Makalah Ilmu Negara 5
Makalah Ilmu Negara 5
ILMU NEGARA
OLEH
2022
1
BAB I
Legitimasi Kekuasaan
2
b) Permanen : Kedaulatan hanya akan runtuh (hilang) jika negara sudah tidak
ada.
Dalam teori ini meyakinkan bahwa kekuasaan tertinggi dalam sebuah negara
berasal dari Tuhan (Theokrasi). Dasarnya diyakini dari fakta – fakta alam semesta
beserta seluruh isinya adalah ciptaan Tuhan, dan termasuk juga kedaulatan yang
dimiliki raja / pemerintah adalah pemberian dari Tuhan sendiri. Penganut teori ini
seperti Mr. De Savornin Lohman dan F.J. Stahl.
Teori ini memberikan kekuasaan penuh pada seorang raja. Raja diartikan sebagai
tugas / perwakilan yang ditunjuk langsung oleh Tuhan untuk memimpin. Oleh
karena itu, cenderung raja akan bertindak sewenang – wenang pada
pemerintahannya terhadap rakyat dan juga dapat melanggar hukum dan moral
yang berlaku di masyarakat. Tujuan dari teori ini , yaitu ingin menunjukan bahwa
seseorang raja yang telah di mandatkan dapat mensejahterakan rakyatnya tanpa
batas / terikat dari hukum dan norma – norma yang dibuat sendiri oleh manusia.
Raja hanya bertanggungjawab terhadap dirinya dan Tuhan saja. Penganut teori ini
seperti Thomas Hobbes, F.Hegel, dan Jean Bodin.
Kedaulatan sepenuhnya ada di tangan rakyat, itulah makna dari teori ini. Rakyat
memegang penuh kekuasaan untuk memajukan negaranya dengan
mempercayakannya pada sebuah badan pemerintahan. Pemerintah harus dapat
mewujudkan apa yang telah dipercayakan rakyatnya kepada mereka. Jika selama
perjalanan pemimpinan mereka tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat maka
pemerintahan tersebut akan diganti dengan yang baru. Teori ini dianut oleh John
Locke, Jean Jacques Rousseau, dan Montesquieu.
3
4. Teori Kedaulan Negara
Menurut teori ini bahwa pemerintah memiliki hak kuasa penuh dalam menguasai
seluruh kekayaan alam negara, politik, ekonomi, dan warganya. Kedaulatan milik
pemerintah. Rakyat disini sebagai objek milik negara yang harus tunduk agar
tujuan negara dapat tercapai. Negara tidak perlu tunduk pada hukum sebab hukum
dibuat oleh mereka sendiri. Dampak dari teori ini adalah munculnya kekuasaan
yang otoriter dan masa pemimpinan sangat panjang dan turun menurun (kelompok
elite). Penganut teori ini seperti George Jellinek dan Paul Laband.
Hukum sungguh berkuasa pada teori ini. Dasar teori ini menyatakan hukum
sebagai sumber kedaulatan dan menjadi kekuasaan paling tinggi di suatu negara
itu. Pemerintah, institusi, dan rakyat dalam menjalani kewajiban harus tunduk
pada hukum. Semua yang berhubungan dengan kelangsungan negara harus
melewati proses hukum. Pemerintah mendapat kekuasaan dan kewenangan
berdasarkan hukum sehingga mereka harus mempertanggungjawabkan semua
tindakan mereka sesuai dengan kontrak hukum. Selama perjalanan zaman,
terdapat dua perbedaan teori kedaulatan hukum yaitu kedaulatan hukum klasik
(murni) dan modern (luas). Teori klasik dikatakan sebagai negara 100%
berdasarkan hukum. Dianut oleh Immanuel Kany, Krabbe, dan Leon Duguit.
Sedangkan terori modern yaitu diartikan sebagai negara hukum material atau bisa
dikatakan sebagai negara kesejahteraan (Welfare State) dimana negara akan
berdampingan dengan hukum untuk mensejahterakan rakyatnya (sedikit fleksibel
dalam arti positif).
4
dengan tidak ada kecuali”. Hal itu bermakna bahwa setiap warga negara yang ada
di wilayah negara kita kedudukann sama di dalam hukum, jika melanggar hukum
siapapun akan mendapatkan sanksi (penjara / denda).