Rencana Kerja Dan Syarat
Rencana Kerja Dan Syarat
(RKS)
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR – GRESIK
2022
Owner :
PT. BERKAH KAWASAN MANYAR SEJAHTERA
Jl. Raya Manyar KM 11, Gresik
Consultant :
CV. ARSALINE INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
Jl. Baruk Utara IX / NB 272 Surabaya
www.arsaline.com
admin@arsaline.com
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)
STRUKTUR
DAFTAR ISI :
01 PERSYARATAN UMUM SU 2
02 BAHAN SU 3
03 TANAH SU 4
04 TOLERANSI PENGUKURAN SU 4
05 METODE PELAKSANAAN SU 4
08 PENGENDALIAN PEKERJAAN SU 6
01 PERSYARATAN UMUM
1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-
2002
(BMS) 1992
Peraturan dan standard lain dapat dipergunakan bila disebutkan secara explisit di dalam
syarat-syarat ini, gambar pelaksanaan, atau setelah mendapat persetujuan tertulis dari
MK.
Pemborong harus membuat laporan kerja mingguan pada tiap-tiap permulaan minggu
atau hari lain sesuai dengan petunjuk MK.
Pemborong harus menyediakan dan memelihara kamar kecil untuk pekerja- pekerjanya,
sesuai dengan syarat-syarat kesehatan yang layak.
02 BAHAN
Tempat asal/merk pabrik bahan yang digunakan tidak dapat diganti tanpa persetujuan
MK.
03 TANAH
Pemborong wajib untuk segera melaporkan kepada MK, bila dalam pelaksanaan
pekerjaan, Pemborong menemukan keadaan yang menurut pendapatnya tidak sesuai
dengan keadaan yang dapat diharapkan dari hasil penyelidikan tanah yang telah
dilakukan.
04 TOLERANSI PENGUKURAN
05 METODE PELAKSANAAN
Pemborong harus mengikuti metode pelaksanaan yang diatur dalam syarat-syarat ini.
Metode pelaksanaan lain dari yang ada dalam syarat-syarat ini, atau metode yang tidak
disebutkan dalam syarat-syarat ini dapat digunakan setelah terlebih dahulu diajukan
dan disetujui secara tertulis oleh MK.
Shop drawing harus mencantumkan semua data termasuk tipe bahan, keterangan
produk, cara pemasangan atau persyaratan
063 Persetujuan
064 Perbedaan-Perbedaan
Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
pemborong harus melaporkan kepada MK sebelum pekerjaan dimulai.
Pemborong harus dengan segala cara menjaga agar gangguan lingkungan yang terjadi
adalah seminimal mungkin.
Pemborong harus melakukan segala usaha agar tidak terjadi kerusakan pada struktur
ataupun pekerjaan lain yang telah selesai dibuat.
Persetujuan MK sesuai dengan ayat 073 dan 074 di atas tidak membebaskan tanggung
jawab pemborong terhadap kerusakan yang terjadi, meskipun pelaksanaan pekerjaan
dilakukan sesuai dengan usul yang telah disetujui MK.
08 PENGENDALIAN PEKERJAAN
Pemborong bertanggung jawab penuh atas kualitas pelaksanaan struktur. Adanya atau
hadirnya MK, Pengawas, Konsultan di lapangan tidak mengurangi tanggung jawab
Pemborong.
011 Pemotongan
Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan kembali, serta puing-
puing dan sampah-sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan.
012 Pengurukan
Apabila material urukan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-batu yang besar
bersarang menjadi satu. Semua rongga harus diisi dengan batu-batu kecil dan tanah
yang dipadatkan.
Jika material galian tidak cukup, material tambahan untuk urukan harus didatangkan
dari tempat lain, tanpa tambahan biaya.
013 Pemadatan
Daerah urukan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat
pemadat/compactor “vibrator type” yang disetujui MK/Pengawas.
Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak kurang dari
35% dari kepadatan maksimum hasil laboratorium. (perlu menjelaskan kepadatan
pengurukan tanggul)
Contoh tanah tersebut harus disimpan dalam tabung gelas atau plastik untuk bukti
penunjukkan/referensi dan diberi label yang berisikan nomor contoh, kepadatan kering
maksimum dan kadar air optimumnya.
021 Galian
Tanah yang berasal dari pekerjaan galian setelah mencapai jumlah tertentu sesuai
dengan petunjuk pengawas/MK harus dikeluarkan dari halaman pekerjaan, kecuali
tanah galian tersebut dapat digunakan untuk pekerjaan lansekap yang tidak
disyaratkan untuk mempunyai daya dukung tertentu.
022 Urukan
Material yang dipakai untuk pengurukan adalah pasir uruk. Kontraktor harus
memberikan contoh pasir uruk yang akan dipakai untuk disetujui dan disimpan oleh
MK.
Material yang tidak sesuai dengan contoh yang diberikan kepada MK dapat
ditolak dan harus segera dikeluarkan dari halaman pekerjaan.
023 Pemadatan
Pengurukan dilakukan secara berlapis demikian rupa, sehingga dicapai lapisan padat
setebal 15 cm. Tiap lapisan harus dipadatkan sebelum lapisan berikutnya diuruk.
031 Galian
Penggalian tanah harus dilakukan sesuai dengan gambar kerja pondasi dan harus cukup
lebar untuk memperoleh medan kerja yang baik bagi para pekerja, sehingga
pekerjaan dapat berlangsung dengan lancar, dan tanah galian tidak mudah longsor.
Semua bekas akar pohon yang terdapat di bagian pondasi yang akan dilaksanakan harus
dibuang.
032 Pemadatan
Apabila kedalaman penggalian telah mencapai batas yang ditentukan, maka permukaan
dasar lubang galian diratakan dan dipadatkan sebelum diuruk sirtu atau pasir uruk
untuk perbaikan tanah.
Untuk menghindari tergenangnya air pada dasar galian, baik pada waktu penggalian
maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa
lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus.
Semua tanah galian yang tidak dapat digunakan untuk pengurukan atau pekerjaan
lansekap, setelah mencapai jumlah tertentu sesuai petunjuk pengawas, harus
segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu.
Di bawah plat-plat beton bertulang, dan pondasi dangkal harus diberikan beton rabat
sebagai lantai kerja.
Lapisan-lapisan di bawah lantai kerja ditunjukkan dalam gambar detail. Bila tidak
dicantumkan dalam gambar detail, di bawah lantai kerja harus diberikan urukan pasir
padat setebal minimum 10 cm.
Pengurukan kembali lubang pondasi dilakukan setelah pondasi, poer dan sloof dicor.
Pengurukan ini diijinkan memakai tanah bekas galian dan harus dipadatkan
sesuai dengan butir 023. Sebelum dilakukan pengurukan papan bekisting bekas cetakan
plat pondasi maupun sloof harus dikeluarkan terlebih dahulu.
042 Test
01 UMUM SB 2
02 SEMEN PORTLAND SB 3
03 AGREGAT SB 5
04 AIR SB 6
06 CAMPURAN BETON SB 7
07 CAMPURAN PERCOBAAN SB 8
20 PERAWATAN BETON SB 17
21 BIAYA PENGUJIAN SB 18
01 UMUM
Semua bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ada pada Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002, Persyaratan
Umum untuk Pekerjaan Struktur, syarat-syarat dalam bagian ini dan dalam Persyaratan
Khusus yang ada pada syarat-syarat ini.
Pada dasarnya Persyaratan Umum ini mengacu pada SNI 03-2847-2002 yang
meletakkan tanggung jawab perencanaan, pengetesan dan pengendalian mutu beton
yang di produksi pada pemasok beton. Tetapi untuk menjamin bahwa tanggung
jawab tersebut dilaksanakan dengan baik, Persyaratan Umum ini menentukan
persyaratan-persyaratan tambahan sebagai berikut :
3. Jumlah test minimum adalah 15 contoh, sedikit lebih banyak dari jumlah yang
disyaratkan di SNI 03-2847-2002
Pemborong harus menunjuk seorang Concrete Quality Controller yang bertugas secara
penuh (full time). CQC harus secara pribadi maupun melalui orang lain yang berada di
dalam wewenangnya, memeriksa setiap truk beton sebelum dicurahkan atau pada
permulaan pencurahan. CQC harus mengetahui sebelumnya persyaratan, volume
keseluruhan dan volume kedatangan beton yang akan digunakan dan harus memeriksa
docket pengiriman. CQC harus cakap melakukan test kelecakan dan pemenuhan
kelecakan sesuai dengan syarat yang ditentukan.
Concrete Quality Controller harus bertanggung jawab atas jumlah test yang harus
dilakukan dan bertanggung jawab bahwa semua contoh test yang disimpan di lapangan
dipelihara dengan baik.
02 SEMEN PORTLAND
Kecuali ditentukan dalam Persyaratan Khusus, Semen Portland (PC) yang digunakan
adalah semen portland jenis II SII 0013-81 atau type I menurut ASTM, yang
selain itu juga harus memenuhi syarat-syarat yang ada pada SNI 03-2847-2002.
Merk yang akan dipakai harus dirunding dan disetujui terlebih dahulu secara tertulis
oleh MK. Merk yang dipilih dan disetujui oleh MK tidak dapat ditukar dalam
pelaksanaan kecuali dengan persetujuan tertulis sebelumnya dari MK/Pengawas.
Dalam hal merk semen yang telah disetujui tidak terdapat di pasaran, merk semen dapat
diganti hanya bila Pemborong memberikan jaminan dengan data-data teknis
bahwa mutu semua semen penggantinya adalah setaraf dengan mutu semen yang
telah disetujui sebelumnya.
Semen dalam bungkus kantong harus disimpan dalam gudang tertutup, terhindar dari
basah atau kemungkinan menjadi lembab, terjamin tidak akan rusak dan atau tercampur
dengan bahan lain.
Penyimpanan semen dari berbagai jenis harus dikelompokkan sedemikian rupa hingga
mencegah kemungkinan tertukarnya satu jenis semen dengan jenis yang lainnya.
Urutan penyimpanan di gudang harus diatur agar semen yang lebih dahulu masuk
gudang dipakai lebih dahulu pula.
Semen curah harus disimpan di dalam silo yang terbuat dari baja atau beton, dan harus
terhindar dari kemungkinan tercampur dengan bahan lain.
Apabila semen telah tersimpan lama dan mutunya diragukan, maka sebelum diberikan
ijin untuk dipakai harus dibuktikan terlebih dahulu bahwa semen tersebut masih
memenuhi syarat standard.
026 Uniformitas
Semen yang digunakan untuk satu macam pekerjaan harus keluaran pabrik yang sama
dan merupakan hasil produksi yang tidak berbeda lebih dari satu bulan.
Kondisi semen yang akan digunakan tidak boleh rusak jahitannya sebelum
sampai ke tempat pekerjaan.
03 AGREGAT
Agregat harus merupakan bahan bangunan yang didapatkan dari alam, dan memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI 03-2847-2002, kecuali ditentukan lain.
Pemborong harus memberitahukan kepada Pengawas tempat pengambilan agregat
sebelum pekerjaan di mulai dan atas permintaan Pengawas, menunjukkan bukti-bukti
mengenai mutu dan ke konsistenan mutu agregat tersebut.
Kandungan garam dalam agregat yang digunakan dalam Struktur Beton Pratekan
Pratarik (pre-tensioned), yang dinyatakan dalam persentasi anhydrous calcium chloride
ekivalen terhadap berat semen yang akan digunakan harus kurang dari
0.1%. Batasan ini juga berlaku bagi Struktur Beton Pratekan Pascatarik (post-
tensioned) kecuali bila terdapat jaminan bahwa tidak terjadi kebocoran pada
selongsong yang digunakan dan dilakukan grouting.
032 Pasir
Pasir beton yang digunakan harus merupakan butir-butir yang bersih, kasar dan tajam,
tidak mengandung bahan-bahan organis dan memenuhi syarat-syarat lain dalam
SNI 03-2847-2002. Untuk pasir beton sama sekali tidak boleh digunakan pasir
laut.
Untuk pekerjaan beton dapat digunakan batu pecah dengan ukuran sesuai “mix
design” dengan ukuran tidak lebih dari 3.0 cm dan tidak lebih dari seperempat tebal
beton yang terkecil dari bagian struktur yang bersangkutan serta memenuhi syarat-
syarat lain dalam SNI 03-2847-2002.
Batu pecah harus dicuci agar bersih dari bahan organis dan kotoran-kotoran lain.
Agregat yang dipakai harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak kotor. Agregat
dari jenis dan ukuran berbeda harus disimpan di tempat yang terpisah.
04 AIR
041 Kualitas
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam
alkali, dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu
pekerjaan. Bilamana mungkin harus digunakan air Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM).
Bila air PDAM tidak tersedia, maka air yang akan digunakan atas biaya pemborong
harus diperiksa terlebih dahulu dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diminum
oleh laboratorium yang disetujui oleh MK.
Air yang akan dipergunakan minimal harus memenuhi syarat-syarat dibawah ini :
Kualitas Air
Item Syarat
Jumlah suspended solids 2g/l
Jumlah soluble evaporation residue 1g/l
Perbedaan waktu ikat dari semen waktu ikat awal tidak lebih dari 30 menit
waktu ikat akhir tidak lebih dari 60 menit
Perbedaan kekuatan lentur dan tekan tidak kurang dari 90% pada usia 7 hari
dari mortar dibandingkan
dengan control mortar
06 CAMPURAN BETON
Mutu Beton dinyatakan dalam kekuatan tekan karakteristik yang diperoleh dari
pemeriksaan benda silinder Ø15x h 30 cm pada umur 28 hari sesuai dengan SNI
03-2847-2002.
Campuran beton harus mempunyai kadar semen minimum 300 kg/m3 beton,
tetapi tidak boleh melebihi 550 kg/m3 beton.
Beton yang digunakan untuk elemen struktur adalah beton siap pakai (“ready mix
concrete”)
Bila karena suatu dan lain hal mendapat persetujuan tertulis dari MK, pemborong tidak
dapat menggunakan beton siap pakai, pemborong harus membuat campuran percobaan
(“trial mix”) dengan bahan-bahan yang akan dipakai dan telah disetujui oleh MK,
untuk menunjukkan bahwa mutu beton dan kelecakan (“workability”) yang disyaratkan
dapat dicapai dengan campuran yang direncanakan.
Beton non struktural diperbolehkan memakai campuran dengan mesin pengaduk, tetapi
dalam keadaan apapun tidak diperbolehkan memakai campuran yang diaduk secara
manual.
065 Kelecakan
Kelecakan harus diatur sedemikian rupa sehingga dengan metode pelaksanaan yang
dipilih dapat diperoleh beton yang monolit dan tidak berongga.
07 CAMPURAN PERCOBAAN
071 Umum
Bila tidak digunakan beton siap pakai maka harus dilakukan campuran percobaan
sesuai dengan SNI 03-2847-2002, kecuali terdapat data-data autentik bahwa dengan
campuran yang diusulkan dan bahan-bahan yang akan dipakai serta metode yang
digunakan, pemborong dapat menghasilkan beton dengan mutu dan kelecakan yang
disyaratkan.
Pembebasan dari pembuatan campuran percobaan harus diusulkan dan disetujui secara
tertulis oleh MK.
074 Kelecakan
Kelecakan beton harus diukur dengan slump test sesuai dengan SNI 03-2847-
2002, sedangkan Mortar Factor dan Mix Suitability Factor harus diperhatikan.
Kelecakan harus sedemikian rupa, sehingga dengan cara pelaksanaan yang disetujui
dapat dilakukan pengecoran beton dengan mudah sehingga dapat dihasilkan beton yang
monolit tanpa keropos.
Bila tidak ditentukan lain, maka standard penerimaan campuran percobaan adalah
sesuai dengan SNI 03-2847-2002.
Bila suatu campuran telah disetujui, tidk boleh dilakukan perubahan-perubahan dalam
perbandingan campuran, asal semen dan agregat, jenis, ukuran ataupun grading. Bila
karena sesuatu hal harus dilakukan perubahan, test baru dapat diminta untuk dilakukan.
Pengambilan contoh beton harus dilakukan dengan cara dan dalam jumlah yang sesuai
dengan SNI 03-2847-2002.
Mengingat W/C factor yang sesuai disini adalah sekitar 0.50-0.55 maka pemasukan
adukan ke dalam cetakan benda uji dilakukan menurut SNI 03-2847-
2002 tanpa menggunakan penggetar.
Pada tahap awal pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1 benda uji per
5 m3 volume adukan beton hingga diperoleh 15 benda uji yang pertama sesuai dengan
syarat SNI 03-2847-2002.
Pemborong harus melakukan pengetesan contoh beton yang diambil pada laboratorium
yang disetujui oleh MK.
Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton termasuk
nilai karakteristiknya dengan disertai/dilampiri sertifikat pengujian dari laboratorium.
Pemborong harus menyimpan semua hasil pengetesan mutu beton maupun mutu bahan
dengan catatan yang jelas untuk lokasi yang mana beton/bahan tersebut dipakai
Standard penerimaan mutu beton dan mutu pelaksanaan adalah sesuai dengan
SNI 03-2847-2002.
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, persyaratan nilai minimum adalah
10 cm dan maksimum adalah 20 cm
Slump lebih besar dari 20 cm dapat diterima bila diberikan persetujuan tertulis dari
MK.
091 Bahan
Acuan yang dipergunakan dapat dibuat dari kayu, beton, baja atau pasangan bata
diplester.
092 Perencanaan
Pemborong harus merencanakan acuan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan
bentuk dan cukup kuat menampung beban-beban sementara maupun pelaksanaan.
Acuan juga harus cukup rapat untuk mencegah kebocoran bagian cairan dari adukan
beton (mortar leakage).
093 Pemeriksaan
Pada bagian terendah (dari setiap tahap pengecoran) dari acuan kolom atau
dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
Acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dulu sebelum pengecoran. Harus diadakan
tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya air pembasahan tersebut pada sisi bawah.
095 Ketelitian
096 Toleransi
Toleransi dimensi untuk pemasangan acuan harus memenuhi syarat di bawah ini:
097 Pembongkaran
Pembongkaran acuan sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar, harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari MK dan mengikuti pasal 8.2 SNI 03-2847-2002
Alat-alat penyambung yang dipakai harus memenuhi syarat tegangan yang ditentukan
oleh pabrik pembuatnya dengan pembuktian test kekuatan.
agent” yang dipakai tidak boleh memberi pengaruh buruk pada kwalitas
beton atau mempengaruhi ikatan antara beton dengan material-material finishing
dan harus mendapat persetujuan dari MK.
Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung di atas tanah, harus
dibuatkan lantai kerja dari beton lunak dengan campuran perbandingan volume semen :
pasir : koral = 1:3:5.
111 Penempatan
Letak dari sparing, conduit, pipa-pipa disyaratkan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu/mengurangi kekuatan struktur dan tidak diizinkan berpotongan dengan
besi tulangan.
Tempat lokasi dari sparing, conduit, pipa-pipa harus sesuai dengan gambar dan
bilamana belum dicantumkan ataupun menyimpang dari gambar, Pemborong harus
memberitahukan dan mengusulkan serta minta persetujuan tertulis sebelumnya dari
MK.
Semua sparing, conduit, dan pipa harus dipasang sebelum pengecoran dan
kedudukannya harus cukup kuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran
beton.
Penulangan kolom praktis dan balok praktis untuk dinding bata harus dihitung
berdasarkan ”face load” yang diterima dinding tersebut akibat beban gempa dan beban
angin.
Sedikitnya setiap 12 m2 dinding harus dikelilingi oleh kolom dan balok praktis.
Dinding tersebut harus dijangkarkan dengan jarak antara 75 cm, dan panjang jangkar
minimum 30 cm dengan diameter 8 mm.
121 Umum
Kecuali ditentukan lain, persyaratan dalam ayat 122, 123 dan 124 harus dipenuhi.
Timbangan dan alat ukur air harus dipelihara setiap waktu sehingga tercapai batas
ketelitian tertentu yang disetujui oleh MK.
Berat tiap-tiap ukuran agregat dan semen tidak boleh lebih atau kurang dari 2%
dari berat masing-masing setelah memperhitungkan kandungan air dalam agregat.
Kadar air agregat harus diukur sesaat sebelum pencampuran agregat dan harus selalu
dilakukan untuk menjamin konsistensi campuran
Mixer harus dari jenis batch kecuali ditentukan lain dan ditunjukkan bahwa
mixer yang lain tersebut dapat memenuhi kinerja yang dikehendaki.
Kisi pengaduk harus selalu dipelihara sehingga toleransi yang ditentukan oleh pabrik
pembuatnya dapat selalu dipenuhi. Kisi pengaduk harus segera diganti bila toleransi
tersebut tidak dapat dipenuhi lagi.
Mixer yang tidak dapat dipakai lebih dari 30 menit harus segera dicuci bersih- bersih
sebelum dapat dipakai mengaduk batch yang lain.
142 Pemadatan
Beton harus dipadatkan menggunakan jarum penggetar (needle vibrator) dan harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak tulangan (pembesian) dan acuan.
Penggetar lain hanya dapat dipakai bila ada persetujuan tertulis dari MK.
Pemborong harus menyediakan vibrator yang cukup sehingga pemadatan beton pada
waktu pengecoran dapat terjamin efisiensinya.
Cara transportasi beton harus disetujui secara tertulis oleh MK. Beton harus dikirimkan
dalam container kedap air sedemikian rupa sehingga kehilangan material dan segregasi
dapat dihindarkan.
144 Pemompaan
Penggunaan pompa beton dan cara penggunaannya harus disetujui oleh MK.
152 Temperatur
Agregat dan air yang digunakan harus mempunyai temperatur serendah mungkin.
153 Admixture
Campuran beton untuk pengecoran pada temperatur tinggi harus dipilih dengan
memperhatikan percampuran, pengangkutan dan pemadatan dengan menggunakan
air semen serendah mungkin.
Pada pekerjaan pengecoran acuan harus dibasahi agar air dalam beton tidak
terserap.
Letak dan detail “construction joint” harus sesuai dengan apa yang direncanakan. Bila
tidak ditentukan dalam gambar kerja, maka “construction joint” harus direncanakan
sedemikian rupa sehingga program pelaksanaan dan letak “construction joint”
tersebut tidak menyebabkan berkurangnya kekuatan, daktilitas dan penampilan
struktur yang dibuat.
Suatu “construction joint” hanya boleh dibuat pada suatu posisi dimana gaya gesernya
minimum.
“Construction joint” harus tegak lurus dengan arah kerja gaya tekan pada penampang
beton.
171 Umum
Sebelum menempatkan beton segar yang baru, acuan harus diikat kembali dengan kuat.
Selama penuangan beton harus dilakukan pemadatan yang cukup agar terdapat ikatan
yang kuat antara beton yang baru dengan beton yang lama.
Selama pengerjaan dari construction joint vertikal acuan dari joint harus diikatkan
secara kokoh dan beton segar yang dituangkan di dekat joint tersebut harus dipadatkan
dengan cukup dengan menggunakan vibrator.
Setelah penuangan beton segar harus dilakukan pemadatan agar dicapai ikatan yang
sangat baik pada beton yang lama. Juga disarankan setelah penuangan beton segar
dilakukan vibrasi kembali pada saat yang tepat.
191 Umum
Bila terdapat balok anak melintang (“joist”) pada tengah-tengah bentang, maka
construction joint dari balok induk harus diletakkan di luar “joist” sejauh 2 kali lebar
“joist” tersebut.
20 PERAWATAN BETON
201 Umum
Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, pengaruh hujan dan dihindarkan terjadinya
proses penguapan kandungan airnya dalam kurun waktu yang cepat.
Hasil pengecoran beton harus sering dibasahi paling sedikit untuk selama 10 hari
berturut-turut setelah selesainya pengecoran.
21 BIAYA PENGUJIAN
Seluruh biaya pengujian bahan baik beton maupun baja tulangan menjadi tanggungan
Pemborong.
Beton decking (selimut beton) minimal yang diijinkan adalah 2.5 cm, kecuali
ditentukan lain dalam Syarat-Syarat Khusus.
Untuk mendapatkan beton decking yang ditentukan, besi beton yang terdekat dengan
acuan harus diganjal dengan tahu beton.
Pemasangan tahu beton ini harus diikat dengan kuat dengan menggunakan
bendrat yang tertanam dengan baik pada tahu beton, pada besi tulangan.
223 Ukuran Tahu Beton
Ukuran tahu beton ini adalah 5cm x 5cm x 2.5cm, terbuat dari campuran 1PC :
4Pasir.
231 Umum
Baja tulangan yang dipakai untuk stek harus mempunyai penampang dan jumlah sama
dengan tulangan yang disambung.
Panjang stek minimal 40 x penampang baja tulangan utama untuk panjang penerusan.
Perletakan baja stek harus dijaga agar tetap lurus dan tidak dapat digerak- gerakkan
agar tidak merusak struktur.
01 UMUM KBT 2
05 ADMIXTURE KBT 3
01 UMUM
011 Semua bahan dan pekerjaan harus memenuhi syarat-syarat yang terdapat dalam
Persyaratan Umum untuk Pekerjaan Struktur, Persyaratan Umum untuk
Pekerjaan Beton dan syarat-syarat khusus yang ada pada syarat-syarat ini serta syarat-
syarat lain yang tertera pada gambar-gambar pelaksanaan.
012 Dalam hal terjadi ketidaksesuaian antara gambar pelaksanaan dengan syarat-
syarat khusus ini, maka Pemborong harus melaporkan perbedaan tersebut kepada MK
dan mendapatkan persetujuan tertulis dari MK sebelum melaksanakannya.
02 MUTU BETON
Semua tulangan menggunakan baja ulir dengan mutu BJTD 40, tegangan leleh
karakteristik 400 N/mm2.
05 ADMIXTURE
051 Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara mencampur dan
mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan
penggunaansesuatu bahan admixture
052 Jika penggunaan admixture dianggap perlu, pemborong diharuskan untuk terlebih
dahulu mengajukan contoh admixture yang akan dipakai untuk disetujui secara tertulis
oleh MK. Untuk itu pemborong mengusulkan nama dan jenis material admixture
disertai keterangan tujuan penggunaan, data-data bahan, nama pabrik produsen, jenis
bahan mentahnya, cara-cara pemakaian dan keterangan- keterangan lain yang
dianggap perlu.
06 GROUTING AGENT
062 Setelah kolom baja pada kedudukan yang tepat, dilakukan pembersihan lubang yang
akan digrouting dari debu dan kotoran lainnya.
064 Pemakaian bahan grouting harus sesuai dengan petunjuk teknis bahan grouting yang
digunakan.
065 Penuangan bahan grouting dengan dirojok memakai kabel atau alat bantu lainnya agar
diperoleh kepadatan yang baik.
07 BONDING AGENT
071 Pada penyambungan beton baru dan beton lama harus digunakan bonding agent, epoxy
base.
072 Untuk menghilangkan bagian beton lama yang lemah sampai diperoleh
permukaan yang kuat harus dilakukan chipping.
073 Permukaan yang akan disambung harus dibersihkan dari debu dan kotoran
lainnya.
074 Pemakaian bonding agent harus sesuai dengan petunjuk teknis bahan bonding yang
digunakan.
01 UMUM REO 2
01 UMUM
Mutu baja dinyatakan dalam tegangan leleh karakteristik atau tegangan karakteristik
yang memberikan regangan tetap sebesar 0.2%, sesuai dengan PBI 71.
012 Penyimpanan
Baja tulangan harus disimpan di tempat yang bersih sehingga pada waktu pemasangan
dan pelaksanaan pengecoran, bebas dari karat dan kotoran-kotoran lainnya.
Bila terdapat keragu-raguan mengenai mutu baja yang akan dipakai, maka harus
dilakukan pemeriksaan pada laboratorium yang disetujui oleh MK.
Penulangan dalam bentuk gulungan (coil) harus diluruskan lebih dahulu dengan alat-
alat pelurus.
022 Pemotongan
Penulangan harus difabrikasi sesuai gambar kerja dan gambar pelaksanaan dengan
memperhatikan syarat-syarat pemotongan yang terdapat dalam SNI 03-2847-2002.
Pemotongan harus dilakukan dengan shear cutter atau gergaji
023 Pembengkokan
Pembengkokan tulangan yang telah tertanam dalam beton hanya dapat dilakukan
dengan jari-jari pembengkokan lebih besar dari 3 (tiga) diameternya.
Semua tulangan sebelum ditempatkan harus bersih, bebas dari oli, minyak pelumas,
kotoran yang dapat merusak ikatan antara beton dengan tulangan.
Bila penulangan dibiarkan di udara terbuka cukup lama setelah penempatannya pada
bekisting maka penulangan harus diperiksa ulang, dan bila perlu dibersihkan
kembali sebelum beton dicor.
Penulangan harus ditempatkan sesuai dengan gambar kerja dan gambar pelaksanaan
dan harus diikat dengan baik agar pada waktu pengecoran tidak terjadi perubahan
tempat dari penulangan.
Semua tulangan yang bersilangan harus diikat dengan baik dengan menggunakan kawat
pengikat (“bendrat”) yang disetujui oleh MK.
025 Toleransi
Kecuali ditentukan lain oleh MK, toleransi ukuran fabrikasi diberikan dalam tabel
di bawah.
Toleransi penempatan duct, pipa dan sparing yang menembus beton dan barang-
barang lain yang ditanam dalam beton adalah 0.5cm. Barang-barang ini harus
diikatkan dengan kuat sehingga tidak bergeser pada waktu pemasangan baja tulangan.
I t e m Toleransi (cm)
Sengkang, tulangan spiral 0.5
Dimensi Tulangan Tulangan polos dengan
fabrikasi lain dari diameter nominal 28mm. 1.5
yang di Tulangan deform D25.
atas
Tulangan polos sampai 32mm,
deform D29 sampai D41 2.0
Panjang total 2.0
026 Kait
Ujung dari baja tulangan yang dinyatakan dalam butir (1) sampai (5) di bawah ini harus
diberi kait.
Penempatan dan cara pembuatan sambungan lewatan harus sesuai dengan Gambar
Standard dan Persyaratan-persyaratan dalam SNI 03-2847-2002 dan ditunjukkan dalam
gambar kerja (shop drawing).
Panjang penjangkaran dan panjang sambungan lewatan harus sesuai dengan Gambar
Standard dan Persyaratan-persyaratan SNI 03-2847-2002 kecuali ditentukan lain dalam
gambar perencanaan.
Sambungan selain sambungan lewatan atau gas pressure welding harus mendapat
persetujuan tertulis dari MK.
Panjang pengangkeran dari welded wire fabric harus diukur dari penulangan, yang
paling sedikit harus 5 cm lebih panjang dari jarak antar tulangan, tetapi tidak boleh
lebih kecil dari 15 cm.
028 Persetujuan
Jika karena suatu alasan yang dapat disetujui oleh MK pemborong tidak berhasil
mendapat diameter baja tulangan yang sesuai, maka dengan persetujuan tertulis dari
MK baja tulangan dapat diganti dengan tulangan lain dengan diameter yang terdekat
dengan memperhatikan ayat 033.
Jumlah luas baja tulangan pada suatu potongan tertentu tidak boleh kurang dari jumlah
luas yang tertera dalam gambar.
034 Toleransi
01 UMUM SST 2
08 SAMBUNGAN SST 6
10 PENGECATAN SST 6
11 GROUTING SST 6
13 TOLERANSI SST 8
01 UMUM
011 Bahan
Semua bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ada pada Peraturan
Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI 84), Persyaratan Umum untuk
Pekerjaan Struktur, syarat-syarat dalam bagian ini dan syarat-syarat khusus yang ada
pada syarat-syarat ini.
02 BAJA STRUKTURAL
Kecuali bila diatur secara tersendiri maka semua bahan-bahan untuk konstruksi baja
harus memenuhi spesifikasi “American Institute of Steel Construction (AISC)” dan
PPBBI 1984.
Kecuali bila diatur secara tersendiri, semua material profil, plat dan kisi-kisi yang akan
dibuat konstruksinya secara las harus terbuat dari jenis baja karbon yang memenuhi
persyaratan ASTM A36 atau yang setara.
023 Pipa
Untuk semua jenis pipa juga harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan
ASTM A35 type E atau S.
Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu bahan yang
belum pernah dipergunakan sebelumnya dan harus disertai sertifikat pengiriman dari
pabrik.
Untuk sambungan bukan baja ke baja, harus dari baja karbon yang memenuhi
persyaratan ASTM A370 dan telah digalvanis.
Untuk sambungan baja ke baja, harus dari baja karbon yang memenuhi
persyaratan ASTM A325 dan atau ASTM A490 dan harus telah terlapis
cadmium.
Untuk sambungan logam yang berlainan jenis bahannya, pengikat-pengikat harus dari
baja tahan korosi yang memenuhi persyaratan ASTM A275 type 321.
033 Sekrup
Lapisan seng untuk produksi uliran sekrup harus memenuhi ASTM A153.
Baut dan mur yang tidak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dengan
type baut segi enam (hexagon bolt type).
04 BAHAN LAS
Bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari “American Welding Society” (AWS
D1.0-69 : Code for Welding in Building Construction).
komponen, panjang serta ukuran las, jumlah, ukuran serta tempat baut-baut serta detail-
detail lain yang diperlukan.
052 Ketelitian
Pemborong wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran
dan dimensi yang tercantum pada gambar kerja.
MK/Pengawas mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan di pabrik pada saat yang
dikehendakinya, dan tidak ada pekerjaan yang boleh dikirim ke lapangan sebelum
diperiksa dan disetujui MK/Pengawas.
Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau spesifikasi ini
akan ditolak.
06 STANDARD PENGELASAN
Pengelasan harus sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui pengawas dan harus
mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau AISC Spesification.
Pelaksanaan pengelasan harus oleh personil yang memiliki kecakapan untuk pekerjaan
las dan dibawah pengawasan personil yang secara teknis bertanggung jawab untuk
pekerjaan tersebut.
Penyambungan bagian-bagian konstruksi baja harus dilakukan dengan las listrik, serta
hasilnya harus memenuhi persyaratan teknis.
064 Kebersihan
Bagian konstruksi akan di las harus dibersihkan dari bekas-bekas cat, karat,
lemak, kerak-kerak dan kotoran-kotoran lainnya.
Pengelasan dapat dilakukan setelah diperiksa bahwa hubungan yang akan di las sudah
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk konstruksi itu
Kedudukan konstruksi baja yang segera akan di las harus menjamin situasi yang paling
aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang dilakukan.
Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan yang terdahulu
harus dibersihkan dari kerak (slag) dan percikan-percikan logam sebelum memulai
dengan lapisan las yang baru.
Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau retak harus dibersihkan kembali dan diulang
sejak awal.
Pada pekerjaan las ulangan, sebelum mengadakan las ulangan, baik bekas lapisan
pertama, maupun bidang-bidang benda kerja harus dibersihkan dari kerak (slag) dan
kotorannya lainnya.
Lokasi tempat pengelasan serta konstruksi yang akan di las, harus terlindung dari hujan
dan angin kencang selama pengelasan berlangsung.
07 LUBANG-LUBANG BAUT
Pembuatan lubang baut harus dilaksanakan di pabrik dan harus dikerjakan dengan
alat bor.
08 SAMBUNGAN
Komponen yang tidak cocok atau yang tidak sesuai dengan gambar dan
spesifikasi dapat ditolak oleh MK.
10 PENGECATAN
101 Umum
Semua bahan konstruksi baja harus dilapisi cat. Kecuali baja yang akan ditanam di
dalam beton tidak boleh di cat.
Cat dasar adalah jenis zink chromate dengan ketebalan 2 x 150 micron menggunakan
thinner no. 17 dan pelaksanaan pengecatan dilakukan di pabrik.
Untuk lubang baut kekuatan tinggi (high strength bolt) permukaan baja tidak boleh
dicat. Pengecatan harus dilakukan setelah baut selesai dipasang.
Cat akhir adalah jenis gloss enamel paint dengan ketebalan 1 x 50 micron
menggunakan thinner no. 10 dan dilakukan di Pabrik.
11 GROUTING
Di bagian bawah dari base plate harus di grout dengan tebal minimum 2.5 cm. Cara
pemakaian harus sesuai spesifikasi pabrik.
Peralatan untuk pemasangan akhir harus sesuai dan sebanding dengan pekerjaannya
dan dalam kondisi kerja yang baik.
Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang atau ditempatkan
sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan fabrikasi atau perubahan bentuk
maka keadaan itu harus segera dilaporkan kepada MK untuk memperoleh cara
perbaikannya.
Perbaikan kesalahan harus dilakukan di hadapan MK, dan pekerjaan perbaikan tersebut
adalah menjadi tanggungan Kontraktor
Termasuk sebagai peralatan pemasangan adalah sabuk pengaman dan tali-tali harus
digunakan oleh para pekerja khususnya pada saat bekerja di tempat yang tinggi, di
samping pengaman yang berupa “platform” atau jaringan (“net”).
Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara harus
digunakan untuk mencegah terjadinya tegangan-tegangan yang melewati
tegangan izin. Ikatan-ikatan itu tetap dipasang sampai keseluruhan konstruksi selesai.
Baut-baut, baut angker, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus telah
disediakan dengan lengkap dan siap di pasang sebagaimana mestinya sesuai dengan
gambar.
Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan dengan kunci torsi (torque wrench).
13 TOLERANSI
131 Kolom
Penyimpangan kolom dari sumbu vertikal tidak boleh lebih dari 1/500 dari tinggi
vertikal kolom.
132 Keseluruhan
Toleransi keseluruhan tidak boleh lebih dari L/1000 untuk semua komponen.
14 CONTOH BAHAN
152 Test
Bila tidak ada “Certificate Test”, atau mutu bahan diragukan oleh MK,
pemborong atas biaya sendiri harus melakukan pengujian atas baja profil, baut, kawat
las di laboratorium yang ditunjuk/disetujui oleh MK.
Pengujian contoh harus disiapkan untuk tiap type pekerjaan pengelasan dan tiap jenis
dari bahan yang akan di las.
Pengujian yang bersifat merusak contoh dari prosedur dan kualifikasi pengelasan harus
diadakan sesuai dengan persyaratan ASTM A370.
161 Umum
Khusus untuk bagian-bagian konstruksi dengan ketebalan bagian yang di las tidak
lebih dari 2 cm, pemeriksaan mutu pengelasan dilakukan secara visuil, bila ditemukan
hal-hal yang meragukan, maka bagian tersebut harus diuji dengan cara-cara seperti
di bawah ini dan sesuai standard AWS D 1.0
162 Ultrasonik
Pemeriksaan dengan “Ultrasonic” sesuai dengan lampiran C dari AWS D 1.0 atau
persyaratan ASTM E114-75 : Ultrasonic Contact Method : E164-74 : Ultrasonic
Examination or Weldmends : E273-68 : Ultrasonic Inspection of Longitudinal and
Spiral Welds of Welded Pipe and Tubing (1974).
Cara pemeriksaan dengan “Magnetic Particle” harus sesuai dengan ASTM E109.
Cara pemeriksaan dengan “Liquid Penetrant” harus sesuai dengan ASTM E109.
166 Pemeriksaan
Bagian pengelasan yang telah diselesaikan, harus disikat dengan sikat kawat
sampai bersih sebelum MK melakukan pemeriksaannya.
17 HASIL PENGUJIAN
Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan/las dan sebagainya, menjadi
tanggung jawab Pemborong.