Anda di halaman 1dari 47

RENCANA KERJA & SYARAT

(RKS)
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR – GRESIK

2022

Owner :
PT. BERKAH KAWASAN MANYAR SEJAHTERA
Jl. Raya Manyar KM 11, Gresik

Consultant :
CV. ARSALINE INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
Jl. Baruk Utara IX / NB 272 Surabaya
www.arsaline.com
admin@arsaline.com
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis


( RKS )

STRUKTUR

PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)


JIIPE, MANYAR, GRESIK

CV. ARSALINE Page 1 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

DAFTAR ISI :

PERSYARATAN UMUM UNTUK PEKERJAAN STRUKTUR SU

PERSYARATAN UMUM UNTUK PEKERJAAN TANAH DAN


PONDASI DANGKAL TP
PERSYARATAN UMUM UNTUK PEKERJAAN BETON SB
PERSYARATAN KHUSUS UNTUK PEKERJAAN BETON KBT
PERSYARATAN UNTUK PEKERJAAN BAJA TULANGAN REO
PERSYARATAN UMUM UNTUK PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA SST

CV. ARSALINE Page 2 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

PERSYARATAN UMUM UNTUK PEKERJAAN STRUKTUR SU 1

01 PERSYARATAN UMUM SU 2

02 BAHAN SU 3

03 TANAH SU 4

04 TOLERANSI PENGUKURAN SU 4

05 METODE PELAKSANAAN SU 4

06 GAMBAR DETAIL PELAKSANAAN/”SHOP DRAWING” SU 5

07 GANGGUAN LINGKUNGAN DAN KERUSAKAN-KERUSAKAN SU 5

08 PENGENDALIAN PEKERJAAN SU 6

CV. ARSALINE Page 3 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

01 PERSYARATAN UMUM

011 Peraturan dan Standard-Standard

Peraturan dan standard-standard yang dipergunakan harus merupakan peraturan dan


standard yang berlaku di Indonesia, antara lain :

1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-

2002

2. Standard Industri Indonesia, SII 0013-81, SII 0052-80, SII 0136-84

3. Standard Mutu Bahan Bangunan Indonesia 1986

4. Standar Pembebanan Untuk Jembatan RSNI T-02-2005

5. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBBI-1982 NI-3)

6. Tata Cara Perhitungan Struktur Baja SNI 1729-2002

7. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8)

8. Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan “Bridge Management System”

(BMS) 1992

9. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1983

10. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh MK.

Dalam persyaratan ini, MK adalah Manajemen Konstruksi, Direksi atau


Pengawas Proyek yang ditunjuk oleh Pemilik Proyek untuk bertindak sebagai
Pengawas untuk kepentingan pelaksanaan kontrak pekerjaan.

012 Peraturan dan Standard Lain

Peraturan dan standard lain dapat dipergunakan bila disebutkan secara explisit di dalam
syarat-syarat ini, gambar pelaksanaan, atau setelah mendapat persetujuan tertulis dari
MK.

013 Perhatian Pemborong Pada Gambar-Gambar Pemborong Lain

Pemborong, sesuai petunjuk MK, harus memperhatikan gambar-gambar Pemborong


lain yang berhubungan dengan pekerjaan yang dilakukan, sehingga kepentingan semua
pihak dapat dilindungi.

014 Pagar Sementara

Pemborong harus menyediakan semua pagar-pagar sementara yang diperlukan untuk


pelaksanaan pekerjaan.
015 Iklan

CV. ARSALINE Page 4 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

Pemborong tidak diperbolehkan untuk menempelkan gambar apapun yang dapat


dianggap sebagai iklan pada tempat kerjanya tanpa seijin MK.

016 Perlengkapan Keselamatan Kerja

Pemborong harus menyediakan perlengkapan-perlengkapan keselamatan kerja maupun


perlengkapan-perlengkapan pertolongan pertama.

017 Laporan Kemajuan Kerja

Pemborong harus membuat laporan kerja mingguan pada tiap-tiap permulaan minggu
atau hari lain sesuai dengan petunjuk MK.

018 Kamar Kecil

Pemborong harus menyediakan dan memelihara kamar kecil untuk pekerja- pekerjanya,
sesuai dengan syarat-syarat kesehatan yang layak.

019 Penyimpanan Bahan yang Mudah Terbakar

Pemborong harus menyimpan semua bahan yang mudah terbakar seaman


mungkin, sesuai petunjuk MK.

02 BAHAN

021 Pasokan Bahan

Semua bahan sebelum dikerjakan/digunakan harus ditunjukkan kepada MK, lengkap


dengan ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan untuk mendapat persetujuan
tertulis MK.

Jika dipandang perlu untuk mengadakan penukaran/penggantian maka bahan- bahan


pengganti harus telah mendapat persetujuan tertulis MK.

022 Pergantian Pemasok Bahan

Tempat asal/merk pabrik bahan yang digunakan tidak dapat diganti tanpa persetujuan
MK.

023 Bahan yang Ditolak

Bahan yang ditolak harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.

024 Kerusakan Bahan yang Disimpan

Pemborong bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang


disimpannya, baik sebelum atau selama pelaksanaan.

CV. ARSALINE Page 5 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

03 TANAH

031 Laporan Penyelidikan Tanah

MK akan memberikan photocopy penyelidikan tanah yang telah dilakukan kepada


Pemborong untuk dipergunakan sebagai dasar perencanaan pelaksanaan pekerjaan.

032 Keadaan Tanah yang Tidak Sesuai

Pemborong wajib untuk segera melaporkan kepada MK, bila dalam pelaksanaan
pekerjaan, Pemborong menemukan keadaan yang menurut pendapatnya tidak sesuai
dengan keadaan yang dapat diharapkan dari hasil penyelidikan tanah yang telah
dilakukan.

04 TOLERANSI PENGUKURAN

Pemborong harus melakukan pengukuran-pengukuran yang cermat dengan peralatan-


peralatan yang memadai untuk mencapai persyaratan toleransi yang ditentukan.

05 METODE PELAKSANAAN

051 Metode Pelaksanaan yang Diatur

Pemborong harus mengikuti metode pelaksanaan yang diatur dalam syarat-syarat ini.

052 Metode Pelaksanaan Lain

Metode pelaksanaan lain dari yang ada dalam syarat-syarat ini, atau metode yang tidak
disebutkan dalam syarat-syarat ini dapat digunakan setelah terlebih dahulu diajukan
dan disetujui secara tertulis oleh MK.

06 GAMBAR DETAIL PELAKSANAAN/”SHOP DRAWING”

061 Gambar Detail Pelaksanaan Sesuai Keadaan Lapangan

Pemborong wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)


berdasarkan gambar dokumen kontrak dan keadaan lapangan, untuk memperjelas
detail-detail khusus yang diperlukan pada saat pelaksanaan di lapangan.

062 Data-Data yang Penting

Shop drawing harus mencantumkan semua data termasuk tipe bahan, keterangan
produk, cara pemasangan atau persyaratan

CV. ARSALINE Page 6 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

063 Persetujuan

Shop drawing belum dapat dilaksanakan sebelum mendapatkan persetujuan tertulis


dari MK.

064 Perbedaan-Perbedaan

Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
pemborong harus melaporkan kepada MK sebelum pekerjaan dimulai.

Pemborong tidak dibenarkan memulai pekerjaan dalam hal terdapat kelainan/perbedaan


seperti tersebut diatas.

07 GANGGUAN LINGKUNGAN DAN KERUSAKAN-KERUSAKAN

071 Gangguan Lingkungan

Pemborong harus dengan segala cara menjaga agar gangguan lingkungan yang terjadi
adalah seminimal mungkin.

072 Kerusakan Bangunan Sekeliling

Pemborong harus bertanggung jawab akan kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi


akibat pelaksanaan pekerjaan ini pada bangunan-bangunan maupun “property” lain
sekeliling tempat pekerjaan.

073 Perkuatan Sementara dan Perbaikan

Bila dalam pelaksanaan pekerjaan, Pemborong memperkirakan akan terjadi kerusakan-


kerusakan tertentu pada bangunan maupun “property” lain, sebelum memulai
pekerjaan, Pemborong wajib untuk membicarakan cara-cara menghindari maupun
usul-usul perbaikannya kepada MK.

074 Kerusakan Pekerjaan Lain

Pemborong harus melakukan segala usaha agar tidak terjadi kerusakan pada struktur
ataupun pekerjaan lain yang telah selesai dibuat.

Untuk menghindari segala kemungkinan kerusakan, Pemborong harus menyampaikan


usul urut-urutan pelaksanaan pekerjaan untuk disetujui MK.

075 Tanggung Jawab Penuh Pemborong

Persetujuan MK sesuai dengan ayat 073 dan 074 di atas tidak membebaskan tanggung
jawab pemborong terhadap kerusakan yang terjadi, meskipun pelaksanaan pekerjaan
dilakukan sesuai dengan usul yang telah disetujui MK.

CV. ARSALINE Page 7 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

08 PENGENDALIAN PEKERJAAN

081 Tenaga Ahli

Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang-tukang yang


berpengalaman. Apabila dipandang perlu, Pemborong dapat diminta untuk
mendapatkan nasehat dari tenaga ahli atas beban biaya pemborong sendiri.

082 Tanggung Jawab Penuh Pemborong

Pemborong bertanggung jawab penuh atas kualitas pelaksanaan struktur. Adanya atau
hadirnya MK, Pengawas, Konsultan di lapangan tidak mengurangi tanggung jawab
Pemborong.

CV. ARSALINE Page 8 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

PERSYARATAN UMUM PEKERJAAN TANAH DAN


PONDASI DANGKAL TP 1

01 PEMOTONGAN DAN PEMINDAHAN/PENGURUKAN TANAH TP 2

02 PEKERJAAN GALIAN DAN URUKAN UNTUK


PERBAIKAN TANAH TP 3

03 PEKERJAAN GALIAN PONDASI DAN URUKAN BAWAH


PONDASI/LANTAI TP 4

04 PERLINDUNGAN TERHADAP AIR DAN PENGUJIAN


MUTU PEKERJAAN TP 5

CV. ARSALINE Page 9 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

01 PEMOTONGAN DAN PEMINDAHAN/PENGURUKAN TANAH

011 Pemotongan

Pekerjaan pemotongan (penggalian) tanah baru dapat dimulai setelah pekerjaan


pengukuran disetujui oleh Manajemen Konstruksi (MK). Pekerjaan pengukuran
sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemborong.

Pemotongan (penggalian) mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan dan bahan


lain yang dijumpai dalam pekerjaan.

Sebelum pekerjaan pemotongan dan pemindahan (pengurukan) tanah dilakukan, tanah


yang akan digali atau diuruk harus dibersihkan dari sisa-sisa akar dan pepohonan serta
sampah-sampah organik lain.

Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan kembali, serta puing-
puing dan sampah-sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan.

012 Pengurukan

Apabila material urukan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-batu yang besar
bersarang menjadi satu. Semua rongga harus diisi dengan batu-batu kecil dan tanah
yang dipadatkan.

Jika material galian tidak cukup, material tambahan untuk urukan harus didatangkan
dari tempat lain, tanpa tambahan biaya.

Semua bagian/daerah urukan dan timbunan harus diatur berlapis sedemikian,


sehingga dicapai suatu lapisan setebal 50 cm dalam keadaan padat. Tiap lapisan harus
dipadatkan sebelum lapisan berikutnya diuruk.

013 Pemadatan

Daerah urukan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat
pemadat/compactor “vibrator type” yang disetujui MK/Pengawas.

Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak kurang dari
35% dari kepadatan maksimum hasil laboratorium. (perlu menjelaskan kepadatan
pengurukan tanggul)

Kontraktor harus melaksanakan penelitian kepadatan maksimum terhadap kadar air


optimum (percobaan proctor), minimal satu kali untuk setiap jenis tanah yang dijumpai
di lapangan. Penelitian harus mengikuti prosedur yang umum dipakai yaitu
ASTM D-1557-70.

Contoh tanah tersebut harus disimpan dalam tabung gelas atau plastik untuk bukti
penunjukkan/referensi dan diberi label yang berisikan nomor contoh, kepadatan kering
maksimum dan kadar air optimumnya.

CV. ARSALINE Page 10 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

02 PEKERJAAN GALIAN DAN URUKAN UNTUK PERBAIKAN TANAH

021 Galian

Pekerjaan galian harus dilakukan sesuai dengan gambar perencanaan.

Tanah yang berasal dari pekerjaan galian setelah mencapai jumlah tertentu sesuai
dengan petunjuk pengawas/MK harus dikeluarkan dari halaman pekerjaan, kecuali
tanah galian tersebut dapat digunakan untuk pekerjaan lansekap yang tidak
disyaratkan untuk mempunyai daya dukung tertentu.

022 Urukan

Material yang dipakai untuk pengurukan adalah pasir uruk. Kontraktor harus
memberikan contoh pasir uruk yang akan dipakai untuk disetujui dan disimpan oleh
MK.

Material yang tidak sesuai dengan contoh yang diberikan kepada MK dapat
ditolak dan harus segera dikeluarkan dari halaman pekerjaan.

023 Pemadatan

Sebelum pengurukan perbaikan tanah dilakukan, tanah asal harus dipadatkan


dengan alat pemadat/compactor “vibrator type” yang disetujui oleh Pengawas.

Pengurukan dilakukan secara berlapis demikian rupa, sehingga dicapai lapisan padat
setebal 15 cm. Tiap lapisan harus dipadatkan sebelum lapisan berikutnya diuruk.

03 PEKERJAAN GALIAN PONDASI DAN URUKAN BAWAH


PONDASI/LANTAI

031 Galian

Penggalian tanah harus dilakukan sesuai dengan gambar kerja pondasi dan harus cukup
lebar untuk memperoleh medan kerja yang baik bagi para pekerja, sehingga
pekerjaan dapat berlangsung dengan lancar, dan tanah galian tidak mudah longsor.

Semua bekas akar pohon yang terdapat di bagian pondasi yang akan dilaksanakan harus
dibuang.

032 Pemadatan

Apabila kedalaman penggalian telah mencapai batas yang ditentukan, maka permukaan
dasar lubang galian diratakan dan dipadatkan sebelum diuruk sirtu atau pasir uruk
untuk perbaikan tanah.

CV. ARSALINE Page 11 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

033 Genangan Air

Untuk menghindari tergenangnya air pada dasar galian, baik pada waktu penggalian
maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa
lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus.

034 Kerusakan Bangunan Lain

Kontraktor wajib mengambil langkah-langkah pengamanan terhadap bangunan lain


yang berada dekat dengan lubang galian yaitu dengan memberikan penunjang
sementara pada bangunan tersebut sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan
mengalami kerusakan.

035 Tanah Galian yang Tidak Digunakan

Semua tanah galian yang tidak dapat digunakan untuk pengurukan atau pekerjaan
lansekap, setelah mencapai jumlah tertentu sesuai petunjuk pengawas, harus
segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu.

036 Lapisan Beton Rabat dan Urukan Pasir

Di bawah plat-plat beton bertulang, dan pondasi dangkal harus diberikan beton rabat
sebagai lantai kerja.

Lapisan-lapisan di bawah lantai kerja ditunjukkan dalam gambar detail. Bila tidak
dicantumkan dalam gambar detail, di bawah lantai kerja harus diberikan urukan pasir
padat setebal minimum 10 cm.

037 Pengurukan Kembali (Back Filling)

Pengurukan kembali lubang pondasi dilakukan setelah pondasi, poer dan sloof dicor.
Pengurukan ini diijinkan memakai tanah bekas galian dan harus dipadatkan
sesuai dengan butir 023. Sebelum dilakukan pengurukan papan bekisting bekas cetakan
plat pondasi maupun sloof harus dikeluarkan terlebih dahulu.

04 PERLINDUNGAN TERHADAP AIR DAN PENGUJIAN MUTU


PEKERJAAN

041 Genangan Air

Selama pekerjaan berlangsung Pemborong harus dengan semua cara yang


disetujui Pengawas, menjamin agar tidak terjadi genangan-genangan air yang dapat
mengganggu/merusak pekerjaan galian ataupun urukan.

CV. ARSALINE Page 12 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

042 Test

Pengawas harus diberitahukan bila penelitian di lapangan untuk menentukan


kepadatan relatif yang sebenarnya sudah dapat dilaksanakan.

Penentuan kepadatan di lapangan dapat mempergunakan salah satu dari cara/prosedur


di bawah ini :

1. “Density of soil in-place by sand-cone method”


AASHTO.T.191.

2. “Density of soil in-place by driven cylinder method”


AASHTO.T.204.

3. “Densiry of soil in-place by the rubber balloon method”


AASHTO.T.205.

atau cara-cara lain yang disetujui MK.

CV. ARSALINE Page 13 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

PERSYARATAN UMUM UNTUK PEKERJAAN BETON SB 1

01 UMUM SB 2

02 SEMEN PORTLAND SB 3

03 AGREGAT SB 5

04 AIR SB 6

05 “ADMIXTURES” DAN “ADDITIVES” SB 7

06 CAMPURAN BETON SB 7

07 CAMPURAN PERCOBAAN SB 8

08 PEMERIKSAAN MUTU BETON DAN MUTU PELAKSANAAN SB 9

09 PEKERJAAN ACUAN (BEKISTING) SB 10

10 BAHAN-BAHAN LAIN UNTUK ACUAN SB 11


11 SPARING, CONDUIT, PIPA-PIPA DAN DETAIL PERTEMUAN SB 12
DENGAN DINDING BATA

12 PENIMBANGAN BETON (BATCHING) SB 13

13 PENCAMPURAN BETON (MIXING) SB 13

14 PENGECORAN DAN TRANSPORTASI BETON SB 14

15 PENGECORAN BETON PADA TEMPERATUR TINGGI SB 14

16 SIAR PELAKSANAAN (“CONSTRUCTION JOINT”) SB 15

17 SIAR PELAKSANAAN HORIZONTAL SB 16

18 SIAR PELAKSANAAN VERTIKAL SB 16

19 SIAR PELAKSANAAN SISTIM PLAT SB 17

20 PERAWATAN BETON SB 17
21 BIAYA PENGUJIAN SB 18

22 SELIMUT BETON (“BETON DECKING”) SB 18

23 STEK UNTUK PENYAMBUNGAN TULANGAN SB 18


24 TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR SB 19

CV. ARSALINE Page 14 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

01 UMUM

011 Persyaratan Umum dari SNI 03-2847-2002

Semua bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ada pada Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002, Persyaratan
Umum untuk Pekerjaan Struktur, syarat-syarat dalam bagian ini dan dalam Persyaratan
Khusus yang ada pada syarat-syarat ini.

Pada dasarnya Persyaratan Umum ini mengacu pada SNI 03-2847-2002 yang
meletakkan tanggung jawab perencanaan, pengetesan dan pengendalian mutu beton
yang di produksi pada pemasok beton. Tetapi untuk menjamin bahwa tanggung
jawab tersebut dilaksanakan dengan baik, Persyaratan Umum ini menentukan
persyaratan-persyaratan tambahan sebagai berikut :

1. Perencanaan Mutu (Mix Design), termasuk karakteristik bahan harus


diusulkan kepada MK untuk dievaluasi dan disetujui

2. Hasil Pengetesan harus diserahkan untuk dievaluasi oleh pihak (konsultan)


independen

3. Jumlah test minimum adalah 15 contoh, sedikit lebih banyak dari jumlah yang
disyaratkan di SNI 03-2847-2002

4. SNI 03-2847-2002 mensyaratkan kuat tekan rata-rata perlu, fcave


berdasarkan kuat tekan yang disyaratkan fc sebagai berikut:
Terdapat 15 contoh
fcave = fc + 7.0 untuk fc < 21 MPa
fcave = fc + 8.5 untuk fc 21 MPa sampai 35 MPa fcave
= fc + 10.0 untuk fc > 35 MPa
Terdapat lebih dari 15 contoh, diambil yang terbesar dari:
fcave = fc + 1.16x1.34Sd atau fcave = fc +1.16x2.33Sd-3.5 untuk 15
contoh
fcave = fc + 1.08x1.34Sd atau fcave = fc +1.08x2.33Sd-3.5 untuk 20
contoh
fcave = fc + 1.03x1.34Sd atau fcave = fc +1.03x2.33Sd-3.5 untuk 25
contoh
fcave = fc + 1.00x1.34Sd atau fcave = fc +1.00x2.33Sd-3.5 untuk ≥ 30
contoh

5. Sebagian dari test harus dilakukan di laboratorium independen untuk


mengecek hasil test dari pemasok beton

6. Pemborong harus menunjuk seorang “Concrete Quality Controller” (CQC)

CV. ARSALINE Page 15 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

012 Penunjukkan Concrete Quality Controller (Concrete Acceptor)

Pemborong harus menunjuk seorang Concrete Quality Controller yang bertugas secara
penuh (full time). CQC harus secara pribadi maupun melalui orang lain yang berada di
dalam wewenangnya, memeriksa setiap truk beton sebelum dicurahkan atau pada
permulaan pencurahan. CQC harus mengetahui sebelumnya persyaratan, volume
keseluruhan dan volume kedatangan beton yang akan digunakan dan harus memeriksa
docket pengiriman. CQC harus cakap melakukan test kelecakan dan pemenuhan
kelecakan sesuai dengan syarat yang ditentukan.

Concrete Quality Controller harus bertanggung jawab atas jumlah test yang harus
dilakukan dan bertanggung jawab bahwa semua contoh test yang disimpan di lapangan
dipelihara dengan baik.

013 Penunjukkan Consulting Concrete Technologist

Bila dipandang perlu MK akan menunjuk Consulting Concrete Technologist (OCT)


untuk melakukan evaluasi mutu beton dan atau hasil test maupun laporan yang
disampaikan oleh pemborong.

02 SEMEN PORTLAND

021 Jenis Semen

Kecuali ditentukan dalam Persyaratan Khusus, Semen Portland (PC) yang digunakan
adalah semen portland jenis II SII 0013-81 atau type I menurut ASTM, yang
selain itu juga harus memenuhi syarat-syarat yang ada pada SNI 03-2847-2002.

Merk yang akan dipakai harus dirunding dan disetujui terlebih dahulu secara tertulis
oleh MK. Merk yang dipilih dan disetujui oleh MK tidak dapat ditukar dalam
pelaksanaan kecuali dengan persetujuan tertulis sebelumnya dari MK/Pengawas.

Dalam hal merk semen yang telah disetujui tidak terdapat di pasaran, merk semen dapat
diganti hanya bila Pemborong memberikan jaminan dengan data-data teknis
bahwa mutu semua semen penggantinya adalah setaraf dengan mutu semen yang
telah disetujui sebelumnya.

022 Penyimpanan Semen

Penyimpanan semen harus dilakukan sebaik mungkin sehingga terhindarkan dari


kemungkinan kerusakan karena hidratasi atau pengotoran bahan asing lainnya.

023 Semen dalam Bungkus Kantong

Semen dalam bungkus kantong harus disimpan dalam gudang tertutup, terhindar dari
basah atau kemungkinan menjadi lembab, terjamin tidak akan rusak dan atau tercampur
dengan bahan lain.

CV. ARSALINE Page 16 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

Penyimpanan semen dari berbagai jenis harus dikelompokkan sedemikian rupa hingga
mencegah kemungkinan tertukarnya satu jenis semen dengan jenis yang lainnya.
Urutan penyimpanan di gudang harus diatur agar semen yang lebih dahulu masuk
gudang dipakai lebih dahulu pula.

024 Semen Curah

Semen curah harus disimpan di dalam silo yang terbuat dari baja atau beton, dan harus
terhindar dari kemungkinan tercampur dengan bahan lain.

025 Kualitas Semen yang Disimpan

Apabila semen telah tersimpan lama dan mutunya diragukan, maka sebelum diberikan
ijin untuk dipakai harus dibuktikan terlebih dahulu bahwa semen tersebut masih
memenuhi syarat standard.

026 Uniformitas

Semen yang digunakan untuk satu macam pekerjaan harus keluaran pabrik yang sama
dan merupakan hasil produksi yang tidak berbeda lebih dari satu bulan.

027 Kondisi Kantong Semen Sebelum Dipakai

Kondisi semen yang akan digunakan tidak boleh rusak jahitannya sebelum
sampai ke tempat pekerjaan.

03 AGREGAT

031 Jenis Agregat

Agregat harus merupakan bahan bangunan yang didapatkan dari alam, dan memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI 03-2847-2002, kecuali ditentukan lain.
Pemborong harus memberitahukan kepada Pengawas tempat pengambilan agregat
sebelum pekerjaan di mulai dan atas permintaan Pengawas, menunjukkan bukti-bukti
mengenai mutu dan ke konsistenan mutu agregat tersebut.

Kandungan garam dalam agregat yang digunakan dalam Struktur Beton


Bertulang, yang dinyatakan dalam persentasi anhydrous calcium chloride ekivalen
terhadap berat semen yang akan digunakan harus kurang dari 1%.

Kandungan garam dalam agregat yang digunakan dalam Struktur Beton Pratekan
Pratarik (pre-tensioned), yang dinyatakan dalam persentasi anhydrous calcium chloride
ekivalen terhadap berat semen yang akan digunakan harus kurang dari
0.1%. Batasan ini juga berlaku bagi Struktur Beton Pratekan Pascatarik (post-
tensioned) kecuali bila terdapat jaminan bahwa tidak terjadi kebocoran pada
selongsong yang digunakan dan dilakukan grouting.

CV. ARSALINE Page 17 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

Agregat yang didapat dari laut tidak dapat dipakai.

Bila penggunaan Additive yang mengandung Calsium Chloride disetujui, jumlah


additive yang digunakan harus dijaga agar syarat-syarat tersebut diatas dapat dipenuhi.

032 Pasir

Pasir beton yang digunakan harus merupakan butir-butir yang bersih, kasar dan tajam,
tidak mengandung bahan-bahan organis dan memenuhi syarat-syarat lain dalam
SNI 03-2847-2002. Untuk pasir beton sama sekali tidak boleh digunakan pasir
laut.

033 Batu Pecah

Untuk pekerjaan beton dapat digunakan batu pecah dengan ukuran sesuai “mix
design” dengan ukuran tidak lebih dari 3.0 cm dan tidak lebih dari seperempat tebal
beton yang terkecil dari bagian struktur yang bersangkutan serta memenuhi syarat-
syarat lain dalam SNI 03-2847-2002.

Batu pecah harus dicuci agar bersih dari bahan organis dan kotoran-kotoran lain.

034 Penyimpanan Agregat

Agregat yang dipakai harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak kotor. Agregat
dari jenis dan ukuran berbeda harus disimpan di tempat yang terpisah.

04 AIR

041 Kualitas

Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam
alkali, dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu
pekerjaan. Bilamana mungkin harus digunakan air Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM).

042 Ketersediaan Air PDAM

Bila air PDAM tidak tersedia, maka air yang akan digunakan atas biaya pemborong
harus diperiksa terlebih dahulu dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diminum
oleh laboratorium yang disetujui oleh MK.

CV. ARSALINE Page 18 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

043 Kualitas Minimal

Air yang akan dipergunakan minimal harus memenuhi syarat-syarat dibawah ini :

Kualitas Air

Item Syarat
Jumlah suspended solids 2g/l
Jumlah soluble evaporation residue 1g/l
Perbedaan waktu ikat dari semen waktu ikat awal tidak lebih dari 30 menit
waktu ikat akhir tidak lebih dari 60 menit

Perbedaan kekuatan lentur dan tekan tidak kurang dari 90% pada usia 7 hari
dari mortar dibandingkan
dengan control mortar

05 “ADMIXTURES” DAN “ADDITIVES”

Kecuali ditentukan dalam Persyaratan Khusus, pada umumnya dengan pemilihan


bahan-bahan yang seksama, cara mencampur dan mengaduk yang baik dan cara
pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu bahan “admixture”
maupun “additive”.

Jika penggunaan “admixture” maupun “additive” masih dianggap perlu, pemborong


harus terlebih dahulu mengajukan contoh untuk mendapatkan persetujuan dari MK.
Untuk itu pemborong mengusulkan nama dan jenis admixture atau additive disertai
keterangan tujuan penggunaan, data-data bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan
mentahnya, cara-cara pemakaian dan keterangan-keterangan lain yang dianggap
perlu.

06 CAMPURAN BETON

061 Mutu Beton

Mutu Beton dinyatakan dalam kekuatan tekan karakteristik yang diperoleh dari
pemeriksaan benda silinder Ø15x h 30 cm pada umur 28 hari sesuai dengan SNI
03-2847-2002.

062 Kadar Semen

Campuran beton harus mempunyai kadar semen minimum 300 kg/m3 beton,
tetapi tidak boleh melebihi 550 kg/m3 beton.

063 Beton Struktural

Beton yang digunakan untuk elemen struktur adalah beton siap pakai (“ready mix
concrete”)

CV. ARSALINE Page 19 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

Bila karena suatu dan lain hal mendapat persetujuan tertulis dari MK, pemborong tidak
dapat menggunakan beton siap pakai, pemborong harus membuat campuran percobaan
(“trial mix”) dengan bahan-bahan yang akan dipakai dan telah disetujui oleh MK,
untuk menunjukkan bahwa mutu beton dan kelecakan (“workability”) yang disyaratkan
dapat dicapai dengan campuran yang direncanakan.

064 Beton Non Struktural

Beton non struktural diperbolehkan memakai campuran dengan mesin pengaduk, tetapi
dalam keadaan apapun tidak diperbolehkan memakai campuran yang diaduk secara
manual.

065 Kelecakan

Kelecakan beton harus diukur dengan menggunakan “slump test” sesuai


dengan SNI 03-2847-2002.

Kelecakan harus diatur sedemikian rupa sehingga dengan metode pelaksanaan yang
dipilih dapat diperoleh beton yang monolit dan tidak berongga.

07 CAMPURAN PERCOBAAN

071 Umum

Bila tidak digunakan beton siap pakai maka harus dilakukan campuran percobaan
sesuai dengan SNI 03-2847-2002, kecuali terdapat data-data autentik bahwa dengan
campuran yang diusulkan dan bahan-bahan yang akan dipakai serta metode yang
digunakan, pemborong dapat menghasilkan beton dengan mutu dan kelecakan yang
disyaratkan.

Pembebasan dari pembuatan campuran percobaan harus diusulkan dan disetujui secara
tertulis oleh MK.

072 Campuran Percobaan Pendahuluan

Bila disyaratkan sehubungan dengan ayat 071, sebelum melakukan pengecoran


Pemborong harus melakukan campuran percobaan pendahuluan dalam keadaan
produksi sesungguhnya, atau bila hal ini tidak memungkinkan, melakukan percobaan di
laboratorium yang disetujui MK dengan contoh yang cukup untuk mewakili agregat
dan semen yang akan digunakan. Kecuali disetujui lain, untuk tiap mutu beton harus
dibuat 9 kubus percobaan, 3 untuk pengetesan pada umur 3 hari, 3 tujuh hari dan 3
untuk 28 hari.

073 Campuran Percobaan Pada Masa Pengerjaan

Bila campuran percobaan disyaratkan setelah pekerjaan dimulai, maka campuran


percobaan harus dilakukan dalam keadaan produksi sesungguhnya sesuai dengan
prosedur yang diatur dalam ayat 072

CV. ARSALINE Page 20 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

074 Kelecakan

Kelecakan beton harus diukur dengan slump test sesuai dengan SNI 03-2847-
2002, sedangkan Mortar Factor dan Mix Suitability Factor harus diperhatikan.

Kelecakan harus sedemikian rupa, sehingga dengan cara pelaksanaan yang disetujui
dapat dilakukan pengecoran beton dengan mudah sehingga dapat dihasilkan beton yang
monolit tanpa keropos.

075 Standard Penerimaan

Bila tidak ditentukan lain, maka standard penerimaan campuran percobaan adalah
sesuai dengan SNI 03-2847-2002.

076 Perubahan Campuran

Bila suatu campuran telah disetujui, tidk boleh dilakukan perubahan-perubahan dalam
perbandingan campuran, asal semen dan agregat, jenis, ukuran ataupun grading. Bila
karena sesuatu hal harus dilakukan perubahan, test baru dapat diminta untuk dilakukan.

08 PEMERIKSAAN MUTU BETON DAN MUTU PELAKSANAAN

081 Pengambilan Contoh

Pengambilan contoh beton harus dilakukan dengan cara dan dalam jumlah yang sesuai
dengan SNI 03-2847-2002.

Mengingat W/C factor yang sesuai disini adalah sekitar 0.50-0.55 maka pemasukan
adukan ke dalam cetakan benda uji dilakukan menurut SNI 03-2847-
2002 tanpa menggunakan penggetar.
Pada tahap awal pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1 benda uji per
5 m3 volume adukan beton hingga diperoleh 15 benda uji yang pertama sesuai dengan
syarat SNI 03-2847-2002.

082 Contoh Beton Kerja

Pemborong harus melakukan pengetesan contoh beton yang diambil pada laboratorium
yang disetujui oleh MK.

Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton termasuk
nilai karakteristiknya dengan disertai/dilampiri sertifikat pengujian dari laboratorium.

Pemborong harus menyimpan semua hasil pengetesan mutu beton maupun mutu bahan
dengan catatan yang jelas untuk lokasi yang mana beton/bahan tersebut dipakai

CV. ARSALINE Page 21 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

083 Standard Penerimaan

Standard penerimaan mutu beton dan mutu pelaksanaan adalah sesuai dengan
SNI 03-2847-2002.

084 Test Kelecakan/Slump Test

Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, persyaratan nilai minimum adalah
10 cm dan maksimum adalah 20 cm

Slump lebih besar dari 20 cm dapat diterima bila diberikan persetujuan tertulis dari
MK.

09 PEKERJAAN ACUAN (BEKISTING)

091 Bahan

Acuan yang dipergunakan dapat dibuat dari kayu, beton, baja atau pasangan bata
diplester.

092 Perencanaan

Pemborong harus merencanakan acuan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan
bentuk dan cukup kuat menampung beban-beban sementara maupun pelaksanaan.

Perencanaan acuan dan konstruksinya harus dapat menahan beban-beban, tekanan


lateral dan tekanan yang diizinkan seperti pada “Recommended Practice for Concrete
Formwork” (ACI 347-68) dan peninjauan terhadap beban angin dan lain-lain peraturan
yang dikontrol terhadap Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.

Semua acuan harus diberi penguat datar silang sehingga kemungkinan


bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan dapat dihindarkan.

Acuan juga harus cukup rapat untuk mencegah kebocoran bagian cairan dari adukan
beton (mortar leakage).

Susunan acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa sehingga


memungkinkan dilakukannya kemudahan inspeksi oleh pengawas.

Penyusunan acuan harus sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkarannya


tidak menimbulkan kerusakan pada bagian maupun keseluruhan beton hasil
pengecoran.

093 Pemeriksaan

Pada bagian terendah (dari setiap tahap pengecoran) dari acuan kolom atau
dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.

CV. ARSALINE Page 22 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

094 Pembersihan Sebelum Pengecoran

Acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dulu sebelum pengecoran. Harus diadakan
tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya air pembasahan tersebut pada sisi bawah.

095 Ketelitian

Pemborong bertanggung jawab penuh terhadap kekuatan acuan dan penyanggahnya


serta ketelitian penempatan dan dimensinya.

096 Toleransi

Toleransi dimensi untuk pemasangan acuan harus memenuhi syarat di bawah ini:

Toleransi dari jarak datum line dari setiap lantai sampai


pada elemen beton yang di tuju. 3 cm

Toleransi penampang balok, kolom, dinding -0.5 + 2.0 cm

Toleransi ketebalan lantai dan atap beton -0.0 + 2.0 cm

097 Pembongkaran

Pembongkaran acuan sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar, harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari MK dan mengikuti pasal 8.2 SNI 03-2847-2002

10 BAHAN-BAHAN LAIN UNTUK ACUAN

101 Alat Penyambung

Alat-alat penyambung yang dipakai harus memenuhi syarat tegangan yang ditentukan
oleh pabrik pembuatnya dengan pembuktian test kekuatan.

102 Release Agent

Untuk mempermudah pembongkaran acuan, dapat digunakan “release agent”. “Release

agent” yang dipakai tidak boleh memberi pengaruh buruk pada kwalitas
beton atau mempengaruhi ikatan antara beton dengan material-material finishing
dan harus mendapat persetujuan dari MK.

103 Lantai Kerja

Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung di atas tanah, harus
dibuatkan lantai kerja dari beton lunak dengan campuran perbandingan volume semen :
pasir : koral = 1:3:5.

CV. ARSALINE Page 23 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

11 SPARING, CONDUIT, PIPA-PIPA DAN DETAIL PERTEMUAN


DENGAN DINDING BATA

111 Penempatan

Letak dari sparing, conduit, pipa-pipa disyaratkan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu/mengurangi kekuatan struktur dan tidak diizinkan berpotongan dengan
besi tulangan.

Tempat lokasi dari sparing, conduit, pipa-pipa harus sesuai dengan gambar dan
bilamana belum dicantumkan ataupun menyimpang dari gambar, Pemborong harus
memberitahukan dan mengusulkan serta minta persetujuan tertulis sebelumnya dari
MK.

Semua sparing, conduit, dan pipa harus dipasang sebelum pengecoran dan
kedudukannya harus cukup kuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran
beton.

112 Penulangan Praktis untuk Dinding Bata

Penulangan kolom praktis dan balok praktis untuk dinding bata harus dihitung
berdasarkan ”face load” yang diterima dinding tersebut akibat beban gempa dan beban
angin.
Sedikitnya setiap 12 m2 dinding harus dikelilingi oleh kolom dan balok praktis.
Dinding tersebut harus dijangkarkan dengan jarak antara 75 cm, dan panjang jangkar
minimum 30 cm dengan diameter 8 mm.

12 PENIMBANGAN BETON (BATCHING)

121 Umum

Kecuali ditentukan lain, persyaratan dalam ayat 122, 123 dan 124 harus dipenuhi.

122 Ketelitian Timbangan dan Alat Ukur

Timbangan dan alat ukur air harus dipelihara setiap waktu sehingga tercapai batas
ketelitian tertentu yang disetujui oleh MK.

123 Toleransi Berat

Berat tiap-tiap ukuran agregat dan semen tidak boleh lebih atau kurang dari 2%
dari berat masing-masing setelah memperhitungkan kandungan air dalam agregat.

124 Kadar Air Agregat

Kadar air agregat harus diukur sesaat sebelum pencampuran agregat dan harus selalu
dilakukan untuk menjamin konsistensi campuran

CV. ARSALINE Page 24 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

13 PENCAMPURAN BETON (MIXING)

131 Jenis Mixer

Mixer harus dari jenis batch kecuali ditentukan lain dan ditunjukkan bahwa
mixer yang lain tersebut dapat memenuhi kinerja yang dikehendaki.

132 Toleransi Kisi Pengaduk

Kisi pengaduk harus selalu dipelihara sehingga toleransi yang ditentukan oleh pabrik
pembuatnya dapat selalu dipenuhi. Kisi pengaduk harus segera diganti bila toleransi
tersebut tidak dapat dipenuhi lagi.

133 Pembersihan Kisi Pengaduk

Mixer yang tidak dapat dipakai lebih dari 30 menit harus segera dicuci bersih- bersih
sebelum dapat dipakai mengaduk batch yang lain.

14 PENGECORAN DAN TRANSPORTASI BETON

141 Persetujuan Pengecoran

Pengecoran beton baru boleh dilakukan setelah MK memeriksa seluruh


pembesian struktur yang akan dicor saat itu dan memberikan persetujuan tertulis
kepada Pemborong.

142 Pemadatan

Beton harus dipadatkan menggunakan jarum penggetar (needle vibrator) dan harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak tulangan (pembesian) dan acuan.
Penggetar lain hanya dapat dipakai bila ada persetujuan tertulis dari MK.

Pemborong harus menyediakan vibrator yang cukup sehingga pemadatan beton pada
waktu pengecoran dapat terjamin efisiensinya.

143 Cara Transportasi

Cara transportasi beton harus disetujui secara tertulis oleh MK. Beton harus dikirimkan
dalam container kedap air sedemikian rupa sehingga kehilangan material dan segregasi
dapat dihindarkan.

144 Pemompaan

Penggunaan pompa beton dan cara penggunaannya harus disetujui oleh MK.

CV. ARSALINE Page 25 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

15 PENGECORAN BETON PADA TEMPERATUR TINGGI

151 Penggunaan Semen Temperatur Tinggi

Semen dengan temperatur tinggi tidak boleh digunakan.

152 Temperatur

Agregat dan air yang digunakan harus mempunyai temperatur serendah mungkin.

153 Admixture

Admixture harus digunakan untuk membantu memperlambat pengikatan dan


menambah sifat kelecakan beton, penggunaan jenis admixture harus mendapat
persetujuan tertulis MK.

Penggunaan “admixture” untuk menghindari kehilangan slump (“slump loss”)


selama pengangkutan harus mendapat persetujuan tertulis MK.

154 Campuran Beton

Campuran beton untuk pengecoran pada temperatur tinggi harus dipilih dengan
memperhatikan percampuran, pengangkutan dan pemadatan dengan menggunakan
air semen serendah mungkin.

Proporsi campuran harus direncanakan dengan melakukan campuran percobaan dan


baru dapat digunakan setelah mendapat persetujuan tertulis oleh MK.

155 Keadaan Acuan

Pada pekerjaan pengecoran acuan harus dibasahi agar air dalam beton tidak
terserap.

156 Temperatur Beton

Temperatur beton waktu penuangan tidak boleh lebih tinggi dari 30 C.

16 SIAR PELAKSANAAN (“CONSTRUCTION JOINT”)

161 Letak dan Detail

Letak dan detail “construction joint” harus sesuai dengan apa yang direncanakan. Bila
tidak ditentukan dalam gambar kerja, maka “construction joint” harus direncanakan
sedemikian rupa sehingga program pelaksanaan dan letak “construction joint”
tersebut tidak menyebabkan berkurangnya kekuatan, daktilitas dan penampilan
struktur yang dibuat.

Rencana pembuatan “construction joint” harus disetujui oleh MK

CV. ARSALINE Page 26 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

162 Syarat Lain

Suatu “construction joint” hanya boleh dibuat pada suatu posisi dimana gaya gesernya
minimum.

“Construction joint” harus tegak lurus dengan arah kerja gaya tekan pada penampang
beton.

Pada perencanaan “construction joint” harus juga diperhatikan retak-retak akibat


temperatur dan “drying shrinkage”.

17 SIAR PELAKSANAAN (“CONSTRUCTION JOINT”) HORIZONTAL

171 Umum

“Construction joint horizontal” harus diusahakan sehorizontal mungkin.

172 Pembersihan Siar Pelaksanaan

Sebelum penempatan beton segar untuk melanjutkan pekerjaan pembetonan,


permukaan dari beton yang ada harus dibersihkan dari kotoran, beton dengan mutu
yang jelek, partikel-partikel agregat yang terlepas, dikasarkan dengan melakukan
“chipping” atau “scraping” serta dibasahi secukupnya dan dilapisi pasta semen, mortar
atau epoxy resin.

173 Pengecoran Beton

Sebelum menempatkan beton segar yang baru, acuan harus diikat kembali dengan kuat.

Selama penuangan beton harus dilakukan pemadatan yang cukup agar terdapat ikatan
yang kuat antara beton yang baru dengan beton yang lama.

18 SIAR PELAKSANAAN (“CONSTRUCTION JOINT”) VERTIKAL

181 Acuan untuk Siar Pelaksanaan Vertikal

Selama pengerjaan dari construction joint vertikal acuan dari joint harus diikatkan
secara kokoh dan beton segar yang dituangkan di dekat joint tersebut harus dipadatkan
dengan cukup dengan menggunakan vibrator.

182 Pembersihan Siar Pelaksanaan

Sebelum penempatan beton segar untuk melanjutkan pekerjaan pembetonan,


permukaan dari beton yang ada harus dibasahi secukupnya dan dilapisi pasta semen,
mortar atau epoxy resin setelah dilakukan pengasaran pada permukaan beton dengan
melakukan chiping atau scraping.

CV. ARSALINE Page 27 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

183 Pengecoran Beton

Setelah penuangan beton segar harus dilakukan pemadatan agar dicapai ikatan yang
sangat baik pada beton yang lama. Juga disarankan setelah penuangan beton segar
dilakukan vibrasi kembali pada saat yang tepat.

19 SIAR PELAKSANAAN (“CONSTRUCTION JOINT”) SISTEM PLAT

191 Umum

Construction Joint untuk sistem plat lantai harus dilakukan di tengah-tengah


bentang plat maupun balok.

192 Siar Pelaksanaan Balok Induk

Bila terdapat balok anak melintang (“joist”) pada tengah-tengah bentang, maka
construction joint dari balok induk harus diletakkan di luar “joist” sejauh 2 kali lebar
“joist” tersebut.

20 PERAWATAN BETON

201 Umum

Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, pengaruh hujan dan dihindarkan terjadinya
proses penguapan kandungan airnya dalam kurun waktu yang cepat.

202 Waktu Perawatan

Hasil pengecoran beton harus sering dibasahi paling sedikit untuk selama 10 hari
berturut-turut setelah selesainya pengecoran.

203 Curing Compound

Penggunaan “Curing Compound” harus dikonsultasikan kepada dan mendapat


persetujuan tertulis MK.

21 BIAYA PENGUJIAN

Seluruh biaya pengujian bahan baik beton maupun baja tulangan menjadi tanggungan
Pemborong.

22 SELIMUT BETON (“BETON DECKING”)

221 Selimut Beton Minimum

Beton decking (selimut beton) minimal yang diijinkan adalah 2.5 cm, kecuali
ditentukan lain dalam Syarat-Syarat Khusus.

CV. ARSALINE Page 28 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

222 Tahu Beton

Untuk mendapatkan beton decking yang ditentukan, besi beton yang terdekat dengan
acuan harus diganjal dengan tahu beton.

Pemasangan tahu beton ini harus diikat dengan kuat dengan menggunakan
bendrat yang tertanam dengan baik pada tahu beton, pada besi tulangan.
223 Ukuran Tahu Beton

Ukuran tahu beton ini adalah 5cm x 5cm x 2.5cm, terbuat dari campuran 1PC :
4Pasir.

23 STEK UNTUK PENYAMBUNGAN TULANGAN

231 Umum

Baja tulangan yang dipakai untuk stek harus mempunyai penampang dan jumlah sama
dengan tulangan yang disambung.

232 Panjang Stek Minimum

Panjang stek minimal 40 x penampang baja tulangan utama untuk panjang penerusan.

Perletakan baja stek harus dijaga agar tetap lurus dan tidak dapat digerak- gerakkan
agar tidak merusak struktur.

24 TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas hasil konstruksi.

Adanya persetujuan atau hadirnya MK, Pengawas atau Konsultan Perencana di


lapangan selaku wakil dari Pemberi Tugas tidaklah mengurangi tanggung jawab
Kontraktor.

CV. ARSALINE Page 29 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

PERSYARATAN KHUSUS UNTUK PEKERJAAN BETON KBT 1

01 UMUM KBT 2

02 MUTU BETON KBT 2

03 MUTU BAJA TULANGAN KBT 2

04 TEBAL PENUTUP BETON KBT 2

05 ADMIXTURE KBT 3

06 GROUTING AGENT KBT 3

07 BONDING AGENT KBT 3

CV. ARSALINE Page 30 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

01 UMUM

011 Semua bahan dan pekerjaan harus memenuhi syarat-syarat yang terdapat dalam
Persyaratan Umum untuk Pekerjaan Struktur, Persyaratan Umum untuk
Pekerjaan Beton dan syarat-syarat khusus yang ada pada syarat-syarat ini serta syarat-
syarat lain yang tertera pada gambar-gambar pelaksanaan.

012 Dalam hal terjadi ketidaksesuaian antara gambar pelaksanaan dengan syarat-
syarat khusus ini, maka Pemborong harus melaporkan perbedaan tersebut kepada MK
dan mendapatkan persetujuan tertulis dari MK sebelum melaksanakannya.

02 MUTU BETON

021 Mutu beton yang dipakai adalah sebagai berikut :

Untuk pile cap dan pondasi : fc’ 30 MPa


Untuk kolom dan balok : fc’ 30 MPa

022 Kelecakan yang disyaratkan adalah sebagai berikut :

Untuk poer : slump antara 75 - 125 mm


Untuk balok dan kolom : slump antara 100 - 200 mm

03 MUTU BAJA TULANGAN

Mutu baja tulangan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Semua tulangan menggunakan baja ulir dengan mutu BJTD 40, tegangan leleh
karakteristik 400 N/mm2.

04 TEBAL PENUTUP BETON

Untuk pile cap : 7 cm


Untuk kolom : 2 cm
Untuk balok : 5 cm

05 ADMIXTURE

051 Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara mencampur dan
mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan
penggunaansesuatu bahan admixture

CV. ARSALINE Page 31 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

052 Jika penggunaan admixture dianggap perlu, pemborong diharuskan untuk terlebih
dahulu mengajukan contoh admixture yang akan dipakai untuk disetujui secara tertulis
oleh MK. Untuk itu pemborong mengusulkan nama dan jenis material admixture
disertai keterangan tujuan penggunaan, data-data bahan, nama pabrik produsen, jenis
bahan mentahnya, cara-cara pemakaian dan keterangan- keterangan lain yang
dianggap perlu.

06 GROUTING AGENT

061 Di tempat-tempat dimana diperlukan grouting misalnya pada angker-angker kolom


baja seperti terlihat dalam gambar pelaksanaan harus digunakan non shrink grout.

062 Setelah kolom baja pada kedudukan yang tepat, dilakukan pembersihan lubang yang
akan digrouting dari debu dan kotoran lainnya.

063 Pengadukan bahan grouting disarankan sebaiknya memakai mixer.

064 Pemakaian bahan grouting harus sesuai dengan petunjuk teknis bahan grouting yang
digunakan.

065 Penuangan bahan grouting dengan dirojok memakai kabel atau alat bantu lainnya agar
diperoleh kepadatan yang baik.

07 BONDING AGENT

071 Pada penyambungan beton baru dan beton lama harus digunakan bonding agent, epoxy
base.

072 Untuk menghilangkan bagian beton lama yang lemah sampai diperoleh
permukaan yang kuat harus dilakukan chipping.

073 Permukaan yang akan disambung harus dibersihkan dari debu dan kotoran
lainnya.

074 Pemakaian bonding agent harus sesuai dengan petunjuk teknis bahan bonding yang
digunakan.

CV. ARSALINE Page 32 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

PERSYARATAN UNTUK PEKERJAAN BAJA TULANGAN REO 1

01 UMUM REO 2

02 FABRIKASI BAJA TULANGAN REO 2

03 PENGGANTIAN BAJA TULANGAN REO 5

CV. ARSALINE Page 33 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

01 UMUM

011 Mutu Baja Tulangan

Mutu baja dinyatakan dalam tegangan leleh karakteristik atau tegangan karakteristik
yang memberikan regangan tetap sebesar 0.2%, sesuai dengan PBI 71.

012 Penyimpanan

Baja tulangan harus disimpan di tempat yang bersih sehingga pada waktu pemasangan
dan pelaksanaan pengecoran, bebas dari karat dan kotoran-kotoran lainnya.

013 Pengetesan Mutu Baja Tulangan

Mutu baja harus dinyatakan dengan sertifikat dari pabrik pembuatnya.

Bila terdapat keragu-raguan mengenai mutu baja yang akan dipakai, maka harus
dilakukan pemeriksaan pada laboratorium yang disetujui oleh MK.

Jumlah pengetesan minimum adalah 3 buah test untuk masing-masing mutu,


diameter, trailer kedatangan dan pabrik. Semuanya juga tidak boleh kurang dari 3 buah
test setiap 80 ton berat baja yang akan digunakan.

014 Baja Tulangan Bekas

Penulangan bekas atau cacat tidak boleh digunakan.

015 Baja Tulangan Deform

Semua baja tulangan adalah Baja Tulangan Deform (ulir).

02 FABRIKASI BAJA TULANGAN

021 Penulangan Dalam Gulungan (Coil)

Penulangan dalam bentuk gulungan (coil) harus diluruskan lebih dahulu dengan alat-
alat pelurus.

022 Pemotongan

Penulangan harus difabrikasi sesuai gambar kerja dan gambar pelaksanaan dengan
memperhatikan syarat-syarat pemotongan yang terdapat dalam SNI 03-2847-2002.
Pemotongan harus dilakukan dengan shear cutter atau gergaji

CV. ARSALINE Page 34 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

023 Pembengkokan

Pembengkokan tulangan tidak boleh dilakukan dengan pemanasan tanpa persetujuan


tertulis MK.

Pembengkokan tulangan yang telah tertanam dalam beton hanya dapat dilakukan
dengan jari-jari pembengkokan lebih besar dari 3 (tiga) diameternya.

024 Pemasangan Tulangan

Semua tulangan sebelum ditempatkan harus bersih, bebas dari oli, minyak pelumas,
kotoran yang dapat merusak ikatan antara beton dengan tulangan.

Bila penulangan dibiarkan di udara terbuka cukup lama setelah penempatannya pada
bekisting maka penulangan harus diperiksa ulang, dan bila perlu dibersihkan
kembali sebelum beton dicor.

Penulangan harus ditempatkan sesuai dengan gambar kerja dan gambar pelaksanaan
dan harus diikat dengan baik agar pada waktu pengecoran tidak terjadi perubahan
tempat dari penulangan.

Semua tulangan yang bersilangan harus diikat dengan baik dengan menggunakan kawat
pengikat (“bendrat”) yang disetujui oleh MK.

Jarak-jarak penempatan penulangan minimum harus sesuai dengan syarat- syarat


SNI 03-2847-2002.

025 Toleransi

Kecuali ditentukan lain oleh MK, toleransi ukuran fabrikasi diberikan dalam tabel
di bawah.

Toleransi penempatan duct, pipa dan sparing yang menembus beton dan barang-
barang lain yang ditanam dalam beton adalah 0.5cm. Barang-barang ini harus
diikatkan dengan kuat sehingga tidak bergeser pada waktu pemasangan baja tulangan.

Tabel 1: Toleransi Dimensi dalam Fabrikasi

I t e m Toleransi (cm)
Sengkang, tulangan spiral 0.5
Dimensi Tulangan Tulangan polos dengan
fabrikasi lain dari diameter nominal 28mm. 1.5
yang di Tulangan deform D25.
atas
Tulangan polos sampai 32mm,
deform D29 sampai D41 2.0
Panjang total 2.0

CV. ARSALINE Page 35 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

026 Kait

Ujung dari baja tulangan yang dinyatakan dalam butir (1) sampai (5) di bawah ini harus
diberi kait.

(1) Tulangan Polos


(2) Sengkang
(3) Sisi ujung luar tulangan kolom dan balok
(4) Tulangan untuk cerobong asap
(5) Perletakan ujung balok, dan ujung tulangan atas balok kantilever serta plat
kantilever.

027 Panjang Penjangkaran dan Sambungan Lewatan

Penempatan dan cara pembuatan sambungan lewatan harus sesuai dengan Gambar
Standard dan Persyaratan-persyaratan dalam SNI 03-2847-2002 dan ditunjukkan dalam
gambar kerja (shop drawing).

Perubahan penempatan atau penambahan sambungan lewatan tidak boleh dilakukan


bila tanpa persetujuan tertulis dari MK.

Panjang penjangkaran dan panjang sambungan lewatan harus sesuai dengan Gambar
Standard dan Persyaratan-persyaratan SNI 03-2847-2002 kecuali ditentukan lain dalam
gambar perencanaan.

Sambungan selain sambungan lewatan atau gas pressure welding harus mendapat
persetujuan tertulis dari MK.

Panjang pengangkeran dari welded wire fabric harus diukur dari penulangan, yang
paling sedikit harus 5 cm lebih panjang dari jarak antar tulangan, tetapi tidak boleh
lebih kecil dari 15 cm.

028 Persetujuan

Penempatan penulangan harus diperiksa dan disetujui secara tertulis oleh MK


sebelum pengecoran dilakukan

03 PENGGANTIAN BAJA TULANGAN

031 Diameter yang Ditentukan

Pemborong harus menggunakan baja tulangan dengan diameter sesuai ketentuan


gambar.

032 Penggantian Tulangan

Jika karena suatu alasan yang dapat disetujui oleh MK pemborong tidak berhasil
mendapat diameter baja tulangan yang sesuai, maka dengan persetujuan tertulis dari
MK baja tulangan dapat diganti dengan tulangan lain dengan diameter yang terdekat
dengan memperhatikan ayat 033.

CV. ARSALINE Page 36 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

033 Tulangan Pengganti

Tulangan pengganti harus memenuhi syarat-syarat di bawah ini :

Jumlah luas baja tulangan pada suatu potongan tertentu tidak boleh kurang dari jumlah
luas yang tertera dalam gambar.

Penggantian tidak mengakibatkan keruwetan peletakan penulangan di tempat tersebut


ataupun di daerah “overlapping”nya, sehingga menyulitkan pengecoran atau pemakaian
alat penggetar (vibrator).

034 Toleransi

Toleransi berat dan diameter tulangan diatur dalam tabel di bawah.

Toleransi ukuran baja tulangan

Diameter Variasi dalam berat Toleransi diameter


yang diperbolehkan (mm)

Di bawah 10 mm +/- 7% +/- 0.4

10 mm sampai 16 mm +/- 5% +/- 0.4

lebih besar dari 16 mm +/- 4% +/- 0.5

CV. ARSALINE Page 37 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

PERSYARATAN UMUM UNTUK PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA SST 1

01 UMUM SST 2

02 BAJA STRUKTURAL SST 2

03 BAUT DAN MUR SST 3

04 BAHAN LAS SST 4

05 PERENCANAAN DAN PENGAWASAN SST 4

06 STANDARD PENGELASAN SST 4

07 LUBANG-LUBANG BAUT SST 5

08 SAMBUNGAN SST 6

09 PEMASANGAN PERCOBAAN/TRIAL ERECTION SST 6

10 PENGECATAN SST 6

11 GROUTING SST 6

12 PEMASANGAN AKHIR/FINAL ERECTION SST 7

13 TOLERANSI SST 8

14 CONTOH BAHAN SST 8

15 PENGUJIAN MUTU BAHAN SST 8

16 PENGUJIAN YANG TIDAK MERUSAK SST 9

17 HASIL PENGUJIAN SST 10

18 TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR SST 10

CV. ARSALINE Page 38 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

01 UMUM

011 Bahan

Semua bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ada pada Peraturan
Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI 84), Persyaratan Umum untuk
Pekerjaan Struktur, syarat-syarat dalam bagian ini dan syarat-syarat khusus yang ada
pada syarat-syarat ini.

012 Peraturan dan Standard

Peraturan-peraturan dan pedoman standard yang dipakai :

1. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI), Mei 1984


2. American Institute of Steel Construction (AISC) Manual of Steel
Construction 8th Edition, 1980
3. American National Standard Institute (ANSI) B27.265 Plain Washers
4. American Society for Testing and Materials (ASTM) Specifications :
- ASTM A 36 - 70a Structural Steel
- ASTM A 53 - 72a Welded and Seamless Steel Pipe
- ASTM A153 - 71 Zink Coating (hot dip) on Iron and Steel Hardware
- ASTM A307 - 68 Carbon Steel Externally Threaded Standard Fasteners
- ASTM A325 - 71a High Strength Bolts for Structural Steel Joint,
Including Suitable Nuts and Plain Hardened Washers
- ASTM A490 - 71 Quenched and Tempered Alloy Steel Bolts for
Structural Steel Joints

02 BAJA STRUKTURAL

021 Penggunaan AISC dan PPBBI

Kecuali bila diatur secara tersendiri maka semua bahan-bahan untuk konstruksi baja
harus memenuhi spesifikasi “American Institute of Steel Construction (AISC)” dan
PPBBI 1984.

022 Baja Profil

Kecuali bila diatur secara tersendiri, semua material profil, plat dan kisi-kisi yang akan
dibuat konstruksinya secara las harus terbuat dari jenis baja karbon yang memenuhi
persyaratan ASTM A36 atau yang setara.

023 Pipa

Untuk semua jenis pipa juga harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan
ASTM A35 type E atau S.

024 Baja Terlapis Seng

Baja terlapis seng harus memenuhi ASTM A123

CV. ARSALINE Page 39 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

025 Bahan Baru

Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu bahan yang
belum pernah dipergunakan sebelumnya dan harus disertai sertifikat pengiriman dari
pabrik.

03 BAUT DAN MUR

031 Bahan Pengikat

Bahan-bahan pengikat struktur/konstruksi utama : baut-baut, mur-mur/sekrup-


sekrup dan ring-ring disyaratkan sebagai berikut :

Untuk sambungan bukan baja ke baja, harus dari baja karbon yang memenuhi
persyaratan ASTM A370 dan telah digalvanis.

Untuk sambungan baja ke baja, harus dari baja karbon yang memenuhi
persyaratan ASTM A325 dan atau ASTM A490 dan harus telah terlapis
cadmium.

Untuk sambungan logam yang berlainan jenis bahannya, pengikat-pengikat harus dari
baja tahan korosi yang memenuhi persyaratan ASTM A275 type 321.

Ring untuk baut biasa harus memenuhi ANSI B27 type A.

032 Baut Angkur

Baut angkur dan sekrup-sekrup/mur-mur harus memenuhi persyaratan ASTM A36


atau A325.

033 Sekrup

Lapisan seng untuk produksi uliran sekrup harus memenuhi ASTM A153.

034 Baut dan Mur yang Tidak Terlapis

Baut dan mur yang tidak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dengan
type baut segi enam (hexagon bolt type).

04 BAHAN LAS

Bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari “American Welding Society” (AWS
D1.0-69 : Code for Welding in Building Construction).

05 PERENCANAAN DAN PENGAWASAN

051 Gambar Kerja (Shop Drawings)

Sebelum pekerjaan fabrikasi di pabrik dimulai Pemborong harus menyiapkan gambar-


gambar kerja yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua

CV. ARSALINE Page 40 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

komponen, panjang serta ukuran las, jumlah, ukuran serta tempat baut-baut serta detail-
detail lain yang diperlukan.

052 Ketelitian

Pemborong wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran
dan dimensi yang tercantum pada gambar kerja.

053 Mutu Pekerjaan

Seluruh pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas tinggi,


seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga semua
komponen dapat dipasang dengan tepat di lapangan.

MK/Pengawas mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan di pabrik pada saat yang
dikehendakinya, dan tidak ada pekerjaan yang boleh dikirim ke lapangan sebelum
diperiksa dan disetujui MK/Pengawas.
Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau spesifikasi ini
akan ditolak.

06 STANDARD PENGELASAN

061 Kesesuaian dengan Gambar Kerja

Pengelasan harus sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui pengawas dan harus
mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau AISC Spesification.

062 Personil yang Cakap

Pelaksanaan pengelasan harus oleh personil yang memiliki kecakapan untuk pekerjaan
las dan dibawah pengawasan personil yang secara teknis bertanggung jawab untuk
pekerjaan tersebut.

063 Penggunaan Las Listrik

Penyambungan bagian-bagian konstruksi baja harus dilakukan dengan las listrik, serta
hasilnya harus memenuhi persyaratan teknis.

064 Kebersihan

Bagian konstruksi akan di las harus dibersihkan dari bekas-bekas cat, karat,
lemak, kerak-kerak dan kotoran-kotoran lainnya.

065 Persetujuan Pengelasan

Pengelasan dapat dilakukan setelah diperiksa bahwa hubungan yang akan di las sudah
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk konstruksi itu

CV. ARSALINE Page 41 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

066 Posisi Pengelasan

Kedudukan konstruksi baja yang segera akan di las harus menjamin situasi yang paling
aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang dilakukan.

067 Pembersihan Kerak (Slag)

Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan yang terdahulu
harus dibersihkan dari kerak (slag) dan percikan-percikan logam sebelum memulai
dengan lapisan las yang baru.

Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau retak harus dibersihkan kembali dan diulang
sejak awal.
Pada pekerjaan las ulangan, sebelum mengadakan las ulangan, baik bekas lapisan
pertama, maupun bidang-bidang benda kerja harus dibersihkan dari kerak (slag) dan
kotorannya lainnya.

068 Perlindungan terhadap Hujan dan Angin

Lokasi tempat pengelasan serta konstruksi yang akan di las, harus terlindung dari hujan
dan angin kencang selama pengelasan berlangsung.

07 LUBANG-LUBANG BAUT

Pembuatan lubang baut harus dilaksanakan di pabrik dan harus dikerjakan dengan
alat bor.

08 SAMBUNGAN

Untuk sambungan komponen konstruksi yang tidak dapat dihindarkan, berlaku


ketentuan hanya diperkenankan maksimal satu sambungan dan dilaksanakan dengan las
tumpul/full penetration atau but weld.

09 PEMASANGAN PERCOBAAN/TRIAL ERECTION

Bila dipandang perlu oleh MK, Pemborong dapat diwajibkan melaksanakan


pemasangan percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan Konstruksi atas biaya
pemborong.

Komponen yang tidak cocok atau yang tidak sesuai dengan gambar dan
spesifikasi dapat ditolak oleh MK.

Pemasangan percobaan ini tidak boleh dibongkar sebelum mendapat persetujuan


MK

CV. ARSALINE Page 42 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

10 PENGECATAN

101 Umum

Semua bahan konstruksi baja harus dilapisi cat. Kecuali baja yang akan ditanam di
dalam beton tidak boleh di cat.

102 Cat Dasar

Cat dasar adalah jenis zink chromate dengan ketebalan 2 x 150 micron menggunakan
thinner no. 17 dan pelaksanaan pengecatan dilakukan di pabrik.

103 Sambungan dengan Baut

Untuk lubang baut kekuatan tinggi (high strength bolt) permukaan baja tidak boleh
dicat. Pengecatan harus dilakukan setelah baut selesai dipasang.

104 Cat Akhir

Cat akhir adalah jenis gloss enamel paint dengan ketebalan 1 x 50 micron
menggunakan thinner no. 10 dan dilakukan di Pabrik.

11 GROUTING

Di bagian bawah dari base plate harus di grout dengan tebal minimum 2.5 cm. Cara
pemakaian harus sesuai spesifikasi pabrik.

12 PEMASANGAN AKHIR/FINAL ERECTION

121 Peralatan dan Perlengkapan Kerja

Peralatan untuk pemasangan akhir harus sesuai dan sebanding dengan pekerjaannya
dan dalam kondisi kerja yang baik.

122 Bagian yang Tidak Pas

Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang atau ditempatkan
sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan fabrikasi atau perubahan bentuk
maka keadaan itu harus segera dilaporkan kepada MK untuk memperoleh cara
perbaikannya.

123 Perbaikan Bagian yang Tidak Pas

Perbaikan kesalahan harus dilakukan di hadapan MK, dan pekerjaan perbaikan tersebut
adalah menjadi tanggungan Kontraktor

CV. ARSALINE Page 43 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

124 Peralatan yang Diperlukan

Pemborong harus selalu menyediakan peralatan pemasangan dalam jumlah yang


cukup.

Termasuk sebagai peralatan pemasangan adalah sabuk pengaman dan tali-tali harus
digunakan oleh para pekerja khususnya pada saat bekerja di tempat yang tinggi, di
samping pengaman yang berupa “platform” atau jaringan (“net”).

125 Pemberian Kode (Marking)

Untuk kemudahan pemasangan, setiap komponen di beri kode/marking yang


sesuai dengan gambar pemasangan.

126 Ikatan-Ikatan Sementara

Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara harus
digunakan untuk mencegah terjadinya tegangan-tegangan yang melewati
tegangan izin. Ikatan-ikatan itu tetap dipasang sampai keseluruhan konstruksi selesai.

127 Sambungan Sementara

Sambungan-sambungan sementara berupa las maupun baut harus diberikan kepada


bagian konstruksi untuk menahan beban mati, angin dan tegangan- tegangan selama
pembangunan.

128 Persediaan Bahan

Baut-baut, baut angker, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus telah
disediakan dengan lengkap dan siap di pasang sebagaimana mestinya sesuai dengan
gambar.

Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan dengan kunci torsi (torque wrench).

13 TOLERANSI

131 Kolom

Penyimpangan kolom dari sumbu vertikal tidak boleh lebih dari 1/500 dari tinggi
vertikal kolom.

132 Keseluruhan

Toleransi keseluruhan tidak boleh lebih dari L/1000 untuk semua komponen.

CV. ARSALINE Page 44 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

14 CONTOH BAHAN

141 Persetujuan Contoh Bahan

Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus memberikan contoh-contoh material


antara lain : baja profil, kawat las, cat dasar dan akhir, dan lain-lain untuk
mendapat persetujuan MK.

142 Standard Penerimaan

Contoh-contoh yang telah disetujui oleh MK akan dipakai sebagai standard/pedoman


untuk pemeriksaan/penerimaan material yang dikirim oleh Pemborong ke lapangan.

143 Penyimpanan Contoh Bahan

Pemborong diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh material yang


telah disetujui tersebut dalam Bangsal Pengawas/Direksi Keet.

15 PENGUJIAN MUTU BAHAN

151 Sertifikat Pabrik

Sebelum dilaksanakan fabrikasi/pemasangan, Pemborong diwajibkan memberikan


pada MK “Certificate Test” bahan baja profil, baut-baut, kawat las, cat dari
produsen/pabrik.

152 Test

Bila tidak ada “Certificate Test”, atau mutu bahan diragukan oleh MK,
pemborong atas biaya sendiri harus melakukan pengujian atas baja profil, baut, kawat
las di laboratorium yang ditunjuk/disetujui oleh MK.

153 Pengujian Las

Pengujian contoh harus disiapkan untuk tiap type pekerjaan pengelasan dan tiap jenis
dari bahan yang akan di las.
Pengujian yang bersifat merusak contoh dari prosedur dan kualifikasi pengelasan harus
diadakan sesuai dengan persyaratan ASTM A370.

16 PENGUJIAN YANG TIDAK MERUSAK

161 Umum

Khusus untuk bagian-bagian konstruksi dengan ketebalan bagian yang di las tidak
lebih dari 2 cm, pemeriksaan mutu pengelasan dilakukan secara visuil, bila ditemukan
hal-hal yang meragukan, maka bagian tersebut harus diuji dengan cara-cara seperti
di bawah ini dan sesuai standard AWS D 1.0

CV. ARSALINE Page 45 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING
PEKERJAAN PERENCANAAN JEMBATAN UTILITAS (TANGGOK)
JIIPE, MANYAR, GRESIK RENCANA KERJA SYARAT (RKS)

162 Ultrasonik

Pemeriksaan dengan “Ultrasonic” sesuai dengan lampiran C dari AWS D 1.0 atau
persyaratan ASTM E114-75 : Ultrasonic Contact Method : E164-74 : Ultrasonic
Examination or Weldmends : E273-68 : Ultrasonic Inspection of Longitudinal and
Spiral Welds of Welded Pipe and Tubing (1974).

163 Magnetik Particle

Cara pemeriksaan dengan “Magnetic Particle” harus sesuai dengan ASTM E109.

164 Liquid Penetrant

Cara pemeriksaan dengan “Liquid Penetrant” harus sesuai dengan ASTM E109.

165 Titik dan Jumlah Test

Titik-titik/bagian konstruksi yang akan dilakukan pengujian dan jumlah


pengujian ditentukan/dipilih oleh MK.

166 Pemeriksaan

Pemeriksaan visuil mutu pengelasan dilakukan ketika pelaksanaan pengelasan


berlangsung dan setelah tahap pekerjaan diselesaikan.

Bagian pengelasan yang telah diselesaikan, harus disikat dengan sikat kawat
sampai bersih sebelum MK melakukan pemeriksaannya.

MK akan memberikan perhatian pada permukaan yang pecah-pecah, porous, masuknya


kerak-kerak las pada permukaan, potongan bawah, lewatan/overlap, kantong udara dan
ukuran las. Pengelasan yang dinilai rusak harus diperbaiki kembali sesuai dengan
persyaratan AWS D 1.0.

17 HASIL PENGUJIAN

Hasil pengujian dari laboratorium/lapangan harus diserahkan pada MK


secepatnya.

Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan/las dan sebagainya, menjadi
tanggung jawab Pemborong.

18 TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas hasil konstruksi.

Adanya persetujuan atau hadirnya MK, Pengawas atau Konsultan Perencana di


lapangan selaku wakil dari Pemberi Tugas tidaklah mengurangi tanggung jawab
Kontraktor.

CV. ARSALINE Page 46 of 46


INNOVATIVE DESIGN & ENGINEERING

Anda mungkin juga menyukai