Anda di halaman 1dari 14

Texere Vol.20 No.

01 (2022)
e-ISSN 2774-1893

UPAYA MENGURANGI KESADAHAN AIR RECYCLE LIMBAH


TEKSTIL MENGGUNAKAN ZEOLIT DAN ARANG AKTIF
EFFORTS TO REDUCE WASTE RECYCLE WATER HARDNESS
USING ZEOLITE AND ACTIVATED CHARCOAL

Utami Nurul Azijah, Lestari Wardani*, Rr. Wiwiek Eka Mulyani


Politeknik STTT Bandung, Kota Bandung, 40272, Indonesia

*Penulis korespondensi:
Alamat Email : ureshii85@gmail.com

Tanggal diterima: 25 September 2021, direvisi: 21 Juni 2022,


disetujui: 28 Juni 2022

Abstrak
Air merupakan kebutuhan utama pada proses basah tekstil. Hal ini berbanding
terbalik dengan ketersediaan air. Dalam upaya mengefisienkan penggunaan air,
salah satu pabrik tekstil menggunakan kembali air hasil recycle limbah produksinya.
Air hasil recycle limbah pabrik tersebut memiliki tingkat kesadahan dan kandungan
logam yang masih tinggi sehingga perlu dilakukan pengolahan sebelum digunakan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan komposisi
zeolit dan arang aktif serta waktu kontak adsorpsi terhadap penurunan kesadahan
untuk memperbaiki kualitas air proses hasil recycle limbah produksi di salah satu
pabrik tekstil tersebut. Proses adsorpsi dilakukan dengan metode filtrasi saringan
cepat dilakukan dua tahapan. Pada tahap awal dilakukan filtrasi dengan beberapa
komposisi media zeolit:arang aktif sehingga didapat komposisi optimum media zeolit:
arang aktif ialah 8:1. Dilanjutkan dengan uji tahap dua yaitu variasi waktu kontak.
Komposisi optimum media zeolit-arang aktif yaitu pada perbandingan 8:1 dapat
menurunkan nilai kesadahan sebesar 54,36%. Nilai optimum yang dapat dicapai
dengan komposisi zeolit:arang aktif 8:1 yaitu pada waktu adsorpsi selama 8 menit
dengan hasil nilai pH 6 dan nilai kesadahan total sebesar 3,03°dH dengan efisiensi
74,55%, kesadahan Ca sebesar 1,12°dH dengan efisiensi 69,97%, kesadahan Mg
1,91°dH dengan efisiensi 76,65%.

Kata Kunci: Zeolit, arang aktif, kesadahan

Abstract
Water is the main requirement in the wet process of textiles. This is inversely
proportional to the availability of water. In an effort to streamline water use, one of the
textile factories reuses the recycled water from its production waste. The recycled
water from the factory waste has a high level of hardness and metal content, so it
needs to be treated before being used. The purpose of this study was to determine
the effect of the comparison of the composition of zeolite and activated charcoal as
well as adsorption contact time on decreasing hardness to improve the quality of
process water resulting from recycled waste production in one of these textile
factories. The adsorption process was carried out using a rapid sieve filtration
method in two stages. At the initial stage, filtration was carried out with several
compositions of zeolite media: activated charcoal so that the optimum composition of
5
Texere Vol.20 No.01 (2022)
e-ISSN 2774-1893

zeolite media: activated charcoal was 8:1. Followed by the second stage of the test,
namely the variation of contact time. The optimum composition of zeolite-activated
charcoal media, which is at a ratio of 8:1, can reduce the hardness value by 54.36%.
The optimum value that can be achieved with the composition of zeolite: activated
charcoal is 8:1, namely at the adsorption time of 8 minutes with the results of a pH
value of 6 and a total hardness value of 3.03°dH with an efficiency of 74.55%, Ca
hardness of 1.12° dH with an efficiency of 69.97%, Mg hardness of 1.91°dH with an
efficiency of 76.65%.

Keywords: Zeolite, activated charcoal, hardness.

PENDAHULUAN surfaktan. Ion magnesium (Mg+2) dan


Air digunakan untuk memenuhi kalsium (Ca+2) bermuatan positif, yang
kebutuhan baik bagi masyarakat terdapat dalam air sadah, cenderung
umum ataupun industri. Penggunaan mengikat diri ke kepala molekul
air di industri menuntut syarat-syarat surfaktan yang bermuatan negatif ini.
yang harus dipenuhi untuk mencegah Molekul surfaktan yang telah bereaksi
terjadinya kerusakan pada alat-alat di dengan air dengan cara ini jatuh dari
industri [1]. Industri tekstil adalah salah larutan, karena molekul surfaktan tidak
satu industri yang tidak dapat lepas lagi memiliki kepala bermuatan listrik
dari air. Industri tekstil menggunakan karena ujung 'kutub' inilah yang
air untuk melakukan proses basah membuat molekul surfaktan larut.
tekstil. Air yang diperlukan untuk Akibatnya, jumlah deterjen yang lebih
proses tekstil memerlukan persyaratan besar diperlukan untuk melawan
tertentu agar dapat digunakan untuk mineral, dan hasil cucian tidak sebaik
air pendingin untuk mesin pada proses jika tidak ada kesadahan. Sabun
kain penyempurnaan dan air boiler [2]. bereaksi dengan kalsium dalam air
Air yang digunakan untuk proses sadah untuk membentuk dadih
basah tekstil memiliki beberapa syarat lengket, oleh karena itu, diperlukan
yang harus dipenuhi sebelum lebih banyak sabun untuk
digunakan, selain tidak berwarna dan membersihkan jika dibandingkan
tidak keruh, salah satu syarat lain dengan air tanpa sadah. Dadih sabun
adalah nilai kesadahan. Salah satu yang terbentuk dari reaksi yang
penggunaan air proses pada industri disebutkan sebelumnya menyebabkan
tekstil ialah air proses yang digunakan masalah dalam pencucian karena
untuk proses basah tekstil. Air yang menempel pada pakaian dan
dipakai untuk proses basah tekstil menjebak tanah pada kain[4].
harus memiliki nilai kesadahan < 50 Di beberapa industri tekstil sebagian
mg/l [3] atau ≤ 3°dH. Satu derajat air proses untuk proses pencelupan
Jerman (1°dH) setara dengan 10 mg/l berasal dari hasil recycle limbah hasil
CaO atau 17,9 mg/l CaCO3 [4], [5]. produksi yang digunakan kembali, hal
Kesadahan dapat mengganggu tersebut dilakukan untuk
penetrasi warna yang merata dan mengefisiensikan penggunaan air.
menimbulkan endapan lengket pada Berdasarkan pengujian pendahuluan
kain dan mempengaruhi proses pada hasil recycle limbah salah satu
pencelupan[3]. industri tekstil nilai kesadahan air
Kesadahan dalam air dapat masih tinggi yaitu untuk kesadahan
mengganggu tindakan pembersihan total sebesar 11,91°dH sehingga
sabun dan deterjen yang mengandung belum memenuhi standar kesadahan

6
Texere Vol.20 No.01 (2022)
e-ISSN 2774-1893

minimum untuk air proses. Karena hal disebut adsorben, dan bahan yang
tersebut, agar kualitas air proses dapat diadsorpsi adalah adsorbat. Adsorpsi
sesuai dengan standar maka perlu dapat terjadi antara dua fase, yaitu
dilakukan pengolahan lebih lanjut antarmuka cair-cair, gas-cair, gas-
untuk menurunkan nilai kesadahan padat, atau cair-padat. Saat karbon
pada air recycle limbah industri tekstil aktif digunakan, fase adsorbsi adalah
tersebut. Proses recycle limbah padatan [7].
dilakukan dengan cara filtrasi,
koagulasi dan flokulasi. Jika pada
proses koagulasinya terjadi
penambahan ion Ca2+ maka hal ini
akan mempengaruhi nilai dari
kesadahan air proses recycle. Sumber: Worch, P.D. (2012). Adsorption
Kesadahan merupakan istilah yang Technology in Water Treatment:
Fundamentals, Processes, and Modeling.
digunakan pada air yang mengandung
Germany: The Deutsche Nationalbibliothek.
kation penyebab kesadahan dalam
Gambar 1. Istilah dasar adsorpsi
jumlah yang tinggi. Pada umumnya
kesadahan disebabkan oleh adanya Adsorben yang paling banyak dipakai
logam-logam atau kation-kation yang untuk menyerap zat-zat dalam larutan
bervalensi dua, penyebab utama dari adalah arang. Arang aktif yang
kesadahan adalah kalsium (Ca) dan merupakan contoh dari adsorben,
Magnesium (Mg). [5] yang biasanya dibuat dengan cara
Usaha penanganan limbah yang membakar tempurung kelapa atau
mengandung ion-ion logam berat yang kayu dengan persediaan udara
diantaranya merupakan logam (oksigen) yang terbatas. Daya serap
penyebab kesadahan seperti kalsium arang aktif sangat besar, yaitu 25 % -
(Ca) dan magnesium (Mg) telah 100 % terhadap berat arang aktif.
banyak dilakukan. Pendekatan ini [8].Tiap partikel adsorben dikelilingi
dilakukan melalui teknik pengendapan oleh molekul yang diserap karena
maupun menggunakan adsorben (zat terjadi interaksi tarik menarik [9].
penyerap) [6]. Selain arang aktif, bahan yang dapat
Adsorben ialah zat yang melakukan digunakan sebagai bahan penjernih air
penyerapan terhadap zat lain (baik adalah zeolit alami. Sifat zeolit sebagai
cairan maupun gas) pada proses adsorben dan penyaring molekul,
adsorpsi. Faktor yang bisa dimungkinkan karena struktur zeolit
mempengaruhi terjadinya adsorpsi, yang berongga, sehingga zeolit
antara lain adalah waktu kontak, luas mampu menyerap sejumlah besar
permukaan, suhu serta tekanan. molekul yang berukuran lebih kecil
Umumnya adsorben bersifat spesifik, atau sesuai dengan ukuran rongganya.
hanya menyerap zat tertentu. Dalam [10] Maka arang aktif dan zeolit dipilih
memilih jenis adsorben pada proses sebagai media penelitian kali ini.
adsorpsi, disesuaikan dengan sifat dan Zeolit memiliki muatan negatif karena
keadaan zat yang akan diadsorpsi. keberadaan atom alumunium di
Jenis adsorben yang sering dipakai dalamnya. Muatan negatif inilah yang
adalah silica gel, alumina aktif, karbon menyebabkan zeolit dapat mengikat
aktif, arang aktif, zeolit. kation-kation pada air, Fe, Al, Ca Mg
Adsorpsi adalah proses akumulasi yang umumnya terdapat pada air
penyatuan zat adsorbat di permukaan tanah. Berikut adalah ilustrasi
atau antarmuka disebabkan oleh gaya pertukaran kation pada media zeolit.
tarik antar molekul. Fase adsorpsi
7
Texere Vol.20 No.01 (2022)
e-ISSN 2774-1893

exchange, dengan mengalirkan air


sampel pada filter zeolit akan
melepaskan natrium dan digantikan
dengan mengikat Ca dan Mg. Arang
aktif mempunyai kemampuan
Sumber : Lower, S. (2019, Agustus 25). menyerap ion Ca dan Mg yang
Hard water and water softening. Retrived menyebabkan kesadahan pada air[11].
April 25, 2021, from: AquaScans: Komposisi media zeolit dan arang aktif
https://www.chem1.com/CQ/hardwater.ht dapat diubah sesuai dengan kualitas
ml air bakunya. Jika kadar logam cukup
Gambar 2. Ilustrasi pertukaran kation tinggi maka ketebalan lapisan zeolitnya
pada zeolit. lebih tinggi, sebaliknya untuk
menghilangkan bau serta warna maka
Sedangkan arang aktif adalah arang lapisan arang aktif diperbesar [13].
yang diproses sedemikian rupa Waktu kontak berpengaruh pada hasil
sehingga pori-porinya terbuka, dengan adsopsi, semakin lama mencampurkan
demikian arang aktif mempunyai daya adsorben dengan adsorbat maka
serap yang dapat menghilangkan interaksi yang terjadi juga akan
partikel-partikel dalam air dan semakin besar. Hal itu dikarenakan
menurunkan tingkat kesadahan. Arang pada proses adsorpsi, terkadang
aktif sangat efektif dalam menyerap zat adsorbat harus melalui difusi dimana
terlarut dalam air baik organik maupun proses ini juga memerlukan waktu.
anorganik [11].
Sebagai bahan untuk pemurnian air, Menurut hasil penelitian sebelumnya
perlu diketahui dua faktor penting yang kombinasi campuran arang aktif dan
dipenuhi. Pertama absorpsi unsur- zeolit mampu meningkatkan
unsur kontaminan dan kedua kemampuan adsorpsi secara
kemampuan bahan tersebut untuk signifikan. Komposisi optimum adalah
mengurangi kontaminan senyawa 1 bagian arang aktif dan 4 bagian
organik. Untuk memenuhi kedua faktor zeolit [13]. Komposisi massa adsorben
ini, maka komposisi dari zeolit dengan campuran yang optimum terhadap
arang aktif adalah suatu komposisi efisiensi penyerapan logam adalah
yang optimal. (Sutisna, 2002) perbandingan arang aktif dan zeolit
Pencampuran dua material berdaya alam 1:3. Efisiensi adsorpsi dari
serap tinggi (zeolit dan arang aktif) adsorben campuran arang aktif dan
dapat menghasilkan membran zeolit alam yang optimal adalah
berkualitas baik untuk aplikasi filter air 4,65%[14].
[12]. Komposisi masing-masing media filter
Pada sebuah penelitian menggunakan berpengaruh pada kualitas air yang
media filter zeolit dan arang aktif dihasilkan. Semakin tinggi kadar
dengan komposisi 1:1 dengan tinggi logam-logam penyebab kesadahan,
kolom filtrasi sebesar 70 cm dengan maka semakin tinggi juga komposisi
waktu kontak selama 4 menit didapat media zeolit yang harus digunakan
bahwa media filter zeolit dan arang dibanding dengan penggunaan arang
aktif efektif menurunkan kesadahan air aktif. Namun arang aktif tetap
karena sifat dari masing-masing media dibutuhkan untuk memaksimalkan
dapat menurunkan kadar kesadahan proses adsopsi dalam menyerap
air. Efektivitas penurunan kadar warna, bau, serta beberapa zat kimia
kesadahan sebesar 94,36%. Zeolit [15].
mempunyai sifat sebagai ion
8
Texere Vol.20 No.01 (2022)
e-ISSN 2774-1893

Zeolit memiliki pori yang sangat kecil adsorpsi. Penelitian sebelumnya


sehingga mampu menyaring molekul menggunakan zeolit dan arang aktif
yang kecil. Zeolit menghilangkan dengan komposisi zeolit: arang aktif
logam berat, deterjen dan bahan kimia hingga 4:1 untuk treatment air sumur.
berbahaya. Juga menghilangkan ion Oleh karena itu, pada penelitian ini
beracun seperti mangan, nitrat, nitrit, ditambahkan variasi komposisi zeolit :
merkuri, besi dan ion arsenik dari air. arang aktif untuk mendapatkan
Sedangkan arang aktif berfungsi efektifitas penurunan kesadahan
meningkatkan porositas dan luas secara optimal.
permukaannya, dan digunakan untuk Tujuan dari penelitian ini adalah
menyerap bau, rasa, warna dan mencari komposisi optimum untuk
beberapa zat kimia baik organik media zeolit dan arang aktif dalam
maupun anorganik[13]. Maka menurunkan kadar kesadahan Ca-Mg
keduanya merupakan kombinasi yang air recycle limbah di salah satu pabrik
baik. tekstil sehingga dapat memperbaiki
Dari berbagai penelitian terdahulu[6], kualitas air recycle tersebut, yang
[12] mengenai perbandingan sesuai dengan syarat air proses.
komposisi zeolite: arang aktif yang
memiliki beberapa komposisi optimum BAHAN DAN METODA
diantaranya 1:1, 1:3 dan 1:4 arang Alat dan Bahan
aktif:zeolit, dipilihlah komposisi Air contoh uji diambil dari air hasil
tersebut sebagai variasi pada recycle limbah di salah satu pabrik
penelitian kali ini disertai penambahan tekstil yang merupakan hasil
komposisi baru yaitu 1:8 arang aktif: pengolahan limbah secara koagulasi
zeolite untuk mengembangkan flokulasi dengan kadar kesadahan total
komposisi yang sudah ada. Waktu sebesar 11,91°dH, pH 4, kadar besi
kontak berpengaruh pada proses (Fe) sebesar 0,56 mg/l. Zeolit dan
adsorpsi. Waktu kontak yang arang aktif yang digunakan adalah
digunakan pada penelitian terdahulu zeolite dan arang aktif yang telah
adalah selama 4 menit. Dilakukan teraktivasi sehingga dapat langsung
pengembangan mengenai waktu digunakan.
kontak optimum sehingga dilakukan Pada penelitian ini dibuat kolom filtrasi
penelitian dengan variasi waktu kontak terbuat dari pipa 1 ½”, dop, kassa filter,
sebesar 0, 4, 8 dan 12 menit. Pada pipa kecil beserta penutupnya, plastik
variasi waktu kontak dilakukan pula mika, selotip.
pengulangan proses filtrasi sebanyak
dua kali untuk mengetahui pengaruh Metode
pengulangan atau volume contoh uji Pembuatan Kolom Filtrasi
terhadap nilai kesadahan air. a. Menyiapkan pipa PVC 1 ½ inch
Penelitian ini dilakukan untuk setinggi 90 cm.
meningkatkan kualitas air hasil recycle b. Dilakukan pelubangan pada
limbah tekstil. Proses treatment salah satu sisi pipa setinggi 70
dilakukan dengan menggunakan cm dengan lebar 2 cm untuk
media zeolit dan arang aktif dengan mempermudah pengukuran
variasi komposisi yaitu 1:1 zeolit-arang tinggi komposisi media di dalam
aktif, 1:4 zeolit-arang aktif, 4:1 zeolit- pipa.
arang aktif, 1:8 zeolit-arang aktif, dan c. Pada bagian pipa yang sudah
8:1 zeolit-arang aktif dengan dilubangi dilapisi dengan plastik
menggunakan kolom filtrasi setinggi mika transparan sebagai
70 cm serta variasi waktu kontak penutup pipa.
9
Texere Vol.20 No.01 (2022)
e-ISSN 2774-1893

d. Dibuat lubang outlet pada pipa dilakukan evaluasi kandungan air


setinggi 5 cm dari dasar pipa, pada hasil filtrasi tersebut berupa
lalu dipasangkan pipa kecil kesadahan dan pH.
untuk outlet air.

- Pada tahap kedua dilakukan


proses adsorpsi menggunakan
komposisi arang aktif-zeolit paling
optimum, dengan variasi waktu
kontak selama 0, 4, 8 dan 12 menit.
Pengujian akhir terhadap air
pemroses yang telah dilakukan
proses adsorpsi, meliputi:
Pengujian Kesadahan (SNI 06-
6989.12-2004) dan pengujian pH,
dan pengujian kadar logam (Fe dan
Mn).
Gambar 3. Skema Kolom Filtrasi - Evaluasi data hasil pengujian.
- Penentuan nilai optimum dari hasil
Uji Pendahuluan evaluasi.
Penelitian pendahuluan dilakukan - Uji coba pencelupan dengan
untuk mengetahui karakteristik air menggunakan air recycle limbah
recycle limbah produksi tekstil meliputi produksi tekstil dan dengan
pengujian kesadahan, pH, kadar menggunakan air hasil filtrasi
logam (Fe dan Mn). optimum (komposisi dan waktu).
Lalu dilakukan evaluasi berupa nilai
Penelitian Utama K/S untuk ketuaan warna dan
Percobaan selanjutnya dilakukan kerataan warna hasil pencelupan.
filtrasi menggunakan media zeolit dan
arang aktif yang dilakukan dalam dua Pencelupan dilakukan dengan
tahap yaitu: menggunakan kain polyester dengan
- Pada tahap pertama dilakukan zat warna dispersi Terasil Blue LF,
untuk menentukan komposisi dengan zat pembantu, zat
zeolite-arang aktif paling efektif pendispersi, Na2S2O4, NaOH.
menurunkan nilai kesadahan. Air Dilakukan dengan metode HTHP.
sampel yang berupa air hasil
recycle limbah produksi tekstil
dituangkan ke kolom filtrasi berupa
pipa setinggi 70 cm yang berisi
zeolit dan arang aktif sesuai
dengan variasi komposisi zeolit-
arang aktif yang telah dibuat (1:1
zeolit-arang aktif, 1:4 zeolit-arang
aktif, 4:1 zeolit-arang aktif, 1:8 Gambar 4. Skema Proses Pencelupan
zeolit-arang aktif, dan 8:1 zeolit-
arang aktif) untuk proses adsorpsi.
Air yang keluar dari lubang tersebut
ditampung dengan menggunakan
botol plastik dan dibawa ke
laboratorium kimia analisa untuk
10
Texere Vol.20 No.01 (2022)
e-ISSN 2774-1893

HASIL PENELITIAN Tabel 5. Nilai Standar Deviasi Hasil


Tabel 1. Hasil pengujian kesadahan Pengukuran Kerataan Warna Kain
(°dH) tahap 1, variasi komposisi media Poliester dengan Zat Warna Dispersi
zeolit:arang aktif Metode HTHP

PEMBAHASAN
Pengaruh Komposisi Media Zeolit:
Arang Aktif Terhadap Nilai
Tabel 2. Hasil pengujian kesadahan Kesadahan.
(°dH) tahap 2, variasi waktu kontak Gambar 5 menunjukan pengaruh zeolit
pada komposisi media zeolit:arang dan arang aktif terhadap nilai
aktif 8:1 kesadahan dengan variasi 1:1
Waktu Kesadahan Kesadahan Kesadahan
( menit) total (⁰dH) Ca (⁰dH) Mg (⁰dH) zeolit:arang aktif, 1:4 zeolit:arang aktif,
4:1 zeolit:arang aktif, 1:8 zeolit:arang
0 5.73 1.48 3.8 aktif dan 8:1 zeolit:arang aktif.
4 4.15 1.3 2.85

8 3.03 1.12 1.91

12 3.7 1.39 2.31

Tabel 3. Hasil pengujian Derajat


Keasaman (pH) komposisi media
zeolit:arang aktif 8:1
Gambar 5. Grafik Pengaruh komposisi
media terhadap nilai kesadahan

Grafik pada Gambar 5 menunjukan


data nilai kesadahan total, kesadahan
Ca dan kesadahan Mg yang telah
Tabel 4. Nilai Rata-rata Ketuaan dilakukan proses adsorpsi dengan
Warna (K/S) pada panjang gelombang
zeolit:arang aktif. Pada grafik dapat
maksimum 640 nm Hasil Pencelupan
Kain Poliester dengan Zat Warna dilihat bahwa semakin tinggi
Dispersi Metode HTHP perbandingan zeolit dibanding media
arang aktif, nilai kesadahan cenderung
menurun lebih besar, yakni sebesar
40% hingga 55%. Pada perbandingan
arang aktif yang lebih tinggi hanya
dapat menurunkan nilai kesadahan
sebesar 25% hingga 44%. Ini
menunjukan bahwa komposisi media
11
Texere Vol.20 No.01 (2022)
e-ISSN 2774-1893

mempengaruhi nilai kesadahan, bahan organik alami juga dapat


semakin banyak komposisi zeolit dihilangkan secara efisien oleh karbon
semakin tinggi juga penurunan nilai aktif [7].
kesadahan. Hal ini terjadi karena zeolit Komposisi zeolit:arang aktif 1:1 pada
memiliki dua sifat utama yaitu adsorpsi kondisi air recycle belum dapat
dan pertukaran ion dalam pengolahan memberikan hasil optimal karena
diperlukan salah satu sifat dominan
air. Kedua sifat ini terjadi karena
dari salah satu komposisi. komposisi
permukaan zeolit yang reaktif yang 8:1 memiliki hasil yang baik
terjadi karena adanya Al 3+ dengan ion dibandingkan 1:8 karena pada air
Si4+ di permukaan adsorpsi, juga recycle yang memiliki kesadahan yang
karena adanya sistem kristal mikropori. besar, kemampuan mengikat logam
Zeolit adalah bahan penukar kation akan lebih diperlukan untuk
anorganik dan bahan adsorptif. Hal ini mengurangi kesadahan. kemampuan
ini dimiliki oleh zeolit, sehingga dengan
menyebabkan selektivitas pertukaran
komposisi zeolit yang lebih besar,
kationnya tinggi[16]. Zeolit dan arang penurunan sadahnya paling baik.
aktif memiliki sifat penyerapan yang Mekanisme kerja yang terjadi pada
baik sebagai adsorben. Meskipun media zeolit adalah pertukaran ion.
demikian, mekanisme penyerapan Penghilangan kesadahan dengan
yang dimiliki zeolit dan arang aktif pertukaran ion dilaksanakan dengan
berbeda. Zeolit mempunyai kerangka cara mengalirkan air contoh yang akan
diolah melalui media penukaran ion,
terbuka, sehingga memungkinkan
sehingga senyawa yang ada pada air
untuk melakukan adsorpsi Ca bertukar contoh (Ca dan Mg) akan bereaksi
dengan 2 ion (Na,K) atau CaAl dengan dengan media penukaran ionnya..
(Na,K)Si[17]. Oleh karena itu Proses penukaran ion sendiri memiliki
kemampuan adsorpsi zeolit dalam persamaan umum. Berikut adalah
mengikat logam sangat baik. Karbon persamaan untuk penukaran ion pada
zeolit:
aktif juga memiliki kemampuan
menyerap seperti zeolit, tetapi dengan
mekanisme yang berbeda. Karbon aktif
Gambar 6. Persamaan penukaran ion
menyerap berbagai bahan organik
pada zeolite
oleh interaksi antarmolekul yang lemah
(gaya van der Waals), khususnya gaya Sumber: Jia Wen, .D. (2018): Application of
zeolit in removing salinity/sodicity from
dispersi, Gaya tarik-menarik ini dapat wastewater: A review of mechanisms,
ditumpangkan oleh interaksi π-π di challenges and opportunities. Journal of
kasus adsorbat aromatik atau dengan Cleaner Production.

interaksi elektrostatik antara M2+ adalah senyawa yang melakukan


permukaan gugus oksida dan adsorbat pertukaran, C adalah ion yang
ionik. Kapasitas adsorpsinya yang bermuatan muatan n (n = +1 atau +2),
tinggi membuat karbon aktif menjadi dan S berhubungan dengan pusat
adsorben yang disukai dalam semua permukaan logam (yaitu, Si, Al, Fe).
proses pengolahan air di mana [18]. Arang aktif atau karbon aktif
dalam perlakuan ini digunakan sebagai
pengotor organik harus dihilangkan.
pelengkap karena dapat digunakan
Selain jejak polutan (mikropolutan), untuk berbagai aplikasi yaitu sebagai
12
Texere Vol.20 No.01 (2022)
e-ISSN 2774-1893

penghilang warna, penghilang rasa, sebagian dari ion Ca dan Mg yang


penghilang bau sehingga terkandung dalam air sadah yang
memungkinkan kualitas air menjadi ditukar dengan ion Na yang berasal
lebih baik. Arang aktif biasa digunakan dari zeolit. Sehingga, proses
untuk menyerap bau, rasa, warna dan penukaran ion berlangsung lebih
beberapa zat kimia baik organik maksimal pada komposisi media zeolit
maupun anorganik (Amna, 2019). yang lebih besar karena luas daerah
Daya adsorpsi arang aktif sangat air yang melakukan proses penukaran
besar, yaitu 25-100% terhadap berat ionpun lebih besar. Sebaliknya dengan
arang aktif. Kegunaan dari arang aktif menggunaan komposisi media arang
adalah sebagai bahan penghilang aktif lebih besar hasil penurunan
warna keruh, bau, dan resin dalam air. kesadahan tidak terlalu besar karena
Mekanisme adsorpsi dengan arang lebih banyak terjadi proses adsorpsi
aktif yaitu secara fisik pada permukaan oleh arang aktif dibanding proses
adsorben. Arang aktif memiliki banyak penukaran ion oleh zeolit.
sisi adsorben berupa rongga-rongga
yang digunakan untuk mengadsorpsi Pengaruh Waktu Kontak Adsorpsi
berbagai macam polutan. Saat air Terhadap Nilai Kesadahan
melewati arang aktif, arang bertindak Pada pengujian awal air contoh uji
seperti spons dengan luas permukaan hasil adsorpsi komposisi media
yang besar dan menyerap kontaminan zeolit:arang aktif tanpa waktu kontak,
di dalam air. Sederhananya, arang air tersebut mengandung nilai
aktif memberikan tarikan seperti kesadahan total sebesar 5,28°dH,
magnet pada kotoran tertentu dan kesadahan Ca sebesar 1,48°dH dan
menarik serta menjebaknya di pori-pori kesadahan Mg sebesar 3,8°dH. Nilai
luas permukaannya. Senyawa kesadahan pada air tersebut masih
pengotor yang terlarut berpindah dari belum memenuhi batas maksimum air
cairan ke area di saluran pori dengan proses basah tekstil. Oleh karena itu,
daya tarik yang paling kuat. dilakukan proses pengolahan air
Kontaminan diserap karena tarikan pemroses tekstil dengan
permukaan yang jauh lebih kuat menggunakan media zeolit:arang aktif
daripada gaya tarik yang membuatnya dengan komposisi media 8:1.
larut bertahan dalam larutan. Gaya
yang berpengaruh adalah gaya Van
der Waals antara permukaan arang
aktif (adsorben) dengan adsorbat.
Adsorben tersebut menjerat adsorbat
pada sisi-sisi dinding adsorben
sehingga pada suatu waktu adsorben
bisa menjadi jenuh dan tidak dapat
mengadsorpsi polutan[6]. Pada filtrasi
dengan susunan zeolit-arang aktif, air
bagian bawah yang bersentuhan
Gambar 7. Grafik pengaruh waktu
dengan zeolit terjadi proses adsorpsi
kontak terhadap nilai kesadahan total
dan pertukaran ion, sedangkan yang
bagian atas yang bersentuhan dengan
Waktu kontak merupakan salah satu
arang aktif hanya terjadi proses
parameter penting dalam semua
penyerapan ion saja. Hal tersebut
proses transfer seperti proses adsorpsi
menyebabkan proses pertukaran ion
atau juga pertukaran kation. Pada
tidak maksimal sehingga hanya
13
Texere Vol.20 No.01 (2022)
e-ISSN 2774-1893

grafik dapat dilihat proses adsorpsi


tampak berjalan cepat ketika jumlah
area adsorben yang tersedia jauh lebih
banyak daripada jumlah senyawa
logam yang akan diserap. Waktu
kontak yang dibutuhkan meningkat
seiring bertambahnya logam yang
teradsorpsi. Kapasitas adsorpsi
meningkat dari 55% hingga 74% untuk
waktu kontak dari 0 hingga 8 menit. Gambar 8. Grafik pengaruh waktu
Namun setelah melewati 8 menit, kontak terhadap kesadahan Ca
tepatnya setelah 12 menit terjadi
penurunan, yang membuktikan bahwa
fase adsorpsi sudah mencapai
kejenuhan media.
Kapasitas pertukaran ion Ca2+ cepat
pada waktu-waktu awal dengan
pertukaran yang lebih lambat hingga
kesetimbangan. Selama beberapa
menit awal waktu kontak laju
pertukaran kation sangat cepat, dan
setelah itu, laju pertukaran ion logam
menurun. Selama tahap awal proses, Gambar 9. Grafik pengaruh waktu
sejumlah besar Na+ tersedia untuk kontak terhadap kesadahan Mg
ditukar. Setelah selang waktu tertentu, Pada gambar 8 dan gambar 9 dapat
ion logam yang masuk (Ca2+) terikat ke dilihat data kandungan nilai kesadahan
bahan mesopori, yang hampir jenuh Ca dan Mg yang tersisa setelah air
dengan ion logam yang sudah terikat contoh uji dilakukan proses adsorpsi.
selama tahap awal pertukaran. Hingga Pada kedua grafik tersebut, terjadi
didapat bahwa pelunakan air sadah penurunan nilai Ca dan Mg. Hal ini
meningkat seiring dengan terjadi karena pada saat proses
meningkatnya waktu kontak sampai penyaringan pada kolom, terjadi
batas tertentu atau titik optimumnya proses adsorpsi dang penukaran ion
dimana pada proses ini adalah pada oleh zeolit. Ion-ion Na+ yang terdapat
waktu kontak 8 menit. pada zeolit digantikan oleh ion
Untuk lebih mengetahui kandungan penyebab kesadahan seperti Ca dan
kesadahan Ca dan Mg hasil proses Mg sehingga nilai kesadahan baik Ca
adsorpsi menggunakan media dan Mg menurun. Berikut adalah
zeolit:arang aktif dapat dilihat pada reaksi pada pertukaran kation di zeolit:
grafik kesadahan Ca dan Mg.

Gambar 10. Reaksi pertukaran kation


pada zeolite
Sumber: Shiksha, e.-K. (2014, April 11).
Lesson 10. Disadvantages of hard water.
Retrieved April 25, 2021, from UG Corses:
14
Texere Vol.20 No.01 (2022)
e-ISSN 2774-1893

http://ecoursesonline.iasri.res.in/mod/page/vie Data ketuaan warna (K/S) kain


w.php?id=959 poliester yang dicelup dengan zat
warna dispersi dapat dilihat pada tabel
Kesadahan Ca lebih banyak berkurang 4. Berdasarkan hasil pengujian dilihat
diakibatkan oleh kereaktifan unsur Ca bahwa setelah dilakukan proses
lebih tinggi pada proses penukaran ion adsorpsi pada air recycle limbah
dibandingkan unsur Mg, hal tersebut produksi tekstil ketuaan warna lebih
diakibatkan oleh nilai potensial kecil dibanding air recycle limbah yang
elektrodanya yang terdapat pada deret tidak dilakukan proses adsorpsi.
volta. Kesadahan air sebelum recycle lebih
Pengaruh Nilai Kesadahan terhadap kecil dari 3odH sesuai dengan kriteria
Hasil Pencelupan air proses tekstil. Setelah air proses
Kualitas produk tekstil dipengaruhi oleh digunakan dan dilakukan proses
kualitas air, keberadaan ion logam recycle, kesadahan total menjadi
(kesadahan), alkalinitas dan 11,91 odH. Setelah dilakukan proses
kekeruhan, dll. Sebelum pencelupan, adsorpsi kesadahan total turun
parameter ini harus terkendali. Klor, menjadi 5,28 odH.
besi dan bahan kimia lainnya memiliki Ketuaan warna (K/S) dari kain yang
pengaruh besar pada proses dicelup dengan air sampel pabrik
pencelupan. Hal ini dapat sedikit lebih tinggi dibanding kain yang
menyebabkan hilangnya warna pada dicelup dengan air sampel hasil
banyak jenis zat warna. Perbedaan adsorpsi. Hal ini dapat terjadi karena
warna atau belang kain juga bisa pH air sampel pabrik lebih rendah (4)
disebabkan oleh logam seperti besi, dibanding dengan air sampel hasil
tembaga dan logam lainnya. Logam- adsorpsi (6). Pada pencelupan
logam ini diketahui mempengaruhi poliester dengan zat warna dispersi pH
banyak zat warna, terutama zat warna sangat berpengaruh pada hasil,
dispersi. Logam-logam dapat kondisi asam sangat penting untuk
mengubah arah warna dispersi, proses pencelupannya karena serat
misalnya warna pewarna azo direduksi poliester bisa terhidrolisis pada pH
oleh garam logam. Logam yang paling basa[20]. Dengan pH yang lebih asam
umum mempengaruhi hasil warna maka hasil pencelupan menggunakan
tekstil di air adalah aluminium, air sampel pabrik sedikit lebih tua
tembaga, mangan dan besi [19]. dibandingkan dengan kain yang
Zat warna tekstil untuk setiap kelas dicelup dengan air sampel hasil
serat dirancang memiliki kelarutan adsorpsi. Pencelupan dispersi dengan
yang rendah dalam air dan menjadi pH asam mampu mempercepat dan
sulit larut dalam air yang sangat sadah. meningkatkan afinitas pencelupan,
Karena kelarutan yang tidak menghasilkan kecepatan penyerapan
mencukupi, shade warna menjadi lebih warna yang lebih tinggi pada tingkat
lemah dan mungkin juga menghasilkan pH yang lebih rendah.
bintik-bintik di atas kain yang diwarnai.
Kerataan Warna
Ketuaan Warna Nilai kerataan warna dinyatakan
Nilai ketuaan warna hasil pencelupan dengan standar deviasi dari 5 nilai
ditunjukkan dengan jumlah warna yang ketuaan warna dalam 1 sampel kain.
terserap kedalam bahan dan Makin kecil standar deviasi, maka
dinyatakan dengan nilai K/S. Makin ketuaan warna pada sampel kain
tinggi K/S maka warna yang dihasilkan cenderung dekat dengan nilai rata-rata
makin tua. ketuaan warnanya yang artinya
15
Texere Vol.20 No.01 (2022)
e-ISSN 2774-1893

kerataan hasil celupnya makin baik, dicelup dengan menggunakan air


sedangkan makin besar standar sampel pabrik yang memiliki nilai
deviasi maka ketuaan warna pada kesadahan 11,91°dH.
sampel kain cenderung makin
bervariasi dan makin menyebar KESIMPULAN
menjauhi nilai rata-rata ketuaan  Komposisi media kombinasi zeolit-
warnanya artinya kerataan hasil arang aktif berpengaruh pada nilai
warnanya makin rendah. kesadahan air contoh uji.
Berdasarkan hasil pengujian dilihat  Waktu kontak adsorpsi pada proses
bahwa setelah dilakukan proses adsorpsi memberikan pengaruh
adsorpsi pada air recycle limbah terhadap nilai kesadahan air contoh
produksi tekstil nilai standar deviasi uji.
lebih kecil dibanding air recycle limbah  Nilai optimum yang didapatkan
yang tidak dilakukan proses adsorpsi. pada percobaan ini yaitu pada
Yang menunjukan bahwa kerataan kombinasi media zeolit-arang aktif
hasil pencelupan kain yang dicelup dengan komposisi 8:1 dengan
menggunakan air hasil proses adsorpsi waktu kontak adsorpsi selama 8
lebih baik dibandingkan kain yang menit. Hasil optimum yaitu
dicelup menggunakan air yang belum kesadahan total air contoh uji yaitu
diproses. 3,03°dH dengan efisiensi
Tabel 5 menunjukan bahwa nilai penurunan sebesar 74,55%.
kesadahan mempengaruhi hasil  Air contoh uji dapat digunakan
pencelupan terutama kerataan warna, untuk proses basah tekstil karena
hal tersebut terjadi karena pada proses memenuhi syarat baku mutu air
pencelupan zat warna dispersi salah proses tekstil.
satu faktor terpenting adalah kelarutan  Hasil penelitian ini dapat memberi
zat warna dispersi dalam air yang kontribusi untuk salah satu pabrik
didispersikan menggunakan zat tekstil dalam upaya memperbaiki
pendispersi. Ketika senyawa kualitas air proses hasil recycle
pendispersi ditambahkan kedalam air, limbahnya.
terbentuk misel zat warna. Bagian ekor
hidrofobik zat pendispesi berada di SARAN
dalam misel yang mengakibatkan zat Saran yang penulis dapat sampaikan
warna dispersI dapat larut secara yaitu dilakukan penelitian mengenai
monomolekuler sehingga memberikan pengulangan proses filtrasi hingga
kelarutan yang tinggi pada zat mencapai kejenuhan media dan
warna[20]. Namun, dengan perlakuan regenerasi media agar
keberadaan ion logam seperti Ca dan dapat digunakan berulang, lalu untuk
Mg dapat menghalangi pembentukan air proses yang digunakan untuk mesin
misel warna sehingga mengurangi boiler dengan syarat kesadahan 0°dH,
kelarutan zat warna dispersi di dalam perlu dilakukan penelitian lanjutan
air. Garam logam dapat bereaksi mengenai komposisi zeolit: arang aktif
dengan zat warna dan menghambat dan teknik adsorpsinya[13].
fiksasi zat warna pada kain di
beberapa titik. Hal inilah yang UCAPAN TERIMA KASIH
menyebabkan kerataan warna pada Ucapan terima kasih penulis
kain yang dicelup dengan sampaikan kepada CV X yang telah
menggunakan air sampel hasil mengizinkan penulis untuk
adsorpsi yang memiliki kesadahan menggunakan air recycle di CV X
3°dH lebih baik dibanding kain yang untuk penelitian ini.
16
Texere Vol.20 No.01 (2022)
e-ISSN 2774-1893

DAFTAR PUSTAKA
1. G. Editors et al., “Pineapple Peel Fibre Biocomposite: Characterisation and
Biodegradation Studies,” Chem. Eng. Trans., vol. 56, pp. 1333–1338, 2017.
2. U. Rott, “Multiple use of water in industry - The textile industry case,” J. Environ.
Sci. Heal. - Part A Toxic/Hazardous Subst. Environ. Eng., vol. 38, no. 8, pp.
1629–1639, 2003.
3. M. Chougule, “An experimental study of effect of water quality on cotton textile
wet processing,” Int. J. Res. Dev. Technol., vol. 6, no. 5, pp. 41–47, 2020.
4. K. Abeliotis et al., “Impact of water hardness on consumers’ perception of laundry
washing result in five European countries,” Int. J. Consum. Stud., vol. 39, no. 1,
pp. 60–66, 2015.
5. F. H. D. Tua, “Teknologi Pengolahan Air Sadah,” 2015. [Online]. Available:
https://www.researchgate.net/publication/287583207_Teknologi_Pengolahan_Air
_Sadah. [Accessed: 06-Sep-2021].
6. M. P. Utama, R. Kusdarwati, and A. M. Sahidu, “Pengaruh Penggunaan Filtrasi
Zeolit dan Arang Aktif terhadap Penurunan Logam Berat Timbal ( Pb ) Air
Tambak Kecamatan Jabon , Sidoarjo,” J. Mar. Coast. Sci., vol. 6, no. 1, pp. 19–
30, 2017.
7. C. Ferhan and O. zgu¨r Aktas, Activated Carbon for Water and Wastewater
Treatment, no. July. 2011.
8. E. Arsad, “Teknologi Pengolahan Dan Pemanfaatan Karbon Aktif Untuk Industri,”
J. Ris. Ind. Has. Hutan, vol. 2, no. 2, p. 43, 2010.
9. Atmono, Natalina, and A. D. Mukti, “Pengaruh Arang Aktif dan Zeolit sebagai
Media Adsorben Dalam Penurunan Kadar Logam Krom Pada Air Limbah Cair
Penyablonan Pakaian,” J. Rekayasa, Teknol. dan Sains, vol. 1, no. 1, pp. 21–27,
2017.
10. S. Solikah and B. Utami, “Perbedaan Penggunaan Adsorben dari Zeolit Alam
Teraktivasi dan Zeolit Terimmobilisasi Dithizon Untuk Penyerapan Ion Logam
Tembaga ( Cu2 + ),” Semin. Nas. Kim. dan Pendidik. Kim. VI, no. June 2014, pp.
342–354, 2014.
11. N. Ristiana, D. Astuti, and T. P. Kurniawan, “KEEFEKTIFAN KETEBALAN
KOMBINASI ZEOLIT DENGAN ARANG AKTIF DALAM MENURUNKAN KADAR
KESADAHAN AIR SUMUR DI KARANGTENGAH WERU KABUPATEN
SUKOHARJO,” J. Kesehat., vol. 2, no. 1, pp. 91–102, 2009.
A. H. Daulay, K. Manalu, and M. Masthura, “Pengaruh Kombinasi Media Filter
Karbon Aktif Dengan Zeolit Dalam Menurunkan Kadar Logam Air Sumur,”
JISTech (Journal Islam. Sci. Technol., vol. 4, no. 2, pp. 91–96, 2019.
12. U. Amna and P. Wahyuningsih, “Penerapan Sistem Filtrasi Tunggal
Menggunakan Zeolit Dan Arang Aktif dalam Upaya Penyediaan Air Bersih di
Desa Paya Bujok Seuleumak , Kota Langsa , Aceh Quimica : Jurnal Kimia Sains
dan Terapan,” vol. 1, 2019.
13. R. N. Arifah and S. Kristianingrum, “Penggunaan Campuran Arang Aktif Dengan
Zeolit Alam Untuk Adsorpsi Logam Tembaga Dan Seng,” 2015.
14. J. Wu, Modeling adsorption of organic compounds on activated carbon. 2004.
15. M. N. Rasheed and P. N. Palanisamy, “Introductory Chapter: Adsorption and Ion
Exchange Properties of Zeolites for Treatment of Polluted Water,” Intech, vol. i, p.
13, 2018.
16. R. Saputra, “PEMANFAATAN ZEOLIT SINTETIS SEBAGAI ALTERNATIF
PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI,” pp. 1–8, 2006.

17
Texere Vol.20 No.01 (2022)
e-ISSN 2774-1893

17. J. Wen, H. Dong, and G. Zeng, “Application of zeolite in removing salinity/sodicity


from wastewater: A review of mechanisms, challenges and opportunities,” J.
Clean. Prod., vol. 197, pp. 1435–1446, 2018.
18. A. Delituna, “EFFECTS OF WATER HARDNESS ON COLOR OBTAINED IN
DYEING OF POLYESTER MICROFIBER,” Int. Sci. Conf., vol. II, pp. 339–341,
2010.
19. S. Tania, S. M. M. Kabir, and M. Z. Uddi, “Effects of Resin Treatments on the
Quality of Cotton Fabric Dyed with Reactive Dye,” vol. 1, no. 127, pp. 102–107,
2018.

18

Anda mungkin juga menyukai