Anda di halaman 1dari 24

HUKUM KONSTITUSI

Minggu ke-13 dan ke-14

PERUBAHAN KONSTITUSI
&
UUD DI INDONESIA
 Konstitusi bagi negara merupakan hukum yg tertinggi karena muatannya ttg
bangunan hukum, identitas, dasar-falsafah dan ideologi, pandangan hidup
bangsa, sistem politik, ekonomi, sosial serta jaminan dan perlindungan hak
asasi manusia.
 Konstitusi sebagai hukum dasar tertulis, bagaimanapun luwesnya, tidak akan
mampu mengikuti dan mengakomodir sepanjang waktu terhadap dinamika
perkembangan peradaban, dan perkembangan kehidupan ketatanegaraan.
 Konstitusi adalah buatan manusia yg penuh dgn kekurangan dan kelemahan;
sehingga tidak ada konstitusi (UUD) yg sempurna; konstitusi selalu
menghendaki penyesuaian dengan keadaan.
Perubahan punya banyak arti selain “menjadi lain isi dan
bunyinya” juga dpt berarti tambahan yg sebelumnya tidak
ada atau pengurangan apa yg sudah ada, atau menambahkan
pasal yg baru atau ayat baru.
 Sri Soemantri, perubahan  membuat isi kons menjadi lain
dari semula melalui penafsiran.
 Taufiqurrohman : perubahan konst dpt dikualifikasi dalam
istilah2 : amendemen=perubahan, revision=perbaikan,
alteration=perubahan, reform=perbaikan, change=pergan
tian, modified=modifikasi, review= tinjauan,
decrease=peng-urangan, addition = penambahan.
Perubahan konst, dpt berarti perubahan secara materil
dan perubahan secara formal.
Secara materil ; penafsiran, perkembangan tingkat
fluktuasi kekuasaan lembaga-lembaga negara
Secara formal; melalui prosedur yg ditetapkan dalam
konst.
Sistim perubahan konstitusi;
1. Perubahan langsung,
langsung mengubah pasal/ayat yang akan
diubah, dan kata/kalimat yang diubah dihapus,
diganti dengan kalimat/kata yang baru (Eropa
Kontinental).
2. Perubahan tdk langsung;
pasal/ayat yang diubah tetap dipertahankan,
perubahannya dibuat dalam bentuk lampiran yang
ditempatkan pada bagian akhir dari konstitusi (A.S).
Pola-pola Perubahan Konst (Formal)
CF. Strong, cara perubahan konstitusi
1. Perubahan yg dilakukan oleh Lembaga Legislatif ; 3 model ;
a. dilakukan lemb.legislatif, dgn cara :
(1). Legislatif (Fixed quorum of member),
(2). Legis. bubarkan, pilih legislatif baru yg berhak mengubah konstitusi;
(3). Jika neg ybs punya dua lem. Legis, diadakan sidang gabungan yg
mengubah UUD dengan persetujuan suara terbanyak dari anggota.
b. Referendum; Leg atau pemerintah menyiapkan rancangan peru-
bahan UUD, rakyat memberikan pendapat (setuju-menolak)
rancangan tsb.
c. 2/3 negara bagian (oleh DPR – rakyat secara langsung), yg mengu
bah UUD.
2. Badan Khusus, dibentuk lembaga khusus (dewan
pengubah UUD=konstituante) yang diberi wewenang
khusus untuk mengubah konstitusi (mengubah dan
mensahkannya), setelah tugas selesai, secara otomatis
badan khusus itu membubarkan diri.
 Kenneth C. Wheare; mengubah konst; (1). Beberapa
kekuatan penting (some primary forces=golongan
berpengaruh, dominan, kuat dlm masyarakat); sebagaian
besar kekuatan rakyat (dominan) mengubah konst. (2).
Formal amendment (3). Penafsiran yudicial, (4).
Kebiasaan dan adat istiadat (usage and customs)
 Jellinek; Perubahan dgn sengaja (verfassunganderung) dilakukan sesuai dgn cara
yg disebutkan dlm konst ybs, dan (verfassungwandlung) dilakukan dgn cara-cara
di luar ketentuan dalam konst itu sendiri (revolusi, coup d’etat,
convention, interpretation).
 Ismail Suny; (1) perubahan resmi, (2). Penafsiran hakim, (3). Konvensi.

 Padmo Wahyono, perubahan konst mengandung dua aspek; (1). Mengenai tata
caranya (oleh lembaga khusus atau dengan prosedur khusus, (2). Mengenai yg dpt
diubah (terbatas atau tidak terbatas).

 Miriam Budiardjo; mengubah konst; a). Sidang badan legislatif dgn syarat tertentu
(Belgia) b). Referendum atau plebesit (Swiss- Australia), c).3/4 neg. bagian setuju
mengubah konst (India), e). Musyawarah khusus (special convention) (Negara-2
Amerika Latin).
 Cara dan prosedur mengubah konst tersebut,
memperlihatkan bahwa mengubah konstitusi itu
tidak mudah dilakukan, memerlukan persyaratan
tertentu yg tingkat kesulitannya berbeda-beda.
 Hakikatnya mempersulit perubahan konst; bertujuan
melindungi agar tidak begitu mudah diubah, karena
konst memuat bangunan hukum negara, dasar,
falsafah, ideologi negara yg sudah disepakati
bersama.
 Kennet C. Wheare, sulitnya mengubah konstitusi dimaksudkan agar : a). Agar
perubahan dilakukan dgn pertimbangan yg matang, tidak
serampangan, asal-asalan atau untuk kepentingan sempit politisi.
b). Supaya rakyat mempunyai kesempatan memberikan pendapat
sebelum perubahan benar-benar dilakukan,
c). Supaya kekuasaan neg. bagian - pem. federal tak diubah sepihak.
d). Supaya hak-hak individu dan masyarakat (kaum minoritas dari segi
suku, ras, agama, bahasa dan kebudayaan) tetap terjamin.
PERUBAHAN UUD
Periode I
UUD 1945
(18 AGUSTUS 1945-27 DESEMBER 1949)
Periode II
KONSTITUSI RIS
27 DESEMBER 1949 – 17 AGUSTUS 1950
Periode III
UUD SEMENTARA 1950
17 AGUSTUS 1950 – 5 JULI 1959
Periode IV
UUD 1945
5 JULI 1959 – TAHUN 1999
Periode V
UUD NRI 1945
1999 - SEKARANG
Tugas
 Menurut bentuknya :
konstitusi tertulis karena dituangkan dalam satu
bentuk dokumen formal.

 Menurutsifatnya :
konstitusi rigid karena dalam perbahannya
memperhatikan syarat-syarat tertentu

 Menurut kedudukannya :
konstitusi derajat tinggi karena UUD ’45
berkedudukan sebagai hukum dasar dan pedoman
pembentukan peraturan
SISTEM
KETATANEGARAAN
 Bentuk Negara : Kesatuan
 Bentuk Pemerintahan : Republik
 Sistem Pemerintahan : Presidensial
 Pembagian Kekuasan
 Legislatif : DPR
 Eksekutif : Presiden
 Yudikatif : MA
 Lembaga-lembaga negara menurut UUD 1945 sesudah amandemen adalah
:

a. Presiden
b. Majelis Permusyawaratan Rakyat
c. Dewan Perwakilan Rakyat
d. Dewan Perwakilan Daerah
e. Badan Pemeriksa Keuangan
f. Mahkamah Agung
g. Mahkamah Konstitusi
h. Komisi Yudisial
 Pada masa ini terjadi 4 kali
perubahan (amandemen)
UUD 1945
 Proses perubahan tersebut
yaitu sebagai berikut :
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai