Anda di halaman 1dari 9

MASA DEPAN BANGUNAN DENGAN ALTERNATIF BETON RAMAH

LINGKUNGAN
Devalent Giovani Anggasta 1, Muhammad Fauzan Permana 2, Muhammad Gibran Akhvie
Munggaran 3, Salsabila Achmad4, Sheila Virly Fadhillah5
123
Teknik Sipil, Politeknik Negeri Jakarta, Jakarta Timur, 16425, Indonesia

devalent.giovani.anggasta.ts23@stu.pnj.ac.id1, muhammad.fauzan.permana.ts2@stu.pnj.ac.id2,
muhammad.gibran.akhvie.munggaran.ts23@stu.pnj.ac.id3, salsabila.achmad.ts23@stu.pnj.ac.id4,
sheila.virly.fadhillah.ts23@stu.pnj.ac.id5

Diterima:
Revisi:

ABSTRAK

Dalam ketidakpastian perubahan iklim dan peningkatan kepedulian terhadap dampak lingkungan,
pembangunan berkelanjutan menjadi suatu keharusan. Fokus pada dampak ekologis pembangunan,
terutama pada penggunaan beton sebagai bahan konstruksi utama, menjadi penting dalam upaya
mengurangi jejak karbon industri konstruksi. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur review.
Penelitian ini membahas peran krusial beton dalam pencapaian pembangunan berkelanjutan dan
menyoroti urgensi pemilihan material konstruksi yang ramah lingkungan. Konvensionalnya, produksi
beton kontributif terhadap dampak lingkungan yang signifikan, menjadikan penelitian dan inovasi dalam
beton ramah lingkungan semakin penting. Pemilihan material yang ramah lingkungan bukan hanya
respons terhadap tekanan lingkungan, tetapi juga langkah proaktif untuk mengurangi dampak negatif
dan mencapai perubahan positif. Melalui penelitian terdahulu, beberapa bahan alternatif seperti abu
sekam, cangkang kemiri, dan tongkol jagung telah diidentifikasi sebagai potensi pengganti yang
berkelanjutan dalam formulasi beton. Penelitian ini bertujuan untuk mendalam pemahaman terhadap
interaksi antara limbah sampah dan beton ramah lingkungan, mengeksplorasi potensi limbah tertentu,
dan memberikan kontribusi terhadap pengembangan bahan konstruksi yang efisien dan ramah
lingkungan. Selain peningkatan kinerja teknis, penggunaan bahan ramah lingkungan di dalam beton
juga memberikan kontribusi nyata pada aspek lingkungan. Dengan mengurangi penggunaan material
konvensional, seperti semen, yang memiliki jejak karbon tinggi, terdapat potensi manfaat dalam
mengurangi emisi gas rumah kaca dan dampak lingkungan yang terkait dengan konstruksi bangunan.
Melalui evaluasi penelitian sebelumnya, penelitian ini berupaya memberikan wawasan komprehensif dan
berkontribusi terhadap penerapan beton ramah lingkungan secara lebih luas dalam usaha pembangunan
di masa depan.

Kata Kunci : Alternatif Beton; Inovasi Konstruksi; Ramah Lingkungan; Bahan Alternatif

1. PENDAHULUAN

Dalam menghadapi tantangan kompleks yang diakibatkan oleh ketidakpastian perubahan iklim dan
kepedulian yang semakin meningkat terhadap dampak lingkungan, kebutuhan untuk memprioritaskan
pembangunan secara berkelanjutan menjadi lebih mendesak daripada sebelumnya. Pada era ini, pemikiran
mengenai dampak ekologis dari setiap aspek kehidupan sehari-hari, termasuk pembangunan, semakin
menjadi sorotan utama. Bangunan, sebagai elemen integral dalam kehidupan manusia, tidak hanya dilihat

1
sebagai tempat berlindung, tetapi juga sebagai agen yang dapat menciptakan perubahan positif bagi
lingkungan sekitarnya.

Dalam kerangka ini, pemilihan material konstruksi menjadi elemen krusial dalam usaha mencapai
pembangunan berkelanjutan. Beton, sebagai bahan utama dalam konstruksi, seringkali menjadi fokus utama
pembahasan karena kontribusinya yang signifikan terhadap jejak karbon industri konstruksi Untuk mencapai
solusi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan, penting untuk terlibat dalam penelitian/inovasi
mengenai masalah ini.

Pentingnya pemilihan material konstruksi yang ramah lingkungan bukan hanya sebagai tanggapan terhadap
tekanan lingkungan, tetapi juga sebagai langkah proaktif untuk mengurangi dampak negatif dan mewujudkan
perubahan positif dalam pembangunan (Safarizki, 2021). Penelitian ini berupaya memberikan penjelasan dan
analisis rinci tentang pentingnya beton sebagai bahan bangunan utama untuk pembangunan berkelanjutan.
Dengan memahami dan menggali potensi alternatif beton yang ramah lingkungan, diharapkan dapat
membuka jalan menuju masa depan bangunan yang lebih berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

Tradisionalnya, produksi beton konvensional menggunakan bahan-bahan yang berdampak besar pada
lingkungan, termasuk penggunaan sumber daya alam yang terbatas dan emisi karbon yang tinggi. Untuk
menghadapi tantangan ini, beton ramah lingkungan muncul sebagai alternatif yang menjanjikan. Beton
ramah lingkungan menawarkan solusi inovatif untuk pengelolaan limbah dan dampak ekologis juga dapat
dikurangi.

Keharusan untuk mengembangkan material konstruksi yang ramah lingkungan menjadi semakin mendesak
seiring dengan meningkatnya kesadaran akan perlunya menjaga kelestarian lingkungan. Dalam hal ini, beton
menjadi fokus perhatian, sebagai salah satu bahan utama dalam industri konstruksi. Dalam upaya
menghadirkan solusi berkelanjutan, penelitian terus dilakukan untuk menghasilkan beton ramah lingkungan,
khususnya yang bersumber dari limbah sampah.

Dalam rangka memahami dan mengatasi permasalahan seputar beton ramah lingkungan dari limbah sampah,
terdapat beberapa aspek kunci yang perlu dijelajahi. Pertama, beton ramah lingkungan ini dapat diproduksi
dengan menggunakan berbagai bahan limbah. Kedua, indikator bahan pembuatan beton ramah lingkungan
yang dapat diidentifikasi untuk memastikan keberlanjutan proses produksinya.

Pengkajian terhadap serangkaian penelitian terdahulu menggambarkan komitmen ilmiah untuk menggali
potensi penuh dan kendala yang terkait dengan pengembangan beton ramah lingkungan melalui pemanfaatan
berbagai jenis limbah. Abu sekam padi, cangkang kemiri, dan tongkol jagung, sebagai objek penelitian
utama, menarik perhatian peneliti karena potensi mereka sebagai bahan pengganti yang berkelanjutan dan
ramah lingkungan dalam formulasi beton.

Beberapa peneliti yang telah memberikan kontribusi penting dalam merinci aspek-aspek ini meliputi
Hendramawat Aski Safarizki, Dian Arumningsih DP, Andreas Ivo Jangin, Ernianti, Johan Oberlyn
Simanjuntak, Firmansyah Ully Pratama, dan para peneliti lainnya. Melalui upaya kolaboratif mereka,
penelitian-penelitian ini tidak hanya menggambarkan keragaman limbah yang digunakan dalam produksi
beton ramah lingkungan, tetapi juga membuka wawasan terhadap potensi inovatif dan solusi yang dapat
diterapkan dalam merancang material konstruksi yang berkelanjutan.

Dengan mengambil inspirasi dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini diarahkan untuk lebih
mendalami pemahaman terhadap dinamika interaksi antara limbah sampah dan bahan konstruksi, khususnya
dalam konteks beton ramah lingkungan Hasil penelitian terdahulu telah memberikan dasar yang kuat untuk
merinci dan mengoptimalkan formulasi beton ramah lingkungan dengan mempertimbangkan teknis, ekonomi
dan lingkungan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan dampak jangka panjang
dalam mengembangkan solusi yang tidak hanya efisien namun juga berkelanjutan.

Melalui kajian terhadap penelitian-penelitian tersebut, kita dapat lebih mendalam memahami kontribusi dan
potensi limbah sampah tertentu dalam menghasilkan beton ramah lingkungan. Dengan merinci hasil

2
penelitian terdahulu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi lebih lanjut dalam pengembangan
bahan konstruksi yang tidak hanya efisien secara ekonomi tetapi juga ramah lingkungan.

Pengembangan dan penerapan beton ramah lingkungan secara teoretis memberikan kontribusi penting
terhadap pemahaman dan peningkatan pengetahuan dalam bidang material konstruksi. Melalui
penggabungan prinsip-prinsip ramah lingkungan ke dalam formulasi spesifik, penelitian ini berupaya untuk
meningkatkan pemahaman dan pemahaman kita tentang karakteristik, kekuatan, dan keberlanjutan bahan-
bahan tersebut. Implikasi teoretis dari penelitian ini dapat memperkaya basis pengetahuan di dunia akademis
dan menyediakan dasar untuk pengembangan lebih lanjut dalam bidang konstruksi berkelanjutan.

Penerapan standardisasi penggunaan beton ramah lingkungan membawa manfaat praktis yang signifikan
dalam industri konstruksi. Dengan memiliki standar yang jelas dan teruji, penggunaan beton ramah
lingkungan dapat diintegrasikan dengan lebih mudah dalam proyek-proyek konstruksi. Standardisasi ini
tidak hanya memastikan kualitas konstruksi yang baik tetapi juga mendukung upaya global dalam
mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Dengan demikian, manfaat praktis dari penelitian ini
mencakup implementasi yang lebih efektif dan efisien dari beton ramah lingkungan dalam proyek-proyek
konstruksi, memberikan kontribusi positif terhadap keberlanjutan industri konstruksi secara keseluruhan.

Beton sebagai salah satu bahan konstruksi utama telah memegang peran krusial dalam pembangunan
infrastruktur modern. Beton yang terbentuk dari gabungan semen, air, agregat kasar, dan agregat halus
menjadi opsi utama untuk berbagai proyek konstruksi dari pembangunan bangunan hingga jembatan.
Kekuatan dan daya tahan beton membuatnya sangat dihargai dalam industri konstruksi, tetapi semakin
mendesaknya kebutuhan akan material yang ramah lingkungan mendorong penelitian dalam
mengoptimalkan formulasi beton.

Beton ramah lingkungan mengacu pada inovasi dalam formulasi bahan konstruksi untuk mengurangi
dampak negatif terhadap lingkungan. Pendekatan ini melibatkan penggunaan bahan alternatif atau limbah
sebagai substitusi sebagian atau keseluruhan dari bahan konvensional dalam produksi beton. Dengan
mempertimbangkan efisiensi sumber daya dan pengurangan jejak karbon, beton ramah lingkungan berusaha
untuk meminimalkan dampak ekologis konstruksi tanpa mengorbankan kualitas dan keamanan struktural.

Pentingnya memastikan kekuatan dan daya tahan beton ramah lingkungan juga tidak dapat kita diabaikan.
Oleh karena itu, uji kuat tekan beton ramah lingkungan menjadi aspek kritis dalam penelitian ini. Uji tersebut
tidak hanya mencakup evaluasi kekuatan struktural beton, tetapi juga melibatkan pemahaman mendalam
tentang cara berbagai bahan alternatif atau limbah memengaruhi karakteristik mekanis beton. Hasil dari uji
kuat tekan ini akan membantu memvalidasi potensi penggunaan beton ramah lingkungan dalam aplikasi
praktis di lapangan konstruksi.

Limbah sampah, yang seringkali menjadi masalah lingkungan yang serius, dapat dianggap sebagai sumber
daya yang terabaikan. Dalam konteks penelitian ini, limbah sampah menjadi fokus eksplorasi sebagai potensi
bahan baku untuk beton ramah lingkungan. Melibatkan berbagai jenis limbah seperti abu sekam, cangkang
kemiri, dan tongkol jagung, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi dan kontribusi positif
limbah sampah terhadap pembuatan beton yang berkelanjutan.

Melalui integrasi dan pemaduan landasan teori yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini diharapkan
akan menjadi terobosan penting dalam dunia pengembangan material konstruksi. Dengan menggabungkan
pemahaman menyeluruh tentang sifat beton dan prinsip ramah lingkungan, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi baru yang komprehensif dan rinci tentang pengujian kuat tekan beton ramah
lingkungan dan berpotensi memanfaatkan limbah.

Pertama, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan pemahaman baru dalam penciptaan beton yang ramah
lingkungan dan efisien. Dengan memahami secara menyeluruh bagaimana bahan-bahan alternatif atau
limbah dapat berinteraksi dan mempengaruhi sifat-sifat mekanis beton, penelitian ini diharapkan dapat
merinci solusi-solusi inovatif untuk memperkuat struktur konstruksi. Dengan demikian, kontribusi teoretis
dari penelitian ini dapat melampaui batas-batas konvensional dalam merancang material konstruksi yang
ramah lingkungan.

3
Selain itu, penelitian ini memiliki ambisi untuk memberikan dampak signifikan dalam mengurangi jejak
ekologis beton. Dengan mengidentifikasi dan mengaplikasikan bahan-bahan yang memiliki potensi tinggi
sebagai pengganti dalam produksi beton, diharapkan bahwa penelitian ini dapat menghasilkan formulasi
yang tidak hanya kuat secara struktural tetapi juga secara efektif mengurangi penggunaan bahan baku yang
merugikan lingkungan. Dalam pandangan praktis, hal ini akan memberikan kontribusi positif terhadap
perubahan paradigma dalam industri konstruksi, menuju pola produksi yang lebih berkelanjutan.

Dengan demikian, penelitian ini bukan hanya sebuah langkah maju dalam mengembangkan teknologi
konstruksi yang lebih baik, tetapi juga sebuah kontribusi untuk melindungi dan melestarikan lingkungan.
Harapannya, hasil dari penelitian ini akan membuka jalan bagi penggunaan lebih luas dan terintegrasi dari
beton ramah lingkungan dalam proyek-proyek konstruksi masa depan, membentuk arah baru untuk industri
konstruksi yang lebih berwawasan lingkungan.

2. METODE

Dalam penelitian ini, fokus utama terletak pada eksplorasi potensi masa depan bangunan dengan penggunaan
alternatif beton ramah lingkungan. Dua aspek utama yang menjadi sorotan dalam rumusan masalah adalah
jenis-jenis penggabungan beton ramah lingkungan yang dapat memperkuat struktur bangunan dengan
efisiensi tinggi dan indikator bahan pembuatan beton ramah lingkungan yang dapat memberikan dasar
kualitatif untuk memahami dan mengukur keberlanjutan serta dampak lingkungan dari formula beton
alternatif.

Penelitian ini menggunakan metode studi literatur review. Pada tahap awal penelitian, proses pengumpulan
data akan dimulai dengan mengadopsi pendekatan sekunder melalui literatur review. Dalam upaya ini, fokus
utama akan tertuju pada eksplorasi 10 jurnal terkemuka di bidang konstruksi dan teknologi material.
Langkah ini didasarkan pada tujuan untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif dan menyintesis
temuan-temuan terdahulu terkait dengan berbagai jenis beton ramah lingkungan yang telah diterapkan dalam
konteks bangunan masa depan. Seleksi jurnal akan dilakukan secara cermat untuk memastikan bahwa
informasi yang diperoleh memiliki kualitas dan relevansi yang tinggi, serta dapat menjadi dasar yang kuat
untuk penelitian selanjutnya.

Dalam proses literatur review ini, penelitian akan menelusuri informasi tentang metode, formula, dan
aplikasi beton ramah lingkungan pada bangunan masa depan. Diharapkan bahwa dengan memahami
pengalaman dan penelitian sebelumnya, penelitian ini dapat membangun pondasi yang kuat untuk
mengembangkan metode penelitian yang lebih mendalam dan efektif.

Jurnal-jurnal terkemuka yang dipilih dengan hati-hati akan memberikan wawasan mendalam tentang
kemajuan dan tantangan yang dihadapi dalam menerapkan beton ramah lingkungan. Oleh karena itu, langkah
awal ini diharapkan akan membantu membentuk kerangka kerja penelitian yang terperinci dan relevan, serta
merinci arah dan fokus penelitian yang akan diambil dalam penelitian ini.

Melalui literatur review ini, penelitian akan mengidentifikasi tren, keberhasilan, dan kendala dalam
penerapan beton ramah lingkungan pada bangunan masa depan. Analisis kritis terhadap berbagai metode dan
formula yang telah diterapkan sebelumnya akan membentuk dasar pemahaman untuk merumuskan metode
penelitian yang lebih lanjut.

Dengan memanfaatkan data sekunder dari literatur review, penelitian ini bertujuan untuk menggali dan
menyajikan informasi yang terkini dan relevan mengenai penggunaan alternatif beton ramah lingkungan
dalam konstruksi bangunan masa depan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

4
Penulis Tempat Judul Metode Temuan

(Safarizki, Indonesia Beton Ramah Survey Peningkatan variasi kandungan


2021) Lingkungan Dengan abu sekam dengan perbandingan
Abu Sekam Padi berat terhadap semen dapat
Sebagai Pengganti meningkatkan daya tekan beton.
Sebagian Semen Pada Penerapan abu sekam dalam
Era New Normal penelitian ini membuktikan
efisiensi penggunaan semen,
terlihat dari pengurangan jumlah
semen yang dapat digantikan
oleh abu sekam padi.
Penggunaan abu sekam padi
sebagai pengganti semen tidak
hanya menghemat waktu dan
biaya, tetapi juga bersifat
ekologis. Penggunaan dalam
skala besar dapat mengurangi
produksi semen, yang pada
gilirannya mengurangi emisi gas
rumah kaca yang berasal dari
proses produksi semen.
(Jangin, Indonesia Studi Eksperimental Survey Penggunaan bahan agregat kasar
2016) Beton Ramah dalam campuran beton, seperti
Lingkungan batu alam (yang berasal dari
Menggunakan Kulit sumber daya alam non-logam
Kemiri Sebagai dan non-mineral), adalah
Agregat Kasar sumber daya alam yang tidak
dapat diperbarui dan dapat habis
kapan saja. Oleh karena itu,
diperlukan alternatif lain
sebagai pengganti. Salah satu
opsi yang dapat diperbarui
adalah penggunaan kulit kemiri
sebagai bahan pengganti.
(Ernianti, Indonesia Pengaruh Cangkang Survey Salah satu alternatif yang dapat
2017) Kemiri Sebagai digunakan untuk mengatasi
Pengganti Agregat masalah tersebut adalah dengan
Kasar Terhadap Sifat memanfaatkan limbah-limbah di
Mekanik Beton sekitar lingkungan sebagai
bahan tambahan atau pengganti
agregat dalam campuran beton.
Indonesia, sebagai negara
dengan sumber daya alam
pertanian yang melimpah,
memiliki potensi besar untuk
menciptakan inovasi baru dalam
campuran beton. Sebagai
contoh, limbah-limbah seperti
tempurung kelapa dan cangkang
kemiri dapat digunakan sebagai
bahan pengganti dalam
pembuatan beton,
memanfaatkan hasil pertanian
yang sudah tidak dimanfaatkan
lagi.

5
(Simanjun Indonesia Beton Bermutu Dan Survey Dengan memanfaatkan limbah
tak, 2020) Ramah Lingkungan tongkol jagung, diharapkan
Dengan Memanfaatkan dapat memberikan manfaat
Limbah Tongkol dalam mengurangi penumpukan
Jagung limbah pertanian jagung. Dalam
penelitian ini, dilakukan uji
coba konkrit dengan
menambahkan abu tongkol
jagung ke dalam beton.
Tujuannya adalah untuk
menentukan apakah
penambahan abu tongkol jagung
dapat meningkatkan kekuatan
tekan beton dengan variasi
persentase campuran. Dengan
demikian, dapat disimpulkan
bahwa kekuatan tekan yang
dihasilkan melampaui nilai yang
telah direncanakan.
(Pratama, Indonesia Pemanfaatan Bonggol Survey Penggunaan semen dalam
2023) Jagung Sebagai Bahan proyek konstruksi, baik untuk
Campuran Pembuatan perumahan maupun jalan, dapat
Paving Block Porous menyebabkan penurunan
kemampuan daerah resapan air
karena semen memiliki sifat
yang menghambat penyerapan
air, menyebabkan air tergenang.
Dalam konteks ini, penambahan
tongkol jagung pada campuran
mortar paving block diharapkan
dapat meningkatkan daya serap
air tanpa mengurangi kekuatan
tekan paving block. Langkah ini
diambil untuk mengurangi
dampak limbah tongkol jagung,
sekaligus menjaga kemampuan
paving block untuk menyerap
air tanpa mengorbankan
kekuatan tekan.
(Raharja, Indonesia Pengaruh Penggunaan Survey Penggunaan abu sekam padi
2013) Abu Sekam Padi sebagai substitusi sebagian
Sebagai Bahan semen dalam beton kinerja
Pengganti Sebagian tinggi memiliki dampak pada
Semen Terhadap Kuat kekuatan tekan. Kekuatan tekan
Tekan Dan Modulus beton kinerja tinggi dapat
Elastisitas Beton mengalami peningkatan atau
Kinerja Tinggi penurunan akibat pemanfaatan
abu sekam padi sebagai
pengganti sebagian semen.
(Simanjun Indonesia Pengujian Kuat Tekan Survey Inklusi cangkang kemiri dalam
tak, 2021) Beton Terhadap komposisi campuran beton,
Penggunaan Cangkang sebagai pengganti sebagian
Kemiri Pada Beton kerikil, diharapkan dapat
Ramah Lingkungan menciptakan beton yang
berkualitas tinggi dan bersifat
ramah lingkungan. Namun, hasil

6
pengujian kekuatan tekan beton
menunjukkan bahwa
penambahan cangkang kemiri
menghasilkan beton dengan
kekuatan tekan yang rendah.
(Nasution, Indonesia Tinjauan Kuat Tekan Survey Memanfaatkan abu bonggol
2021) Dan Lentur Dari jagung sebagai substitusi
Campuran Beton Yang sebagian dari agregat halus
Menggunakan Abu dalam campuran beton
Bonggol Jagung meningkatkan kekuatan tekan
Sebagai Pengganti beton dibandingkan dengan
Sebagian Agregat campuran beton konvensional.
Halus Oleh karena itu, limbah abu
bonggol jagung dapat
diaplikasikan dalam campuran
perkerasan kaku.
(Hepiyant Indonesia Pengaruh Penambahan Survey Penggantian sebagian semen
o, 2019) Abu Bonggol Jagung dengan abu bonggol jagung
Terhadap Kuat Tekan dalam campuran beton
Beton K - 200 membawa peningkatan pada
kuat tekan beton. Dengan
demikian, dapat disimpulkan
bahwa semua variasi melampaui
target yang diinginkan, dan nilai
optimum untuk substitusi abu
bonggol jagung terdapat pada
persentase 4%, yaitu mencapai
33,04 MPa atau 336,80 kg/cm2.
(Arumnin Indonesia Beton Hijau Survey Penggunaan abu sekam padi
gsih, Berkelanjutan sebagai pengganti semen
2022) Menggunakan Bubuk membawa keuntungan dalam
Limbah Kerang, dan hal efisiensi waktu, ekonomi,
Abu Sekam Padi dan dampak lingkungan yang
positif. Penggunaan dalam
jumlah besar dapat mengurangi
produksi semen, sehingga
mengurangi emisi gas rumah
kaca yang timbul dari proses
pembuatan semen.

Beton merupakan bahan konstruksi yang vital dalam industri konstruksi. Meskipun demikian, pembuatan
beton konvensional dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan, seperti penggunaan energi yang
besar dan pelepasan gas rumah kaca. Oleh karena itu, penelitian-penelitian terkini mengeksplorasi
penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan sebagai substitusi atau campuran dalam beton.

Penggunaan abu sekam padi untuk menggantikan sebagian semen dalam campuran beton telah menunjukkan
hasil yang positif serta konsisten dengan hasil berbagai penelitian. Perubahan berat semen dan jumlah abu
sekam berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kuat tekan beton, seperti yang ditunjukkan pada
penelitian ini. Keberhasilan ini mencerminkan potensi abu sekam padi sebagai material alternatif efektif
yang tidak hanya memperkuat beton tetapi juga memberikan dampak positif pada berbagai aspek.

Salah satu manfaat utama dari penggunaan abu sekam padi adalah efisiensi penggunaan semen yang dapat
dihemat (Raharja, 2013). Dengan mengurangi ketergantungan pada jumlah semen yang diperlukan dalam
campuran beton, penggunaan abu sekam padi tidak hanya memberikan solusi ekonomis tetapi juga
menciptakan keberlanjutan pada level produksi beton. Dengan membantu mengurangi emisi gas rumah kaca,

7
produksi semen menyoroti bagaimana abu sekam padi mempunyai dampak menguntungkan terhadap
lingkungan dan merupakan komponen penting dalam inisiatif global melawan dampak industri dalam
perubahan iklim. Memanfaatkan abu sekam padi sebagai substitusi sebagian semen tidak hanya
menghasilkan peningkatan kinerja teknis beton, tetapi juga menandakan langkah penting menuju industri
konstruksi yang lebih berkelanjutan dari segi ekonomi dan ekologi. Keberhasilan abu sekam padi dalam
merangkul dualitas ini memberikan dorongan positif bagi inovasi dalam formulasi beton yang lebih ramah
lingkungan di masa depan.

Pemanfaatan cangkang kemiri pada campuran beton sebagai pengganti agregat kasar tidak hanya
menunjukkan kemajuan teknologi, tetapi juga mencerminkan komitmen terhadap prinsip-prinsip
keberlanjutan dan kelestarian lingkungan (Ernianti, 2017). Dalam hal ini pemanfaatan sumber daya alam
terbarukan seperti cangkang kemiri merupakan solusi yang sangat penting untuk menjawab tantangan
keterbatasan sumber daya alam tak terbarukan. Upaya keberlanjutan ini bukan hanya sebatas aspirasi,
melainkan sebuah alternatif menyeluruh yang berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan industri konstruksi.

Pemanfaatan cangkang kemiri sebagai pengganti agregat kasar bukan hanya sekadar memberikan solusi
praktis dalam konstruksi, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap misi untuk menjaga
keberlanjutan lingkungan (Jangin, 2016). Dengan meminimalkan dampak eksploitasi sumber daya alam yang
tidak terbarukan, penggunaan cangkang kemiri tidak hanya menciptakan sebuah lingkungan konstruksi yang
lebih berkelanjutan, tetapi juga merangkul ide bahwa pengembangan industri konstruksi dapat berjalan
seiring dengan menjaga keberagaman dan integritas ekosistem (Simanjuntak, 2021). Oleh karena itu, inovasi
ini bukan hanya menciptakan beton yang lebih efisien secara teknis, tetapi juga memberikan landasan kuat
bagi sebuah masa depan konstruksi yang lebih seimbang dengan alam.

Pendekatan pemanfaatan limbah tongkol jagung dan abu bonggol jagung yang diintegrasikan ke dalam
campuran beton dirancang dengan tujuan utama untuk mengurangi penumpukan limbah pertanian,
khususnya dalam konteks industri jagung. Limbah tongkol jagung, yang sering kali diabaikan atau dianggap
sebagai limbah pertanian, diintegrasikan ke dalam campuran beton sebagai alternatif berharga bertujuan
tidak hanya untuk memberikan solusi lingkungan tetapi juga meningkatkan kinerja beton secara keseluruhan
(Simanjuntak, 2020). Hasil penelitian yang dihasilkan dari pendekatan ini menunjukkan peningkatan yang
signifikan dalam kuat tekan beton dengan penambahan limbah tongkol jagung dan abu bonggol jagung pada
campuran beton. Dengan demikian, tidak hanya meminimalisir penumpukan limbah pertanian, tetapi juga
menciptakan nilai tambah pada limbah tersebut dengan menyumbangkan keunggulan mekanik pada struktur
beton. Pendekatan ini secara efektif menggabungkan upaya keberlanjutan dengan meningkatkan kualitas dan
nilai ekonomis beton melalui pemanfaatan sumber daya yang sebelumnya dianggap sebagai limbah.

Penggunaan bubuk limbah kerang bersama dengan abu sekam padi dalam campuran beton menonjolkan
dirinya sebagai solusi yang ramah lingkungan (Arumningsih, 2022). Dalam pendekatan ini, abu sekam padi
berperan sebagai pengganti sebagian semen, mengurangi ketergantungan pada material konvensional yang
memiliki dampak lingkungan yang lebih besar. Seiring dengan itu, bubuk limbah kerang memberikan
kontribusi tambahan pada kinerja beton, tidak hanya sebagai bahan tambahan, tetapi juga sebagai bentuk
pemanfaatan kembali sumber daya yang sebelumnya dianggap sebagai limbah. Fokus utama dalam
pendekatan ini adalah mengurangi penggunaan produksi semen yang merupakan salah satu bahan beton yang
mempunyai dampak signifikan terhadap lingkungan, dan meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam yang
ada dengan cara yang ramah lingkungan. Pendekatan ini tidak hanya mencerminkan kepedulian terhadap
lingkungan tetapi juga berpotensi meningkatkan keberlanjutan dan keefisienan dalam industri konstruksi.

Secara keseluruhan, hasil penelitian ini secara konsisten mengindikasikan bahwa penerapan bahan yang
ramah lingkungan dalam formulasi beton memiliki dampak positif ganda. Pertama, penggunaan bahan-bahan
tersebut telah terbukti meningkatkan kinerja beton, terutama dalam hal kekuatan tekan dan sifat mekanik
lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi sebagian semen dengan bahan ramah lingkungan,
seperti abu sekam padi, cangkang kemiri, atau limbah pertanian lainnya, dapat menghasilkan beton dengan
karakteristik yang setidaknya setara, jika tidak lebih baik, daripada beton konvensional.

Selain peningkatan kinerja teknis, penggunaan bahan ramah lingkungan di dalam beton juga memberikan
kontribusi nyata pada aspek lingkungan. Pengurangan penggunaan bahan konvensional, terutama semen

8
yang memiliki jejak karbon tinggi, mendorong pengurangan gas rumah kaca dan dampak lingkungan yang
disebabkan oleh produksi bahan bangunan. Dengan mengadopsi pendekatan ini, industri konstruksi dapat
secara proaktif berkontribusi pada tujuan keberlanjutan global, sambil terus memastikan bahwa prestasi
teknis beton tetap terjamin. Dengan demikian, penerapan bahan ramah lingkungan dalam konstruksi beton
tidak hanya mencerminkan inovasi dalam teknologi konstruksi, tetapi juga menciptakan landasan yang
kokoh untuk pengembangan industri yang lebih berkelanjutan.

4. KESIMPULAN

Dapat ditarik kesimpulan bahwa beton sebagai bahan konstruksi utama memiliki peran penting dalam
industri konstruksi. Meskipun demikian, produksi beton konvensional dapat menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan, termasuk konsumsi energi yang besar dan emisi gas rumah kaca. Oleh karena itu,
penelitian-penelitian terkini bertujuan untuk mengeksplorasi penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan
sebagai substitusi atau campuran dalam beton. Penggunaan campuran bubuk limbah kerang dan penambahan
abu sekam padi pada campuran beton sebagai pengganti sebagian semen efektif meningkatkan kuat tekan
beton. Potensi abu sekam padi sebagai bahan alternatif yang efektif tidak hanya memperkuat tekan beton
tetapi juga memberikan dampak positif pada berbagai aspek, termasuk efisiensi penggunaan semen dan
pengurangan emisi gas rumah kaca. Proses pembuatan yang cukup lama dalam pembuatan abu sekam padi
dan bubuk limbah kerang menjadikan limbah ini kurang efisien dari segi pembuatan tradisional namun
unggul dalam kualitas bahan.

Demikian pula, beton dapat menggunakan cangkang kemiri sebagai pengganti agregat kasar, yang bukan
hanya mencerminkan terobosan teknis tetapi juga komitmen terhadap prinsip-prinsip keberlanjutan dan
kelestarian lingkungan. Dalam penggunaan limbah tongkol jagung menunjukkan keunggulannya dari segi
pengumpulan bahan yang mudah dijangkau dan proses pembuatan yang tidak terlalu sulit. Pemanfaatan
limbah tongkol jagung dan abu bonggol jagung dalam campuran beton juga menonjolkan solusi ramah
lingkungan dengan mengurangi penumpukan limbah pertanian dan penggunaan bahan konvensional. Dengan
menggabungkan upaya keberlanjutan dan inovasi teknologi konstruksi, industri beton dapat memainkan
peran penting dalam mencapai tujuan global untuk lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan. Oleh
karena itu, pengembangan formulasi beton berkelanjutan perlu terus diperhatikan dan diperjuangkan untuk
mewujudkan masa depan konstruksi yang lebih ramah lingkungan.

REFERENSI
Arumningsih, D. (2022). Beton Hijau Berkelanjutan Menggunakan Bubuk Limbah Kerang, Dan Abu Sekam
Padi.
Ernianti. (2017). Pengaruh Cangkang Kemiri Sebagai Pengganti Agregat Kasar Terhadap Sifat Mekanik
Beton.
Hepiyanto, R. (2019). Pengaruh Penambahan Abu Bonggol Jagung Terhadap Kuat Tekan Beton K - 200.
Jangin, A. I. (2016). Studi Eksperimental Beton Ramah Lingkungan Menggunakan Kulit Kemiri Sebagai
Agregat Kasar.
Nasution, M. A. (2021). Tinjauan Kuat Tekan Dan Lentur Dari Campuran Beton Yang Menggunakan Abu
Bonggol Jagung Sebagai Pengganti Sebagian Agregat Halus.
Pratama, F. U. (2023). Pemanfaatan Bonggol Jagung Sebagai Bahan Campuran Pembuatan Paving Block
Porous.
Raharja, S. (2013). Pengaruh Penggunaan Abu Sekam Padi Sebagai Bahan Pengganti Sebagian Semen
Terhadap Kuat Tekan Dan Modulus Elastisitas Beton Kinerja Tinggi.
Safarizki, H. A. (2021). Beton Ramah Lingkungan Dengan Abu Sekam Padi Sebagai Pengganti Sebagian
Semen Pada Era New Normal.
Simanjuntak, J. O. (2020). Beton Bermutu Dan Ramah Lingkungan Dengan Memanfaatkan Limbah Tongkol
Jagung.
Simanjuntak, J. O. (2021). Pengujian Kuat Tekan Beton Terhadap Penggunaan Cangkang Kemiri Pada Beton
Ramah Lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai