE PERUBAHAN FORMAL KONSTITUSI
Sebagaimana yang perlu untuk diketahui dan dipahami, bahwa perubahan konstitusi yang digunakan oleh negara-negara yang ada di dunia, baik
terhadap pasal-pasalnya maupun secara keseluruhan dari konstitusi atau Undang Undang Dasar oleh sebuah negara, maka tentu saja ada metode
atau mekanisme yang digunakan oleh negara-negara tersebut yang secara mekanisme telah diatur di dalam konstitusi. Pandangan yang ditulis oleh
C.F. Strong memberikan gambaran mengenai metode perubahan konstitusi yang bisa dilakukan dengan empat cara, yaitu:
a. By the ordinary legislature but under certain rescrictions;
Perubahan dengan cara ini dilaukan oleh lembaga legislatif melalui aturan-aturan tertentu yang digunakan sebagai standar kinerja perubahan
konstitusi atau UUD, cara ini digunakan oleh Indonesia dalam melakukan amandemen terhadap UUD NRI tahun 1945. Perubahan konstitusi yang
pertama ini terjadi melalui tiga macam kemungkinan. Cara kesatu, bahwa untuk mengubah konstitusi, sidang pemegang kekuasaan legislatif harus
dihadiri oleh sekurang-kurangnya sejumlah anggota tertentu. Hal ini disebut kuorum. Adapun kuorum ini ditentukan secara pasti, umpamanya
sekurang-kurangnya 2/3 dari sejumlah anggota pemegang kekuasaan legislatif harus hadir. Keputusan untuk mengubah konstitusi tersebut adalah
sah, apabila disetujui oleh umpamanya sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir. Cara kedua, bahwa untuk mengubah konstitusi,
lembaga perwakilan rakyatnya harus dibubarkan dan kemudian diselenggarakan pemilihan umum. Lembaga perwakilan rakyat yang diperbaharui
inilah yang kemudian melaksanakan wewenangnya untuk mengubah konstitusi. Ketiga, cara ini terjadi dan berlaku dalam sistem dua kamar.
Untuk mengubah konstitusi, kedua kamar lembaga perwakilan rakyat harus mengadakan sidang gabungan. Sidang gabungan inilah dengan syarat-
B. By the people through a referendum; C. By majority for all units a federal state;