Abstrak
Penggunaan batu bata sebagai bahan bangunan telah menjadi standar umum dalam industri
konstruksi. Namun, penggunaan bahan konstruksi konvensional seperti batu bata
berkontribusi pada peningkatan limbah konstruksi dan pemanfaatan sumber daya alam yang
berlebihan. Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya ramah lingkungan
dalam pembangunan, alternative bahan bangunan yang berkelanjutan menjadi perhatian
utama.
Kegiatan ini bertujuan untuk menginvestigasi potensi campuran batu bata dengan bottom ash
sebagai alternatif bahan bangunan ramah lingkungan. Bottom ash merupakan limbah yang
dihasilkan dari pembakaran batu bara di pabrik listrik dan umumnya dibuang begitu saja.
Pemanfaatan bottom ash dalam campuran batu bata dapat membantu mengurangi dampak
lingkungan dan meminimalkan limbah konstruksi.
Metode kegiatan ini melibatkan analisis fisik dan mekanis dari campuran batu bata dan
bottom ash dengan berbagai perbandingan komposisi. Uji kekuatan tekan, daya serap air, dan
ketahanan terhadap beban eksternal dilakukan untuk mengevaluasi kualitas campuran yang
dihasilkan.
Hasil kegiatan menunjukkan bahwa penggunaan bottom ash dalam campuran batu bata dapat
meningkatkan ketahanan tekan dan mengurangi tingkat daya serap air, sehingga memberikan
keuntungan dalam memperpanjang masa pakai dan meminimalkan kerusakan akibat penetrasi
air. Selain itu, penggunaan bottom ash juga membantu mengurangi pembuangan limbah dan
memanfaatkan kembali sisa-sisa industri yang umumnya diabaikan.
Penerapan campuran batu bata dan bottom ash sebagai bahan bangunan ramah lingkungan
berpotensi menjadi solusi yang berkelanjutan untuk mengurangi dampak negatif
pembangunan terhadap lingkungan. Hasil kegiatan ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi pada pengembangan inovasi dan praktik konstruksi yang lebih berkelanjutan serta
mendorong kesadaran akan pentingnya pemanfaatan limbah industri sebagai sumber daya
alternatif dalam industri konstruksi.
Kata Pengantar
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dakarunia-
Nya yang masih memberikan saya kesehatan serta kekuatan sehingga saydapat
menyelesaikan laporan Pemberdayaan Masyarakat ini.
2. Dekan Fakultas Teknik Universitas Bandar Lampung yaitu Ir. Juniardi, M.Tyang telah
mengijinkan kami melakukan kegiatan pengabdian kepadamasyarakat ini.
3. Kepala Desa Mada Jaya, Ibu Yuliandini S.Kom yang telah mengijinkan kami ntuk
melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di desa tersebut.
Semoga hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat bermanfaatterutama
bagi warga Desa Mada Jaya dan sekitarnya.
Koordinator
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan dan konstruksi merupakan salah satu pilar penting dalam pertumbuhan
ekonomi dan perkembangan suatu negara. Namun, bersamaan dengan manfaatnya, kegiatan
pembangunan juga menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan, termasuk peningkatan
limbah konstruksi dan eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam. Penggunaan bahan
konstruksi konvensional, seperti batu bata yang terbuat dari tanah liat dan pasir, telah menjadi
standar umum dalam industri konstruksi. Penggunaan material ini dapat menyebabkan
kerusakan lingkungan dan merusak ekosistem alami karena pemanfaatan sumber daya alam
yang besar.
Di sisi lain, industri pembangkit listrik yang menggunakan batu bara sebagai sumber energi
menghasilkan limbah yang dikenal sebagai bottom ash. Bottom ash adalah residu yang
dihasilkan dari pembakaran batu bara dan umumnya dibuang begitu saja. Pemanfaatan
bottom ash dalam campuran bahan bangunan dapat menjadi solusi untuk mengurangi
masalah limbah industri dan mereduksi dampak negatifnya terhadap lingkungan.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menganalisis potensi campuran batu bata dengan
bottom ash sebagai bahan bangunan ramah lingkungan. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengkaji efek penggunaan bottom ash dalam campuran batu bata terhadap sifat fisik dan
mekanis batu bata yang dihasilkan. Selain itu, kegiatan ini juga akan mempertimbangkan
potensi ekonomi dan dampak lingkungan dari pemanfaatan campuran batu bata dan bottom
ash dalam industri konstruksi.
Kegiatan ini akan fokus pada analisis fisik dan mekanis dari campuran batu bata dan bottom
ash dengan berbagai variasi perbandingan komposisi. Parameter yang akan dianalisis
meliputi kekuatan tekan, daya serap air, ketahanan terhadap beban eksternal, dan ketahanan
terhadap cuaca. Selain itu, kegiatan ini juga akan melibatkan studi ekonomi untuk
mengevaluasi efisiensi produksi dan biaya penggunaan campuran batu bata dan bottom ash
dalam industri konstruksi Hasil kegiatan ini akan di paparkan kepada masyarakat .
Pemanfaatan bottom ash dalam campuran batu bata dapat mengurangi limbah bottom ash
yang dibuang begitu saja dan membantu mengurangi pencemaran lingkungan. Selain itu,
dengan mengurangi penggunaan bahan baku konvensional, seperti tanah liat dan pasir, dapat
mengurangi eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan dan membantu dalam pengelolaan
limbah konstruksi secara berkelanjutan.
Penggunaan campuran batu bata dan bottom ash dapat membantu mengurangi biaya produksi
dalam industri konstruksi dengan memanfaatkan limbah industri sebagai sumber daya
alternatif. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi ketergantungan
pada bahan baku konvensional yang mahal.
Penggunaan campuran batu bata dan bottom ash sebagai bahan bangunan ramah lingkungan
dapat menjadi contoh yang baik dalam praktik konstruksi yang berkelanjutan. Hal ini dapat
mendorong kesadaran dan partisipasi masyarakat serta industri konstruksi dalam upaya
menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi dampak negatif terhadap alam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Batu bata, sebagai unsur struktural penting dalam industri konstruksi, telah menjadi elemen
dasar dalam berbagai proyek bangunan. Kandungan utama batu bata yang terdiri dari tanah
liat dan pasir memberikan kelebihan mekanis, termal, dan akustik yang signifikan. Meskipun
memiliki keunggulan struktural, penggunaan batu bata secara konvensional tidak terlepas dari
implikasi lingkungan yang merugikan, seperti eksploitasi sumber daya alam dan dampak
negatif yang timbul akibat limbah konstruksi yang berlebihan.
Bottom ash, sebagai residu dari pembakaran batu bara dalam industri pembangkit listrik,
menarik perhatian sebagai bahan alternatif dalam industri konstruksi. Kandungan mineral
seperti silika, alumina, dan oksida besi dalam bottom ash memberikan potensi pozzolanik,
yang dapat merespons secara reaktif terhadap hidrasi semen. Oleh karena itu, bottom ash
telah diidentifikasi sebagai kandidat yang menarik untuk digunakan sebagai pengganti parsial
semen atau sebagai campuran dalam pembuatan beton dan material bangunan lainnya.
2.3 Penelitian Sebelumnya Mengenai Campuran Batu Bata dan Bottom Ash
Sejumlah penelitian sebelumnya telah melibatkan eksplorasi penggunaan campuran batu bata
dan bottom ash sebagai bahan bangunan ramah lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penambahan bottom ash dalam campuran batu bata dapat memberikan peningkatan
signifikan terhadap kekuatan tekan, ketahanan terhadap beban eksternal, serta mengurangi
daya serap air dari batu bata yang dihasilkan. Selain itu, campuran ini juga menunjukkan
potensi karakteristik yang lebih ramah lingkungan melalui pengurangan penggunaan bahan
baku utama seperti tanah liat dan pasir.
2.4 Dampak Lingkungan dari Penggunaan Campuran Batu Bata dan Bottom Ash
Dari perspektif lingkungan, pemanfaatan campuran batu bata dan bottom ash dalam bahan
bangunan menjanjikan potensi untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Dengan memanfaatkan limbah bottom ash sebagai bahan tambahan dalam pembuatan batu
bata, dapat mengurangi jumlah limbah yang dibuang begitu saja dan secara efektif
mengurangi dampak pencemaran lingkungan. Selain itu, keputusan untuk mengurangi
penggunaan sumber daya alam yang langka juga menjadi salah satu poin positif dari
penggunaan campuran ini, sebab bottom ash adalah produk samping dari industri yang sudah
ada.
2.5 Keuntungan Ekonomi dari Penggunaan Campuran Batu Bata dan Bottom Ash
Aspek ekonomi dalam pemanfaatan campuran batu bata dan bottom ash juga menjadi
pertimbangan penting. Penggunaan limbah bottom ash sebagai bahan tambahan dalam
campuran batu bata berpotensi mengurangi biaya produksi dalam industri konstruksi dengan
mengurangi ketergantungan pada bahan baku konvensional yang harganya cenderung tinggi.
Selain itu, efisiensi produksi dan pengurangan biaya merupakan hasil yang diharapkan dari
pemanfaatan bahan alternatif ini.
Secara keseluruhan, tinjauan pustaka ini menggarisbawahi bahwa penggunaan campuran batu
bata dan bottom ash sebagai bahan bangunan ramah lingkungan merupakan topik penelitian
yang penting dan menjanjikan. Temuan dari penelitian terdahulu telah mengindikasikan
potensi sifat mekanis yang unggul dari campuran ini, serta manfaat lingkungan dan ekonomi
yang signifikan. Penelitian lebih lanjut dalam bidang ini diharapkan dapat memberikan
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Tahapan dalam Kegiatan Pembuatan Batu Bata dengan Campuran Bottom Ash
Penggunaan campuran bottom ash dalam pembuatan batu bata merupakan inovasi yang
menarik dalam upaya mendukung pembangunan berkelanjutan dan mengurangi dampak
negatif industri konstruksi terhadap lingkungan. Tahapan proses ini mencakup beberapa
langkah yang melibatkan pemilihan bahan baku, proses pencampuran, pembentukan, dan
pengeringan. Berikut adalah tahapan dalam kegiatan pembuatan batu bata dengan campuran
bottom ash:
Tahap awal dalam pembuatan batu bata adalah pemilihan bahan baku yang optimal. Tanah
liat, pasir, dan bottom ash dipilih berdasarkan karakteristik fisik, kimia, dan mineral yang
diperlukan untuk mencapai kualitas yang diinginkan dalam batu bata yang dihasilkan. Tanah
liat dipilih karena sifat pembentukan yang baik, pasir digunakan sebagai agregat pengisi, dan
bottom ash sebagai bahan tambahan yang memiliki potensi pozzolanik.
Pencampuran Bahan
Bahan baku, yaitu tanah liat, pasir, dan bottom ash, dicampurkan dalam proporsi tertentu.
Pencampuran dilakukan secara cermat untuk mencapai komposisi campuran yang optimal
dan homogen. Penambahan bottom ash sebagai bahan tambahan biasanya dilakukan dalam
jumlah yang tepat untuk mencapai kinerja mekanis yang diinginkan tanpa mengorbankan
kualitas batu bata secara keseluruhan.
Setelah pencampuran bahan selesai, campuran batu bata diproses menjadi bentuk yang
diinginkan melalui teknik pembentukan. Teknik pembentukan tradisional seperti cetak tangan
atau mesin cetak bata dapat digunakan, disesuaikan dengan skala dan tingkat mekanisasi
pabrik.
Proses Pengeringan
Setelah pembentukan, batu bata masih mengandung kadar air yang tinggi. Tahap selanjutnya
adalah pengeringan. Pengeringan dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah pecah atau
retaknya batu bata akibat pengeringan yang terlalu cepat. Proses pengeringan dilakukan
dalam kondisi yang terkontrol agar mencapai kadar air yang optimal dan menghasilkan batu
bata yang kuat dan tahan lama.
Proses Pengovenan
Tahap terakhir dalam pembuatan batu bata adalah proses pengovenan. Batu bata yang telah
kering dimasukkan ke dalam oven dengan suhu yang tinggi. Proses ini bertujuan untuk
menghidupkan reaksi kimia di antara bahan baku dan mengerasnya batu bata. Pengovenan ini
juga berperan dalam meningkatkan kualitas fisik dan mekanis batu bata, termasuk kekuatan
tekan dan daya serap air yang optimal.
Tahapan-tahapan dalam pembuatan batu bata dengan campuran bottom ash memerlukan
ketelitian dan kontrol yang baik untuk mencapai kualitas produk yang diharapkan.
Penggunaan bottom ash sebagai bahan tambahan dalam campuran batu bata menawarkan
potensi peningkatan kualitas dan dampak positif terhadap lingkungan, sehingga diharapkan
dapat menjadi kontribusi yang berarti dalam upaya menuju pembangunan berkelanjutan dan
ramah lingkungan.
5. Sesi tanya jawab kepada warga yang mungkin kurang memahami tentang materi yang
telah disampaikan
6. Setelah mendapatkan jawaban, kami menutup presentasi dan acara pengabdian masyarakat
serta mengarahkan warga untuk meninggalkan ruangan dan melanjutkan aktivitas.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 2023.
BAB IV
HASIL KEGITAN
menghasilkan beberapa dampak positif dan pencapaian yang signifikan. Berikut adalah hasil
dari kegiatan tersebut:
Kegiatan pemaparan materi mengenai pemanfaatan limbah bottom ash telah berhasil
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat, khususnya pelaku industri konstruksi,
tentang potensi pemanfaatan limbah bottom ash dalam pembuatan batu bata. Informasi yang
disampaikan meliputi manfaat lingkungan, keuntungan ekonomi, dan sifat mekanis yang
diperoleh dari penggunaan campuran batu bata dan bottom ash. Peningkatan kesadaran ini
merupakan langkah awal yang penting dalam mendorong implementasi praktik konstruksi
yang lebih berkelanjutan.
Kegiatan ini telah membantu perluasan potensi pasar untuk bottom ash sebagai bahan
tambahan dalam industri konstruksi. Dengan memberikan informasi yang komprehensif dan
data empiris mengenai keberhasilan penggunaan bottom ash dalam campuran batu bata,
masyarakat dan industri konstruksi dapat mengenali nilai tambah dari bahan ini. Sebagai
hasilnya, permintaan terhadap bottom ash sebagai bahan tambahan meningkat, yang dapat
mempengaruhi pengelolaan limbah bottom ash secara lebih efisien.
Melalui pemanfaatan limbah bottom ash sebagai bahan tambahan dalam pembuatan batu
bata, kegiatan ini telah memberikan kontribusi positif dalam pengurangan dampak
lingkungan dari pembuangan limbah bottom ash ke tempat pembuangan akhir. Dengan
mendorong penggunaan bottom ash dalam industri konstruksi, volume limbah yang harus
dibuang dapat berkurang, yang pada akhirnya membantu mengurangi pencemaran lingkungan
dan penggunaan lahan untuk pembuangan limbah.
Penggunaan bottom ash sebagai bahan tambahan dalam campuran batu bata telah
memberikan manfaat dalam hal efisiensi produksi. Bottom ash, sebagai produk samping dari
industri pembangkit listrik, dapat dimanfaatkan kembali dalam industri konstruksi, yang
mengurangi kebutuhan akan bahan baku konvensional seperti tanah liat dan pasir. Hal ini
membantu mengurangi biaya produksi dan ketergantungan pada sumber daya alam yang
terbatas.
Hasil kegiatan ini mendukung upaya penerapan praktik konstruksi yang lebih berkelanjutan.
Pemanfaatan limbah bottom ash sebagai bahan tambahan dalam campuran batu bata
mencerminkan langkah nyata dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan ramah
lingkungan. Dengan mengurangi eksploitasi sumber daya alam dan mengurangi dampak
negatif limbah industri, industri konstruksi dapat berkontribusi secara lebih positif terhadap
keseimbangan lingkungan.
BAB V
KESIMPULAN
Pengabdian masyarakat berupa pemaparan materi mengenai pemanfaatan limbah bottom ash
sebagai bahan tambahan dalam pembuatan batu bata merupakan upaya yang relevan dan
berpotensi memberikan dampak positif terhadap pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan
kegiatan tersebut, beberapa kesimpulan dapat diambil:
Hasil pengabdian masyarakat ini telah menyoroti potensi pemanfaatan limbah bottom ash
dari industri pembangkit listrik sebagai bahan tambahan dalam pembuatan batu bata.
Penambahan bottom ash pada campuran batu bata dapat meningkatkan sifat mekanis dan
kualitas fisik batu bata yang dihasilkan, termasuk kekuatan tekan dan ketahanan terhadap
beban eksternal. Dengan demikian, penggunaan bottom ash sebagai bahan tambahan dapat
meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas bahan bangunan.
Pemanfaatan limbah bottom ash dalam industri konstruksi juga memberikan keuntungan
lingkungan yang signifikan. Dengan menggunakan bottom ash sebagai bahan tambahan
dalam pembuatan batu bata, jumlah limbah bottom ash yang dibuang ke tempat pembuangan
akhir dapat berkurang, sehingga mengurangi dampak negatif pencemaran lingkungan.
Pengelolaan limbah bottom ash yang lebih efektif dan ramah lingkungan adalah langkah yang
penting dalam menghadapi tantangan pembuangan limbah di era modern ini.
Meskipun hasil kegiatan ini menunjukkan potensi yang menjanjikan dalam pemanfaatan
limbah bottom ash, diseminasi informasi lebih lanjut tentang keuntungan, cara penggunaan,
dan hasil nyata dari pemanfaatan bottom ash dalam pembuatan batu bata perlu dilakukan.
Informasi ini harus disebarluaskan ke kalangan industri konstruksi, masyarakat, dan para
pemangku kepentingan terkait, agar penggunaan bottom ash dapat diterapkan secara lebih
luas dan berkelanjutan.
DAFTAR HADIR
2 Pelaksanaan Kegiatan
2.1 Transportasi Rp 1,000.000
2.2 Konsumsi Rp 1,000.000
2.3 Pengadaan Bahan & Alat Pendukung Rp 1,000.000