Ustadz Adi Hidayat menuturkan yakin merupakan amalan hati, kalau sudah sampai hati
maka itu akan jadi komitmen.
Ustadz Adi Hidayat memberi perumpamaan seperti cinta, kalau seseorang bilang cinta dari
omongannya saja, jangan dulu percaya, tapi bila disertai perbuatan seperti mengajak ke KUA
itu baru nyata.
Saat iman sudah sampai hati, yang tadinya susahpun akan jadi gampang. Amalan yang
tadinya tidak disukai, jadi mudah dikerjakan.
Dalam surat Al-Hujrat ayat ke 14 diceritakan, ada sekelompok arab baduy datang kepada
Nabi Muhammad SAW dan berkata “Kami telah beriman (Cuma dilisan).”
Kemudian Allah mengoreksi, katakanlah Muhammad kepada mereka, “kalian belum beriman
tapi cukup katakan kami baru berislam.” Karena imannya belum masuk ke hati.
Saat iman belum masuk ke hati, akan susah mengerjakan perintah allah, sebaliknya bila
imannya sudah dihati ketentuan apapun akan mudah dijalankan.
Bahkan belum diperintahkan sudah ditunggu. Misal waktu subuh jam empat pagi, jam tiga
orang itu sudah bisa bangun.
Begitu juga bila imannya belum sampai hati, jangankan bangun tepat waktu subuh, sudah
kesianganpun orang itu belum kepikiran untuk melakukan solat subuh.
Jadi bila imannya masih dilisan melaksanakan perintah allah akan sulit.
Karena itu bila iman kita ingin mantap mesti yakin dengan semua ketentuan Allah SWT
jangan pernah ragu.
Cara untuk mengasah agar iman kita jadi kuat, kerjakanlah segala ketentuan Allah SWT.
Ustadz Adi Hidayat memberikat tips, bila ingin imannya kuat cukup kerjakan dua hal ini:
1. Kerjakan semua perintah Allah SWT
2. Tinggalkan semua larangan Allah SWT, selesai.
Jadi kalau disuruh solat, kerjakan. Disuruh zakat, kerjakan. Begitu juga saat diperintah jangan
berbohong, mencuri, tinggalkan.
Kerjakan dan tinggalkan, sesederhana itu. Bila kita mampu melaksanakannya akan tenang
hidup kita.
Makannya dalam Al- qur’an ayat hukum hanya 300 ayat dari total 6236 ayat yang ada.
Hal itu terjadi karena allah menginginkan kita tidak terlalu capek, ingin mempermudah
hambanya dalam beribadah.***
Perbaiki Shalatmu Allah sempurnakan Hidupmu
Anda bisa mendapatkan kebahagiaan dalam aktivitas apapun sekalipun sederhana tapi,
ketika kebahagiaan itu tidak diiringi dengan ridho Allah rasanya itu akan selalu sementara.
Kita butuh momen-momen baru untuk mendatangkan kebahagiaan itu. Tapi titik poin ketika
Allah Ridha dengan apa yang kita kerjakan apa yang kita lakukan maka Allah akan tanamkan
satu cawan yang luas kandungannya yang bisa menerima setiap keadaan dengan hal yang
paling menyenangkan apapun yang kita lihat selalu nyaman, yang kita dapati kita Ridho
dengan apa yang Allah berikan keadaan itulah yang oleh nabi, itu diungkapkan dengan
komen yang sangat simpel tapi dalam isinya. Kata nabi orang beriman itu kalau benar
imannya maka kehidupan nya mengagumkan. Bila dia mendapatkan kesuksesan dia iringi
dengan kesyukuran sehingga sifatnya tetap proporsional dia sukses tapi ada keseimbangan
dengan syukur sehingga tidak berlebihan menyalurkan kesuksesannya itu dan dengan sifat
berlebihan itu hanya memberikan beban pada dirinya. Saya pernah sampaikan kan
kesuksesan itu identik dengan gaya hidup. Rumus gaya di fisika itu kan selalu F1 banding
lurus dengan F2 apa yang didapat itu yang keluar tapi orang tidak boleh lupa bahwa f itu
selalu berbanding lurus dengan p gaya berbanding lurus dengan tekanan hukum pascalnya
semakin banyak gaya semakin tertekan di hidupnya itu bandingan nilai kehidupannya. Nah
jadi, gaya itu diperkenankan karena itu bagian dari energi w = f dikalikan s hukum energi kan
begitu jadi hidup enggak mungkin kalau enggak ada energi tapi energi yang terbaik itu akan
dihasilkan membawa kesuksesan kebahagiaan ketika Rida Allah tertanam saat dia sukses dia
bersyukur sehingga proporsional saat dia merasakan duka pun dia nyaman karena punya
sabar. Sabar itu mahal, di Jepang ada banjir itu bisa minta maaf yang luar biasa tahan dia
bunuh diri di kita banjir bisa berenang itu gambaran Cuma kalau enggak seimbang repot juga
nah membangun keseimbangan itu butuh konektivitas yang kuat dengan Allah konektivitas
itulah yang dalam bahasa agama disebut dengan salat namanya ya di pertemuan lalu kita
sudah mencakup beberapa bagian dari salat itu tapi saya ingin tekankan sedikit untuk
menguatkan salat berasal dari kata “washola” atau “silatun” dasarnya kata “washola” yang
berarti terkoneksi dengan kuat terhubung dengan erat.
Kita pernah dengar istilah silaturahmi kan kalau kita kumpul bahasa kerennya Saya mau
silaturahmi kan tapi goalnya tercapai ga? silaturahmi itu kan dari kata sillah terhubung
dengan erat rasa sayang dan perhatian sehingga parameternya itu bukan saat datang kalau
datang kita nyapa wajar karena orangnya ada tapi, kalau berpisah kita masih ingat masih
peduli masih mendoakan masih kontak itulah sillah namanya di setiap keadaan kita masih
terkoneksi. Keadaan kita yang terhubung dengan Allah sehingga di setiap tempat kita
diperhatikan dipekerjaan kita dibimbing di rumah tangga kita diiringi sehingga semua
berjalan mudah dan membahagiakan yang melatih kita untuk terkoneksi sehingga tidak
putus dengan Allah itulah yang disebut dengan salat. Sehingga, gol dari salat itu adalah
membangun konektivitas kita dengan Allah yang kuat itu yang dimaksud di Quran surah ke-4
Annisa di ayat 103 yang artinya maka jika anda telah tuntas mengerjakan salat ukuran
keberhasilan sholat anda itu ketika anda merasakan konektivitas dengan Allah mulai
nyambung,jalannya ingat Allah sehingga kalau orang jalan,bekerja di apapun saat dia ingat
Allah dia bisa memfungsikan tubuhnya sehingga tidak mengerjakan apa yang Allah tidak
sukai. Nggak akan mungkin anda melihat sesuatu yang tidak Allah senangi dalam keadaan
yang sama anda ingat Allah nggak akan mungkin melangkah pada tempat yang salah saat
ingat Allah dan itu tidak mudah karena banyak orang keluar masjid pun setelah selesai salat
masih tertukar sendal padahal kalau dia ingat Allah nggak mungkin itu terjadi.
Itu pelajaran dasarnya baik itu duduk bahkan sampai terbaring ada koneksi. nah jadi,
singkatnya salat itu semua gerakannya, semua bacaannya dari mulai kita bertakbiran sampai
kita salam bacaan yang mengiringi itu bukan sekedar gerakan hampa makna formalitas kita
bergerak dan berakhir bukan sekedar membaca bacaan yang tidak ada isinya. Tapi semua
bimbingan bagaimana kita diajarkan langsung oleh Rasulullah bisa mengoneksikan lewat
gerakan dan bacaan itu tersambung kepada Allah sehingga feedback nya semua apa yang
kita bacakan dijawab oleh Allah semua gerakan yang kita lakukan ini hakikatnya bimbingan
tentang inti kehidupan kita. Jadi, di salat itu itu ada bacaan, ada gerakan, ada hikmah, ada
maknanya, semua jadi bukan kita takdir begini hampa saja tidak kenapa mesti begini kenapa
tangan yang akan menutup yang kiri kenapa bacaannya setelah itu ada iftitah ada al-fatihah
itu ada maknanya dan dahsyatnya semua profesi-profesi sahabat dan generasi setelahnya
yang belajar dengan benar tentang salat ini itu semua merubah hidupnya jadi lebih sukses
dari apapun yang mereka pilih dalam menjalani hidup dan yang paling hebat itu yang
menjadikan nabi mendapat perintah pertama bukan zakat, bukan haji, bukan umroh, bukan
puasa tapi, salat dan perintahnya khusus spesial disampaikan dalam peristiwa isra mikraj
untuk memberikan pesan begitu tingginya nilai salat ini untuk kehidupan manusia.