COVER
CAPAIAN PEMBELAJARAN
MODUL AJAR
A. IDENTITAS DAN INFORMASI UMUM
B. KOMPETENSI INTI
1. Pertemuan ke 1
2. Pertemuan ke 2
3. Pertemuan ke 3 - 4
4. Pertemuan ke 5
C. LAMPIRAN
1. Lembar Kerja
2. Bahan Bacaan
3. Asesmen
4. Glosarium
5. Daftar Pustaka
6. Lampiran-Lampiran
a. Jobsheet
b. Lembar Penilaian Proses
c. Lembar Penilaian Produk
Pemahaman Bermakna : Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas
(berkaitan dengan kompetensi yang dalam proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan
keahlian atau produk yang menggunakan mata potong pahat (tools) sebagai alat untuk
dibuat atau kehidupan sehati-
menyayat benda kerja.
hari)
Pertanyaan Pemantik : Pernahkah anda mengerjakan suatu pada benda hingga menjadi
bentuk: Silinder, radius, alur dan ulir
Model Pembelajaran : Discovery Based Learning dan Project Based Learning
Kegiatan Pembelajaran : Pembubutan muka dan pembubutan rata .
✓ Remidial di berikan kepada siswa yang belum memenuhi KKTP dengan cara memberikan
variasi pembelajaran yang berbeda atau dengan memanfaatkan tutor sebaya yang dapat
mendampingi dan membantu peserta didik yang harus melakukan remidial. 5
- Formatif :
- Sumatif :
https://docplayer.info/72365181-Poros-bertingkat-pahat-bubut-rata-pahat-bubut-facing-
pahat-alur-a- tujuan-adapun-tujuan-dari-pembuatan-poros-bertingkat-ini-yaitu.html
Asesmen Awal :
Glosarium :
Mesin bubut standar adalah merupakan jenis mesin yang paling banyak digunakan pada
bengkel-bengkel pemesinan baik itu di industri manufaktur, lembaga pendidikan kejuruan dan
lembaga dikat atau pelatihan.
Alat Potong pada mesin bubut adalah berfungsi untuk menyayat/ memotong benda kerja sesuai
dengan tuntutan bentuk dan ukuran pada gambar kerja
Parameter Pemotongan pada mesin bubut adalah informasi berupa dasar-dasar perhitungan,
rumus dan tabel-tabel yang medasari teknologi proses pemotongan/penyayatan pada mesin bubut
diantaranya. Parameter pemotongan pada mesin bubut meliputi: kecepatan potong (Cutting speed
- Cs), kecepatan putaran mesin (Revolotion Permenit - Rpm), kecepatan pemakanan (Feed – F)
dan waktu proses pemesinannya.
Teknik Pembubutan adalah bagaimana cara melakukan berbagai macam proses pembubutan
yang dilakukan dengan menggunakan prosedur dan tata cara yang dibenarkan oleh dasar-dasar
teori pendukung yang disertai penerapan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L),
pada saat melaksanakan proses pembubutan. Banyak teknik-teknik pembubutan yang harus
diterapakan dalam proses pembubutan diantaranya, bagaimana teknik pemasangan pahat bubut,
mertakan permukaan, membuat lubang senter, membubut lurus, mengalur, mengulir, memotong,
menchamper, mengkertel dll.
6
Daftar Pustaka :
Wirawan Sumbodo dkk, (2008).Teknik Produksi Mesin Industri jilid II. Direktorat Pembinaan
Pertemuan ke : 2 (6 JP x @ 45 menit)
Tujuan Pembelajaran : 2.4 Memahami pembubutan untuk jenis pekerjaan tertentu.
Kriteria Ketercapaian : 1. Melakukan pembubutan muka dengan baik dan benar
Tujuan Pembelajaran 2. Melakukan pembubutan rata dengan baik dan benar
Pemahaman Bermakna : Agar terhindar dari kesalahan dalam penggunaan mesin bubut
(berkaitan dengan kompetensi konvensional maka pahami terlebih dahulu langkah-langkah
keahlian atau produk yang penggunaan atau instruksi kerjanya.
dibuat atau kehidupan sehati-
hari)
Pertanyaan Pemantik : Pernahkah anda melihat atau membaca instruksi kerja (SOP) yang
ditulis pada jobsheet ?
Model pembelajaran : Discovery Based Learning dan Project Based Learning
Kegiatan Pembelajaran : pembubutan muka, pembubutan rata (POROS BERTINGKAT)
Kegiatan Pendahuluan: (15 menit)
- Guru dan peserta didik memulai dengan berdoa bersama.
- Guru menyapa dan memeriksa kehadiran peserta didik.
- Guru memberikan motivasi dan informasi awal pentingnya materi saat ini
Kegiatan Inti: (225 menit)
- Kegiatan 1 : Stimulation (Pemberian Rangsangan) :
Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil kemudian diminta untuk membaca dan mengamati
bahan bacaan tentang gambar kerja dan langkah kerja (work sheet) untuk pengerjaan pada
mesin bubut konvensional.
✓ Remidial di berikan kepada siswa yang belum memenuhi KKTP dengan cara memberikan
variasi pembelajaran yang berbeda atau dengan memanfaatkan tutor sebaya yang dapat
mendampingi dan membantu peserta didik yang harus melakukan remidial.
Pertemuan ke : 3 - 4 (6 JP x @ 45 menit)
Tujuan Pembelajaran : 2.4 Memahami pembubutan untuk jenis pekerjaan tertentu.
Kriteria Ketercapaian : 1. Melakukan pembubutan muka dengan baik dan benar
Tujuan Pembelajaran 2. Melakukan pembubutan rata dengan baik dan benar
Pemahaman Bermakna : Agar terhindar dari kesalahan dalam penggunaan mesin bubut 8
(berkaitan dengan kompetensi konvensional maka pahami terlebih dahulu langkah-langkah
keahlian atau produk yang penggunaan atau instruksi kerjanya.
dibuat atau kehidupan sehati-
hari)
Pertemuan ke : 5 (6 JP x @ 45 menit)
Kegiatan Pendahuluan: (15 menit)
- Guru dan peserta didik memulai dengan berdoa bersama.
- Guru menyapa dan memeriksa kehadiran peserta didik.
- Guru memberikan motivasi dan informasi awal pentingnya materi saat ini
Kegiatan Inti: (225 menit)
- Kegiatan 1 : Stimulation (Pemberian Rangsangan) :
Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil kemudian diminta untuk mengamati tentang
langkah kerja membuat POROS BERTINGKAT pada mesin bubut konvensional dalam bentuk
demonstrasi serta bimbingan praktik.
✓ Remidial di berikan kepada siswa yang belum memenuhi KKTP dengan cara memberikan
variasi pembelajaran yang berbeda atau dengan memanfaatkan tutor sebaya yang dapat
mendampingi dan membantu peserta didik yang harus melakukan remidial.
1. Gambar Kerja
2. Instrument penilaian
Bahan Bacaan (handout, acuan standarisasi; link video, dll) :
https://docplayer.info/72365181-Poros-bertingkat-pahat-bubut-rata-pahat-bubut-facing-
pahat-alur-a- tujuan-adapun-tujuan-dari-pembuatan-poros-bertingkat-ini-yaitu.html
Glosarium :
Mesin Bubut Konvensional : salah satu jenis mesin yang paling banyak digunakan pada
bengkel-bengkel pemesinan baik itu industri manufaktur, lembaga pendidikan kejuruan dan
lembaga dikat atau pelatihan.
Job sheet : gambar dan proses langkah kerja dari suatu benda kerja yang akan diproduksi
Daftar Pustaka :
Link : http://repositori.kemdikbud.go.id/10148/1/TEKNIK-PEMESINAN-BUBUT-1-XI-3.pdf
Link : http://mesinnews.blogspot.com/2015/02/langkah-kerja-membubut-poros-bertingkat.html
Link : https://docplayer.info/72365181-Poros-bertingkat-pahat-bubut-rata-pahat-bubut-facing-
pahat-alur-a- tujuan-adapun-tujuan-dari-pembuatan-poros-bertingkat-ini-yaitu.html
Link : : https://www.youtube.com/watch?v=_lpvNibkfC8
12
13
Nama : ……………………….
Kelas / No. Absensi : ……………………….
Hari / tanggal : ……………………….
Asesmen Guru : ……………………….
No . Soal Jawaban
14
3 Alat ukur presisi apa saja yang digunakan untuk mengukur benda kerja dalam membubut
rata adalah : Jangka sorong dan micrometer
15
Penilaian :
Nilai Total = Jumlah Benar x 5
= 20 x 5
= 100
Pilihlah jawaban yang paling tepat di antara a, b, c, d atau e yang sesuai dengan
pertanyaan sebelumnya dari tiap nomor dengan cara memberi tanda silang
1. Jenis mesin bubut yang paling banyak digunakan pada industri adalah mesin bubut ....
a. Turret
b. sabuk
c. centre lathe
d. vertikal turning dan boring milling
e. facing lathe
2. Mesin bubut yang mempunyai alas mesin pendek, digunakan membubut benda
berdiameter besar adalah mesin bubut
a. Bangku
b. Kursi
c. Standar
d. Ringan
e. kepala
5. Bagian terpentmg pada mesin bubut yang mempunyai fungsi memutarkan benda kerja
dan tempat transmisi putaran adalah
a. kepala lepas
b. tuas kecepatan
c. kepala tetap
d. eretan
e. meja
6. Bagian mesin bubut yang berfungsi sebagai tempat dudukan kepala lepas, eretan.dan
penyangga adalah
a. kepala tetap
b. tail stock
c. eretan
d. bed mesin
e. lead screw
8. Jika diketahui jumlah putaran mesin adalah 500 put/mnt. feeding rate untuk pengerjaan
bahan aluminium pada tabel menunjukkan angka 0,15, maka kecepatan pemakanan
adalah ... mm/menit.
a. 1.5
b. 7.5
c. 15
d. 45
e. 75
18
10. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pahat bubut, kecuali ...
a. frekuensi penggunaan
b. harga mahal
c. bahan/material benda kerja
d. kecepatan potong
e. kualitas permukaan yag bagus
19
Nama : ……………………….
Kelas / No. Absensi : ……………………….
Hari / tanggal : ……………………….
Asesmen Guru : ……………………….
No . Soal Jawaban
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
20
Penilaian :
Nilai Total = Jumlah Benar x 10
= 10 x 10
= 100
21
22
Nama : ……………………….
Kelas / No. Absensi : ……………………….
Hari / tanggal : ……………………….
Asesmen Guru : ……………………….
No . Soal Jawaban
23
24
5 SCORE MAKSIMAL : 25
Penilaian :
Nilai Total = Jumlah Benar x 4
= 25 x 4
= 100
25
POROS BERTINGKAT
A. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :
− Mampu mengoprasikan mesin bubut secara benar.
− Mampu mebubut luar sampai halus dan rata.
− Mampu membubut lurus dan bertingkat.
− Membubut macam macam diameter.
B. Teori Dasar
1. Pertama potong benda kerja sesuai dengan panjang benda kerja yang telah
ditentukan , beri toleransi kira – kira sepanjang 5 mm
2. Ikat / Pasang benda kerja pada pencekam yang terdapat pada kepala tetap di mesin
bubut dan atur kesenteran benda kerja tersebut dengan menggunakan kepala lepas
3. Pasang pahat potong jenis rata kiri pada tool pos / rumah pahat dan atur
kesenterannya terhadap benda kerja
4. Atur kecepatan potongnya, Hidupkan saklar utama yang terdapat pada kepala tetap.
Kemudian mulailah proses pemakanan benda kerja secara perlahan – lahan dengan
ketebalan pemakanan 1,5 s/d 2,5 mm. Sebelum melakukan pemakanan sebaiknya hal
yang terlebih dahulu dilakukan adalah meratakan permukaan benda kerja atau yang
dinamakan dengan proses facing. Kemudian lakukan proses pemakanan secara
berulang – ulang sampai mendapatkan ukuran yang sudah terdapat pada jobsheet.
5. Yang harus kita ingat dalam proses pembubutan yang terlebih dahulu kita kerjakan
adalah benda kerja yang memiliki diameter yang lebih besar. Kemudian diikuti
dengan diameter yang lebih kecil begitu selanjutnya
7. Setelah selesai proses pembubutan, matikan seluruh saklar mesin. Pastikan mesin
sudah dalam keadaan tidak menyala, kemudian lepaskan benda kerja dari pencekam
diikuti dengan pelepasan pahat pada toolpos / rumah pahat
8. Terakhir yang harus dilakukan adalah bersihkan seluruh komponen mesin bubut dari
beram – beram dari hasil pembubutan serta pastikan air–air yang ada pada komponen
mesin dibersihkan atau dilap dengan kain lap.Stelah itu lumasi komponen mesin yang
saling bergesekan dengan oli agar tidak terjadi korosi / pengkaratan serta mengurangi
gesekan saat mesin digunakan
E. Kesimpulan
Dari proses pembuatan poros bertingkat diatas maka dapat disimpulkan bahwasannya
proses membubut bertingkat sama pengerjaannya dengan membubut rata hanya dalam
membubut bertingkat bermacam-macam diameter. Yang menjadi perhatian yaitu pada saat 27
membubut diperlukan konsentrasi yang tinggi agar memperoreh hasil yang maksimal.
Alat penyangga/penahan
Alat penahan benda kerja pada mesin bubut standar ada dua yaitu: penyangga
dan senter (senter tetap/mati dan senter putar). 32
Penyangga adalah salah satu alat pada mesin bubut yang digunakan untuk
menahan benda kerja yang memilki ukuran relatif panjang. Alat ini ada dua
H. Menurut Fungsi
Menurut fungsinya, pahat bubut terdapat enam jenis yaitu, pahat bubut rata,
sisi/ muka, potong, alur, champer dan ulir.
Pahat Rata
Pahat bubut jenis ini digunakan untuk membubut permukaan rata pada
bidang memanjang. Sistem kerjanya adalah dengan menggerakkan pahat
dari ujung luar benda kerja kearah cekam atau sebaliknya tergantung pahat
kanan atau kiri.
Pahat Sisi/ Muka
Pahat bubut jenis ini yang digunakan untuk membubut pada permukaan
benda kerja. Sistem kerjanya adalah dengan menggerakkan dari tengah 33
benda kerja kearah keluar atau sebaliknya tergantung dari arah putarannya.
Pahat Potong
Ilustrasi penggunaan dari berbagai jenis pahat bubut dapat dilihat pada
(Gambar 2.58).
Gambar 2.59. Ilustrasi penggunaan berbagai jenis pahat bubut standar ISO
Keterangan:
Pahat ISO 1
Pahat ISO 1 digunakan untuk proses pembubutan memanjang dengan hasil
sudut bidangnya (plane angle)sebesar 75o. Pada umumnya pahat jenis ini
digunakan untuk membubut pengasaran yang hasil sudut bidangnya tidak
memerlukan siku atau 90º.
Pahat ISO 2
Pahat ISO 2 digunakan untuk pembubutan memanjang dan melintang
(pembubutan permukaan/ facing) dengan hasil sudut bidangnya (plane angle)
sebesar 45º. Pahat jenis ini juga dapat digunakan untuk membubut champer
atau menghilangkan ujung bidang yang tajam (debured).
Pahat ISO 3
Pahat ISO 3 digunakan untuk proses pembubutan memanjang dan melintang
dengan sudut bidang samping (plane angle) sebesar 93º. Pada proses
pembubutan melintang tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil yang siku
(90º) pada sudut bidangnya, yaitu dengan cara menggerakan pahat menjahui 35
sumbu senter.
Pahat ISO 4
Pahat ISO 7
Pahat ISO 7 digunakan untuk proses pembubutan alur menuju sumbu center
dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar0º. Pahat jenis ini dapat
juga digunakan untuk memotong pada benda kerja yang memilki diameter
nominal tidak lebih dari dua kali lipat panjang mata pahatnya.
Pahat ISO 8
Pahat ISO 8 digunakan untuk proses pembesaran lubang tembus dengan
hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 75º.
Pahat ISO 9
Pahat ISO 9 digunakan untukproses pembesaran lubang tidak tembus
dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 95o.
Gambar 2.60b. Ilustrasi penggunaan berbagai jenis pahat bubut standar DIN
Keterangan:
Pahat DIN 4971
Pahat DIN 4971 fungsinya sama dengan pahat ISO 1, yaitu digunakan untuk
proses pembubutan memanjang dengan hasil sudut bidangnya (plane angle)
sebesar 75o. Pada umumnya pahat jenis ini digunakan untuk membubut
pengasaran yang hasil sudut bidangnya tidak memerlukan siku atau 90º.
Pahat DIN 4972 37
Pahat DIN 4972 fungsinya sama dengan pahat ISO 2, yaitu digunakan untuk
pembubutan memanjang dan melintang (pembubutan permukaan/ facing)
39
Besarnya sudut potong dan sudut-sudut kebebasan pahat tergantung dari jenis
bahan/material yang akan diproses pembubutan, karena akan sangat
berpengaruh terhadap hasil pemebubutan dan performa pahat. Berikut diuraikan
besaran sudut potong dan sudut-sudut kebebasan pahat bubut jenis HSS.
40
41
Tabel 2.2. Penggunaan sudut tatal dan sudut bebas pahat bubut
60º
55º
Untuk mendapatkan sudut bebas sisi samping pahat bubut ulir yang standar,
sebelum melakukan penggerindaan atau pengasahan sudut-sudut
kebebebasanya harus dihitung terlebih dahulu sesuai kisar/gang ulir yang
dibuat agar supaya mendapatkan sisi potong dan sudut kebebasan yang baik.
Sebagai ilustrasi, sebuah ulir apabila dibentangkan dari titik awalnya, maka
akan membentuk sebuah segitiga siku-siku (2.74).
44