Anda di halaman 1dari 15

Strategi Pembelajaran Card Sort

(Milkiyah Kepemilikan Dalam Islam)


“Diajukan untuk Memenuhi Tugas Makalah Metode Dan Strategi Pembelajaran
Fiqih Di MTS/MA”

Dosen Pengampu
Sahrahman, M.Pd.I

Disusun Oleh:
Kelompok VIII
Irfan Syahidi : 21.12.5380
Muhammad Donie Olan : 21.12.5338
Saputra
Muhammad Jazuli : 21.12.5345

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM MARTAPURA
2023/2024
KATA PENGANTAR
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,
serta puji dan syukur Alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kami selaku
kelompok 8 dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Metode Dan Strategi
Pembelajaran Fiqih Di MTS/MA berupa makalah yang berjudul “Strategi
Pembelajaran Card Sort (Milkiyah Kepemilikan Dalam Islam)” dengan tepat
waktu.
Dan tentunya kami juga mengucapkan terima kasih banyak kepada bapak
Sahrahman M.Pd.I selaku dosen pengampu dalam mata kuliah Metode Dan
Strategi Pembelajaran Fiqih Di MTS/MA pada semester 5 ini.
Pastinya kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari banyak
kekurangan dan kelemahannya, baik dalam hal pengetikkan maupun keseluruhan
isinya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami.
Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan banyak manfaat khususnya
bagi kami dan umumnya bagi pembaca.

Martapura,25 November 2023


Penyusun

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2

C. Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

A. Strategi Pembelajaran Card Sort .............................................................. 3

B. Milkiyah Kepemilikan Dalam Islam ........................................................ 6

BAB III ................................................................................................................. 10

PENUTUP ............................................................................................................. 10

A. Kesimpulan ............................................................................................. 10

B. Saran ........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum tujuan pendidikan terdapat dalam Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa Pendidikan
Nasional bertujuan “untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat jasmani dan rohani, berilmu yang cukup, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara demokrasi serta bertanggung jawab”. Di dalam pendidikan terdapat
komponen- komponen yang sangat kompleks dimana komponen satu dengan
komponen lainnya sangat berkaitan satu sama lainuntuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Komponen-komponen yang terdapat dalam pendidikan yaitu
meliputi pendidik, peserta didik, tujuan, kurikulum, metode dan strategi belajar,
Media pembelajaran, sarana dan prasarana, lingkungan belajar dan lain sebagainya
yang semuanya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Adapun metode dalam pembelajaran bermacam-macam dan salah satunya
adalah Metode Card Sort. Metode ini menekankan kepada kegiatan kolaboratif
yang bisa digunakan untuk mengajar konsep, karakteristik klasifikasi, fakta
tentang obyek atau meriview ilmu yang telah diberikan sebelumnya.Gerakan fisik
yang dominan dalam metode ini dapat membantu mendinamisir kelas yang
kelelahan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung.Peran siswa dalam
strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran sedangkan
guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa dalam belajar. 1
Dalam peroses pembelajaran yang mengunakan metode Card Sort, pada
awal pembelajaran guru membuka dan menjelaskan materi pembelajaran dan
tujuan pembelajaran yang harus dicapai, setelah itu guru membagi siswa dalam
beberapa tim, setiap tim diberi satu set kartu yang sudah diacak sehingga kategori
yang mereka sortir tidak Nampak, guru meminta siswa untuk bergerak dan

1
Odik Fraydika, IMPLEMENTASI METODE CARD SORT PADA PEMBELAJARAN FIQIH DI
MAN 3 PASAMAN BARAT, ( Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, 2021), Hal.2

1
berkeliling didalam kelas untuk menemukan kartu dengan kategori yang sama,
siswa dengan kategori yang sama diminta untuk menpresentasikan dari tiap- tiap
kategori tersebut, seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan
poin-poin penting terkait materi pembelajaran. 2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Strategi Pembelajaran Card Sort itu?
2. Bagaimana Milkiyah Kepemilikan Dalam Islam itu?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Strategi Pembelajaran Card Sort!
2. Untuk Mengetahui Milkiyah Kepemilikan Dalam Islam!

2
Odik Fraydika, IMPLEMENTASI METODE CARD SORT PADA PEMBELAJARAN FIQIH DI
MAN 3 PASAMAN BARAT, ( Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, 2021), Hal.3

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Strategi Pembelajaran Card Sort
1. Pengertian Strategi Pembelajaran Card Sort
Card Sort (Menyortir Kartu) adalah strategi pembelajaran berbasis aktif
learning. Card sort (Menyortir Kartu) merupakan strategi pembelajaran berupa
potongan-potongan kertas yang di bentuk seperti kartu yang berisi informasi
atau materi pelajaran. Pembelajaran aktif dengan strategi card sort merupakan
pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa, dimana dalam pembelajaran
ini setiap siswa diberi kartu indeks yang berisi informasi tentang materi yang
akan dibahas, kemudian siswa mengelompok sesuai dengan kartu indeks yang
dimilikinnya. Setelah itu siswa mendiskusikan dan mempresentasikan hasil
diskusi tentang materi dari kategori kelompoknya. Disini pendidik lebih
banyak bertindak sebagai fasilisator dan menjelaskan materi yang perlu
dibahas atau materi yang belum dimengerti siswa setelah presentasi selesai.
Strategi ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk
mengajarkan karakteristik, klasifikasi, fakta tentang objek, atau interview
informasi. Mobilitas fisik dalam kegiatan ini memungkinkan suasana kelas
menjadi dinamis dan hidup. Metode card sort adalah strategi yang berisi
kegiatan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta tentang
obyek atau review informasi. 3
Dalam strategi ini siswa diarahkan untuk belajar aktif dengan cara
menyentuh (touching), merasakan (feeling) dan melihat (looking) langsung
serta mengalami sendiri sehingga pembelajaran lebih bermakna dan cepat di
mengerti oleh siswa. Guru dalam hal ini di tuntut untuk memotivasi siswa dan
memberikan arahan serta harus menyediakan sarana yang lengkap. Dengan
berbasis pada pelibatan peserta didik untuk aktif berpartisipasi dan melakukan
sendiri, merupakan kunci pembentukan pengalaman belajar yang sangat

3
Odik Fraydika, IMPLEMENTASI METODE CARD SORT PADA PEMBELAJARAN FIQIH DI
MAN 3 PASAMAN BARAT, ( Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, 2021), Hal.4

3
memungkinkan bagi peserta didik untuk mengetahui, memahami, meresapi,
dan membuktikan dalam perbuatan. Pendidikan Islam pada hakikatnya adalah
pembentukan pribadi muslim yang baik, dan ini bisa dicapai apabila peserta
didik berusaha sendiri untuk mengambil hal-hal yang sedang dipelajari
tersebut.4
2. Pelaksanaan Pembelajaran Card Sort
Metode card sort adalah metode yang ditujukan untuk memantapkan
pengetahuan siswa dan memahami kategorisasi dari materi pelajaran. Dalam
permainan ini, siswa diarahkan untuk mengkategorikan informasi yang ada
dalam kartu yang dipegangnya sesuai dengan kategori yang telah ditetapkan
oleh guru di papan tulis. Secara detail, langkah-langkah penerapan metode card
sort dikemukkan oleh para ahli sebagai berikut.
Dedi Wahyudi, penerapan metode pembelajaran card sort dilakukan dengan
langkah-langkah, sebagai berikut:
a. Langkah pertama, guru membagikan selembar kartu kepada setiap siswa dan
pada kartu tersebut telah dituliskan suatu materi.
b. Langkah kedua, siswa diminta untuk mencari teman (pemegang kartu) yang
sesuai dengan kosakata yang ada pada kartunya untuk satu kelompok
c. Langkah ketiga, siswa akan berkelompok dalam satu kosakata/masalah
masing-masing
d. Langkah keempat, siswa diminta untuk menempelkan dipapan tulis bahasan
yang ada dalam kartu tersebut berdasarkan urutan-urutan bahasannya yang
dipegang kelompok tersebut.
e. Langkah kelima, seorang siswa pemegang kartu dari masing-masing
kelompok untuk menjelaskan dan sekaligus mengecek kebenaran urutan
f. Langkah keenam, bagi siswa yang salah mencari kelompok sesuai bahasan
atau materi pelajaran tersebut, maka diberi hukuman dengan mencari judul
bahasan atau materi yang sesuai dengan kartu yang dipegang.

4
Odik Fraydika, IMPLEMENTASI METODE CARD SORT PADA PEMBELAJARAN FIQIH DI
MAN 3 PASAMAN BARAT, ( Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, 2021), Hal. 5

4
g. Langkah ketujuh, guru memberikan penjelasan/komentar dari permainan
tersebut.5
3. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Card Sord
Sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran, metode card sort
mempunyai kelebihan-kelebihan sekaligus juga terdapat kelemahan-
kelemahan. Beberapa kelebihan dan kelemahan dari metode card sort akan
diuraikan sebagai berikut.
a. Kelebihan Pembelajaran Card Sort
1) Guru mudah menguasai kelas
2) Mudah dilaksanakan
3) Mudah mengorganisir kelas
4) Dapat diikuti oleh siswa yang jumlahnya banyak
5) Mudah menyiapkannya
6) Guru mudah menerangkan materi dengan baik
7) Siswa lebih mudah menangkap materi dibanding dengan menggunakan
ceramah
8) Siswa lebih antusias dalam pembelajaran
9) Sosialisasi antar siswa lebih terbangun yakni antar siswa dengan siswa lebih
akrab setelah menggunakan metode pembelajaran card sort
b. Kelemahan Pembelajaran Card Sort
1) Adanya kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian siswa, terutama
apabila terjadi jawaban-jawaban yang menarik perhatiannya, padahal
bukan sasaran (tujuan) yang diinginkan dalam arti terjadi penyimpangan
dari pokok persoalan semula.
2) Banyak menyita waktu terutama untuk mempersiapkan metode
pembelajaran card sort.
3) Metode pembelajaran card sort sulit dalam merencanakan pembelajaran
karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

5
Dedi Wahyudi, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), Hal. 67

5
4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka metode pembelajaran card sort akan sulit
diimplementasikan oleh setiap guru.6
B. Milkiyah Kepemilikan Dalam Islam
1. Pengertian Kepemilikan Dalam islam
Dalam Islam kepemilikan dikenal dengan nama al‐milkiyah. Al‐ milkiyah
secara etimologi berarti kepemilikan. Al‐milkiyah memiliki arti yaitu sesuatu
yang dimiliki dan dapat dimanfaatkan oleh seseorang, dan pengertian lain al‐
milk adalah pemilikian atas sesuatu (al‐mal atau harta benda) dan kewenangan
seseorang bertindak bebas terhadapnya. Ada beberapa pengertian tentang
kepemilikan diantaranya yang dikemukakan oleh ulama fiqh antara lain seperti
definisi Muhammad Musthafa al‐ Syalabi adalah keistimewaan atas suatu benda
yang menghalangi pihak lain bertindak atasnya dan memungkinkan pemiliknya
melakukan perbuatan secara langsung atasnya selama tidak ada halangan syara’.
Sedangkan definisi yang diungkapkan oleh ulama Wahbah al‐Zuhaily dan
Ahmad al‐Zarqa tentang kepemilikan yaitu sama‐sama menekankan hak dalam
mempergunakan kewenangan kepada pemiliknya kecuali terdapat halangan
hukum tertentu.
Kepemilikan merupakan penguasaan seseorang terhadap sesuatu berupa
barang atau harta, baik secara riil maupun secara hukum yang memungkinkan
pemilik melakukan tindakan hukum, seperti jual beli, hibah, wakaf, dan
sebagainya. Sehingga dengan kekuasaan ini orang lain baik secara individu
maupun lembaga terhalang untuk memanfaatkan atau mempergunakan barang
tersebut. Pada prinsipnya atas dasar kepemilikan itu, seseorang mempunyai
keistimewaan berupa kebebasan dalam berbuat sesuatu atau tidak berbuat
sesuatu kecuali ada halangan tertentu yang diakui syara.7
Dimensi kepenguasaan ini direfleksikan dalam bentuk bahwa orang yang
memiliki sesuatu barang berarti mempunyai kekuasaan terhadap barang tersebut

6
Dedi Wahyudi, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), Hal, 62
7
Fadilah Ulfah, KEPEMILIKAN DALAM ISLAM, (Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,
2021), Hal.2

6
sehingga ia dapat mempergunakannya menurut kehendaknya dan tidak ada
orang lain, baik itu secara individual maupun kelembagaan, yang dapat
menghalang-halanginya dari memanfaatkan barang yang dimilikinya itu.
Contohnya Ahmad memiliki sepeda motor. Ini berarti bahwa sepeda motor itu
dalam kekuasaan dan genggaman Ahmad. Dia bebas untuk memanfaatkannya
dan orang lain tidak boleh menghalanginya dan merintanginya dalam menikmati
sepeda motornya.8
2. Klasifikasi Kepemilikan Dalam Islam
Kepemilikan dalam Islam diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu;
a. Kepemilikan individu
Kepemilikan individu adalah hukum syara’ yang ditentukan pada zat
ataupun kegunaan (utility) tertentu, yang memungkinkan siapa saja yang
mendapatkannya untuk memanfaatkan barang tersebut, serta memperoleh
kompensasi baik karena barangnya diambil kegunaannya oleh orang lain seperti
disewa, ataupun karena dikonsumsi untuk dihabiskan zatnya seperti dibeli dari
barang tersebut.
Islam mengakui adanya kepemilikan individu, namun bukanlah sebuah
kepemilikan yang mutlak, kepemilikan yang dibatasi dengan kaidah-kaidah
tertentu. Sebagai agama yang sesuai dengan fitrah manusia, Islam telah
menetapkan adanya kebolehan setiap individu untuk memiliki harta benda
secara pribadi.9
b. Kepemilikan umum
Kepemilikan umum adalah izin al-syari’ kepada suatu komunitas untuk
bersama-sama memanfaatkan benda atau barang. Sedangkan benda-benda yang
tergolong kategori kepemilikan umum adalah benda-benda yang telah
dinyatakan oleh al-Syari’ sebagai benda-benda yang dimiliki suatu komunitas
secara bersama-sama dan tidak boleh dikuasai oleh hanya seorang saja. Karena

8
Nanang Sobarna, Konsep Kepemilikan Dalam Ekonomi Islam Menurut Taqiyuddin An-Nabhani,
(Instutut Manajmen Koperasi Indonesia, Sumedang, 2021), Hal.109
9
Sarmiana Batubara, KEPEMILIKAN RELATIF (AL-MILKIYAH AL-MUQAYYADAH)
PRIVAT DAN PUBLIK DALAM EKONOMI ISLAM, (STAI Barumun Raya, Padang Lawas, 2017),
Hal. 176

7
milik umum, maka setiap individu dapat memanfaatkannya, namun dilarang
memilikinya, seperti fasilitas dan sarana umum, sumber daya alam yang tabiat
pembentukannya menghalangi untuk dimiliki oleh individu secara perorangan,
dan barang tambang yang depositnya tidak terbatas.
Islam tidak hanya mengakui pemilikan secara perseorangan yang pada
hakikatnya hanya mementingkan hak pribadi, tetapi juga mengakui pemilikan
secara umum sehingga bisa dimanfaatkan oleh orang banyak. Tujuannya adalah
agar bahan pokok yang ada tidak dimanfaatkan sebagian orang dengan
sewenang-wenang yang menyebabkan terlantarnya orang banyak.
c. Kepemilikan Negara
Kepemilikan Negara adalah harta yang ditetapkan Allah menjadi hak
seluruh rakyat, dan pengelolaannya menjadi wewenang khalifah atau negara,
dimana negara berhak memberikan atau mengkhususkannya kepada sebagian
rakyat sesuai dengan kebijakannya. Kepemilikan negara pada dasarnya juga
merupakan hak milik umum, tetapi hak pengelolaannya menjadi wewenang dan
tanggung jawab pemerintah. Meskipun demikian, cakupan kepemilikan umum
dapat dikuasai oleh pemerintah, karena ia merupakan hak seluruh rakyat dalam
suatu negara, yang wewenang pengelolaannya ada pada tangan pemerintah. 10
Harta-harta yang terrnasuk milik negara adalah harta yang merupakan hak
seluruh kaum muslimin yang pengelolaannya menjadi wewenang negara,
dimana negara dapat memberikan kepada sebagian warga negara, sesuai dengan
kebijakannya. Makna pengelolaan oleh negara ini adalah adanya kekuasaan
yang dimiliki negara untuk mengelolanya semisal harta fai, kharaj, jizyah dan
sebagainya.11

10
Fadilah Ulfah, KEPEMILIKAN DALAM ISLAM, (Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,
2021), Hal. 6
11
Nanang Sobarna, Konsep Kepemilikan Dalam Ekonomi Islam Menurut Taqiyuddin An-Nabhani,
(Instutut Manajmen Koperasi Indonesia, Sumedang, 2021), Hal. 115

8
3. Sebab-sebab Kepemilikan Dalam Islam
Sebab-sebab kepemilikan harta adalah sebab yang menjadikan seseorang
memiliki harta tersebut, yang sebelumnya tidak menjadi hak miliknya. Sebab
pemilikan harta itu telah dibatasi dengan batasan yang telah dijelaskan oleh
syara’. Menurut syari’at Islam setidaknya ada lima sebab kepemilikan (asbab al-
tamalluk), yaitu:
a. Bekerja (Al’amal) Bentuk-bentuk kerja yang disyariatkan, sekaligus bisa
dijadikan sebagai sebab kepemilikan harta
b. Waris juga termasuk dalam kategori sebab atau cara untuk memiliki harta,
karena waris adalah sarana untuk membagikan kekayaan yang dimiliki oleh
seseorang semasa hidupnya agar tidak mengumpul, maka sebelah kematian
orang tersebut, harta itu harus dibagikan atau didermakan kepada orang lain,
tetapi pembagian kekayaan tersebut bukanlah merupakan illat bagi waris itu,
melainkan sarana tersebut hanya merupakan penjelasan tentang fakta waris
itu sendri.
c. Kebutuhan akan harta untuk menyambung hidup Setiap orang berhak untuk
hidup dan juga wajib untuk mendapatkan kehidupan sebagai haknya bukan
sebagai hadiah, maupun belas kasihan.
d. Pemberian harta negara kepada rakyat Pemberian ini juga termasuk dalam
kategori pemilikan harta yang diberikan kepada orang-orang atau rakyat yang
tidak mampu memenuhi hajat kehidupan dan hal ini diambil dari bait al-mal
sebagai zakat.
e. Harta yang diperoleh tanpa konpensasi harta dan tenaga Dalam hal ini yang
juga termasuk dalam kategori sebab kepemilikan adalah perolehan individu
sebagian mereka dari sebagian yang lain, atas sejumlah harta tertentu dengan
tanpa kompensasi harta atau tenaga apapun.12

12
Fadilah Ulfah, KEPEMILIKAN DALAM ISLAM, (Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,
2021), Hal. 10

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Card Sort (Menyortir Kartu) adalah strategi pembelajaran berbasis aktif
learning. Card sort (Menyortir Kartu) merupakan strategi pembelajaran berupa
potongan-potongan kertas yang di bentuk seperti kartu yang berisi informasi atau
materi pelajaran. Pembelajaran aktif dengan strategi card sort merupakan
pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa, dimana dalam pembelajaran ini
setiap siswa diberi kartu indeks yang berisi informasi tentang materi yang akan
dibahas, kemudian siswa mengelompok sesuai dengan kartu indeks yang
dimilikinnya. Setelah itu siswa mendiskusikan dan mempresentasikan hasil diskusi
tentang materi dari kategori kelompoknya. Disini pendidik lebih banyak bertindak
sebagai fasilisator dan menjelaskan materi yang perlu dibahas atau materi yang
belum dimengerti siswa setelah presentasi selesai.
Strategi ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk
mengajarkan karakteristik, klasifikasi, fakta tentang objek, atau interview
informasi. Mobilitas fisik dalam kegiatan ini memungkinkan suasana kelas
menjadi dinamis dan hidup. Metode card sort adalah strategi yang berisi kegiatan
untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta tentang obyek atau
review informasi.
Dalam Islam kepemilikan dikenal dengan nama al‐milkiyah. Al‐ milkiyah
secara etimologi berarti kepemilikan. Al‐milkiyah memiliki arti yaitu sesuatu yang
dimiliki dan dapat dimanfaatkan oleh seseorang, dan pengertian lain al‐milk adalah
pemilikian atas sesuatu (al‐mal atau harta benda) dan kewenangan seseorang
bertindak bebas terhadapnya. Ada beberapa pengertian tentang kepemilikan
diantaranya yang dikemukakan oleh ulama fiqh antara lain seperti definisi
Muhammad Musthafa al‐ Syalabi adalah keistimewaan atas suatu benda yang
menghalangi pihak lain bertindak atasnya dan memungkinkan pemiliknya
melakukan perbuatan secara langsung atasnya selama tidak ada halangan syara’.
Sedangkan definisi yang diungkapkan oleh ulama Wahbah al‐Zuhaily dan Ahmad

10
al‐Zarqa tentang kepemilikan yaitu sama‐sama menekankan hak dalam
mempergunakan kewenangan kepada pemiliknya kecuali terdapat halangan hukum
tertentu.
B. Saran
Kami dari pemakalah memohon ampun dan maaf jikalau makalah kami
belum bisa dikatakana sempurna, kami hanya bisa mengatakan bahwa inilah
makalah kami yang sederhana yang Inshaallah bermanfaat bagi kami dan kalian
semua. Jikalau makalah kami terdapat kekurangan dalam penulisan ataupun
referensinya kami memohon maaf.
Saran kami dalam makalah ini adalah tidak lain untuk menambah wawasan
lagi bagi para pembaca agar kita para mahasiswa bisa menggunakannya atau
mengamalkannya dimanapun dan kapanpun kita berada.

11
DAFTAR PUSTAKA
Batubara, Sarmiana. KEPEMILIKAN RELATIF (AL-MILKIYAH AL-
MUQAYYADAH)PRIVAT DAN PUBLIK DALAM EKONOMI ISLAM, (STAI
Barumun Raya, Padang Lawas, 2017)
Fraydika, Odik. IMPLEMENTASI METODE CARD SORT PADA
PEMBELAJARAN FIQIH DI MAN 3 PASAMAN BARAT, ( Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, 2021).
Sobarna,Nanang. Konsep Kepemilikan Dalam Ekonomi Islam Menurut Taqiyuddin
An-Nabhani, (Instutut Manajmen Koperasi Indonesia, Sumedang, 2021).
Ulfah, Fadilah. KEPEMILIKAN DALAM ISLAM, (Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar, 2021)
Wahyudi, Dedi. Inovasi Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008).

12

Anda mungkin juga menyukai