LANDASAN
TEORI
TIPE ENDAPAN EPITHERMAL :
- Kedalaman
km
SISTEM HIDROTHERMAL
PENYEBARAN ALTERASI
SULFIDA RENDAH (LS)
LOW SULPHIDATION
Buchanan/Morrison/Corbett & Leach
PENYEBARAN ALTERASI
SULFIDA TINGGI (HS)
PENYEBARAN ALTERASI
SULFIDA TINGGI (HS)
Kaolinite
Cristobalite-alunite
Kaolinite
Paleosurface
0 m
Chlorite
Illite-smectite
Quartz-kaolinite
Quartz-alunite
200
BENTUK ENDAPAN
_______________________________________________________
SULFIDA RENDAH
SULFIDA TINGGI
_______________________________________________________
(Adularia-Serisite)
Acid Sulfat)
Vein
Dominan open-space
Massive bodies
Sedikit
Disseminated Ore
Sedikit
Replacement Ore
Sedikit
Stockwork Ore
Umum
Sedikit, lokal
Dominan
Dominan
Umum
Sedikit
INDIKASI GEOKIMIA
_______________________________________________________
SULFIDA RENDAH
SULFIDA TINGGI
_______________________________________________________________________
___
ANOMALI
TINGGI
ANOMALI
RENDAH
K, Zn, Ag/Au
GEYSER
ENDAPAN GEYSERIT
CHAMPAGNE POOL
ENDAPAN
SINTER
TEKSTUR-TEKSTUR
SULFIDA TINGGI
VUGGY SILICA
Kaolinite
Cristobalite-alunite
Kaolinite
Paleosurface
0m
Paleo-water table
Vuggy quartz
Vuggy Silica
+silicification
Au-Ag ore
Chlorite
Illite-smectite
Quartz-kaolinite
Quartz-alunite
200
Massive Silica
ADVANCED
ARGILLIC
Kaolinite
Cristobalite-alunite
Kaolinite
Paleosurface
0m
Paleo-water table
Vuggy quartz
+silicification
Au-Ag ore
Chlorite
Illite-smectite
Quartz-kaolinite
Quartz-alunite
200
TEKSTUR-TEKSTUR
SULFIDA RENDAH
TEKSTUR-TEKSTUR KUARSA
Petunjuk posisi dan proses dalam
Sistem Sulfida Rendah (LS)
Tekstur Primer (selama pertumbuhan)
chalcedonic, saccharoidal,comb,zoned crystals, colloform, crustiform
TEKSTUR-TEKSTUR KUARSA
Petunjuk posisi dan proses dalam
Sistem Sulfida Rendah (LS)
Silika Amorf/Amorphous Silica
Kekurangan struktur kristal
Kristal Crystalline
Menjarum/Needle
Prismatic
Equant
Slide 1
Champagne Pool
Amorphous silica /mineralised ooze
80 ppm Au
175 ppm Ag
2%As
2%Sb
320 ppm Tl
170 ppm Hg
Broadlands Geothermal
broad_geotherm.ppt
Sinter - Waiotapu NZ
Chalcedonic silica
Gwenivere Hg Mine (Ivanhoe)
Chalcedonic silica
Indicative of boiling
Indicative of boiling
Faure et al 2002
Victoria Lepanto
Comb Quartz - crustiform banded
Temperature Overlap
Quartz and Chalcedony
Studi Kasus
MODEL ENDAPAN EMASPERAK EPITERMAL PONGKOR,
JAWA BARAT
PENDAHULUAN
Emas diperkirakan mempunyai mobilitas yang rendah dan tidak
mudah larut dibanding dengan perak; dan dianggap lebih
stationary dibanding dengan tembaga dan seng (Lindgren, 1933,
Webster dan Mann, 1984, Samama, 1986, Guilbert dan Park,
1986, Zeagers, 1993, Krauskopf dan Bird, 1995).
Menurut peneliti-peneliti tersebut emas terdapat dalam pirit,
kalkopirit, arsenopirit, dan sulfida lainnya dan tidak mudah larut,
meski secara teori dan eksperimen yang telah dilakukan, emas
terbukti dapat larut dan mobile dalam bentuk kompleks klorida
(AuCl-), kompleks thiosulfat Au(S2O3)2-3, kompleks sianida (AuCN-)
dll.
Pengayaan supergen yang terjadi pada endapan emas-perak
Pongkor, Indonesia, Wau, Papua New Guinea (Webster dan Mann,
1984), dan Cripple Creek, Colorado, USA (Lindgren, 1933),
menunjukkan bahwa emas dan perak dapat larut oleh air
meteorik yang bereaksi dengan sulfida yang mengandung emas
dan perak.
GEOLOGI
Endapan epitermal Pongkor terdiri atas sistem urat yang
sejajar dengan struktur penyertanya dalam batuan volkanik
Miosen-Pliosen. Batuan tersebut diperkirakan terkait erat
dengan pembentukan fluida hidrotermal. Fluida hidrotermal ini
telah mengisi rekahan-rekahan dan membentuk urat-urat
yang mengandung emas dan perak.
Urat-urat utama di Pongkor mempunyai jurus baratlauttenggara dan utara-selatan dengan kemiringan rata-rata 750
ke arah timur-laut yang meliputi urat Kubang Cicau, Ciurug,
Cadas Copong, dan Pamoyanan dan ke arah barat meliputi
Ciguha, Pasir Jawa, Gn. Goong, dan Gudang Handak.
Ketebalan urat bervariasi dari 1 m sampai 24 m (Ciurug).
Urat-urat ini menerobos semua batuan kecuali batuan volkanik
Kuarter yaitu batuan lava dasit.
MINERALOGI HIPOGEN
Mineral bijih hipogen yang ditemukan pada sistem urat Pongkor
antara lain adalah elektrum, emas, perak sulfida, pirit, kalkopirit,
sfalerit, dan galena. Elektrum ditemukan sebagai butiran yang
terpisah dengan ukuran 20 sampai 50 m sebagai inklusi dalam
kuarsa. Elektrum juga ditemukan sebagai inklusi dalam pirit dengan
bentuk memanjang dan bulat.
Au
el
Au
pr
pr
50 m
50 m
50 m
Mineralogi
hipogen
Perak sulfida ditemukan adalah akantit (Ag S) dan pearsit
2
MODEL MINERALISASI
Model mineralisasi Pongkor tergolong dalam endapan epitermal
sulfidasi rendah/kuarsa-adularia, dengan komposisi urat kuarsa,
karbonat, serta adularia kaya dengan Au dan Ag.
Pengayaan hipogen emas dan perak pada urat diperkirakan terjadi
akibat pendidihan (boiling) dan percampuran fluida saat terjadi
sirkulasi air panas. Indikator pendidihan di Pongkor adalah kalsit
bertekstur bladed diganti oleh silika, adanya kalsit lattice dengan
pseudomorf kuarsa dalam urat, ditemukannya adularia, serta adanya
lapisan kuarsa bertekstur krustiform-koloform dan kalsit masif pada
urat.
Konsekuensi pendidihan tersebut adalah hilangnya H2S dan senyawa
volatile lainnya, penambahan pH, oksidasi, dan pendinginan.
Penambahan pH akibat pendidihan menghasilkan pengendapan kalsit
dan adularia yang berlapis dengan kuarsa dan mineral lainnya. Akibat
kehilangan bisulfida dan terjadinya oksidasi akan mengakibatkan
pengendapan elektrum pada pirit. Percampuran fluida terjadi saat air
klorida dari dalam bercampur dengan air meteorik yang bereaksi
dengan batuan subvolkanik andesit dan batuan piroklastik.
Saat effek pendinginan dari pendidihan atau percampuran fluida,
silika dapat mengental dan gel silika ini dapat mengikat emas saat
mengkristal dalam urat, demikian hingga emas hipogen didapat
sebagai butir dalam kuarsa (Corbet 1993). Silika koloida ini
PENGAYAAN SUPERGEN
PROSES PELARUTAN DAN PELINDIAN
EMAS-PERAK
Pengayaan emas dan perak supergen di Pongkor berawal dari
oksidasi pirit, mineral sulfida yang mengandung elektrum dan/atau
emas. Perkolasi air meteorik dalam badan bijih berlangsung melalui
rekahan (pada kuarsa) yang terjadi akibat pelindian alkali tanah
menghasilkan butir-butir halus lempung dan silika dari adularia dan
kuarsa. Sehingga kuarsa yang kaya sulfida (pirit) menghasilkan
sulfat akibat reaksi pirit dengan air meteorik.
goe
goe
50m
50m
goetit menggantikan
pirit secara bertahap
membentuk ekstur
rimming
goe
goe
60m
Au
60m
Au
50 m
50 m
Ag
Ag
ac
100m
100m
Lapisan lempung
mengganti adularia
Kuarsa abu-abu
terbreksiasi
DISTRIBUSI KADAR
Zona pengayaan
supergen pongkor
lempung (Kaolin)
MnO2
oksidasi sulfida
Fe(SO4)3
pelarutan Au & Ag
pelindian Au & Ag
oleh thiosulfat
pengendapan kembali
Au & Ag
lempung
(montmorilonit)
kovelit &
kalkosit
menganti
kalkopirit
&pirit
700
Zone primer
(epitermal)
Sulfida,
elektrum
emas, perak
sulfida
600
Stockwork
(pengisian veinlet
dalam cavity di
breksi andesit)
500
kadar tidak
diketahui
pelindian Au & Ag
ole thiosulfat
permukaan sekarang
700
487,05 ppm Ag
58,1 ppm Ag
49,43 ppm Au
pengayaan supergen
terbatas pada urat bijih
(proses supergen paleo atas dan proses supergen
sekarang - bawah),
4,8 ppm Au
sulfida,
elektrum,
emas, perak,
perak sulfida
500
Keterangan
pengayaan supergen
Au & Ag
Lapisan MnO2
limonitisasi
487,05 ppm Ag
Zone Pengayaan
Supergen Sekarang
pengendapan kembali
Au & Ag
600
Zone pengayaan
supergen paleo
lempung
(montmorilonit
kaolin)
Stockwork
(pengisian veinlet
dalam cavity di
breksi andesit)
Lempung (kaolin
supergen)
kuarsa sulfida
karbonat
Masif kuarsa
karbonat
adularia, kuarsa
kalsit
Zona pengayaan
supergen
pongkor
49,43 ppm Au
Erosi
800
Zone primer
(epitermal)
800
Zone pengayaan
supergen paleo
goethit
Zone Oksidasi
paleo
permukaan paleo
900
4,8 ppm Au
58,1 ppm Ag
batuan
piroklastik
Mobile Metal
Ionmendeteksi
(MMI)
MMI
unsur mobile
x
x
x
x
x
Mobile Metal
Ion (MMI)
Conto dari bagian footwall, yang hampir semua berada pada
morfologi yang datar, menunjukkan anomali response ratio Au
dan Ag yang teratur dan mempunyai pola yang jelas. Anomali di
bagian footwall terjadi akibat pergerakan mobile metal ion ke arah
atas kemiringan urat Ciurug. Karena morfologi yang datar, ion Au
dan Ag lebih stabil di bagian footwall dan tahan lama pada tanah
penutup, maka analisa MMI menunjukkan anomali yang tinggi di
bagian ini.
Anomali response ratio MMI Au dan Ag pada conto-conto bagian
footwall ini dapat dipakai untuk mengetahui panjang jurus urat
Ciurug, yang dilakukan dengan mengikuti jejak anomali, sehingga
didapat letak singkapan urat di permukaan yang akurat dan
dengan metode ini urat Ciurug masih menerus sampai 984,84 m.
Anomali MMI ini berasal dari urat bijih Ciurug yang memanjang ke
arah baratlaut-tenggara, dan menunjukkan urat Ciurug masih
berkadar tinggi di bagian utara jurus.
Ekstensi
permukaan
urat Ciurug
dibuat dengan
mengikuti
jejak anomali
response ratio
MMI Au dan
Ag di bagian
footwall,
DI903E
DI902E
DI901E
DI804E
DI900
DI901W
DI803E
DI802E
DI902W
Profile 9
8500
DI704E
DI801E
DI800
DI801W
DI703E
DI702E
DI701E
DI802W
Profile 8
DI604E
DI700
DI701W
DI603E
DI702W
DI602E
DI601E
Profile 7
DI504E
DI600
DI601W
DI503E
DI602W
DI502E
DI501E
Profile 6
DI404E
DI500
DI403E
DI501W
DI402E
DI502W
DI400
DI401W
DI303E
DI302E
DI402W
Profile 4
DI300
DI302W
CAMP
DI301E
DI204E
DI301W
DI203E
Profile 3
8000
DI202E
DI201W
DI202W
Profile 2
DI101W
DI102W
DI200
DI201E
725
Profile 5
DI401E
DI104E
DI103E
DI102E
CURB I
DI101E
DI100
Profile 1
9000
9500
10000
dilihat dari
hasil anomali
profil 9, urat
Ciurug
mempunyai
potensi untuk
menerus ke
arah utara
KESIMPULAN
1. Pengkayaan emas-perak di urat-urat Pongkor, dikontrol oleh morfologi,
kedalaman muka air tanah, distribusi mineral sulfida primer, komposisi urat,
silisifikasi, dan tingkat konsentrasi MnO2.
2. Akibat pengkayaan supergen paleo, kadar primer Pongkor telah diperkaya
menjadi zone bonanza, sampai kadar maksimum 706,08 g/t Au dan 10.189,9
g/t Ag. Pengkayaan emas-perak supergen paleo mempunyai kadar rata-rata
47 g/t Au dengan distribusi kadar >30 g/t Au terletak dekat permukaan
(Kubang Cicau).
3. Akibat erosi yang tinggi dan pengangkatan lokal di daerah Pongkor,
pengkayaan supergen paleo menempati zone oksidasi dekat permukkan
sekarang.
4. Proses supergen masih berlangsung pada badan bijih Pongkor, akan tetapi
akibat terbentuknya lapisan-lapisan mangan oksida dan limonitisasi yang
kuat, kondisi kimia zone oksidasi tidak memungkinkan terjadinya pelindian
emas dan perak sampai bawah muka air tanah, maka pada zone supergen
sekarang tidak banyak ditemukan pengkayaan emas-perak supergen.
5. Hasil survey MMI di Ciurug memperlihatkan bahwa urat bijih Ciurug masih
menerus ke arah utara jurus urat dengan kandungan kadar yang sama
dengan bagian selatan Ciurug, maka disarankan dilakukan eksplorasi lanjut.
Terima kasih