Anda di halaman 1dari 19

ALTERASI HIDROTERMAL

DI SISTEM PANASBUMI
Adalah proses ubahan oleh adanya interaksi antara larutan hidrotermal
dengan batuan samping, menghasilkan mineral ubahan

Proses ubahan : proses replacement, leaching (pelarutan) dan


pengendapan mineral (pengisisan)

Dampak pada batuan : perubahan kimia, fisika dan mineral

1. Perubahan Kimia :
perubahan kimiawi dari fluida sehingga secara kimia terjadi
penambaha unsur atau pengurangan unsur Oleh proses
replacement, leaching (pelarutan) dan pengendapan mineral

2. Perubahan fisik
a. Densitas
Densitas meningkat  silisifikasi
Densitas menurun  leaching
b. Porositas dan permeabilitas
Leaching  porositas / permeabilitas
Porositas (  densitas )

c. Magnetic Properties
* Batu gunungapi umumnya mengandung sedikit magnetik dan
atau titano magnetit, yang dapat menimbulkan kemagnetan.
* Beberapa lapisan pabum mengandung “less-magnetic mineral”
seperti hematit, pirit, leucoxene, titanit. Hal ini menyebabkan
batuan reservoar menjadi “de-magnetised”

d. Resistivity
Konduktivitas batuan reservoar dipengaruhi oleh :
* konsentrasi elektrolit air panas yang dikembangkannya.
* Kehadiran mineral clay & zeolit di dalam matrik
* Hadir mineral lempung seperi : kaolin (kaolinit, haloisit,
metahaolisit, dickit) Ca – monmorila ( smectit), ilit (K-mica), klorit.

(Mineral clay merupakan mineral hidrasi, dimana tergantung pada


temperatur dan komposisi fluida (pH).
3. Perubahan Mineral
* Pengendapan langsung
Mineral ubahan / sekunder yang diendapkan secara langsung dari
larutan hidrotermal pada kekar, sesar, bidang ketidakselarasan,
pori-pori, vug.
- Kuarsa, kalsit dan anhidrit dapat diendapkan pada urat, vug.
- Kalsit, aragonit & silika dapat diendapkan pada pipa bor
sebagai scaling

* Replacement
Mineral primer dapat direplace menjadi mineral baru.
Mineral alterasi
Karbonat : kalsit, aragonit, siderit
Sulfat : anhidrit, alunit, natroalunit, barit
Sulfida : pirit, pirotrit, markasit, sfalerit, galena, kalkopirit
Oksida : hematif, magnetik, leukosen, diaspor
Pospat : apatit
Halit : fluorit
Silicates – Ortho - & Ring : Titanit, garnetm epidot.
Silicate – sheet : ilit, biotit, pirofilit, klorit, group kaolin,
montmorilonit, prehnite.
Silicate – framework : adularia, albit, kuarsa, kristobalit, laumontit, wairakit.
 Intensitas alterasi : Prosentase mineral ubahan terhadap batuan,
dibedakan atas :
- Batuan tak terubah
- Batuan terubah lemah
- Batuan terubah sedang
- Batuan terubah kuat
- Batuan terubah sangat kuat

 Tingkat/range alterasi :Identifikasi mineral ubahan yang


didasarkan pada kondisi bawah permukaan, menunjukan kondisi
tertentu.
Misal tingkat alterasi petunjuk tempertaur tinggi atau permeabilitas
tinggi
Miineral
AlterationAlterasi pada
mineralogy berbagai
at different temperatur
temperatures

50°C Thermal Alteration starts

100°C Thermal Alteration prominent

Smectite Zeolites Dominant

200°C
Smectite Zeolites disappear
S - Ch Mixed layered clay
230°C
250°C Chlorite

Chlorite Epidote Dominant


Kegunaan Mineral Altrasi Dalam Geotermal

a. Petunjuk temperatur
yaitu mineral yang memiliki struktur (OH) atau n-H2O, seperti :
mineral lempung, zeolit, prehnit, amfibo, wairakit, dll
 Group Kaolin
Merupakan kondisi air asam dengan mengendapkan kaolin.
Perubahan menjadi kaolinit dan halosit yang terjadi pada
temperatur dibawah 120º C.M

 Group Klorit
Sangat umum di lapangan pabum dan tersebar luas, kisaran
temperaturnya, perselingan klorit dapat mengindikasikan
temperature antara 200º C dan 270º C.

 Monmorilonit, ilit dan perselingan ilit – monmorilonit


Monmorilonit stabil pada temperature sekitar 1400 C dan ilit
diatas 220º C, perselingan ilit monmorilant tersaji pada Tabel
3.1
 Mineral potasium silikat
Biotit, merupakan mineral penunjuk temperature berkisar 220o
C (di Ngawha) dan > 325o C di Cerro Prieto.

 Mineral Calk – silicates dan hubungannya


dengan mineral lain
Formasi mineral zeolit dapat dipergunakan sebagai mineral
temperature sangat baik. Kisaran temp dari temp rendah
(<110º C) – temp tinggi (> 220º C), seperti epidot, prehnit,
wairakit, dll.

b. Petunjuk Permeabititas
Yaitu mineral adularia dan albit dengan rank dari rendah ke
tinggi) adalah : Andesin primer –Albit- Albit dan adularia- Adularia

Dari komposisi kimia dapat dilihat dari rasio konsentrasi potasium


(adularia) dengan sodik (albit) :
- K2O/Na2 O = > 4 = Permeabilitas Tinggi
- K2O/Na2 0 = 0.5-4 = Permeabilitas Sedang
- K2O/Na2O = < 0.5 = Permeabilitas Rendah
c. Petunjuk Kondisi Boiling
Kondisi boiling merupakan perubahan kondisi satu fase
menjadi dua fase (air dan uap) dengan komposisi fluida
mendekati netral alkali chlorida. Akibatnya CO2 terlepas atau
menguap dari fluida, sehingga kalsit dapat diendapkan dan
fluida sisa menjadi lebih alkalin.
Reaksi :
Ca2 + 2HCO3 ==== CaCO3 + CO2 + H2O

Indikasi proses boiling


 Dijumpai urat adularia yang terbentuk akibat fluida
menjadi lebih alkalin

 Pengendapan kristal kalsit (bladed morfologi), akibat


hilangnya CO2

 Dijumpai kuarsa akibat fluida mengalami pendinginan

 Dijumpai hematit akibat oksidasi

 Dari analisa Inklusi fluida pada mineral : tekstur/jenis


fluidanya mono/befase
JENIS ALTERASI PADA BEBERAPA JENIS FLUIDA

1. Alterasi Fluida Klorida


Alterasi yang umum ditemukan adalah Argillic-propylitic
Mineral yang sering ditemukan adalah: silika, albite-adularia, illite, chloride,
epidote, zeolite, calcite, pyrite, pyrrhotite dan base metal sulphide.

2. Alterasi Asam sulfat


Alterasi yang biasa ditemukan adalah advance argillic,
dengan kaolinite, halloysite, cristobalite dan alunite sebagai diagnostik mineral.
Silica residu umum ditemukan sebagai hasil dari acid fluid activity (leach) dan
ini beda dengan silika sinter yang dihasilkan sebagai proses pengendapan
bukan sebagai proses alterasi.

2. Alterasi Bikarbonat
Alterasi umumnya argillic (kaoline, montmorillonite) dan mordinite, minor calcite
dan silisifikasi. Endapan mineral yang sering ditemukan adalah travertine
Mineral Alterasi Mempengaruhi sifat fisik/Resistivity Batuan)
Nesjavellir
400 -

NJ-11
m a.s.l.

NG-10
NG-7
200 -

50
0-
100

- 200 - 150
200

- 400 - 250

- 600 -

0 500 1000 1500 2000 m


Resistivity Alteration
200 Temperature°C
> 25 m Unaltered rocks
10 - 25 m Smectite - zeolite zone
Mixed layered clay zone
2 - 10 m low resistivity cap
Chlorite zone
High resistivity core Chlorite-epidote zone
Krafla

KJ-20

KJ-16
KJ-19

KJ-18
KJ-15
KG-10
KG-8 Caldera
rim
500 _
m a.s.l

200

_ TEM sounding
0
250 Temperature °C

Resistivity
_ > 100 m
- 500
10 - 100 m
1 - 6 m low resistivity cap
l

High resistivity core


250 Alteration
- 1000 _
Unaltered rocks
300 Smectite - zeolite zone
Mixed layered clay zone
Chlorite zone
Chlorite-epidote zone
- 1500 _ l l l l l
0 1000 2000 3000 4000 5000m
SVARTSENGI
Well SJ-18

on
c ti

es

sg
se

on

d in
so by
nz
al
m)

un
m y
r
gi c

TE nea
fr o st ivi t
ti o
( Resistivity log (Wm)
pth

olo

era

M
si
Ge
De

1000  m

Re
Alt
0.1 1 10 100
0 > 2000
6-8
4-5

10-20

Lithology
500 1-2
Fine-medium grained basalt
Medium-coarse grained basalt

15 Basaltic breccia
Basaltic tuff
1000
No data

Alteration
Unaltered zone
Smectite-zeolite zone
Mixed-layered zone
1500
Chlorite zone
Chlorite-epidote zone
Epidote-amphibolite zone
A S A L -4 T E M -s o u n d i n g D J -1 1
0-
Re s i s t i v i t y
100 - > 26 0  m > 2 60  m
200 - 1 . 5 - 2 .3  m
2.3  m
30 0 - W A TE R T A B L E 2 .6  m
40 0 - 1.5  m
A l t e r a ti o n
50 0 - 1 0 0 °C
S m e c t i te - z e o l i t e
Depth (m)

60 0 - 1 5 0 °C zo n e

70 0 - 2 0 0 °C M ix e d l a y e r e d c l a y
zo n e
80 0 - 2 5 0 °C 2 .6  m
90 0 - C h l o r it e z o n e

1 000 - C h l o r it e - e p id o t e
110 0 - zo n e

12 00 - Te m p e rat u r e
10 0 ° C
1300 -
Resistivity Structure summarised
ALTERATION RESISTIVITY TEMPERATURE

Saline Fresh
water water
Boiling
50-100°C curve
Pore fluid
conduction

Amb. Mineral
temp
conduction
230-250°C

250-300°C
Rel. unaltered
Smectite- zeolite zone
Mixed layer clay zone
Chlorite zone
Chlorite-epidote zone

Anda mungkin juga menyukai